Anda di halaman 1dari 22

MKWU

BAHASA
INDONESIA
1. Sejarah Bahasa Indonesia
2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

A.R. Muzammil
08125755478
DESKRIPSI
DIRI
Visi MKWU Bahasa Indonesia
Terwujud civitas akademik yang mampu memicu dan memacu pengembangan fungsi
bahasa Indonesia sebagai penghela dan pembawa ilmu pengetahuan di dunia global.

Visi ini dicapai dengan cara


(1) meningkatkan literasi berbahasa Indonesia di kalangan sivitas
akademik,
(2) meningkatkan akses dan relevansi pendidikan tinggi berbasis
bahasa Indonesia,
(3) meningkatkan kemampuan sivitas akademik untuk mencari
dan menemukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni
melalui bahasa Indonesia, dan
(4) meningkatkan kesadaran sivitas akademik akan peran
pentingnya sebagai agen transformasi pola berpikir saintifik
melalui penggunaan bahasa Indonesia.
Tujuan

(1) menumbuhkan sikap mental sivitas akademik yang mampu


mengapresiasi nilai-nilai bahasa Indonesia sebagai simbol
kedaulatan bangsa dan negara;
(2) memberikan pemahaman dan penghayatan atas keradaan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa dan
bahasa ipteks;
(3) menyiapkan sivitas akademik agar mampu menganalisis
permasalahan dan mencari solusi terhadap persoalan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui
pembuatan dan penggunaan teks;
(4) mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara
akademik baik dalam bentuk bahasa Indonesia lisan maupun
tulis demi pengembangan ipteks dalam tatanan dunia global.
Fungsi Bahasa

Keraf (1994:3-6) merinci empat fungsi bahasa


secara umum.

1) untuk menyatakan ekspresi diri;


2) sebagai alat komunikasi;
3) sebagai alat untuk mengadakan integrasi
dan adaptasi sosial; dan
4) sebagai alat untuk mengadakan kontrol
sosial.
Sejarah Bahasa Indonesia
Ada beberapa faktor yang memungkinkan bahasa Melayu
diterima sebagai bahasa Indonesia
(a)Berdasarkan sejarahnya, bahasa Melayu telah
menjadi bahasa penghubung (lingua franca) sejak
zaman kerajaan sriwijaya.

(b)Berdasarkan sistemnya, bahasa Melayu


memiliki sistem fonologi, morfologi, dan sintaksis
yang sederhana.
Sejarah Bahasa Indonesia

Ada beberapa faktor yang memungkinkan bahasa Melayu


diterima sebagai bahasa Indonesia
(c)Berdasarkan psikologis, pemakai bahasa daerah
lainnya di Indonesia bersedia menerima secara
sadar bahasa Melayu.
(d)Berdasarkan sifatnya, Bahasa Melayu sanggup
menerima pengaruh dari bahasa asing dan bahasa
daerah lain di Indonesia.
(e)Berdasarkan wilayah pemakainnya, bahasa
Melayu telah dipakai untuk penyebaran agama
pada masa lalu, telah dipakai di lembaga- lembaga
pendidikan, perundang-undangan, dan pemerintah
oleh pemerintah Hindia Belanda
Kedudukan dan Fungsi
Bahasa Indonesia

A. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai


Bahasa Nasional (Sumpah Pemuda, 28 Oktober
1928)

B. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai


Bahasa negara (Pasal 36 UUD 1945), sejak 18
Agustus 1945
Fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukan
sebagai Bahasa Nasional

1) sebagai lambang kebanggaan nasional;


2) sebagai lambang identitas nasional;
3) sebagai alat pemersatu berbagai suku di
Indonesia; dan
4) alat perhubungan antarwarga,
antardaerah, dan antarbudaya.
Fungsi Bahasa Indonesia dalam Kedudukan
sebagai Bahasa negara

1) sebagai bahasa resmi kenegaraan;


2) sebagai bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan;
3) Sebagai alat penghubung pada tingkat
nasional
4) Sebagai alat pengembangan kebudayaan,
ilmu pengetahuan, dan teknologi
UU Nomor 24 Tahun
2009
tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta Lagu Kebangsaan
Bahasa Indonesia
sebagai bahasa Resmi
 Pasal 25, ayat (3): Bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi negara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan,
pengantar pendidikan, komunikasi tingkat
nasional, pengembangan kebudayaan
nasional, transaksi dan dokumentasi niaga,
serta sarana pengembangan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa
media massa.
Penggunaan
Bahasa Indonesia Tulis (1)
 Pasal 31, ayat (1): Bahasa Indonesia wajib
digunakan dalam nota kesepahaman atau
perjanjian yang melibatkan lembaga negara,
instansi pemerintah RI, lembaga swasta
Indonesia atau perseorangan warga negara
Indonesia. Ayat (2): Nota kesepahaman atau
perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang melibatkan pihak asing ditulis juga dalam
bahasa nasional pihak asing tersebut dan/atau
bahasa Inggris.
Penggunaan
Bahasa Indonesia Tulis (2)
 Pasal 34, Bahasa Indonesia wajib
digunakan dalam laporan setiap
lembaga atau perseorangan kepada
instansi pemerintah.
Penggunaan
Bahasa Indonesia Tulis (3)
 Pasal35, ayat (1) Bahasa Indonesia
wajib digunakan dalam penulisan
karya ilmiah dan publikasi karya
ilmiah di Indonesia.
Penggunaan
BahasaIndonesia Tulis &Lisan

