DAN PENATALAKSANAANNYA
Terdapat 2 jenis:
Thalassemia-α (kurangnya produksi rantai globin α)
Thalassemia-β (kurangnya produksi rantai globin β)
Klasifikasi Thalassemia-α
THALASSEMIA-α MAYOR
HEMOGLOBIN H DISEASE (HbH) (HYDROPS FETALIS)
atau THALASSEMIA-α INTERMEDIA Tidak terdapat protein α sehingga
Ditandai dengan anemia hemolitik terbentuk Hb abnormal (Hb Barts) dan
sedang-berat. menyebabkan kematian janin dalam
uterus.
Klasifikasi Thalassemia-β
THALASSEMIA-β INTERMEDIA
THALASSEMIA-β TRAIT atau Menyebabkan anemia sehingga
THALASSEMIA-β MINOR penderita memerlukan transfusi darah
Tidak menimbulkan gejala selain yang tidak bertujuan untuk
anemai ringan. mempertahankan hidupnya.
Thalassemia α Thalassemia β
1.Delesi gen sering terjadi 1.Delesi gen jarang
2.Tetramer γ4 atau β4 yang larut 2.Agregat globin rantai α yang tidak larut
4.Pada globin band 4.1 tidak teroksidasi 4.Pada globin band 4. 1 teroksidasi
6.Eritrosit overhidrasi, rigid, hiperstabil 6.Eritrosit dehidrasi, rigid, membran tidak stabil
7.Hemolitik, jarang perubahan tulang dan besi yang 7.Diseritropoetik, perubahan tulang, besi overload
overload.
Pendekatan Diagnosis Thalassemia
TRANSFUSI DARAH
Kadar Hb bukan merupakan indikator untu inisiasi transfusi, kecuali
pasien dengan anemia berat.
Dapat dipertimbangkan pada pasien dengan keadaan akut seperti
kehamilan, operasi dan infeksi.
Transfusi darah pada penderita thalassemia intermedia
diberikan atas indikasi:
Gangguan pertumbuhan
Kondisi stres sementara: infeksi, kehamilan
Manisfestasi klinis anemia
Gagal jantung kongestif
Ulkus tungkai
TRANSFUSI DARAH
Merupakan penatalaksanaan utama bagi para
penderita thalassemia mayor.
Tujuan:
Meningkatkan kadar Hb
Menekan eritropoiesis yang tidak efektif
Mengurangi splenomegali
Pasien dapat bertumbuh dan beraktivitas secara
normal
Siapa yang perlu mendapatkan transfusi darah ?
Pasien dengan diagnosa pasti thalassemia.
Kriteria laboratorium:
Hb < 7 g/dL pada 2x pemeriksaan dengan rentang
waktu > 2 minggu (dan penyebab lain, seperti infeksi
telah disingkirkan).
Kriteria klinis yang tidak sesuai dengan kadar Hb.
Hb > 7 g/dL dengan adanya:
Perubahan bentuk tulang wajah
Gangguan pertumbuhan
Fraktur
Hematopoiesis ekstramedular yang nyata
Produk darah yang direkomendasikan bagi pasien
dengan thalassemia mayor adalah leukoreduced PRC
(dengan kandungan Hb minimal 40 g)
untuk mencegah efek samping akibat sel darah putih
yang terkontaminasi.
- Saturasi - Jantung :
transferin kardiomiopati
gagal jantung
- zat besi Miokard, - Organ
yang tidak organ endokrin, endokrin :
Muatan berikatan dan hepatosit hipogonadisme,
besi dengan dengan cepat diabetes,
berlebih transferin (non akan hipotiroidisme
transferrin mengambil
bound iron = NTBI - Hati : fibrosis
NTBI) sirosis dan
karsinoma sel
hepar
Risiko penyakit jantung akan lebih rendah dan survival pasien jika kadar
ferritin serum dapat dipertahankan < 2500 μg/L dan akan lebih baik lagi
jika < 1000 μg/L.
Pemantauan Muatan Besi Berlebih
Menggambarkan simpanan zat besi
Ferritin Serum Diperlukan untuk mengetahui adanya risiko muatan
besi berlebih.
Menetukan kadar zat besi dalam tubuh dan untuk
Konsentrasi zat besi pada mengetahui bagaimana kadar zat besi sebagai respon
hati terhadap terapi.
Hal ini dapat dilakukan dengan biopsi atau MRI.
Menggunakan MRI T2*.
Risiko terjadinya gagal jantung meningkat dengan nilai
Konsentrasi zat besi
T2* <10ms, yang berkaitan dengan peningkatan risiko
miokard
160 x lipat terjadinya gagal jantung pada 12 bulan
kedepan.
Guidelines for the Management of Transfusion Dependent Thalassaemia (TDT) [Internet]. 3rd edition.
Cappellini MD, Cohen A, Porter J, et al., editors.
Nicosia (CY): Thalassaemia International Federation; 2014.
• Perlu pemantauan ketat tentang pola muatan dan
distribusi besi, karena pasien berisiko terhadap
kurangnya terapi kelasi maupun peningkatan
toksisitas kelasi.
• Penyesuaian dosis dan regimen dilakukan secara
periodik.
Guidelines for the Management of Transfusion Dependent Thalassaemia (TDT) [Internet]. 3rd edition.
Cappellini MD, Cohen A, Porter J, et al., editors.
Nicosia (CY): Thalassaemia International Federation; 2014.
Obat terapi kelasi besi
Desferrioxamin Deferiprone Deferasirox
(DFO) (DFP) (DFX)
Cara Sc atau IV
PO, 3x/hari PO, 1x/hari
administrasi 8-12 jam, 5hari/minggu
Paruh waktu 20-30 menit 3-4 jam 12-16 jam
Eksresi zat besi Urine dan fekal urine fekal
Rekomendasi 30-60 75-100 dalam 3 20-40
dosis 5-7 x/minggu dosis terbagi 1x/hari
Efisiensi kelasi
(% zat besi yang
13 7 27
di ekskresi oleh
obat)
Gangguan penglihatan, Gangguan
Gangguan
gangguan pendengaran, pencernaan,
pencernaan,
Efek samping reaksi lokal yang peningkatan
artralgia,
utama menyebabkan gangguan kreatinin,
agranulositosis/
pertumbuhan tulang, peningkatan enzim
neutropenia
alergi hati
Rekomendasi Terapi Kelasi Besi pada NTDT
Dihentikan Jika
- Kadar zat besi dalam hati mencapai 3 mg/g BB kering
atau
- Kadar ferritin serum mencapai 300 ng/mL
Terapi dimulai dalam 2-3 tahun pada awal terapi transfusi, diberikan
secara teratur (minimal 5x/minggu) dengan dosis yang cukup.
Rata-rata terapi diberikan setelah 10-20 transfusi pertama, atau jika
kadar ferritin meningkat > 1000 μg/L.
Dosis rata-rata adalah 50-60 mg/kg pada dewasa dengan cara infus
8-12 jam selama 5-6 malam per hari.
Data FDA 2011 menyatakan bahwa DFP dapat menurunkan kadar serum
ferritin sebesar 20% pada 50% dari 236 pasien thalassemia.
Dampak vitamin C terhadap ekskresi besi oleh DFP masih belum jelas.
Rekomendasi Terapi DFX (Deferasirox)
DFX adalah terapi kelasi besi yang diberikan secara per oral.
Obat ini telah disetujui sebagai monoterapi lini pertama untuk pasien
thalassemia mayor dengan muatan besi berlebih di hampir seluruh
dunia.