Anda di halaman 1dari 44

TRAUMATOLOGI UMUM

OLEH :
Dr. Abdul Gafar Parinduri. SpF.
Mked(For)
. Trauma berarti kekerasan atas jaringan tubuh yang
masih hidup (living tissue). Hasil dari trauma adalah
luka, perdarahan, skar atau hambatan dalam fungsi
organ bahkan kematian.
Definisi Luka
• Secara definisi suatu luka adalah terputusnya
kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera
atau pembedahan.
Definisi Luka Menurut KUHP
• Pembagian derajat perlukaan secara tersirat diatur
dalam KUHP pasal 90, 351 dan 352. Hal ini
disebabkan karena tidak ada peraturan tentang
perlukaan ringan dan sedang, melainkan hanya
mengatur ketentuan tentang penganiayaan dan
penganiayaan ringan yang diasosiasikan sebagai luka
sedang dan luka ringan.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
definisi luka menurut KUHP adalah:
• Luka Ringan
Adalah luka yang tidak menimbulkan penyakit
atau halangan dalam menjalankan pekerjaan
jabatan atau mata pencahariannya.
• Luka Sedang
Adalah luka yang mengakibatkan penyakit atau
halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan
atau mata pencahariannya untuk sementara
waktu.
• Luka Berat
Adalah luka yang sebagaimana diuraikan di
dalam pasal 90 KUHP
ANATOMI KULIT
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar
tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh.
Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang
dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter
persegi.

Lapisan-lapisan kulit:
• Epidermis
• Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan
avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng
bertanduk, mengandung sel melanosit,
Langerhans dan merkel.
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling
atas sampai yang terdalam) :
Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa
mengelupas dan berganti.
Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat
pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak
tampak pada kulit tipis.
Stratum Granulosum Ditandai oleh 3-5 lapis sel
polygonal gepeng yang intinya ditengah dan
sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang
dinamakan granula keratohialin yang
mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat
sel Langerhans.
Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang
dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut
memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel
dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat
yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum
spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan
stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel
Langerhans.

• Stratum Basale (Stratum Germinativum).


Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel
epidermis secara konstan. Epidermis
diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke
permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan
faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang
mengandung melanosit.
Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin
D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi
(melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).
Dermis
• Merupakan bagian yang paling penting di kulit
yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri
atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
• Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat
jarang.
• Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat
padat.
• Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical
strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces
dan respon inflamasi
Subkutis
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri
dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang
menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di
bawahnya.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi
panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical
shock absorber.
PATOFISIOLOGI LUKA & MEKANISME PENYEMBUHAN
LUKA
Proses penyembuhan luka secara mikroskopik infiltrasi
perivaskuler dari lekosit polymorfonukler dapat dilihat dengan
jelas pada kasus-kasus dengan periode survival 4 jam atau
lebih. Dilatasi kapiler dan marginasi sel lekosit mungkin dapat
dilihat lebih dini lagi, bahkan dalam beberapa menit sesudah
trauma. Leukosit yang mula-mula masuk ke jaringan adalah
jenis polimorfonuklear. Pada stadium berikutnya akan tampak
monosit, namun leukosit jenis ini jarang ditemukan pada
eksudat kurang dari 12 jam sesudah trauma. Pada trauma
dengan inflamasi aseptic, proses eksudasi akan mencapai
puncaknya dalam 48 jam.
• Epitelisasi baru terjadi pada hari ketiga, sedang
sel-sel fibroblast mulai menunjukkan perubahan
reaktif (dalam bentuk proliferasi) sekitar 15 jam
sesudah trauma
biasanya jaringan granulasi lengkap dengan vaskularisasinya
akan terbentuk paling tidak sesudah 3 hari. Serabut-serabut
kolagen yang baru juga mulai terbentuk 4 atau 5 hari sesudah
trauma. Pada luka-luka kecil, kemungkinan jaringan parut tampak
pada akhir minggu pertama. Biasanya sekitar 12 hari sesudah
trauma, aktivitas sel-sel epitel dan jaringan dibawahnya,
mengalami tahapan regresi. Akibatnya jaringan epitel akan
mengalami atrofi, vaskularisasi jaringan dibawahnya juga
berkurang diganti serabut-serabut kolagen. Sampai beberapa
minggu sesudah penyembuhannya, serabut-serabut elastic
masih tampak lebih banyak dari jaringan yang tak terkena
trauma.
Perubahan-perubahan histologik dari luka ini
sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya infeksi perlu
diketahui bahwa infeksi akan memperlambat

proses penyembuhan luka .


