Catatan penting :
Untuk pompa double suction, kapasitas dibagi 2 karena ada 2 impeller eyes.
• Ideal ‘membeli’ pompa dengan nilai Suction Spesific Speed kurang dari
8500 (5200 metrik) kecuali untuk kondisi yang ekstrim.
• Mixed Hydrocarbon dan air panas idealnya pada 9000 ÷ 12000 (5500÷7300
metric) atau lebih tinggi, lebih bagus.
• Nilai Suction Spesific Speed yang tinggi menandakan impeller eye-nya lebih
besar dari biasanya dan biasanya nilai efisiensinya disesuaikan dengan nilai
NPSHR yang rendah.
• Lebih tinggi nilai Suction Spesific Speed memerlukan desain khusus,
operasinya memungkinkan adanya kavitasi.
• Biasanya, pompa yang beroperasi dibawah 50% dari nilai BEP-nya tidak
reliable.
4.Turbulence (Pergolakan Aliran)
Jarak minimum antara suction pompa dengan elbow yang
pertama minimal 10 X diameter pipa.
Beberapa buah pompa bisa dipasang pada satu bak isap (sump) yang
besar, dengan syarat :
• Posisi pompa tegak lurus dengan arah aliran.
• Jarak antara dua ‘center line’ pompa minimum dua kali suction
diameter.
• Semua pompa dalam keadaan ‘runing’.
• Bagian piping upstream paling tidak memiliki pipa yang lurus dengan
panjang minimal 10 x diameter pipa.
• Setiap pompa harus memiliki kapasitas kurang dari 15.000 gpm.
• Suaian dasar pompa seharusnya sekitar 30% diameter pipa isap.
• Hubungan kedalaman pemasangan pompa dengan kapasitas
disesuaikan
5. Vane Passing Syndrome
• Kerusakan akibat kavitasi jenis ini terjadi ketika diameter luar
impeller lewat terlalu dekat dengan ‘cutwater’ pompa
Pencegahan Kavitasi
Hal-hal yang diperlukan untuk instalasi pompa:
1.Ketinggihan letak pompa terhadap permukaan zat cair yang
dihisap harus dibuat serendah mungkin agar head isap statis
lebih rendah pula. Pipa Isap harus dibuat sependek mungkin.
JIka terpaksa dipakai pipa isap yang panjang, sebaiknya
diambil pipa yang berdiameter satu nomer lebih besar untuk
mengurangi kerugian gesek.
2.Tidak dibenarkan untuk mengurangi laju aliran dengan
menghambat aliran disisi isap.
3.Head total pompa harus ditentukan sedemikian hingga sesuai
dengan yang diperlukan pada kondisi operasi yang
sesungguhnya.
4.Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head
terendah harus diadakan pengamanan terhadap terjadinya
kavitasi. Dalam beberapa hal terjadinya kavitasi tidak dapat
dihindari dan tidak mempengarui performa pompa, sehingga
perlu dipilih bahan impeler yang tahan erosi karena kavitasi.
abrasi kerusakan akibat kavitasi pecahan
5. NPSHA > NPSHR
Perumusan dari NPSH tersedia (NPSHA)
dapat ditulis :
Pa PV
hsv hs his hi
Perumusan dari NPSH yang diperlukan (NPSHr) dapat ditulis :
Faktor yang mempengaruhi perubahan NPSH tersedia adalah :
Pengaruh temperatur dari zat cair
Pengaruh sifat dari zat cair
Pengaruh tekanan dari zat cair yang dihisap
Pa
maka energi total di titik A sebesar
A
.g
H = NPSH + hds b
A Zb
2 2
Pa PD Pb Co Vb
H Z A Z b H vs hds
.g .g 2.g 2.g
KERUGIAN – KERUGIAN PADA ALIRAN
Reynold Number N Vr .D.
R
Tekanan Berubah-ubah
Gejala tekanan yang berubah ubah atau berfluktuatif sepanjang aliran banyak terjadi
pada pompa sentrifugal, khususnya pada pompa volut. Di dalam pompa ada daerah
antara sisi luar impeler dan ujung dari volut (cut water), yang apabila setiap kali impeler
berputar dan melewati daerah ini, tekanan zat cair akan berdenyut. Denyut yang terus-
menerus akan dirasakan sebagai fluktuasi tekanan yang merambat pada zat cair di
dalam pipa keluar. Apabila denyut tekanan zat cair beresonansi dengan kolom air
menyebabkan getaran dan bunyi.Untuk mencegah dari fluktuasi tekanan antara pompa
dan jalur pipa keluar, Pada jalur keluar pompa dipasang peredam bunyi yaitu kamar
ekspansi. Kamar ekspansi akan memotong rambatan gelombang dari fluktuasi tekanan
sehingga tidak sampai beresonansi dengan kolom air.
