Anda di halaman 1dari 20

Kehamilan resiko tinggi :

- umur < 15 (20) tahun


- umur > 35 (40) tahun
- pendidikan & sosek rendah
- status pernikahan jelek
- primigravida
- riwayat obstetrik buruk
=abortus, infeksi, tumor, kista
=hiperemesis, eklampsi, kelainan letak janin
=gemelli, kematian janin, hidramnion
=kelainan bawaan
FAKTOR ANTENATAL
- Umur > 35 th, still birth
- Ibu : Tensi , DM, anemia, perdarahan, infeksi
- Oligohidramnion, KPD, post date / gemelli
- Ibu candu obat, cacat bawaan, asuhan antenatal (-)
- IUGR, prematuritas
FAKTOR INTRAPARTUM
- SC darurat, sungsang / kln. letak, kurang bulan
- Anestesi umum, kontraksi hipertonik, partus lama
- Ketuban pecah > 24 jam, kala II memanjang
- 4 jam sblm partus ibu menggunakan narkotika
- Amnion mgd mekonium, prolaps tali pusat,
ASFIKSIA
• Definisi : kedaan gagal berlangsungnya pernafasan
scr spontan & teratur segera stlh lahir pd BBL
• Supply O2  ok ggn. pertukaran O2 & CO2  denyut
jantung fetus / bayi   timbul ggn. perfusi
jaringan / organ vital
• Faktor penting penyebab kesakitan & kematian BBL
• Berkaitan erat dg kelainan pd masa neonatus
(sindroma ggn nafas, aspirasi mekonium, infeksi &
kejang)
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Faktor Ibu / Persalinan
a. Hipertensi (Toksemia, eklampsi)
b. Hipotensi (Plasenta previa, solutio plasenta)
c. Pend. DM, kln. Jantung, peny. Ginjal
d. Ggn. Kontraksi uterus (hipo / hiper / atonia uterus)
e. Kelainan uterus
f. Partus lama, panggul sempit / CPD
g. Persalinan Abn. (sungsang, kembar, SC)
h. Infeksi
2. Faktor Fetus / Janin

a. Kompresi tali pusat (menumbung, melilit, terpilin)


b. Ggn. Pertumbuhan dlm rahim :
- Bayi KMK / BMK, KB / LB
- IUGR
c. Mekonium stain
d. Oksigenasi dlm darah  : hemolitik
e. Depresi pernafasan bayi :
- Anestesi / analgesik
f. Kelainan bawaan : Aplasia paru, hernia diafrag-
matika, atresia sal. nafas
PERUBAHAN PATOFISIOLOGIK
Faktor penyebab  ggn. Supply & transport O2

ASFIKSIA pO2  Apnu primer


pCO2  Cyanosis
pH 
Resistensi  HR 
p. drh paru  GLIKOLISIS

Jantung Hepar
Aliran drh  
paru  As. Laktat  Glikogen 
 
Aliran drh metab. Asid.
otak  pH dlm sel otot jantung 

pH dlm sel otak  pucat
 HR 
Kerusakan sel-sel otak TD 
DIAGNOSIS
Diagnosis dini penting :
- Merencanakan resusitasi yg akan dilakukan
- Tidak hanya ditegakkan stlh bayi lahir, dapat
diketahui semasa intra uterin, dg pemeriksaan :
* DJJ
* kekeruhan air ketuban dg amnioskopi
- Pada saat persalinan pem. pH darah janin
- Stlh bayi lahir, Dx dg menggunakan APGAR score
* APGAR 1 men.: menunjukkan keadaan bayi & perlu
tidaknya tindakan resusitasi
* APGAR 5 men. : menilai keadaan neurologik
selanjutnya
NILAI APGAR 0 1 2

Appearance Biru / pucat Lbh merah Merah


Pulse - < 100 > 100
Grimace - Grk sdkt Menangis
Activity - Flexi sdkt Aktif
Resp. Effort - Lambat Menangis
Atas dasar nilai APGAR, BBL dibagi atas :

