Anda di halaman 1dari 32

OTITIS MEDIA AKUT

Evi Septri Andayani


Case Ratih Dewi Anggraeni
Presentation Julia Nur Andina
Session Vera Akmilia
Trinomi Windu Waskita
CASE OVERVIEW
Anamnesis Analisis
An laki laki 5 tahun Insidensi (banyak pada laki-laki, dan meningkat pada usia
2-10 tahun)
KU: keluar cairan pada telinga kiri DD/
Congenital : first brachial defek fistula
Infeksi : OE,OMA,OMSK
Neoplasma :osteoma
Trauma

Keluhan dirasakan sejak 2 minggu yang lalu dan terasa Onset akut
sedikit nyeri
Tiga hari sebelum keluar cairan, pasien demam dan Sebelumnya terdapat proses peradangan
telinga kiri terasa sangat nyeri. OMA stadium supurasi

Setelah cairan keluar pasien sudah tidak merasakan Singkirkan OMA stadium supurasi
demam dan nyeri ditelinga
Satu minggu sebelum keluar cairan dari telinga, pasien batuk, ISPA (Faktor pencetus menyebabkan disfungsi tuba)
pilek.

Keluhan tidak didahului dengan riwayat mengorek Singkirkan DD/:OE


telinga,berenang

Keluhan tidak disertai riwayat benturan Singkirkan DD/: Trauma

Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini Onset akut. Singkirkan OMSK

Keluhan tidak disertai dengan demam,nyeri telinga hebat, Singkirkan mastoiditis


bengkak di sekitar telinga Komplikasi OMA

Keluhan tidak disertai kelopak mata kanan sukar ditutup Singkirkan paralisis saraf facialis Komplikasi OMA
disertai mulut mencong

kejang-kejang dan penurunan kesadaran tidak ada Singkirkan komplikasi meningitis

Pasien belum mengobati keluhan sakit telinganya tetapi Riwayat pengobatan


pasien sudah meminum sanmol ketika demam
Pemeriksaan fisik Analisis

Status generalis Dalam batas normal

Status Lokalis:
Pem. Telinga luar : tragus sign -/- Tanda otitis eksterna tidak ada
Retroaurikular : tenang+/+ nyeri tekan -/- Singkirkan mastoiditis
Otoskopi: Terjadi proses inflamasi
 CAE: tenang/tenang, Sekret -/+,
Serumen -/- , Edema +/-
 Membrane timpani: intak/perforasi
sentral,
 Reflex cahaya: +/-
AD AS

Tes suara
Jarak 1 m: mendengar suara
Jarak 1 m: mendengar suara normal
bisikan

Tes Rinne Positif Negatif

Tes Weber Lateralisasi ke kiri

Tes Swabach Sama dengan pemeriksa Memanjang

Kesan Tuli konduktif


Diagnosis Banding :
1. Otitis Media Akut stadium perforasi sinistra
2. Otitis Media Akut stadium supurasi sinistra

Diagnosis Kerja : Otitis Media Akut stadium perforasi sinistra


DEFINISI
Otitis Media Akut adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang terjadi kurang dari 3 minggu.
Klasifikasi

Stadium oklusi Stadium hiperemis Stadium supurasi Stadium Perforasi

Stadium resolusi
Anatomi
Sebagian besar pembuluh darah yang menuju kavum timpani berasal dari
cabang arteri karotis eksterna.
 Daerah Anterior: arteri timpanika anterior
 Daerah Posterior: arteri timpanika posterior
 Daerah Superior: cabang arteri meningea media juga arteri petrosa superior,
arteri timpanika superior dan ramus inkudomalei
 Pembuluh vena kavum timpani berjalan bersama-sama dengan pembuluh
arteri menuju pleksus venosus pterigoid atau sinus petrosus superior.
 Inervasi: cabang dari N. Trigeminus
Membran
Timpani

Tuba Eustachius
Histologi

 Lapisan kulit telinga bagian tulang lebih


tipis, tebalnya kira – kira 0,2 mm, melekat
erat dengan periosteum tanpa lapisan
subkutan, berlanjut menjadi lapisan luar
dari membran timpani.
 Epidermis dari CAE bagian tulang rawan
biasanya terdiri dari 4 lapis yaitu sel
basal, skuamosa, sel granuler, dan lapisan
tanduk.
Fisiologi Tuba Eustachius

 Fungsi ventilasi : untuk mengatur agar tekanan telinga


tengah terhadap tekanan telinga tengah sama dengan
telinga luar
 Fungsi proteksi : untuk melindungi telinga tengah
terhadap tekanan suara dan sekret nasofaring
 Fungsi drainase : untuk mengalirkan sekret yang
diproduksi mukosa telinga tengah ke arah nasofaring
Infeksi virus dan bakteri, alergi, barotrauma atau
kombinasinya.

Bakteri penyebab utama pada OMA ialah


Etiologi Streptococcus pneumoniae (30-40%), Haemophilus
influenzae (20%) dan Moraxella catarrhalis (7-20%),
terdapat pada 95% dari seluruh kasus OMA.