POMPA DI KAPAL
SOLAS (SAFETY OF LIFE AT SEA) = Peraturan Konvensi Internasional
• Kapasitas dari Pompa Pemadam Kebakaran
untuk Keselamatan Jiwa di Laut
Kapasitas pompa bilga dengan kecepatan air tidak kurang dari 2 m/s dengan
ketentuan diameter diatas. Kapasitas setiap pompa dimana tidak boleh kurang dari Q
• Tekanan didalam pipa saluran utama pemadam kebakaran
• = 0,565
Jumlah di2keran-keran kebakaran
dan tempat
• Pipa-pipa penyemprot ( Nozzles )
• Garis tengah pipa utama pada pompa bilga
d 25 1,68 L( B D) 1
Peraturan dan Ketentuan Klasifikasi Kapal-kapal, menurut Bureau Veritas
Pompa Bilga
Diameter dalam dari pompa bilga untuk ukuran yang mendekati dihitung
menurut
d i 1,68 L( B D) 25
Pada bagian Palka dan Mesin
d i 2,16 L1 ( B D) 25
GAMBAR DIAGRAM SISTEM MINYAK PELUMAS KAPAL CARAKA JAYA III
3650 DWT TAHAP PEMBANGUNAN I
Pengisian minyak pelumas dari darat kekapal sebelum kajian
katub 1 dibuka
katub 2 ditutup
Katub 4 dibuka ka
Katub 5 dibuka
lubricating oil dihidupkan
1
2
3 TANGKI HARIAN
MINYAK
PELUMAS
6
MESIN INDUK
5 4
POMPA L.O
TANGKI MINYAK 7
PELUMAS
Sistim pengisian minyak pelumas sesudah diadakan pengkajian yang
merupakan salah satu alternatif perbaikan sistim aliran minyak
pelumas
Dapat dilihat dari gambar diagram perpipaan, dengan menambahkan
pipa-pipa dan dua katub sesuai dengan garis putus.
Sistim pengisian minyak pelumas pada tangki harian minyak pelumas :
Katub 1 tertutup
Katub 2 terbuka
Katub 4,5 tertutub
Katub 6,7 terbuka
Lubricating oil dihidupkan
Pompa yang dipasang diatas Kapal Caraka Jaya III yaitu Oyama Pumps
Fire & General service pump
• Type DK 75 J
• Kapasitas max = 125 m³/h
• Total Head = 15 m
• Rpm = 1800 rpm
• Fire & Ballast pump
• Type TSK 100 P
• Kapasitas max = 125 m³/h
• Total Head = 25 m Pompa dipasang paralel
• Total kapasitas max yang dapat dicapai =
• 125 m³/h + 125 m³/h = 250 m³/h . 140 m³/h memenuhi persyaratan Konvensi
Internasional untuk Keselamatan Jiwa di Laut.
Tekanan
• Diameter pompa = 128 mm, Jari-jari = 64 mm
• A = π r ² shg A = 3,14 x (64)² mm² = 12861,44 mm² = 0,01286144 m²
• V = 250 m³/h x 1/0,01286144 m² = 5,4 m/det
• Karena Z sejajar dengan permukaan laut Z = 0 2
(5,4m / det)
• γ air laut = 1,025 ton/m³ P (15m Z ) 1,38375 kg / cm 2
2 9,8m / det 2
P = 1,38375 kg/cm² < 2,6 kg/cm², maka tidak memenuhi persyaratan Konvensi
Internasional untuk Keselamatan Jiwa di Laut
Kajian penerapan standar Solas & Bureau Veritas pada pompa pemadam kebakaran
Baruna Jaya IV
• Penerapan perhitungan-perhitungan
• Main draining collector
• d1 = 1,68 √ L(B+C) + 25
• dimana :
• L = Length of the ship betwen perpendicular dalam m
• B = Breadth of the ship
• C = Moulded depth at the freeboard
• L = 55,25 m
• B = 12,10 m
• C = 4,20 m
• d1 = 1,68 √55,25 (12,10 + 4,2 ) + 25 = 75,41 mm
Draining pump flow
• Q = 0,565 d12
• d1 = 75,41 mm d12 = (7,541 dcm)2 = 56,86
• Q = 0,565 x 56,86 = 32,12 kemudian Q = 32,12 m3/h
• Diambil pompa dengan Q = 35 m3/h
• Memakai 2 pompa listrik dengan kapasitas 35 m3/h
• Untuk kapal penumpang
Qpompa pemadam kebakaran = 2/3 Qdrain
• Untuk kapal barang
Qpompa pemadam kebakaran = 4/3 Qpompa pemadam kebakaran kapal
penumpang
Qpompa pemadam kebakaran untuk kapal barang = 4/3 x 2/3 x Qdrain
Qpompa pemadam kebakaran untuk kapal barang = 4/3 x 2/3 x 32,12 m3/h
Qpompa pemadam kebakaran untuk kapal barang = 28,5 m3/h
3,14 (40mm) 2
(2 9,8m / sec 2 )