PETUNJUK DESKRIPSI LUKA & LOKASI
Deskripsi luka meliputi :
Jumlah luka.
Lokasi luka, meliputi:
Lokasi berdasarkan regio anatomiknya.
Lokasi berdasarkan garis koordinat atau berdasarkan bagian-
bagian tertentu dari tubuh
Bentuk luka, meliputi :
Bentuk sebelum dirapatkan
Bentuk setelah dirapatkan
Ukuran luka, meliputi sebelum dan sesudah dirapatkan ditulis
dalam bentuk panjang x lebar x tinggi dalam satuan sentimeter
atau milimeter.
Sifat-sifat luka, meliputi :
Garis batas luka, meliputi :
Bentuk (teratur atau tidak)
Tepi (rata atau tidak)
Sudut luka (ada atau tidak, jumlahnya berapa dan bentuknya
runcing atau tumpul)
Daerah di dalam garis batas luka,meliputi:
Tebing luka (rata atau tidak serta terdiri dari
jaringan apa saja)
Antara kedua tebing ada jembatan jaringan atau
tidak
Dasar luka (terdiri dari jaringan apa, warnanya,
perabaannya, ada apa diatasnya)
Daerah di sekitar garis batas luka, meliputi :
Memar (ada atau tidak)
Tatoase (ada atau tidak)
Jelaga (ada atau tidak)
Bekuan darah (ada atau tidak)
Lain-lain ada atau tidak
Contoh Beberapa Deskripsi Macam-Macam Luka :
Luka Iris
Pada pemeriksaan ditemukan luka.
Jumlahnya: Satu.
Lokasinya: ...............
Bentuknya: Sebelum dirapatkan terbuka dan ketika ditautkan
rapat serta membentuk garis lurus (atau sedikit lengkung) yang
arahnya miring.
Ukurannya: Sebelum ditautkan panjang ......, lebar ......dan
dalamnya ....... Ketika dirapatkan panjang luka
menjadi ..........Sifatnya: Garis batas luka bentuknya
teratur, tepi rata dan kedua sudutnya runcing.
Jembatan jaringan tidak ada
Luka Tusuk
Pada pemeriksaan ditemukan luka.
Jumlahnya: Satu.
Letaknya: ..............
Bentuknya: Berupa luka tembus seperti celah dan ketika
ditautkan rapat serta membentuk garis lurus yang arahnya
mendatar.
Ukurannya: Sebelum dirapatkan panjangnya ......., lebar .......dan
dalamnya belum dapat ditentukan pada pemeriksaan luar sebab
luka menembus dinding dada. Ketika dirapatkan panjangnya
menjadi .............
Sifatnya: Garis batas luka bentuknya teratur dan simetris, tepinya
rata serta kedua sudutnya runcing. Tebing luka rata
terdiri atas kulit, jaringan ikat, jaringan lemak dan
otot. Tidak ditemukan ada-nya jembatan jaringan
dan dasar luka tidak terlihat pada pemeriksaan luar.
Di sekitar garis batas luka tidak ada memar.
Luka Tembak Masuk
Pada pemeriksaan ditemukan luka.
Jumlahnya: Satu.
Lokasinya: ........, ....... sentimeter di sebelah.......dari garis tengah
tubuh dan setinggi ..........dari tumit. (Pada luka tembak selalu
diukur setinggi berapa sentimeter dari tumit guna kepentingan
rekonstruksi).
Bentuknya: Terdiri atas dua bagian, yaitu bagian luar berupa
cincin lecet dan bagian dalamnya berupa lubang. Posisi lubang
terhadap cincin lecet konsentris (atau episentris).
Ukurannya: Diameter cincin lecet ......dan diameter lubang .........
Sifatnya: Garis batas luar dari cincin lecet bentuknya teratur
(bulat) serta tepinya tak rata dan garis batas lubang bentuknya
juga teratur serta tepinya tidak rata.
Tebing luka tak rata, berbentuk silinder dan terdiri
atas jaringan kulit, jaringan ikat, otot dan tulang.
Dasar cincin lecet adalah jaringan ikat sedang dasar
lubang tidak dapat ditentukan pada pe-meriksaan
luar sebab menembus otot.
Daerah di sekitar cincin lecet terlihat memar ber-warna merah
kebiruan, jelaga dan tatoase.