Virus merupakan penyebab dari 20% kasus OMA, Virus


yang paling sering ditemukan pada kasus infeksi efusi
telinga tengah ialah RSV dan rinovirus. Virus lainnya
yang juga ditemukan ialah parainfluenza, influenza,
enterovirus, dan adenovirus.
Meningkatkan
Refluks

2
mekanisme

Perubahan
struktur gigi
dan rongga
mulut
PATOFISIOLOGI
 Mastoiditis
 Labirinitis
Komplikasi  Timpanosklerosis
 Gangguan Pendengaran
 OMSK
Penatalaksanaan

Non Farmakologi

 Jika ada nanah mengalir dari dalam telinga, tunjukkan pada ibu cara
mengeringkannya dengan wicking. Nasihati untuk membersihkan telinga anak 3 kali
sehari hingga tidak ada lagi nanah yang keluar.
 Beritahu ibu untuk tidak memasukkan apa pun ke dalam telinga anak, kecuali jika
terjadi penggumpalan cairan di liang telinga, yang dapat dilunakkan dengan
meneteskan larutan garam normal.
 Larang anak untuk berenang atau memasukkan air ke dalam telinga.
 Jika anak mengalami nyeri telinga atau demam tinggi (≥ 38,5°C) yang menyebabkan
anak gelisah, segera bawa ke dokter.
Tindak lanjut
Minta ibu untuk kunjungan ulang setelah 5 hari
Jika keadaan anak memburuk yaitu MT menonjol keluar karena tekanan pus,
mastoiditis akut, sebaiknya anak dibawa ke spesialis THT.
Jika masih terdapat nyeri telinga atau nanah, lanjutkan pengobatan dengan
antibiotik yang sama sampai seluruhnya 10 hari dan teruskan membersihkan
telinga anak. Kunjungan ulang setelah 5 hari.
dr. Julia
Farmakologi
SIP 415117-JTVRE
(BB Anak: 18 kg)
H2O2 3% (2-3 tetes) selama 3 R/H2O2 3% Sol 5cc
sampai 5 hari
ʃ 3 dd gtt II auric sin
Antibiotik Amoxicillin 40-
60mg/Kg/BB/hari setiap 8 jam Amoxicillin Syr 125mg/5 ml Fl No.I
selama 7 hari. (720-1080 mg/hari ʃ 3 dd II C P.C
= 3 dosis = 240-360 mg/kali).
Ibuprofen syr 100mg/5ml Fl No.I
Analgetik: ibuprofen (5-10
mg/Kg/BB/kali setiap 6-8 jam). ʃ 3 dd I C P.C
(90-180mg/kg/kali).
Pemeriksaan Penunjang

OTOSKOP BERFUNGSI UNTUK MELIHAT KULTUR CAIRAN MELALUI MEMBRAN TIMPANI YANG
MEMBRAN TIMPANI. PERFORASI UNTUK MENGETAHUI BAKTERI PENYEBAB.
Paling sering ditemukan pada anak-anak
terutama di bawah usia 10 tahun.
Prevalensi OMA di tiap-tiap negara bervariasi,
berkisar antara 2,3 - 20%..

Di Amerika Serikat, diperkirakan 75% anak

Epidemiologi
mengalami setidaknya satu episode otitis
media sebelum usia tiga tahun dan hampir
setengah dari mereka mengalaminya tiga
kali atau lebih.

Di Indonesia belum ada data nasional baku


yang melaporkan angka kejadian OMA.
Pencegahan

 Edukasi kepada kedua orang tua pasien untuk menjaga hygiene dan sanitasi yang baik dan
benar, seperti cuci tangan dan membersihkan mainan anak secara teratur.
 Hindari merokok, bebaskan lingkungan anak dan keluarga dari asap rokok, atau polusi
udara.
 Berikan juga ASI eksklusif 6 bulan – 2 tahun.
 Selain itu, imunisasi terhadap kuman penyebab infeksi saluran pernapasan juga penting
dilakukan. Pemberian dua vaksin ini harus dilakukan saat anak berusia 2, 4, dan 6 bulan.
 Quo ad vitam : Ad bonam
Prognosis  Quo ad functionam : Dubia Ad Bonam
BHP

 Medical Indication :
Dokter diharapkan mampu menegakkan diagnosis OMA stadium perforasi pada pasien
melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan serta
memberikan tatalaksana yang tepat. Hal tersebut sesuai dengan KDM Beneficence.

 Quality of Life :
Dokter diharapkan mampu menilai prognosis pasien dan kemungkinan komplikasi yang
mungkin terjadi pada pasien. Hal tersebut sesuai dengan KDM Non Maleficence.
 Patient Preferences :
Dokter diharapkan mampu menghargai hak pasien, karena pasien belum
kompeten maka pengambilan keputusan akan diserahkan kepada kedua orang tua
pasien. Hal tersebut sesuai dengan KDM Autonomi.

 Contextual Features :
Dokter diharapkan memahami keragaman sosial, budaya, serta kepercayaan
pasien yang dapat mempengaruhi keputusan. Hal tersebut sesuai dengan KDM
Justice.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai