Anda di halaman 1dari 27

FAKTOR FISIKA KIMIA DAN

PRODUKTIVITAS PRIMER
DI SITU CIKARET BOGOR
• Disusun Oleh :
• Bella Saskia (061116002)
• Yogi Suhad Watamsyah (061116003)
• Utami Khaesari Dean (061116009)
• Sepia Latipah (061116012)
• Nanda Putri (061116014)
• Vira Mourena Putri (061116015)
• Monita Damayanti (061116017)
• Diah Rusfika Ayu (061116019)
• Annisa Eka Handayani (061116037)
• Fenti Cahya Ningrum (061116039)
• Anida Ila Rachman (061116040)
• Suryani Amalia (061116042)
PENDAHULUAN
• Produktivitas primer adalah Dalam konsep produktivtas,
jumlah bahan organik yang dikenal istilah :
dihasilkan oleh organisme
autotrof, yaitu organisme yang • produktivitas primer kotor
mampu merombak bahan (gross primary
anorganik menjadi bahan productivity)
organik yang langsung dapat
dimanfaatkan oleh organisme • produktivitas primer
itu sendiri maupun organisme bersih (net primary
lain dengan bantuan energi productivity)
matahari maupun melalui
mekanisme kemosintesis.
• Produktivitas primer kotor merupakan laju total
fotosintesis, termasuk bahan organik yang
dimanfaatkan untuk respirasi selama jangka
waktu tertentu disebut juga produksi total atau
asimilasi total
• Produktivitas bersih merupakan laju
penyimpanan bahan organik di dalam jaringan
setelah dikurangi untuk pemanfaatan untuk
respirasi selama jangka waktu tertentu
• Danau Cikaret merupakan danau terbesar di beberapa
desa di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor yang
juga merupakan cadangan air bagi warga sekitar
samapai ke aliran wilayah Cilodong – Depok – DKI
Jakarta. Danau ini diduga telah mengalami
pencemaran akibat masuknya berbagai jenis limbah
dari berbagai jenis kegiatan rumah tangga dan
pembuangan sampah oleh pengunjung. Oleh karena
itu perlu adanya penelitian mengenai Kualitas Air dan
Keanekaragaman Plankton Di Danau Cikaret
Tujuan Percobaan Rumusan Masalah

• Mengukur kadar oksigen • Apakah definisi dari


terlarut (DO) dan Produktifitas Primer?
karbondioksida (CO2) bebas
• Apa saja ruang lingkup
ekosistem perairan.
Produktifitas Primer?
• Mengukur kadar suhu,
• Apa saja sifat fisika dan kimia
kecerahan dan arus ekosistem
perairan?
perairan.
• Bagaimana cara untuk
• Meihat perubahan kualitas air
mengetahui suatu lingkungan
terkait dengan perubahan
perairan tercemar atau tidak
kadar oksigen terarut (DO) dan
dan apa hubungannya dengan
karbondioksida (CO2) bebas.
BOD & COD?
• Melihat perubahan kualitas air
terkait dengan perubahan
kadar suhu, kecerahan dan
arus.
TINJAU PUSTAKA
• Analisis Fisika Kimia Perairan
sifat fisika kimia perairan sangat penting dalam ekologi. Bermacam-
macam faktor fisika kimia dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
tumbuhan dan produktivitas perairan. Berikut faktor fisika kimia
perairan:

Parameter Nilai Referensi


Suhu Air (°C) 25-31°C Wijayanti, 2007
Suwarno, 2000 dalam
pH >5 dan < 9
Kinati, 2014
Suparjo, 2009 dalam
DO (mg/L) >5 mg/L
Kinati, 2014
Kecerahan Suparjo, 2005 dalam
>0,45
(cm) Kinati 2014
• SUHU

Pengaruh suhu secara tidak langsung pada


kehidupan di perairan adalah suhu mempengaruhi daya
larut gas karbondioksida (CO2) dalam perairan. Daya larut
CO2 dalam perairan berkurang bila suhu perairan dan akan
bertambah dengan adanya penurunan suhu. Suhu juga
menentukan struktur hidrologis perairan dalam hal
kerapatan air (water density). Semakin dalam perairan,
suhu akan semakin rendah dan kerapatan air meningkat
sehingga menyebabkan laju penenggelaman fitoplankton
berkurang.
• pH (Derajat Keasaman)

pH merupakan gambaran jumlah atau


lebih tepatnya aktifitas hidrogen dalam
perairan. Secara umum nilai pH
menggambarkan seberapa asam atau basa
suatu perairan. Pada lingkungan perairan
tawar pH relatif lebih stabil dan biasanya
berada dalam kisaran antara 6-9
• Kecerahan Air

Kecerahan berkaitan dengan cahaya yang


dapat masuk ke perairan tersebut. Bagi biota air,
cahaya mempunyai pengaruh terbesar secara
tidak langsung, yakni sebagai sumber energi untuk
proses fotosintesis tumbuh- tumbuhan yang
menjadi tumpuan hidup, sebagai sumber makanan
Dengan bertambahnya lapisan air intensitas
cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang
signifikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif
• DO (Dissolved Oxygen)

