Anda di halaman 1dari 24

IMUNISASI ulang (Indikasi, kontra

indikasi,dan efek samping)

kelompok :
• Lisna maulida • Novi nuraeni
• Mery ayu • Nur syifa oktavia
kristianingsih
• Prili demayanti
• Mira allawiyah
• Ranti rarassati
• Nadia suci
• Raynette grace
• Nenden badriah
• Reina puji
• Neneng altikah
• Restu elsan siti
• Neng nurmala sari
• Ria ulfa azizah
• Neng nuraidah
• Rima deliana
• Nidayanti
Macam macam
imunisasi ulang
1. DPT

 Imunisasi DPT diberikan pada anak untuk mencegah


penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Imunisasi ini
diberikan sebanyak lima kali. Pertama kali diberikan
pada usia 2 bulan atau paling cepat pada usia 6
minggu. Selanjutnya, diberikan pada usia 4 bulan
dan 6 bulan. Imunisasi DPT yang keempat diberikan
pada usia 18 bulan dan terakhir diberikan pada usia
5 tahun.
 Setelah itu, anak dapat diberikan vaksin Td atau
Tdap pada usia 10-12 tahun sebagai boosteruntuk
melindungi anak dari tetanus dan difteri.
Selanjutnya, booster ini dapat diberikan setiap 10
tahun.
2. Hepatitis B (HB)

 Imunisasi ini diberikan sebanyak 3 kali


untuk mencegah anak dari
penyakit hepatitis B. Vaksin ini paling
baik diberikan pertama kali dalam waktu
12 jam setelah anak lahir.
3. POLIO
 Vaksin polio diberikan untuk mencegah
penyakitpolio pada anak. Vaksin ini
diberikan sebanyak 4 kali. Pemberian
pertama vaksin polio dilakukan segera
setelah bayi lahir. Setelah itu, vaksin
kedua, ketiga, dan keempat diberikan
pada bayi usia 2, 3, dan 4 bulan. Pada
usia 18 bulan, vaksin
polio booster dapat diberikan.
4. Pneumokokus (PCV)

 Vaksin ini diberikan untuk melindungi


anak dari bakteri
penyebab meningitis dan pneumonia.
PCV diberikan sebanyak 4 kali. Pada
anak usia kurang dari satu tahun, PCV
diberikan setiap dua bulan, seperti pada
usia 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian
keempat vaksin PCV ini dilakukan pada
bayi usia4 12-15 bulan.
5. CAMPAK
 Vaksin campak diberikan untuk
mencegah penyakit campak. Vaksin ini
diberikan pertama kali pada bayi usia 9
bulan. Setelah itu, dilanjutkan
pemberian kedua kalinya pada usia 18
bulan dan pemberian ketiga pada usia
6-7 tahun atau saat anak baru masuk
sekolah.
6. MMR
 Vaksin MMR diberikan untuk mencegah
anak mengalami
penyakit mumps (gondong), measles(ca
mpak), dan rubella (campak jerman).
Jika anak sudah mendapatkan vaksin
campak pada usia 9 bulan, maka
pemberian vaksin MMR dilakukan pada
usia 15 bulan (minimal jarak pemberian
6 bulan dari vaksin campak).
7. ROTAVIRUS
 Imunisasi rotavirus diberikan untuk
mencegah anak terkena penyakit infeksi
karena rotavirus, seperti sakit diare.
Vaksin rotavirus monovalen yang terdiri
dari satu jenis virus diberikan dua kali,
yaitu pada usia bayi 6-14 minggu dan
setelah 4 minggu dari pemberian
pertama.
 Indikasi kontra indikasi dan
efek samping pemberian
imunisasi ulang
1.DPT
a. Indikasi
 Imunisasi DPT merupakan betuk vaksinasi yang
diindikasikan untuk mencegah terjadinya penyakit
difteri (penyakit infeksi bakteri Corynebacterium
diphtheriae
b. Kontraindikasi
 Riwayat reaksi alergi sistemik pada pemberian
vaksin sebelumnya;
 Riwayat timbulnya kumpulan gejala disfungsi sistem
saraf pusat (encephalopathy) sesudah pemberian
vaksin sebelumnya;
 Riwayat demam tinggi pada pemberian vaksin
sebelumnya
C. Eek samping
 Reaksi lokal (kemerahan, bengkak, serta
nyeri)
 Demam tinggi (lebih dari 38,5 derajat Celsius)
 Kejang demam
d. Dosis
 Dosis pemberian imunisasi ini DPT, baik jenis
vaksin DTwP, vaksin DTaP, serta bentuk
vaksin kombinasi, diberikan sebanyak 0,5 mL
yang diberikan dengan penyuntikan kedalam
serabut otot (intramuscular).
2. Hepatitis B

