Anda di halaman 1dari 37

Case Study

Perdarahan
Antepartum

Dyah Mustikaningsih (0610026)

Pembimbing :
dr. Rimonta F. Gunanegara, Sp.OG
Pasien usia 25 tahun, G3P2A0
mengaku hamil 7 bulan
datang ke RS Wonosobo pada
tanggal 17 Juli 2008 dengan
keluhan perut kencang-
kencang sejak 17 jam SMRS.
Kencang jarang dirasakan.
Keluar cairan sekonyong-
konyong disangkal, lendir
darah dirasakan tidak keluar.
Pasien mengeluhkan adanya
perdarahan sedikit - sedikit,
terus – terusan, warna merah
segar sejak 17 jam SMRS. Perurt
tidak dirasakan nyeri. Tidak ada
riwayat jatuh sebelumnya, tidak
berhubungan dengan suami
sebelumnya. Pasien merasakan
perdarahan setelah mengangkat
cucian dari sungai sampai ke
rumah.
Anamnesis Tambahan

 HPHT : 25 Desember 2007


 TTP : 1 Oktober 2008
 R. Haid : teratur, siklus 28 hari @3 hari
 R. PNC : teratur tiap bulan di bidan
TT2x
Riwayat KB

KB pil setelah anak ke 2 lahir, kurang


lebih selama 4 tahun, berhenti Desember
2007. Bulan Januari 2008 ikut program
safari di RS pemasangan implant tanpa
cek kehamilan sebelumnya. Bulan April
2008 (3 bulan setelah pemasangan
implant) merasakan mual-mual, dan cek
ke bidan, dinyatakan sudah hamil kurang
lebih 4 bulan, implant kemudian dilepas.
 RPD : asma -, HT -, DM –
 RPK : asma -, HT -, DM –
 Lama pernikahan : 11 tahun
Riwayat Obstetri

I. Bayi ♂, lahir spontan di rumah


dengan dukun, lahir dalam
keadaan sudah meninggal, tidak
ditimbang. Riwayat kehamilan
normal, bayi lahir saat umur
kehamilan 7 bulan. Lahir tahun
2001, pasien tidak ingat bulan
dan tanggal.
II. Bayi ♀, umur 5 tahun, lahir
spontan di rumah dengan bidan,
BBL 3000 gram, sehat, lahir
langsung menangis. Riwayat
kehamilan normal, lahir tanggal
29 Juni 2003
III. Hamil ini
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum : baik


 Kesadaran : compos mentis
 TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 64x/menit
R : 20x/menit
S : 36,8 oC
Status Generalis
 Mata : conjungtiva anemis -/-,
sclera ikterik -/-
 Telinga : otore -, deformitas –
 Hidung : PCH -/-, deformitas -,
discharge –
 Mulut : stomatitis +, epulis
gravidarum + gusi kiri, faring
hiperemis -, tonsil tidak
membesar.
 Leher : trachea letak
sentral, KGB ttm, thyroid ttm
 Cor : S1S2, reguler,
murmur –
 Pulmo : VBS ka=ki, Rh -/-,
Wh -/-
 Abdomen : cembung, gravid
 Ekstremitas : akral hangat, CRT
<2”
Pemeriksaan Obstetri

 Leopold I : TFU4 jari caudal


processus xyphoideus (22 cm),
teraba bagian lunak
 Leopold II : janin tunggal, letak
memanjang, puka, His –
 Leopold III : teraba bulat, keras,
melenting, masih floating
 Leopold IV : konvergen, 5/5
 His :-
 BJA : 137x/menit, teratur
 TBBA : 1550 gr
Pemeriksaan Laboratorium?
 Hb :13,4gr/dl
 Ht : 40,65%
 Eritrosit : 4.60 jt/mm 3
 Leukosit : 13.310/mm 3
 Trombosit :100.103/mm 3
 HbsAg :-
 CT : 4’
 BT : 2’
Usulan Pemeriksaan?
USG
VU : terisi urine
Uterus :
membesar, terisi 1 janin, DJJ +,
gerakan +, presentasi kepala, puka,
BPD 6,88 cm, FL 5,61 cm, HC 25,25
cm, AC 22,53 cm, TBBA 1146 ± 172
gram.
Plasenta di posterior janin, menutupi
sebagian kecil OUI, air ketuban cukup
Diagnosis?
G3P2A0 gravida preterm (29+6
minggu )+ perdarahan ante
partum e.c placenta previa
partialis posterior
Rencana Tindakan?
 Pertahankan kehamilan 
tirah baring
 Awasi perdarahan  bila
banyak  SC emergency
 Nifedipin 3x10 mg bila timbul
His
 Asam mefenamat 3x500 mg
Prognosis ?
 Dubia  dengan bed rest total,
perdarahan tidak banyak kehamilan
bisa dipertahanlan sampai cukup bulan
 prognosis baik  untuk ibu dan
janin
 Perdarahan terus menjadi banyak 
terminasi dengan SC  bagi ibu
prognosis baik, bayi belum aterm 
prognosis tidak baik
Placenta Previa
Definisi

