Anda di halaman 1dari 11

DISENTRI

DEFINISI
• kumpulan gejala penyakit seperti diare berdarah, lendir dalam tinja,
dan nyeri saat mengeluarkan tinja.
• Praktisnya, diare berdarah dapat digunakan sebagai petanda
kecurigaan terhadap disentri.
ETIOLOGI
• Penyebab disentri adalah infeksi bakteri atau amuba.
• Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dikenal sebagai disentri basiler dan
merupakan penyebab tersering disentri pada anak. Shigella (Shigella
flexneri 70,6 %, Shigella sonnei 17,6 %, Shigella boydii 5,9 %, dan Shigella
dysenteriae 5,9 %) dilaporkan sebagai penyebab tersering disentri basiler
pada anak. Entamoeba histolytica merupakan penyebab disentri pada anak
yang usianya di atas lima tahun dan jarang ditemukan pada balita.
• Infeksi yang disebabkan oleh amuba dikenal sebagai disentri amuba
• Infeksi menyebar melalui tangan, makanan maupun air yang
terkontaminasi, dan biasanya terjadi pada daerah dengan kebersihan
perorangan yang buruk. Sekitar 15 persen dari seluruh kejadian diare pada
anak di bawah usia 5 tahun adalah disentri.
MANIFESTASI KLINIS
• Selain diare berdarah, anak juga mengalami demam, nyeri perut
terutama menjelang buang air besar, pada pemeriksaan tinja rutin
didapatkan jumlah leukosit dan eritrosit yang meningkat, dan pada
pemeriksaan biakan tinja dapat dijumpai kuman penyebab.
• Nyeri perut saat buang air besar (tenesmus) seringkali tidak terlihat
pada anak yang usianya lebih muda karena mereka umumnya belum
dapat menggambarkan keluhan tersebut.
• Anak dengan disentri bisa mengalami dehidrasi, terlebih bila tidak
diimbangi dengan asupan cairan yang cukup. Dehidrasi terjadi karena
banyaknya cairan yang keluar melalui diare.
PATOFISIOLOGI
• Shigellosis menyebar dengan cara transmisi fecal-oral. Cara penularan
lain meliputi konsumsi makanan yang terkontaminasi atau air, kontak
dengan benda mati yang terkontaminasi, dan kontak seksual. Vektor
seperti lalat dapat menyebarkan penyakit dengan fisik mengangkut
kotoran yang terinfeksi.
• Sedikitnya 10 Shigella dysenteriae basil dapat menyebabkan penyakit
klinis, sedangkan 100-200 basil diperlukan untuk Shigella sonnei atau
infeksi Shigella flexneri.
• Virulen Shigella dapat menahan pH rendah asam lambung.
• Masa inkubasi bervariasi dari 12 jam sampai 7 hari, tapi biasanya 2-4
hari
DIAGNOSIS
Hasil Anamnesis (Subjective)
• Keluhan
1. Sakit perut terutama sebelah kiri dan buang air besar encer secara terus
menerus bercampur lendir dan darah
2. Muntah-muntah
3. Sakit kepala
4. Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan oleh S. dysentriae
dengan gejalanya timbul mendadak dan berat, dan dapat meninggal bila tidak
cepat ditolong.

• Faktor Risiko
Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan:
1. Febris
2. Nyeri perut pada penekanan di bagian sebelah kiri
3. Terdapat tanda-tanda dehidrasi
4. Tenesmus

• Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja secara langsung terhadap kuman penyebab.
TATALAKSANA
Penatalaksanaan
1. Mencegah terjadinya dehidrasi
2. Tirah baring
3. Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan
rehidrasi oral
4. Bila rehidrasi oral tidak mencukupi dapat diberikan cairan melalui
infus
5. Diet, diberikan makanan lunak sampai frekuensi BAB kurang dari 5
kali/hari, kemudian diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan.
6. Farmakologis:
a. Menurut pedoman WHO, bila telah terdiagnosis shigelosis pasien diobati dengan
antibiotik. Jika setelah 2 hari pengobatan menunjukkan perbaikan, terapi diteruskan
selama 5 hari. Bila tidak ada perbaikan, antibiotik diganti dengan jenis yang lain.
b. Pemakaian jangka pendek dengan dosis tunggal Fluorokuinolon seperti Siprofloksasin
atau makrolid Azithromisin ternyata berhasil baik untuk pengobatan disentri basiler. Dosis
Siprofloksasin yang dipakai adalah 2 x 500 mg/hari selama 3 hari sedangkan Azithromisin
diberikan 1 gram dosis tunggal dan Sefiksim 400 mg/hari selama 5 hari. Pemberian
Siprofloksasin merupakan kontraindikasi terhadap anak-anak dan wanita hamil.
c. Di negara-negara berkembang di mana terdapat kuman S.dysentriae tipe 1 yang
multiresisten terhadap obat-obat, diberikan asam nalidiksik dengan dosis 3 x 1 gram/hari
selama 5 hari. Tidak ada antibiotik yang dianjurkan dalam pengobatan stadium karier
disentri basiler.
d. Untuk disentri amuba diberikan antibiotik Metronidazol 500 mg 3x sehari selama 3-5
hari
KOMPLIKASI
Komplikasi
1. Haemolytic uremic syndrome (HUS)
2. Hiponatremia berat
3. Hipoglikemia berat
4. Komplikasi intestinal seperti toksik megakolon, prolaps rektal,
peritonitis dan perforasi
PENCEGAHAN
• Pencegahan disentri dapat dilakukan dengan cara yang sangat
sederhana, melalui kebersihan diri dan lingkungan. Kebersihan diri
dimulai dengan mencuci tangan. Tak hanya tangan anak tetapi juga
orangtua serta pengasuh. Kuman yang terdapat pada tangan yang
sudah menjamah ke berbagai tempat dapat dicegah melalui cuci
tangan dengan sabun.

Anda mungkin juga menyukai