Kadar oksigen yang terlarut di perairan alami


bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air
dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen terlarut juga
berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman
tergantung pada percampuran (mixing) dan pergerakan
(turbulence) massa air, aktifitas fotosintesis, respirasi dan
limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Dekomposisi
bahan organik dan oksidasi bahan anorganik dapat
mengurangi kadar oksigen terlarut hingga mencapai 0 (nol)
atau anaerob
• BOD (Biological Oxygen Demand)

Parameter BOD, secara umum banyak dipakai


untuk menentukan tingkat pencemaran air buangan.
Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran
pencemaran dari tingkat hulu ke muara. Sesungguhnya
penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang
menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang
digunakan oleh organisme selama organisme tersebut
menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu
perairan, pada kondisi yang hampir sama dengan kondisi
yang ada di alam. Selama pemeriksaan BOD, contoh yang
diperiksa harus bebas dari udara luar untuk mencegah
kontaminasi dari oksigen yang ada di udara bebas
• Produktivitas Perairan

Produktivitas perairan merupakan laju


penambatan atau penyimpanan energi
(cahaya matahari) oleh komunitas autotrof di
dalam sebuah ekosistem perairan.
Produktivitas itu sendiri terdiri dari
• produktivitas primer (produsen)
• produktivitas skunder (konsumen: zoo
plankton, ikan, benthos, dll)
ALAT DAN BAHAN

1. Alat Parameter Fisika dan 2. Alat Produktivitas Primer


Kimia • Botol gelap 2
• Termometer • Botol terang 2
• Secchi Disk • Tali rapia
• Do meter • Pelampung
• pH indikator • DO meter
• Botol pengukur DO dan CO2 3. Bahan
bebas • Sampel air Situ Cikaret
• Buret dan Statif • NaOH
• Erlenmeyer
METODE KERJA
a) Parameter fisika dan kimia
• Pengukuran suhu,dengan mencelupkan badan air pada
setiap unit pengamatan per satuan waktu,Ukur suhu air
dan udara dengan melihat skala yang ditunjukan
thermometer
• Untuk mengukur kecerahan,diambil seutas tali dan
tingka yang diberi skala lalu tali diikat pada tongkat
dengan titik pusat secchi disk yang berdiameter 20-30
cm lalu masukan alat kedalam perairan sampai secchi
disk tidak terlihat dan baca skala.
Rumus yang dihitung
𝐾1+𝑘2
D=
2
Ket:
• D : Kedalaman kecerahan air
• K1 : Kedalaman secchi disk yang masih terlihat
• K2 : Kedalaman secchi disk yang masih terlihat

• Pengukuran Oksigen yang terlarut (Disolved Oxygen),sampel air


diambil dengan menggunakan botol coklat yang tersedia sampai
penuh hindari adanya udara yang terperangkap dalam botol,hitung
kadar oksigen dengan DO meter
• Pengukuran CO2 bebas,air di tuang ke dalam erlenmayer sebanyak
50ml lalu ditambah 3 tetes Phenolphtahalin (PP),bila terbentuk
warna pink maka air sampel tidak mengandung CO2 dan jika tak
terbentuk warna pink maka di titrasi dengan NaOH sampai warna
pink stabil dan catat berapa ml titrant yang terpakai
𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛𝑡 𝑥 𝑛 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛𝑡 𝑥 22.000
• CO2-bebas (mg/l) =
𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
b) Pengukuran produktivitas Primer
• Pengukuran produktivitas Primer,Botol gelap dan botol
terang diisi air sampel sampai penuh dan pastikan tidak
ada gelembung udara yang masuk lalu botol diikat ke
pelampung yang digunakan sebagai penanda lalu
didiamkan selama 3 jam,setelah 3 jam angkat botol lalu
ukur DO nya dengang DO Meter.Lalu dihitung Net
Fotosintesis DO,Gross Fotosintesis DO dan Respirasi
DO.

Rumus :
• Net Fotosintesis DO (mg/l)=DO botol terang – DO awal
• Gross Fotosintesis DO (mg/l)= DO botol terang – DO botol gelap
• Respirasi Do (mg/l) = DO awal – DO botol gelap
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Parameter Fisika Kimia Situ Cikaret
Parameter Keterangan
Do awal 9,4 mg/L
Co2 Terlarut 11 mg/L
Suhu Udara 32°C
Suhu Air 31°C
Ph 6
Kecerahan 59 cm
Kedalaman 140

• Parameter Produktivitas Primer


Nilai DO
Parameter Awal DO Hari ke-5
Botol terang 1 3.2 mg/L 1,4 mg/L
Botol gelap 1 3,3mg/L 1,5 mg/L
Botol terang 2 3 mg/L 1,4 mg/L
Botol gelap 2 3,5 mg/L 1,3 mg/L
Perhitungan

 Net Fotosintesis DO Awal mg/L = DO botol terang – DO Awal


= 3,1- 9,4
= -6,3 mg/L Konversi x 0,375 = -2,3625 mg/L
MGmg/L
 Gross Fotosintesis Awal = DO botol terang – DO botol gelap
= 3,1- 3,4
= -0,3 mg/L Konversi x o,375 = -0,1125 mg/L
 Respirasi DO Awal = DO botol awal – Do botol gelap
= 9,4 – 3,4
= 6 mg/L Konversi x 0,375 = 2,25 mg/L
 Net Fotosintesis DO Akhir mg/L = DO botol terang – DO Awal
= 1,4 – 9,4

= -8 mg/L Konversi x 0,375 = -3 mg/L


MGmg/L
 Gross Fotosintesis Akhir = DO botol terang – DO botol gelap
= 1,4 - 1,4
= 0 mg/L Konversi x o,375 = 0 mg/L
 Respirasi DO Awal = DO botol awal – Do botol gelap
= 9,4 – 1,4
= 8 mg/L Konversi x 0,375 = 3 mg/L
PEMBAHASAN
• Fisika Kimia Situ Cikaret
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh suhu
perairan Situ Cikaret sebesar 31°C, hasil ini sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Wijayanti (2007)
bahwa nilai suhu perairan yang baik berkisar 25-31°C.
Kemudian berdasarkan nilai DO (Oksigen Terlarut)
didapatkan sebesar 9,4 mg/L, hal ini sesuai dengan
literature yang digunakan yaitu nilai DO yang baik pada
perairan yaitu berkisar >5 mg/L. Suhu dapat membatasi
pesebaran biota air seperti makrozoobenthos, hal ini
dipengaruhi oleh adanya faktor yang saling berhubungan
salah satunya DO (Oksigen Terlarut).
• Semakin meningkatnya suhu maka oksigen terlarut dalam
air akan rendah, sebaliknya apabila semakin turunnya suhu
air maka oksigen terlarut semakin meningkat. Rendahnya
oksigen terlarut akan mempengaruhi metabolism
makrozoobenthos. Setelah dilakukan uji titrasi sampel air
Situ Cikaret didapatkan hasil CO2 sebanyak 11 mg/L,
sedangkan pH air yang diperoleh sebersar 6 yang berarti
pH air mendekati asam.
• Dapat disimpulkan bahwa kondisi pH berkaitan erat dengan
karbondioksida hal ini dikarenakan semakin tinggi pH maka
kadar karbondioksida akan semakin rendah. Kadar
karbondioksida merupakan hasil dari proses respirasi.
Karbondioksida bebas dilepaskan dan bereaksi dengan air
membentuk asam karbonat yang kemudian direduksi
menjadi bikarbonat dan karbonat menjadikan pH menjadi
rendah.
• Kecerahan yang didapatkan 59 cm, sementara menurut
Indra Budi Prasetyawan, 2017 bahwa kecerahan yang
baik untik perairan tawan seberar 200 cm, hal ini
menunjukkan perbedaan yang cukup jauh dari literature
yang digunakan, hal ini disebabkan pada pengambilan
sampel dilakukan didekat kios penjual makanan yang
dimana linbah kios terbeut dibuang ke Situ Cikaret.
• Uji Produktivitas Primer
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa produktivitas
primer perairan saangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan perairan serta komposisi organisme dan
distribusi orgnisme autotrof. Itu artinya perbedaan tipe
habitat akan memberikan produktivitas primer yang
berbeda-beda. Bahkan pada habitat atau ekosoistem yang
sama, perbedaan waktu dapat memberikan nilai
produktivitas yang berbeda-beda. Mengacu pada pada
Gambar 9 (Wetzel, 2001) bahwa produktivitas tahunan
ekosistem perairaan lebih tinggi dibanding hutan dan
padang rumput (rerumputan).
• Pada ekosistem tawar, terutama danau dangkal dan
rawa produktivitas dari tanaman air lebih tinggi dibanding
produktivitas plankton. Secara umum pengukuran
produktivitas primer perairan mengacu pada
kemampuan plankton (mikro algae) dalam melakukan
fotosintesis yang belakangan ini lebih dikembangkan
oleh para peneliti dengan metode radioisotof dan citra
satelit (terutama laut). Barangkali 2 metode ini dianggap
lebih tepat dan akurat untuk memetakan tingkat
produktivitas primer perairan. Akan tetapi ada juga
peranan makro alga (makrofita) terutama ekosistem
lamun. Hasil perhitungan produktivitas primer yang
didapat bagian respirasi DO awal sebesar 6 mg/l
sdangkan untuk respirasi DO ada hari ke 5 sebesar 8
mg/l
KESIMPULAN
• Nilai DO (Oksigen Terlarut) didapatkan sebesar 9,4 mg/L
sedangkan pH air yang diperoleh sebersar 6 yang berarti
pH air mendekati asam
• Kecerahan yang didapatkan 59 cm, sementara menurut
Indra Budi Prasetyawan, 2017 bahwa kecerahan yang
baik untik perairan tawar seberar 200 cm, hal ini
disebabkan pada pengambilan sampel dilakukan didekat
kios penjual makanan yang dimana linbah kios terbeut
dibuang ke Situ Cikaret.
• Produktivitas primer perairan saangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan perairan serta komposisi organisme
dan distribusi orgnisme autotrof.

Anda mungkin juga menyukai