a. Indikasi dan Kontra Indikasi


 Vaksin hepatitis B adalah vaksin untuk
mencegah penyakit hepatitis B. Vaksin ini
berisi HbsAg, yaitu suatu protein virus
hepatitis B yang dapat merangsang
pembentukan kekebalan tubuh terhadap virus
hepatitis B (vaksinasi aktif).
b. Efek samping
Efek samping yang umumnya timbul adalah
demam dan nyeri pada tempat penyuntikan. Efek
samping lain yang sangat jarang adalah reaksi
alergi berat, diare, konstipasi, nyeri kepala, nyeri
sendi, rasa lemas, dan gatal pada kulit.
c. Dosis bayi dan anak
 Vaksin hepatitis B diberikan sebanyak 3
kali, yaitu:
 Dosis pertama: diberikan dalam 12 jam
setelah lahir pada semua bayi baru lahir.
 Dosis kedua: diberikan pada bayi usia 1
bulan.
 Dosis ketiga: diberikan pada bayi usia 6
bulan.
3. polio
a. Indikasi
 Untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap Poliomyelitis.
b. Kontraindikasi
 Pada individu yang menderita “immune
deficiency”. Tidak ada efek yang
berbahaya yang timbul akibat
pemberian OPV pada anak yang
sedang sakit.
c. Cara pemberian dan dosis
 Sebelum digunakan pipet penetes harus
dipasangkan pada vial vaksin.
 Diberilan secara oral, 1 dosis adalah 2 (dua) tetes
sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval
setiap dosis minimal 4 minggu.
 Setiap membuka vial baru harus menggunakan
penetes (dropper) yang baru.
e. Efek samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek
samping berupa paralysis yang disebabkan oleh vaksin
sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000; Bull
WHO 66 : 1988).
4. Pneumokokus (PCV)
a. Indikasi dan Kontra Indikasi
 Vaksin pneumokokus tidak boleh diberikan pada anak
dengan riwayat reaksi hipersensitif terhadap vaksin.Tidak
ada bukti bahwa vaksin itu berbahaya baik untuk ibu
maupun janin, tetapi wanita hamil harus berkonsultasi
dengan dokter mereka sebelum divaksinasi.
b. Cara pemberian vaksin pneumokokus
 Vaksin pneumokokus diberikan sebagai injeksi tunggal
pada orang dewasa. Vaksin ini disuntikkan sebagai solusi
cair 0,5 mL ke dalam otot (intramuskular atau IM), otot
deltoid biasanya, atau di bawah kulit (subkutan atau SC).
c. Efek samping dari vaksin pneumokokus
 Vaksin pneumokokus jarang menyebabkan efek samping
 Efek samping vaksin PCV yang bisa terjadi adalah
pembengkakan dan warna kemerahan pada bagian yang
disuntik, serta diikuti dengan demam ringan
5. campak
a. Indikasi
 Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
Campak.
b. Kontraindikasi
 Individu yang mengidap penyakit immuno deficiency
atau individu yang diduga menderita gangguan respon
imun karena leukemia, lymphoma. ( Dinkes Prov
Jatim, 2005 )
c. Cara pemberian dan dosis
 Sebelum disuntikkan vaksin Campak terlebih dahulu
harus dilarutkan dengann pelarut steril yang telah
tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest.
d. Efek samping
 Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan
dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12
hari setelah vaksinasi.
6. MMR
a. Indikasi
b. Cara Pemberian dan Dosis
 Cara pemberian imunisasi MMR adalah dengan
menyuntikan vaksin MMR pada sudut 30 derajat
untuk mencapai daerah subkutan (di bawah kulit),
dengan dosis penyuntikan vaksin MMR untuk satu
orang anak adalah 0,5 mili liter.
c. Efek Samping
 Efek samping pemberian imunisasi MMR amat
bervariasi antara anak yang satu dengan anak yang
lain. Efek samping yang paling sering dan umum
terjadi pada anak adalah demam, dan efek samping
yang jarang terjadi diantaranya dapat berupa sakit
kepala, muntah, bercak berwarna ungu pada kulit,
nyeri di daerah tangan atau kaki dan leher yang
terasa kaku.
7. Rotavirus
a. Indikasi:
 Pencegahan gastro-enteritis yang disebabkan
Rotavirus serotipe G1 dan non-G1 (seperti G2,
G3, G4, G9).
b. Kontraindikasi:
 Riwayat hipersensitif terhadap vaksin
rotavirus.
c. Efek Samping:
 Iritabilitas, kehilangan nafsu makan, diare,
muntah, kembung, nyeri perut, regurgitasi
makanan (naiknya makanan dari
kerongkongan atau lambung tanpa disertai
rasa mual), demam, rewel, menangis,
gangguan tidur, kelelahan, konstipasi.
d. Peringatan:
 Pasien yang mempunyai penyakit yang
sangat berhubungan dengan sistem imun
misalnya penderita keganasan, immuno
compromised, atau sedang menggunakan
obat imunosupresi. Tunda pemberian jika
sedang mengalami diare atau muntah.
e. Interaksi:
 Pemberian bersamaan dengan vaksin polio
oral tidak mempengaruhi respon imun dari
antigen polio, namun menurunkan respon
imun vaksin rotavirus sehingga pemberian
diberikan dalam jarak 2 minggu.
f. Dosis:
 Vaksin rotavirus hanya diberikan melalui
per oral. Satu paket terdiri dari dua dosis.
Dosis pertama dapat diberikan sejak bayi
berumur 6 minggu, dosis selanjutnya
berjarak setidaknya 4 minggu setelah dosis
pertama. Sebaiknya dosis vaksin diberikan
secara lengkap sebelum bayi berusia 16
minggu, atau paling lama sudah lengkap
pada saat bayi berusia 24 minggu.
TERIMA KASIH
Kesimpulan
Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau
hanya mengalami sakit ringan.
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar
tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun
yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu
penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi
pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit
lain diperlukan imunisasi lainnya.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi
adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit
yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa
menyebabkan kematian pada penderitanya.

Anda mungkin juga menyukai