Plasenta yang letaknya


abnormal, yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan
lahir (ostium uteri internum)
Klasifikasi

 Plasenta previa totalis


 Plasenta previa lateralis
 Plasenta previa marginalis
 Plasenta previa letak rendah
Etiologi

Plasenta bertumbuh pada segmen


uterus tidak selalu jelas untuk di
terangkan. Bahwasannya
vaskularisasi yang berkurang, atau
perubahan atrofi pada desidua akibat
persalinan yang lampau dapat
menyebabkan plasenta previa,
tidaklah selalu benar, karena tidak
nyata dengan jelas bahwa plasenta
previa didapati untuk sebagian besar
pada penderita dengan paritas tinggi.
Diagnosis

 Anamnesis : adanya perdarahan per


vaginam pada kehamilan lebih 20
minggu dan berlangsung tanpa sebab.
 Pemeriksaan luar : sering ditemukan
kelainan letak. Bila letak kepala maka
kepala belum masuk pintu atas panggul.
 Inspekulo : adanya darah dari ostium
uteri eksternum.
 USG untuk menentukan letak plasenta.
 Penentuan letak plasenta secara
langsung dengan perabaan langsung
melaluikanalis servikalis tetapi
pemeriksaan ini sangat berbahaya
karena dapat menyebabkan
perdarahan yang banyak. Oleh karena
itu cara ini hanya dilakukan diatas
meja operasi
Penatalaksanaan

 Konservatif bila :
 Kehamilan kurang 37 minggu.
 Perdarahan tidak ada atau tidak
banyak (Hb masih dalam batas
normal).
 Tempat tinggal pasien dekat
dengan rumah sakit (dapat
menempuh perjalanan selama 15
menit).
 Perawatan konservatif berupa :
 Istirahat.
 Memberikan hematinik dan
spasmolitik unntuk mengatasi
anemia.
 Memberikan antibiotik bila ada
indikasi.
 Pemeriksaan USG, Hb, dan
hematokrit.
Bila selama 3 hari tidak terjadi
perdarahan setelah melakukan
perawatan konservatif maka
lakukan mobilisasi bertahap.
Pasien dipulangkan bila tetap
tidak ada perdarahan. Bila
timbul perdarahan segera bawa
ke rumah sakit dan tidak boleh
melakukan senggama.
 Penanganan aktif bila :
 Perdarahan banyak tanpa
memandang usia kehamilan.
 Umur kehamilan 37 minggu
atau lebih.
 Anak mati
 Penanganan aktif berupa :
 Persalinan per vaginam.
 Persalinan per abdominal.
 Penderita disiapkan untuk pemeriksaan
dalam di atas meja operasi (double set up)
yakni dalam keadaan siap operasi. Bila
pada pemeriksaan dalam didapatkan :
 Plasenta previa marginalis

 Plasenta previa letak rendah

 Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin


mati dan serviks sudah matang, kepala sudah
masuk pintu atas panggul dan tidak ada
perdarahan atau hanya sedikit perdarahan maka
lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips
oksitosin pada partus per vaginam bila gagal
drips (sesuai dengan protap terminasi
kehamilan). Bila terjadi perdarahan banyak,
lakukan seksio sesar.
 Indikasi melakukan seksio sesar :
 Plasenta previa totalis

 Perdarahan banyak tanpa henti.

 Presentase abnormal.

 Panggul sempit.

 Keadaan serviks tidak menguntungkan (belum


matang).

 Gawat janin

 Pada keadaan dimana tidak


memungkinkan dilakukan seksio sesar
maka lakukan pemasangan cunam Willet
atau versi Braxton Hicks

Anda mungkin juga menyukai