Luka Memar (Kontusi)


• Pada pemeriksaan ditemukan memar.
• Jumlahnya: Dua buah.
• Lokasinya: Memar pertama di sisi luar dari
lengan bawah kiri, sepuluh sentimeter dari garis
pergelangan tangan. Memar kedua di pipi kiri,
lima sentimeter sebelah kiri dari garis tengah
tubuh dan lima sentimeter sebelah bawah dari
garis mendatar yang melewati kedua mata.
Bentuknya: Tidak teratur.
Ukurannya: Memar di ........., ...... sentimeter kali ....... sentimeter
dan memar di ....., ..... sentimeter kali ... sentimeter.
Sifatnya: Garis batas memar tidak begitu tegas dan bentuknya
tidak teratur.
Daerah di dalam garis batas luka terlihat sedikit menonjol
(bengkak), terdiri atas kulit yang masih utuh. Di sekitar memar
tidak ditemukan kelainan.
Jenis-Jenis Luka
• Luka Akibat Benda-Benda Fisik
• Kekerasan fisik adalah kekerasan yang disebabkan oleh
benda-benda fisik, antara lain:
• Benda bersuhu tinggi
• Kekerasan oleh benda dengan suhu tinggi dapat menimbulkan
luka bakar. Luka bakar adalah kerusakan jaringan yang
disebabkan oleh panas.
Tiap – tiap persentuhan yang intensif yang cukup lama antara
kulit dengan panas lebih dari 60º C akan terjadi luka bakar.
Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, kimia, listrik,
cahaya, atau radiasi. Luka bakar menjadi penting karena dapat
menyebabkan kematian.
• Luka bakar mempunyai pembagian berdasarkan
keparahannya, yaitu :
Derajat satu
Derajat ini hanya meliputi bagian luar dari kulit. Kemerahan
pada kulit ( Erythema ), terjadi pembengkakan hanya pada
lapisan atas kulit ari ( Stratum Corneum ), terasa sakit, merah
dan bengkak. Pada derajat ini tidak ditemukan adanya lepuh
(bula). Luka bakar derajat satu merupakan yang paling sering
terjadi. Luka ini akan sembuh dengan sendirinya tanpa
menimbulkan bekas dalam waktu dua hingga lima hari.
Derajat dua
Kerusakan yang terjadi lebih dalam daripada derajat satu.
Melepuh ( Bullosa ) pembengkakan sampai pada lapisan kulit ari,
terdapat gelembung berisicairan kuning bersih. Didapatkan rasa
nyeri yang hebat. Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering
terlihat lebih tinggi daripada permukaan kulit normal. Luka bakar
derajat ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu derajat dua
dangkal (superfisial) dan derajat dua dalam (deep)
Derajat tiga
Kerusakan yang terjadi lebih dalam lagi daripada derajat
dua. Luka bakar sampai pada lapisan kulit jangat, luka tampak
hitam keputuh – putihan ( Escarotica ) Tidak dijumpai adanaya
lepuh. Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Tidak
didapatkan rasa nyeri, karena ujung-ujung saraf sudah
mengalami kerusakan bahkan kematian.

