Anda di halaman 1dari 7

 merupakan uji yang digunakan untuk

mengetahui ikatan antigen – antibodi spesifik


melalui sensitisasi partikel aglutinasi
 Untukmendeteksi adanya ikatan antigen –
antibodi spesifik through partikel lateks yang
mantel antigen yang tersuspensi, sehingga
akan berikatan dengan antibodi spesifik
dalam serum dan terbentuk agglutinasi.
 Jika serum mengandung Ab spesifik
ditambahkan kedalam campuran, akan
terbentuk ikatan Ag-Ab kompleks, dan terjadi
aglutinasi. Aglutinasi akan ganti suspensi
lateks yang semula halus menjadi gumpalan
karena partikel lateks yang telah berkumpul.
 Jika tidak ada Ab spesifik dalam serum
tersebut, maka campuran lateks dan serum
tetap tersebar merata
 Antiserum didilusi 1/40 dengan glisin bufferd
saline (GBS, 1 MNaCl, 0,1 M glisin, pH 8.2).
Polistitren lateks (0,8 µM) didilusi 1/10
dengan saline fisiologis. Dengan volume yang
sama, antiserum yang sudah terdilusi dan
suspensi lateks cermin dan diinkubasi pada
suhu 37℃ dan diputarka selama 2 selai, 0,01 x g.
disentrifugasi 2x (15 menit pada 1100 x g), setelah
itu d cuci dengan GBS volume yang sama dr GBS
dan GBS yg mngndung 0,2% BSA (b/v)(ph 8.2)
ditambhkan sampai 4 ml. Sodium azide dtmbhkan
sampai kosentrasi 1% (b/v). Reagen disimpan pada
suhu 4℃.
 TeTeteskan 1 tetes serum kontrol positif dan
negatif ke dalam kaca objek secara terpisah
 teskan 1 tetes serum yang akan diteliti ke
dalam kaca objek yang berbeda
 Tambahkan 1 tetes reagen lateks ke dalam
masing masing sampel, kemudian campurkan
 Tunggu beberapa saat, sampai terbentuk
aglutiansi
 positif, bila terdapat gumpalan (aglutinasi)
 Negatif, tidak menunjukkan adanya
aglutinasi

Anda mungkin juga menyukai