Anda di halaman 1dari 20

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN DAN AKAR

BELUNTAS (Pluchea indica (L.)) TERHADAP SEL


KANKER KOLON WiDr

SIDANG SKRIPSI

Wanudya Atmajani
K100150049

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2018
Pendahuluan
• Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di seluruh dunia
• 8,8 juta orang di seluruh dunia meninggal karena kanker (WHO,2018).

• Dari 8,8 juta kematian akibat kanker, 774.000 kematian disebabkan


kanker kolorektal (WHO, 2018).

• Kanker kolorektal di Indonesia


• Persentase kasus baru 5,02% (15.245 kasus)
• Persentase mortalitas sebesar 5,17% dari seluruh kasus kanker.
(Globocan, 2018)

2
Pendahuluan

• Kanker Kolorektal  malignan neoplasme yang melibatan


kolon, rektum, dan kanal anal

• Tipe pengobatan kanker kolon  pembedahan,


kemoterapi, dan radioterapi

• efek samping: pembengkakan, luka, infeksi, kehilangan, darah,


serangan jantung, mual-muntah, kehilangan napsu makan, rambut
rontok, mulut luka, dan diare NCCN,2016

3
Pendahuluan
Kandungan Kimia: daun beluntas:
BELUNTAS: penambah nafsu alkaloid, flavonoid, tanin. Kandungan
makan, peluruh keringat, flavonoid yang banyak terkandung
antipiretik, antibakteri, antidiare, dalam beluntas adalah kuersetin,
antitusif, dan emollient. Beluntas sejumlah mirisetin dan kaempferol
juga memiliki khasiat antioksidan,
antinosiseptif, antituberkolusis, Kuersetin memiliki aktivitas antikanker
dan aktivitas antikanker pada kanker kolon dengan variasi sel
(Suriyaphan, 2014) Caco-2,HT-29, IEC-6,HCT-15 (Ren,
2003)
Aktivitas antikanker dari daun dan akar beluntas.
• fraksi heksana dari akar beluntas  menekan proliferasi dari sel kanker
otak dengan menginduksi penahanan siklus sel dan autofagi.
• Ekstrak etanol dari akar beluntas  antikanker pada NPC (human
nasopharyngeal carcinoma cells)
• Ekstrak n-heksana, diklorometana, dan metanol dari daun beluntas 
memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker leher rahim (sel HeLa) 
IC50 :18,06 μg/ml, 74,56 μg/ml, 31,31 μg/ml
• ekstrak etanol daun beluntas terhadap sel T47D memiliki IC50 727,3
4
μg/mL (Widyaratna, 2016).
Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
aktivitas sitotoksik ekstrak etanol daun dan
akar beluntas terhadap sel kanker kolon
WiDr

5
Jalannya Penelitian
Pengentalan
Maserasi Kultur Sel
Ekstrak
50 gram serbuk rendaman disaring Sel kanker WiDr
daun dan akar dengan vacuum ditumbuhkan pada
beluntas direndam Buchner dan media RPMI yang
dalam masing- dikentalkan dengan mengandung FBS,
masing 375 etanol rotary evaporator Penisilin-
96% di dalam suhu 60°C,  Streptomisin, dan
bejana waterbath  masa Fungizon kemudian
mengental diinkubasi pada suhu
37ºC dan
Direndam selama 3 kelembaban
hari dengan atmosfer 5%CO2.
pengadukan

6
Jalannya
Penelitian

Panen Sel Perhitungan Sel Plating

Sel diambil dari Dengan alat


inkubator  media hemasitometer di
dibuang bawah mikroskop
sel dimasukkan ke
diambil 10 μL sel  dalam mikroplate 96-
Dicuci dengan FBS
ditaruh ke well  100 mikroliter
 buang
+ Tripsin EDTA  hemasitometri
Inkubasi 10 menit
Sel dihitung di
bawah mikroskop diinkubasi 48 jam
+ RPMI  dengan counter
Resuspensi 
Transfer ke Conical
Sel yang akan diuji
Tube
 conical tube  +
RPMI ad 10 mL
7
Jalannya
Penelitian

Preparasi Sampel MTT Assay KLT

10,0 mg ekstrak akar Media di well dibuang Fase diam: silika gel
dan daun beluntas GF254
 eppendorff + 100 mikroliter reagen fase gerak n-heksana
MTT  inkubasi 2 jam :etil asetat (7:3)
Dilarutkan DMSO
200 mikroliter +
media ad 1,0 mL + Reagen Stopper 100μL Diamati dengan
regen semprot
Setiap konsentrasi Dibungkus aluminium foil
sitroborat, Fe Klorida,
masuk ke dalam 96-  disipan di tempat
Dragendorff
well microplate yang gelap overnight, suhu
berisi sel 100 ruang
mikroliter, triplo  regresi linear log
inkubasi 48 jam Nilai abs dibaca konsentrasi
Seri Konsentrasi dengan ELISA Reader sampel vs % sel
500, 250, 125, 62.5, λ= 550-600 nm hidup  dianalisis
31.25 µg/mL nilai IC50. 8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi  Metode Maserasi.
Maserasi  metode ekstraksi dengan cara merendam materrial
dalam pelarut.
Pelarut dalam ekstraksi ini  alkohol 96%
etanol dipilih karena merupakan pelarut pilihan utama untuk
mengekestrak metabolit sekunder yang belum diketahui strukturnya.

