Analisis Titrimetri
Analisis Titrimetri
• Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai tanda
tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat digunakan pada
pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu reaksi warna harus sedemikian sehingga
sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan
akan berwarna kuat. Kedua, reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya
selektif. Ketiga, kompleks-indikator logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau
tidak, karena disosiasi, tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun, kompleks-
indikator logam itu harus kurang stabil dibanding kompleks logam-EDTA untuk menjamin agar
pada titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam dari kompleks-indikator logam ke
kompleks logam-EDTA harus tajam dan cepat. Kelima, kontras warna antara indikator bebas
dan kompleks-indikator logam harus sedemikian sehingga mudah diamati. Indikator harus
sangat peka terhadap ion logam (yaitu, terhadap pM) sehingga perubahan warna terjadi
sedikit mungkin dengan titik ekuivalen. Terakhir, penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan
dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator eriochrome black T. Pada pH
tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+
dengan indikator murexide (Basset, 1994).
• Kesulitan yang timbul dari kompleks yang lebih rendah
dapat dihindari dengan penggunaan bahan pengkelat
sebagai titran. Bahan pengkelat yang mengandung baik
oksigen maupun nitrogen secara umum efektif dalam
membentuk kompleks-kompleks yang stabil dengan
berbagai macam logam. Keunggulan EDTA adalah
mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam keadaan
murni, sehingga EDTA banyak dipakai dalam melakukan
percobaan kompleksometri. Namun, karena adanya
sejumlah tidak tertentu air, sebaiknya EDTA
distandarisasikan dahulu misalnya dengan
menggunakan larutan kadmium (Harjadi, 1993).
• Air Sadah:
Air yang mengandung ion Ca2+ dan atau ion Mg2+. Kesadahan air adalah
kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah
air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan
kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab
kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat
dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah
dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada
air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali
busa. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi. Kesadahan air total
dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.
• Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan
beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang
menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan
sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang
digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan
kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunakan
resin penukar ion.
Air sadah digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan jenis anion yang
diikat oleh kation (Ca2+, Mg2+). Yaitu:
• a. Air sadah sementara
• Mengandung garam hidrokarbonat seperti Ca(HCO3)2 dan atau
Mg(HCO3)2.
1. Air sadah sementara dapat dihilangkan kesadahannya dengan
cara memanaskan air tersebut sehingga garam karbonatnya
mengendap, reaksinya:
• Ca(HCO3)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
• Mg (HCO3)2 (aq) MgCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
2. Selain dengan memanaskan air, sadah sementara juga dapat
dihilangkan kesadahannya dengan mereaksikan larutan yang
mengandung Ca(HCO3)2 atau Mg (HCO3)2 dengan kapur (Ca(OH)2):
• Ca(HCO3)2 (aq) + Ca(OH)2 (aq) –> 2CaCO3 (s) + 2H2O (l)
• b. Air sadah tetap
• Mengandung garam sulfat (CaSO4 atau MgSO4)
terkadang juga mengandung garam klorida (CaCl2 atau
MgCl2). Air sadah tetap dapat dihilangkan
kesadahannya menggunakan cara:
• 1. Mereaksikan dengan soda Na2CO3 dan
kapur Ca(OH)2, supaya terbentuk endapan garam
karbonat dan atau hidroksida:
• CaSO4 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) +Na2SO4 (aq)
• 2. Proses Zeolit Dengan natrium zeolit (suatu
silikat) maka kedudukan akan digantikan ion kalsium
dan ion magnesium atau kalsium zeolit.
Titrasi Pengendapan
• Titrasi pengendapan adalah anilisis titrimetri
berdasarkan proses terbentuknya endapan antara
reagen dengan analit dan reagen dengan
indikator dengan warna yang berbeda. Hal dasar
yang diperlukan dari titrasi pengendapan adalah
pencapaian keseimbangan pembentukan yang
cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit,
tidak adanya interferensi yang menggangu titrasi,
tetapi ditambah dengan titik akhir titrasi yang
mudah diamati.
Adapun dalam titrasi pengendapan terdapat kelebihan
dan kekurangan yang signifikan, diantaranya :
• 1) Suhu.
• 2) Sifat Pelarut.
• 3) Ion Sejenis.
• 4) Aktivitas Ion.
• 5) pH.
• 6) Hidrolisis.
• 7) Hidroksida Logam.
• 8) Pembentukan Senyawa Kompleks.
Argentometri
• Titrasi argentometri dengan cara fajans adalah sama seperti pada cara
Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan.
Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah indikator absorbsi
seperti cosine atau fluonescein menurut macam anion yang
diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3 hingga suspensi violet
menjadi merah. pH tergantung pada macam anion dan indikator yang
dipakai. Indikator absorbsi adalah zat yang dapat diserap oleh
permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna.
Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara
lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH. Sebelum
titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam lapisan primer dan
setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3
menyebabkan ion Cl- akan digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan
berada pada lapisan sekunder (Khopkhar, SM.1990).