1. Vigorous baby : APGAR 7-10, sehat, tidak memer-


lukan resusitasi
2. Asfiksia sedang : APGAR 4-6, HR > 100 x/men,
tonus otot, sianosis, reflek (-)
3. Asfiksia berat : APGAR 0-3, HR < 100 x/men
Pada penderita asfiksia :

- Ggn. Pertukaran gas serta transport O2


- Berkurangnya penyediaan O2 dan kesulitan
pengeluaran CO2
- Fungsi sel tubuh dapat dipengaruhi secara
reversibel atau menetap
- Menyebabkan timbulnya komplikasi, gejala sisa,
ataupun kematian
GGn. ambilan O2 & pengeluaran CO2  asidosis

respiratorik  metabolisme anaerobik ( glikolisis


glikogen tubuh )  Terbentuk as. organik  Ggn.
keseimbangan asam basa ( asidosis metabolik )

PERUBAHAN SIRKULASI KV :
- Pe- TD
- Pe- FJ
Tahapan proses kejadian asfiksia

- Menurunnya kadar PaO2 tubuh


- Meningkatnya pCO2
- Menurunnya pH darah
- Dipakainya sumber glikogen tubuh
- Ggn. Sirkulasi darah
TINDAKAN PADA ASFIKSIA

Tujuan resusitasi : mengusahakan agar ggn. Home-


ostasis yg tjd dpt segera ditang-
gulangi shg hipoksia dpt dibatasi
Bentuk tindakan :
- Melakukan pengembangan paru
- Mempertahankan suhu tubuh
- Menghindarkan hipoglikemia
- Memperbaiki ggn. metabolisme lainnya
Prinsip utama tindakan resusitasi

- Airway ( membersihkan jalan nafas )


- Breathing ( mnegusahakan timbulnya pernafasan /
ventilasi )
- Circulation ( memperbaiki sirkulasi tubuh )
- Drug ( memberikan obat )
- Evaluation ( melakukan evaluasi thd ke-4 tindakan
yg telah dilakukan )
Berdasarkan prinsip tsb, maka pd keadaan normal

- Bayi segera dikeringkan saat lahir


- Dihangatkan
- Diletakkan di meja resusitasi dlm posisi Trendelen-
burg
- Sal. Nafas bagian atas dibersihkan dr cairan amnion,
lendir, bekuan darah & kotoran lainnya
- Bayi dirangsang dg memukul telapak kaki atau memi-
jat tendon Achilles
Resusitasi pd nilai APGAR 4-6

- Ventilasi aktif dg O2 scr intranasal atau sungkup


- Gerakan membuka / menutup nares & mulut serta
gerakan dagu ke atas dg memperhatikan gerakan
dinding toraks & abdomen
- Ventilasi dihentikan bila stlh 1-2 menit hasil ( - )
- Lakukan ventilasi paru dg tek. (+), dg 2 cara :
a. Ventilasi dr mulut ke mulut
b. Ventilasi dg menggunakan pompa resusitasi
- Tindakan dinyatakan gagal bila FJ  & tonus

otot  ASFIKSIA BERAT


- Intubasi segera dilakukan dg ETT & diberi O2 dg
tek. < 30 cm H2O
- Bila bradikardia (+), lakukan massage jantung
- Ventilasi & pemijatan dilakukan bergantian dg
perbandingan 3 kali pijat jantung, 1 kali
pemberian O2 dg tekanan
- Pemberian obat hanya dilakukan stlh bantuan ven ti

lasi & sirkulasi telah diperbaiki :


a. Asidosis : NaHCO3 do 2-4 meq / kg BB dlm glukosa
15-20% dg do 2-4 ml / kg BB
b. Infeksi sekunder : Ab profilaksis gol. Ampisilin &
aminoglikosida
c. Bradikardia : Adrenalin 1 : 10.000 dg do 0,1-0,2 ml /
kg BB
d. Kontraksi otot jantung : Ca-glukonat do 50-100 mg /
kg BB scr IV
- Bradikardi yg berlarut : beri Atropin sulfat dosis

0,01 mg / kg BB
- Asfiksia ok ibu mendapat obat narkotik selama
persalinan : beri nalokson hidroklorida (Narcan) IV /
IM dg do 0,02 mg / kg BB

Anda mungkin juga menyukai