Pada penelitian ini, didapat rendemen ekstrak etanol daun dan akar
beluntas, berturut-turut, yaitu 4,11% dan 4,08%.

9
HASIL DAN PEMBAHASAN

• Uji Sitotoksik  Metode MTT (3- [4,5-dimethylthiazol-2-yl] -2,5


diphenyl tetrazolium bromide) Assay  berdasarkan perubahan
Reaksikristal
MTT menjadi Reduksi Garam MTT
formazan olehmembentuk
sel hidup, Formazan

• terbentuknya kristal formazan dari reaksi pecahnya garam tetrazolium dari


reagen MTT oleh enzim suksinat dehisrogenase yang terdapat dalam
mitokondria sel hidup (Doyle & Griffith, 2000)
• Kristal formazan  kristal berwarna ungu, tidak larut dalam air namun
larut dalam SDS 10%.
10
Sel WiDr + Ekstrak Etanol Sel WiDr + Ekstrak Etanol
Kontrol Sel WiDr Daun Beluntas 500µg/mL Akar Beluntas 500µg/mL

Sel Mati
Sel Hidup Sel Mati

Sel WiDr + Ekstrak Etanol Sel WiDr + Ekstrak Etanol Akar


Daun Beluntas 31,25µg/mL Beluntas 31,25µg/mL

Sel Hidup
Sel Hidup
Hasil Uji Sitotoksik
oleh Ekstrak Etanol Daun Beluntas

Ekstrak Daun Beluntas IC50 (µg/mL) :


100
≤30 : sangat aktif
80
30-100 : moderat
≥100
%Sel Hidup

60
: tidak aktif
40
(National Cancer Institute)
20

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Konsentras Ekstrak Daun Beluntas (µg/mL)

Persamaan Regresi Linear:


Konsentrasi Rata-Rata y = -55,795x + 191,18
(µg/mL) %Jumlah Sel
R² = 0,7769
500 24,793
250 65,743 Nilai IC50 (µg/mL): 339,62
125 91,593
62,5 94,304 Ekstrak etanol 96% Daun Beluntas memiliki
31,25 94,493 aktivitas sitotoksik yang 30/08/2019
rendah terhadap sel
kanker kolon WiDr 12
Hasil Uji Sitotoksik
oleh Ekstrak Etanol Akar Beluntas
Ekstrak Akar Beluntas IC50 (µg/mL) :
100
≤30 : sangat aktif
80
30-100 : moderat
%Sel Hidup

60 ≥100 : tidak aktif


40
20 (National Cancer Institute)
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Konsentrasi Ekstrak Akar Beluntas (µg/mL)

Persamaan Regresi Linear:


Konsentrasi Rata-Rata y = -63,74x + 195,46
(µg/mL) %Jumlah Sel
R² = 0,8684
500 18,779

250 34,972
Nilai IC50 (µg/mL): 191,42
125 80,160

62,5 85,773
Ekstrak etanol 96% akar beluntas tidak memiliki
31,25 89,317 aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker kolon WiDr
30/08/2019
13
Hasil Uji KLT
Ekstrak Etanol Daun Beluntas

Fase Diam: Silika GF254 Sebelum Disemprot


Fase Gerak: n-Heksana : Etil Asetat (7:3) Bercak RF
Visible UV 254 UV 366

1 0,16 Cokelat - -
muda
2 0,31 Cokelat Kuning -
Hijau
3 0,37 Cokelat Kuning Hitam
Krem

4 0,4 Kuning Kuning Hitam

5 0,53 Hijau Kuning Hitam

6 0,65 Kuning Kuning Oranye


muda
7 0,75 Kuning- Abu abu Hitam
Cokelat

8 0,77 Cokelat Abu abu Hitam


Hitam
9 0,85 Hitam Hitam Hitam
30/08/2019
14
Fase Diam: Silika GF254 Dragen Sitrobo FeCl3
Fase Gerak: n-Heksana : Etil Asetat (7:3) Bercak RF dorff rat
Visible UV 366 Visible

1 0,16 - - -

2 0,31 Kuning - -
Muda
3 0,37 Hijau - -
Muda
4 0,4 Hijau - -
Muda
5 0,53 Cokelat Oranye Kuning

6 0,65 Kuning Oranye -

7 0,75 Hijau Hitam -


Kuning
8 0,77 Hijau Hitam Hitam
Hitam
9 0,85 Hijau Hitam Hitam
Hitam

• Dragendorff  bercak jingga kecokelatan yang dilihat di sinar tampak  Alkaloid


• Sitroborat  bercak hijau-kekuningan yang teramati di UV 366  flavonoid.
• FeCl3  bercak abu-abu hingga biru yang teramati dengan sinar tampak  Tanin
15
Hasil Uji KLT
Ekstrak Etanol Akar Beluntas

