SIDANG SKRIPSI
Wanudya Atmajani
K100150049
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2018
Pendahuluan
• Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di seluruh dunia
• 8,8 juta orang di seluruh dunia meninggal karena kanker (WHO,2018).
2
Pendahuluan
3
Pendahuluan
Kandungan Kimia: daun beluntas:
BELUNTAS: penambah nafsu alkaloid, flavonoid, tanin. Kandungan
makan, peluruh keringat, flavonoid yang banyak terkandung
antipiretik, antibakteri, antidiare, dalam beluntas adalah kuersetin,
antitusif, dan emollient. Beluntas sejumlah mirisetin dan kaempferol
juga memiliki khasiat antioksidan,
antinosiseptif, antituberkolusis, Kuersetin memiliki aktivitas antikanker
dan aktivitas antikanker pada kanker kolon dengan variasi sel
(Suriyaphan, 2014) Caco-2,HT-29, IEC-6,HCT-15 (Ren,
2003)
Aktivitas antikanker dari daun dan akar beluntas.
• fraksi heksana dari akar beluntas menekan proliferasi dari sel kanker
otak dengan menginduksi penahanan siklus sel dan autofagi.
• Ekstrak etanol dari akar beluntas antikanker pada NPC (human
nasopharyngeal carcinoma cells)
• Ekstrak n-heksana, diklorometana, dan metanol dari daun beluntas
memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker leher rahim (sel HeLa)
IC50 :18,06 μg/ml, 74,56 μg/ml, 31,31 μg/ml
• ekstrak etanol daun beluntas terhadap sel T47D memiliki IC50 727,3
4
μg/mL (Widyaratna, 2016).
Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
aktivitas sitotoksik ekstrak etanol daun dan
akar beluntas terhadap sel kanker kolon
WiDr
5
Jalannya Penelitian
Pengentalan
Maserasi Kultur Sel
Ekstrak
50 gram serbuk rendaman disaring Sel kanker WiDr
daun dan akar dengan vacuum ditumbuhkan pada
beluntas direndam Buchner dan media RPMI yang
dalam masing- dikentalkan dengan mengandung FBS,
masing 375 etanol rotary evaporator Penisilin-
96% di dalam suhu 60°C, Streptomisin, dan
bejana waterbath masa Fungizon kemudian
mengental diinkubasi pada suhu
37ºC dan
Direndam selama 3 kelembaban
hari dengan atmosfer 5%CO2.
pengadukan
6
Jalannya
Penelitian
10,0 mg ekstrak akar Media di well dibuang Fase diam: silika gel
dan daun beluntas GF254
eppendorff + 100 mikroliter reagen fase gerak n-heksana
MTT inkubasi 2 jam :etil asetat (7:3)
Dilarutkan DMSO
200 mikroliter +
media ad 1,0 mL + Reagen Stopper 100μL Diamati dengan
regen semprot
Setiap konsentrasi Dibungkus aluminium foil
sitroborat, Fe Klorida,
masuk ke dalam 96- disipan di tempat
Dragendorff
well microplate yang gelap overnight, suhu
berisi sel 100 ruang
mikroliter, triplo regresi linear log
inkubasi 48 jam Nilai abs dibaca konsentrasi
Seri Konsentrasi dengan ELISA Reader sampel vs % sel
500, 250, 125, 62.5, λ= 550-600 nm hidup dianalisis
31.25 µg/mL nilai IC50. 8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi Metode Maserasi.
Maserasi metode ekstraksi dengan cara merendam materrial
dalam pelarut.
Pelarut dalam ekstraksi ini alkohol 96%
etanol dipilih karena merupakan pelarut pilihan utama untuk
mengekestrak metabolit sekunder yang belum diketahui strukturnya.
Pada penelitian ini, didapat rendemen ekstrak etanol daun dan akar
beluntas, berturut-turut, yaitu 4,11% dan 4,08%.
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sel Mati
Sel Hidup Sel Mati
Sel Hidup
Sel Hidup
Hasil Uji Sitotoksik
oleh Ekstrak Etanol Daun Beluntas
60
: tidak aktif
40
(National Cancer Institute)
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Konsentras Ekstrak Daun Beluntas (µg/mL)
250 34,972
Nilai IC50 (µg/mL): 191,42
125 80,160
62,5 85,773
Ekstrak etanol 96% akar beluntas tidak memiliki
31,25 89,317 aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker kolon WiDr
30/08/2019
13
Hasil Uji KLT
Ekstrak Etanol Daun Beluntas
1 0,16 Cokelat - -
muda
2 0,31 Cokelat Kuning -
Hijau
3 0,37 Cokelat Kuning Hitam
Krem
1 0,16 - - -
2 0,31 Kuning - -
Muda
3 0,37 Hijau - -
Muda
4 0,4 Hijau - -
Muda
5 0,53 Cokelat Oranye Kuning
Sebelum Disemprot
Bercak RF
Visible UV 254 UV 366
1 0,12 - - Biru
2 0,75 - - Hijau
30/08/2019
16
Hasil Uji KLT
Ekstrak Etanol Akar Beluntas
1 0,12 - - Biru
2 0,75 - - Hijau
Wanudya Atmajani
K100150049
20