Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK :

Sephia Auralita .M.


Intan Sintiya
Andian Noval
Kerajaaan Kutai dibagi menjadi 2 bentuk
kekuasaanberdasarkan kepercayaan yang
dianut olehmasyarakatnya.
•Kerajaan Kutai Martadipura yang bercorak
Hindu.
•Kerajaan Kutai Kartanegara yang menganut
agama Islam.
Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di
Nusantara yangmemiliki bukti sejarah tertua. Berdiri
sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletakdi Muara
Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai
Mahakam. Nama Kutai diberikan oleh para ahli
mengambil dari nama tempatditemukannya prasasti
yang menunjukkan eksistensi kerajaan
tersebut.Keberadaan kerajaan tersebut diketahui
berdasarkan sumber berita yangditemukan
yaitu berupa prasasti yang berbentuk Yupa/tiang
batu berjumlah7 buah.
Letak dari Kutai yang berada disekitar aliran
Sungai Mahakammerupakan potensi yang besar
bagi penduduk Kutai untukmelakukan kegiatan
bertani.Letak geografis Kerajaan Kutai yang
berada menjorok ke daerahpedalaman,
menyebabkan Kutai menjadi tempat yang
menariksebagai persinggahan bagi para
pedagang dari Cina dan India. Halinilah yang
menyebabkan pengaruh Hindu masuk ke Kutai,
sertamembuat kegiatan perdagangan menjadi
bagian dari kehidupanmasyarakat Kutai.

115º 26'28" BT – 117º 36'43" BT


> 1º 28'21" LU - 1º 08'06" LS
1.Maharaja Kudungga
2.Maharaja Aswawarman
Keterangan: 3.Maharaja Sri Aswawarman/Mulawarman
Nama Maharaja Kudungga olehpara ahli 4.Maharaja Marawijaya Warman
sejarah ditafsirkansebagai nama asli 5.Maharaja Gajayana Warman
orangIndonesia yang belumterpengaruh 6.Maharaja Tungga Warman
dengan namabudaya India.Sementara 7.Maharaja Jayanaga Warman
putranya yangbernama 8.Maharaja Nalasinga Warman
Asmawarman didugatelah terpengaruh 9.Maharaja Nala Parana Tungga
budayaHindu.Hal ini di dasarkan 10.Maharaja Gadingga Warman Dewa
padakenyataan bahwa kata Warmanberasal 11.Maharaja Indra Warman Dewa
dari bahasaSangsekerta. 12.Maharaja Sangga Warman Dewa
13.Maharaja Candrawarman
14.Maharaja Sri Langka Dewa
15.Maharaja Guna Parana Dewa
16.Maharaja Wijaya Warman
17.Maharaja Sri Aji Dewa
18.Maharaja Mulia Putra
19.Maharaja Nala Pandita
20.Maharaja Indra Paruta Dewa
21.Maharaja Dharma Setia
Aswawarman mungkin adalah raja pertama
Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu.Dalam prasasti
Yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut
sebagai dewaAnsuman/dewa Matahari
dan dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri
keluargaraja.Hal ini berarti Asmawarman sudah
menganut agama Hindu dan dipandangsebagai
pendiri keluarga atau dinasti dalam Agama
Hindu.Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan
salah satunya adalah Mulawarman.
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu
Kudungga
Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan
Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa
keemasan.
Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh
wilayahKalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup
sejahtera dan makmur.
Masa kejayaan Kerajaaan Kutai berada pada massa
pemerintahan
Raja Mulawarman.
Hal ini dibuktikan dengan
pemberian sedekah kepada kaum Brahmanaberupa
20.000 ekor sapi
di dalam tanah yang suci bernamaWaprakeswara.
Waprakeswara adalah tempat suci untuk memujadewa
Syiwa. Di pulau Jawa disebut Baprakewara.Jumlah 20.000
ekor sapi ini membuktikan bahwa pada masa itukerajaan
Kutai telah mempunyai kehidupan yang makmur dan
telahmencapai massa kejayaannya.
Masyarakat di kerajaan Kutai tertata, tertib, dan teratur.
Hal ini disebabkanoleh adanya sistem pemerintahan
raja.Selain itu mereka juga sangat menjaga akar tradisi
budaya nenek moyangnya.Dalam kaitan ini, mereka
melestarikan tradisi megalithikum melaluipembuatan
tiang batu (yupa) untuk mengenang apa yang mereka
buat.Dalam Kehidupan sosial terjalin hubungan yang
harmonis antara RajaMulawarman dengan kaum
Brahmana.
Dalam kehidupan budaya dapat dikatakan kerajaan Kutai
sudah maju. Hal inidibuktikan melalui
upacara penghinduan (pemberkatan memeluk agama
Hindu)atau disebut upacara