 Pasal33, ayat (1) Bahasa Indonesia


wajib digunakan dalam komunikasi
resmi di lingkungan kerja pemerintah
dan swasta.
Penggunaan
BahasaIndonesia Lisan
Pasal 32, ayat (1) Bahasa Indonesia wajib
digunakan dalam forum yang bersifat
nasional atau forum yang bersifat
internasional di Indonesia. Ayat (2) Bahasa
Indonesia dapat digunakan dalam forum
yang bersifat internasional di luar negeri.
Bagaimana tanggapan
Anda tentang berita
berikut ini?
Ternyata Aturan Pekerja Asing Wajib Bahasa Indonesia Sudah Dicabut
Neneng Zubaidah
Minggu, 23 Agustus 2015 - 15:41 WIB

JAKARTA - Pemerintah ternyata telah merevisi Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker)
Nomor 12 Tahun 2013 yang isinya mengatur tentang syarat bagi pekerja asing memiliki
kemampuan berbahasa Indonesia.

Peraturan tersebut direvisi dengan Permenaker Nomor 16 Tahun 2015 pada Juni lalu. Dengan
demikian, pekerja asing tidak lagi diwajibkan untuk memiliki kemampuan berbahasa Indonesia.
(Baca juga: Aturan Pekerja Asing Wajib Berbahasa Indonesia Dihapus)

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri mengakui penghapusan syarat yang


merupakan permintaan Presiden Jokowi itu sudah diakomodasi dengan diterbitkan Permenaker
Nomor 16/2015 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Dalam Permenaker baru itu tidak ada aturan yang mewajibkan tenaga kerja asing (TKA) memiliki
kemampuan berbahasa Indonesia.

"Arahan Presiden itu sudah ditindaklanjuti dengan Permenaker Nomor 16 yang disahkan oleh
Menkumham 29 Juni kemarin. Dalam regulasi itu TKA tidak lagi dikenakan syarat berbahasa
Indonesia," katanya melalui pesan singkat, Minggu (23/8/2015).

Menurut Hanif, seluruh pihak tidak perlu khawatir penghapusan syarat tersebut akanakan
mengancam pekerja dalam negeri. "Jangan khawatir," ujarnya.
Dia mengungkapkan masih banyak syarat wajib dalam Permenaker 16/2015 yang menjadi
instrumen perlindungan pekerja dalam negeri.
Dalam Pasal 38 Permenaker 16/2015 disebutkan setiap pemberi kerja bagi tenaga kerja
asing (TKA) wajib memiliki Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA).

Sementara untuk mendapatkan IMTA, pemberi kerja wajib mengajukan permohonan


secara online dengan mengunggah bukti pembayaran Dana Kompensasi Penggunaan TKA
(DKP-TKA), keputusan pengesahan Rencana Penggunaan TKA (RPTKA), paspor pekerja
asing, foto, surat penunjukan TKI pendamping.

Selain itu, TKI diwajibkan memiliki pendidikan sesuai dengan syarat jabatan yang akan
diduduki oleh pekerja asing, memiliki sertifikat kompetensi atau pengalaman kerja sesuai
jabatan minimal lima tahun, draft perjanjian kerja atau perjanjian melakukan pekerjaan,
bukti polis asuransi di perusahaan asuransi berbadan hukum Indonesia dan rekomendasi
dari instansi yang berwenang apabila diperlukan untuk TKA yang akan dipekerjakan oleh
pemberi kerja TKA.

Hanif mengakui, pemerintah dalam hal ini hanya ingin mempermudah pelayanan bagi TKA
dengan posedur yang sederhana dan cepat.

Hanif menjelaskan permintaan Presiden itu sebetulnya hanya ingin memberi contoh
tentang deregulasi yang diperlukan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Di
antaranya soal tenaga kerja asing yang terkena syarat bahasa Indonesia itu.
halaman ke-1 dari 2
Dia mengatakan, pelayanan terkait tenaga kerja asing tidak manual lagi melainkan
secara online. Menurut dia, sistem pelayanan TKA sudah diperbaiki dan
memudahkan pelayanan. Hanif mengingatkan seluruh stakeholder untuk benar-
benar mematuhi regulasi yang ada.

"Jangan sampai ada TKA yang bekerja tanpa izin lagi. Kalau sudah dimudahkan tapi
ada yang masih melanggar itu kebangetan namanya," ungkapnya.

Informasi tentang penghapusan syarat memiliki kemampuan berbahasa Indonesia


bagi pekerja asing kali pertama terungkap dari pernyataan Sekretaris Kabinet
(Seskab) Pramono Anung pada Jumat 21 Agustus 2015.

Kebijakan yang diduga baru rencana itu telah mengundang kritik dari berbagai pihak.
Pasalnya, kebijakan itu dianggap dapat mengancam kesempatan kerja bagi tenaga
kerja lokal.

https://nasional.sindonews.com/read/1036111/15/ternyata-aturan-pekerja-asing-
wajib-bahasa-indonesia-sudah-dicabut-1440319282/
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai