Anda di halaman 1dari 29

TEORI BELAJAR & APLIKASINYA

by FH
Teori Kognitif dan Konstruktivisme

 Kognitif
- Wertheimer
- Kurt Koffka
- Kohler (1887-1959)

 Konstruktivisme
- John Dewey (1856-1952)
- Jean Piaget (1896-1980)
- Jerome Brunner (1915- )
OTAK MANUSIA

ardimen@yahoo.com
Wolfgang Kohler (1887-1959)

 Insight :pengamatan atau


pemahaman mendadak
thd hubungan antar bagian
di dlm suatu situasi
permasalahan.
 Insight ini sering
dihubungkan dgn
pernyataan aha.
by FH
Kohler (1925) suggested that problem
solving involves mentally combining and
recombining various elements of a problem
until a structure that solves the problem is
achieved.
EKSPERIMEN KOHLER
(a) layang-layang (diamond), (b) segiempat, (c) segitiga, (d) segidelapan
John Dewey (1856-1952)
 Belajar harus bersifat aktif,
langsung terlibat, berpusat
pada siswa (SCL = Student-
Centered Learning) dalam
konteks pengalaman sosial
 Kesadaran sosial menjadi
tujuan dari semua
pendidikan
 Guru bertindak sebagai
fasilitator
by FH
Jean Piaget (1896-1980)
 Belajar mendasari pd
pengamatan yg melibatkan
seluruh indra, menyimpan kesan
lebih lama dan menimbulkan
sensasi yang membekas pada
siswa
 Proses belajar terdiri dari 3
tahapan, yaitu asimilasi,
akomodasi, dan equilibrasi
(penyeimbangan)
 Guru memfasilitasi proses
terjadinya ketidakseimbangan
(disequilibrium)
by FH
Jerome Brunner (1915- )

Tiga tahap perkembangan kognitif anak


- Enaktif (0 – 3 tahun),
- Ikonik (3-8 tahun),
- Simbolik (>8 tahun)

Belajar : upaya membebaskan siswa


untuk belajar sendiri : discovery (belajar
dengan cara menemukan)

Kurikulum spiral pemberian materi dari


yang sederhana sampai yang kompleks

by FH
Konsep Teori Kognitif
 Siswa : pembelajar yang aktif
 Belajar : proses menemukan (insight – aha) dan memperoleh
penyelesaian masalah (problem solving)
 Guru : pendamping, teman diskusi serta fasilitator, yang
memberikan alat belajar, memanipulasi situasi dan kondisi
belajar shg siswa bisa belajar sendiri
 Kegiatan belajar : to explore, to manipulate, to experiment, to
question, and to search out answers for themselves - activity
is essential
 Fasilitas : Laboratories, workshops and technologies that
encourage interactivity such as multimedia, hypermedia and
virtual reality.
Tapi Computer software that is strictly drill and practice does
not fit in with an active discovery environment. Drill and
memorization practice, often used in language schools, do not
encourage creativity or discovery
by FH
APLIKASI TEORI KOGNITIF DAN
KONSTRUKTIVISTIK DLM PEMBELAJARAN
Tujuan pendidikan menurut teori belajar kognitif adalah :
 Menghasilkan individu atau anak yang memiliki
kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap
persoalan yang dihadapi,
 Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi
situasi yang memungkinkan pengetahuan dan
keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik.
 Latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan
melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah
dalam kehidupan sehari-hari
 Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat
menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya.
 Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan
teman yang membuat situasi yang kondusif untuk
terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta
didik. by FH
Bukan aplikasi teori kognitif

by FH
Aplikasi teori kognif : Learner at the controls

by FH
Teori Kognisi Sosial dan Humanistik

Kognisi Sosial
• Lev Vygotsky (1896-1934)
• Albert Bandura (1925 - )

Humanistik
 Abraham Maslow (1908 - 1970)
 Carl Rogers (1902- )
Lev Vygotsky (1896-1934)

 Dampak Sosial, Peer


debrieffing
 Scaffolding,
 Zone Of Proximal
Development (ZPD)

by FH
Albert Bandura

 Teori belajar sosial atau


kognitif sosial serta efikasi diri
 Modelling = peneladanan
 Eksperimen Bobo Doll
menunjukkan anak meniru
secara persis perilaku agresif
dari orang dewasa di
sekitarnya

by FH
Albert Bandura (1925 – saat ini msh hidup)

 Teori belajar sosial / kognitif


sosial
 Teori bandura : pentingnya
proses mengamati dan meniru
perilaku, sikap, dan emosi
orang lain.
 Perilaku manusia dlm konteks
interaksi timbal balik
berkesinambungan (kognitif,
perilaku, pengaruh lingkungan)

by FH
Contoh aplikasi :
- Berkunjung ke
tokoh/ahli
tertentu
(Sbg model)
- Demonstrasi
- Role playing

by FH
Abraham Maslow (1908 - 1970)
Carl Rogers (1902- )

 Experiential Learning menunjuk


pada pemenuhan kebutuhan dan
keinginan siswa
 Kualitas belajar mencakup :
keterlibatan siswa secara personal,
berinisiatif, evaluasi oleh siswa
sendiri, dan adanya efek yang
membekas pada siswa
 Dua tipe belajar :
 kognitif (kebermaknaan)
 experiential (pengalaman atau
signifikansi) by FH
Teori Belajar Humanistik
Dalam teori belajar humanistik, belajar
dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku
belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan
dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu
si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu
membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
yang unik dan membantu dalam mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
APLIKASI TEORI HUMANISTIK DLM
PEMBELAJARAN

 Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau


spirit human being yang mewarnai proses pembelajaran
dlm metode-metode yang diterapkan.
 Guru : memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna
belajar dalam kehidupan siswa.
 Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center)
yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri.
Diharapkan siswa memahami potensi diri,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan
meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif
 Proses belajar : menyenangkan dan bermakna bagi
siswa
by FH
Maslow
individu berperilaku dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis.
Pada diri masing-masing orang mempunyai
berbagai perasaan takut seperti rasa takut
untuk berusaha atau berkembang, takut untuk
mengambil kesempatan, takut membahayakan
apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi
di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan
untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan
diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan,
ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia
luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima
diri sendiri(self).
Carl Ransom Rogers
 Menurut Rogers yang terpenting dalam proses
pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan
prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar
untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal
yang tidak ada artinya.
2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi
dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti
mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian
yang bermakna bagi siswa
3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti
mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian
yang bermakna bagi siswa.
4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern
berarti belajar tentang proses.
Implikasi Teori Belajar
Humanistik
 Guru Sebagai Fasilitator
1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan
suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas
2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-
tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan
kelompok yang bersifat umum.
3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa
untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya,
sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar
yang bermakna tadi.
4. Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk
belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa
untuk membantu mencapai tujuan mereka.
5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang
fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok
kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-
sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara
yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok
7. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator
berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang
turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut
menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti
siswa yang lain.
8. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok,
perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan
juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi
yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa
9. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang
menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama
belajar
10. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus
mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan-
keterbatasannya sendiri.
Aplikasi Teori Humanistik
Terhadap Pembelajaran Siswa
Pembelajaran berdasarkan teori
humanistik ini cocok untuk diterpkan pada
materi-materi pembelajaran yang bersifat
pembentukan kepribadian, hati nurani,
perubahan sikap, dan analisis terhadap
fenomena sosial. Indikator dari
keberhasilan aplikasi ini adalah siswa
merasa senang bergairah, berinisiatif
dalam belajar dan terjadi perubahan pola
pikir, perilaku dan sikap atas kemauan
sendiri.
Prinsip - Prinsip Belajar Humanistik

 a. Manusia mempunyai cara belajar alami


 b. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan
murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
 c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi
mengenai dirinya
 d. Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya
 g. Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
 e. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil
yang mendalam
 f. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan
membiasakan untuk mawas diri
 g. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar

Anda mungkin juga menyukai