Fase Diam: Silika GF254


Fase Gerak: n-Heksana : Etil Asetat (7:3)

Sebelum Disemprot
Bercak RF
Visible UV 254 UV 366

1 0,12 - - Biru

2 0,75 - - Hijau

30/08/2019
16
Hasil Uji KLT
Ekstrak Etanol Akar Beluntas

Fase Diam: Silika GF254


Fase Gerak: n-Heksana : Etil Asetat (7:3)

Dragen Sitrobo FeCl3


Bercak RF dorff rat
Visible UV 254 UV 366

1 0,12 - - Biru

2 0,75 - - Hijau

• Dragendorff  bercak jingga


kecokelatan yang dilihat di sinar tampak
 Alkaloid
• Sitroborat  bercak hijau-kekuningan
yang teramati di UV 366  flavonoid.
• FeCl3  bercak abu-abu hingga biru
yang teramati dengan sinar tampak 
Tanin 30/08/2019
17
Simpulan
Ekstrak etanol daun dan akar beluntas (Pluchea indica (L.))
memiliki efek sitotoksik yang lemah terhadap sel WiDr
dengan nilai IC50 ekstrak daun beluntas sebesar 339,84
μg/mL dan pada akar beluntas 191,42 μg/mL.
Golongan senyawa kimia di dalam ekstrak etanol daun
beluntas adalah tanin dan alkaloid, sedangkan ekstrak
etanol akar beluntas hanya flavonoid. 18
Daftar Pustaka
Cho C.-L., Lee Y.-Z., Tseng C.-N., Cho J., Cheng Y.-B., Wang K.-W., Chen H.-J., Chiou S.-J., Chou C.-H. and Hong Y.-R., 2017,
Hexane fraction of pluchea indica root extract inhibits proliferation and induces autophagy in human glioblastoma cells,
Biomedical Reports, 7 (5), 416–422.
Doyle, A., & Griffith, S. J. B. (2000). Cell and Tissue Culture for Medical Research. New York.: John Willey and Sons, Ltd.
Haryoto H., Muhtadi M., Indrayudha P., Azizah T. and Suhendi A., 2013, Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Tumbuhan Sala
(Cynometra ramiflora Linn) Terhadap Sel HeLa, T47D, dan WiDr, Jurnal Penelitian Saintek, 18 (2), 21–28.
Kao C.-L., Cho J., Lee Y.-Z., Cheng Y.-B., Chien C.-Y., Hwang C.-F., Hong Y.-R., Tseng C.-N. and Cho C.-L., 2015, Ethanolic
Extracts of Pluchea indica Induce Apoptosis and Antiproliferation Effects in Human Nasopharyngeal Carcinoma Cells,
Molecules, 20 (6), 11508–11523. Terdapat di: http://www.mdpi.com/1420-3049/20/6/11508/.
NCCN, 2016, Colon Cancer, NCCN Foundation, Amerika.
Puspitasari E., Agustina B. and Umayah E., 2015, Aktivitas Sitotoksik Ekstrak n-Heksana, Diklorometana, dan Metanol Daun
Beluntas ( Pluchea indica Less .) terhadap Sel Kanker Leher Rahim (HeLa), Journal Of Pharmaceutical Science And Pharmacy
Practice, 2 (1), 41–45.
Rahmawati E., Sukardiman S. and Muti A.F., 2013, Aktivitas Antikanker Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol Herba
Pacar Air (Impatiens balsamina Linn) Terhadap Sel Kanker Payudara T47D, Media Farmasi, 10 (2), 47–55.
Ren W., Qiao Z., Wang H., Zhu L. and Zhang L., 2003, Flavonoids: Promising anticancer agents, Medicinal Research Reviews, 23
(4), 519–534.
Saifudin A., 2014, Senyawa Alam Metabolit Sekunder (Teori, Konsep dan Teknik Pemurnian), Deepublish, Yogyakarta.
Suriyaphan O., 2014, Nutrition, Health Benefits and Applications of Pluchea indica (L.) Less Leaves, Mahidol University
Journal of Pharmaceutical Sciences, 41 (4), 1–10.
WHO, 2018, Cancer, Terdapat di: http://www.who.int/cancer/en/ [Diakses pada 14 Mei 2018].
GLOBOCAN, 2018, Population Fact Sheet: Indonesia, Terdapat di
http://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf [Diakses pada 21 Januari 2019]
Widyaratna A., 2016, Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.), Ciplukan (Physalis angulata L.), dan Kenikir
(Cosmos caudatus Kunth.) Terhadap Sel T47D,. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
19
TERIMA
KASIH!

Wanudya Atmajani
K100150049
20

Anda mungkin juga menyukai