Upacara dilaksanakan sejak pemerintahan


Aswawarman karenaKudungga masih mempertahankan ciri-ciri
keIndonesiaannya sedangkan yangmemimpin upacara tersebut,
menurut para ahli dipastikan adalah para pendeta(Brahmana)
dari India.
Tetapi pada masa Mulawarman kemungkinan sekali upacara penghinduan
tersebutdipimpin oleh pendeta/kaum Brahmana dari orang Indonesia asli.
Dengan adanyakaum Brahmana asli orang Indonesia membuktikan bahwa
kemampuanintelektualnya tinggi, terutama dalam hal penguasaan terhadap bahasa
Sansekertapada dasarnya bukanlah bahasa rakyat India sehari-hari, melainkan
lebihmerupakan bahasa resmi kaum Brahmana untuk masalah keagamaan.
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama
Maharaja Dharma Setiatewas dalam peperangan di
tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, AjiPangeran
Anum Panji Mendapa pada abad ke 16.Perlu diingat
bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan
KerajaanKutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali
berada di Kutai Lama(Tanjung Kute).Kutai Kartanegara
inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra
JawaNegarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya
menjadi kerajaan Islamyang disebut Kesultanan Kutai
Kartanegara.
1. YUPA
Ada tujuh buah yupa yang
menjadisumber utama bagi para
ahli dalammenginterpretasikan
sejarahKerajaan Kutai.Yupa adalah
tugu batu yangberfungsi sebagai
tiang untukmenambat hewan yang
akandikorbankan.Prasasti Yupa
tersebutmenggunakan huruf
Pallawa danbahasa sansekerta
Kalung Siwa yang terbuat dari emas ini ditemukan penduduk di sekitar dana
uLipan, Kecamatan Muara Kaman pada masa pemerintahan Aji
SultanMuhammad Sulaiman (1850-1899). Kalung itu kemudian diserahkan
kepadasultan yang dikenakan pada pesta adat dan pelantikan sultan baru.

3. Kura-Kura Mas
Menurut riwayat, datanglah ke pusat
Kerajaan Mulawarman
beberapa rombonganperahu dari negeri Cina yang dipimpin oleh seorang Pangeran
yang ingin meminangsalah seorang Putri Raja yang bernama Aji Bidara Putih.
Setelah lamaran diterima,sang Pangeran mengantarkan barang-barang pertanda
kesungguhannya untukmemperistri sang putri berupa perhiasan dari emas dan intan,
termasukdiantaranya adalah Kura-Kura Mas tersebut.
Kalung Uncal yang merupakan atribut dari Kerajaan
KutaiMartadipura (Mulawarman) ini digunakan oleh Sultan
KutaiKartanegara setelah Kerajaan Kutai Martadipura berhasil
ditaklukkandan dipersatukan dengan Kerajaan Kutai
Kartanegara.Terbuat dari emas 18 karat dengan berat 170 gram.
Kalung ini dihiasidengan relief cerita Ramayana.Menurut sejarah,
kalung Uncal tersebut kemungkinan berasal dariIndia. Dalam bahasa
India kalung ini disebut Unchele dan di dunia inihanya terdapat 2
buah atau satu pasang, yakni sebuah untuk pria dansebuahnya lagi
untuk wanita.Kalung Uncal yang saat ini ada di India hanya sebuah
saja. Menurutketerangan salah seorang duta India yang berkunjung
ke Tenggarongpada tahun 1954, kalung Uncal yang ada di Kutai
ini sama bentuk, rupadan ukurannya dengan kalung Unchele yang
ada di India. Sehingga,ada kemungkinan bahwa Raja Mulawarman
Nala Dewa merupakansalah seorang keturunan dari Raja-Raja India di
masa silam danmembawa kalung Uncal tersebut ke daerah Kutai ini.

Anda mungkin juga menyukai