Derajat empat
Luka bakar sudah sampai pada jaringan ikat atau
lebih dari kulit ari dan kulit jangat sudah terbakar.
•Benda bersuhu rendah
Kekerasan oleh benda (hawa) bersuhu dingin biasanya dialami
oleh bagian tubuh yang terbuka, seperti misalnya tangan, kaki,
telinga dan hidung. Mula-mula pada daerah tersebut terjadi
vasokonstriksi pembuluh darah superficial sehingga terlihat pucat.
Selanjutnya akan terjadi paralise dari vasomotor control yang
mengakibatkan daerah tersebut menjadi kemerahan. Pada
keadaan yang berat dapat terjadi gangren.
Sengatan listrik
Sengatan oleh benda bermuatan listrik dapat menimbulkan luka
bakar sebagai akibat dari berubahnya energi listrik menjadi
panas. Besarnya pengaruh listrik pada jaringan tubuh tersebut
tergantung dari :
Besarnya tegangan (voltase)
Voltage terendah yg dapat menimbulkan kematian
manusia adalah sebesar 50 volt. Kurang lebih 60%
dari semua kematian akibat aliran listrik disebabkan
oleh arus dengan tegangan 115 volt. Kematian akibat arus
tegangan rendah terutama oleh karena terjadinya fibrilasi
ventrikel, sementara itu pada tegangan tinggi disebabkan oleh
karena trauma elektrotermis.
Bentuk luka pada daerah kontak (tempat masuknya arus) berupa
kerusakan lapisan kulit dengan tepi agak menonjol dan di
sekitarnya terdapat daerah pucat, dikelilingi daerah hyperemis.
Sering ditemukan adanya metalisasi. Pada tempat keluarnya
arus dari tubuh juga sering ditemukan luka
Kuatnya arus (amper)
10 mA dapat menimbulkan rasa tidak enak (unpleasant
sensation).
10 – 60 mA dapat menghilangkan kontrol otot-otot
dan dapat menyebabkan asfiksia.
Lebih dari 60 mA dan berlangsung lebih dari 1 detik
dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel.
Arus 60 – 80 mA atau 200 – 250 mA pada DC
adalah berbahaya bagi manusia.
Besarnya tahanan (keadaan kulit kering atau basah)
Tahanan tubuh manusia terhadap arus listrik tergantung dari
banyaknya kandungan air pada jaringan tersebut. Tahanan yg
terbesar yaitu pd kulit tubuh dan akan menurun besarnya pada
tulang, lemak, urat syaraf, otot, darah dan cairan tubuh. Tahanan
kulit + 500 - 10.000 Ohm. Kulit yang kering mempuyai tahanan
antara 2000 - 3000 Ohm, sedangkan kulit yang basah
mempunyai tahanan sekitar 500 Ohm.
Lamanya kontak
Luasnya daerah terkena kontak

Petir
Petir terjadi karena adanya loncatan arus listrik di
awan yang tegangannya dapat mencapai 10 mega
volt dengan kuat arus sekitar 100.000 A ke tanah.
Luka-luka karena sambaran petir pada hakekatnya
merupakan luka-luka gabungan akibat listrik, panas
dan ledakan udara.
Dapat terjadi kematian akibat efek arus listrik yang melumpuhkan
syaraf-syaraf pusat, menyebabkan fibrilasi ventrikel. Kematian
juga dapat terjadi akibat efek ledakan atau efek dari gas panas
yang ditimbulkannya. Pada korban mati sering ditemukan adanya
arborescent mark (percabangan pembuluh darah terlihat seperti
percabangan pohon), metalisasi benda-benda dari logam yang
dipakai. Pakaian korban terbakar atau robek-robek.
Tekanan (barotrauma)
Barotruma adalah kerusakan jaringan akibat perubahan tekanan
barometric yang terjadi pada saat terbang atau menyelam.
Barotrauma dapat terjadi bilamana ruang-ruang berisi gas dalam
tubuh (telinga tengah,paru-paru) menjadi ruang tertutup dengan
menjadi buntunya jaras-jaras ventilasi normal. Penyebab
terjadinya barotrauma adalah penyumbatan pada
tuba eustakius. Jika tuba eustakius mengalami
penyumbatan sebagian maupun penyumbatan total
akibat adanya jaringan parut, infeksi atau alergi,
maka udara tidak akan sampai ke telinga tengah dan terjadilah
perbedaan tekanan. Faktor resiko terjadinya barotrauma adalah:
• Perubahan ketinggian : misalnya penerbangan, menyelam
atau bepergian ke daerah pegunungan.
• Hidung tersumbat akibat alergi, pilek atau infeksi saluran nafas
atas.
maka bagian kartilaginosa diri tuba eustakius akan semakin
menciut. Jika tidak ditambahkan udara melalui tuba eustakius
untuk memulihkan volume telinga tengah, maka struktur-struktur
dalam telinga tengah dan jaringan didekatnya akan rusak dengan
makin bertambahnya perbedaan. Terjadi rangkaian kerusakan
yang dapat dipekirakan dengan berlanjutnya keaadan vakum
relatif dalam rongga telinga tengah. Mula-mula membrana
timpani tertarik kedalam. Retraksi menyebabkan membrana dan
pecahnya pembuluh-pembuluh darah kecil sehingga tampak
gambaran injeksi dan bula hemoragik pada gambaran injeksi dan
bula hemoragik pada gendang telinga tengah juga
mukosa telinga tengah juga akan berdilatasi dan
pecah, menimbulkan hemotapimum. Kadang-
kadang tekanan dapat menyebabkan ruptur

membrana timpani .
Luka Akibat Trauma Mekanik
Luka Akibat Benda Tajam
Ciri-ciri umum :
• Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan sudutnya
runcing, Bila ditautkan akan menjadi rapat dan membentuk
garis lurus atau sedikit melengkung, Tebing luka rata, Tidak
terdapat jembatan jaringan, Daerah di sekitar garis batas luka
tidak terdapat memar, Dasar luka berbentuk garis atau titik.
• Jenis :
• Luka Iris atau Luka Sayat, Ciri-ciri :
Dalam luka tidak melebihi panjang luka.
• Luka Tusuk, Ciri-ciri :
• Dalam luka lebih besar daripada panjang luka.
• Luka Bacok, Ciri-ciri :
• Dalam luka hampir sama dengan panjang luka.
Ciri-ciri luka akibat kekerasan benda tajam pada kasus
pembunuhan, bunuh diri dan kecelakaan
Pembunuhan Bunuh Diri Kecelakaan

Lokasi luka Sembarang Terpilih Terpapar

Jumlah Banyak Banyak Tunggal / banyak

Pakaian Terkena Tidak terkena Terkena

Luka tangkis Ada Tidak ada Tidak ada

Luka percobaan Tidak ada Ada Tidak ada

Cedera sekunder Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada


Perbedaan luka akibat benda tajam dan luka akibat benda tumpul
:
No. Perbedaan Tajam Tumpul

1 Bentuk Teratur Tidak teratur

2 Tepi Rata Tidak rata

3 Sudut Lancip Tumpul

4 Jembatan jaringan Tidak ada Ada

5 Dasar Luka Garis/ titik Tidak teratur

6 Sekitar luka Bersih Kadang-kadang ada lecet / memar


Luka Akibat Benda Tumpul
• Luka Memar
Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh
adanya kerusakan jaringan tanpa disertai adanya
diskontinuitas permukaan kulit. Kerusakan tersebut diakibatkan
karena pecahnya kapiler sehingga darah ke luar dan meresap
ke jaringan sekitarnya.
• Faktor-faktor yang Mempengaruhi Munculnya
MemarKebocoran pembuluh darah. Harus ada ruangan yang
cukup untuk darah yang keluar berakumulasi. Ini menjelaskna
kenapa memar lebih mudah terjadi pada skrotum daripada
tumit dimana jaringan jaringan fibrosanya padat. Karena
banyaknya jaringan subkutanea pada orang yang gemuk,
mereka lenih mudah terjadi memar daripada orang yang kurus
jika faktor lain seperti fragilitas pembuluh dan umur
sama.Jumlah darah yang keluar, Ruangan yang
cukup,Kedalaman memar yang terjadi, Fragilitas pembuluh
darah, Pada orang yang berbaring lama
Perubahan Memar oleh Waktu
Dengan berlalunya waktu, hematom yang terbentuk pecah oleh
pengaruh enzim jaringan dan infiltrasi seluler.sel darah merah
menutupi ruptur dan mengandung Hb membuat degradasi secara
kimiawi yang memyebabkan perubahan warna. Hemoglobin
pecah menjadi hemosiderin, biliversin dan bilirubin yang
menyebabkan perubahan warna memar dari ungu atau coklat
kebiruan menjadi coklat kehijauan, kemudian hijau kekuningan
sebelum akhirnya samar. PD memar mula-mula akan terjadi
pembengkakan, berwarna merah kebiruan. Umur luka memar
secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan warnanya.
Pada saat timbul, memar berwarna merah kemudian berubah
menjadi ungu atau hitam, setelah empat sampai lima hari akan
berwarna hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning
dalam waktu tujuh sampai sepuluh hari, dan akhirnya menghilang
• Luka Lecet
• Luka lecet adalah luka yang superfisial, luka ini terjadi akibat
cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memiliki permukaan kasar atau runcing. Luka lecet memiliki
ciri-ciri bentuk luka tidak teratur, tepi luka tidak rata, kadang-
kadang ditemui sedikit perdarahan, permukaan tertutup oleh
krusta, warna kecoklatan merah, pada pemeriksaan
mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang masih
ditutupi oleh epitel dan reaksi jaringan(inflamasi).
• dengan definisi tidak menebus lapisan epidermis. Abrasi yang
sesungguhnya tidak berdarah karena pembuluh darah terdapat
pada dermis. Kontak gesekan yang mengangkat sel
keratinisasi dan sel di bawahnya akan menyebabkan daerah
tersebut pucat dan lembab oleh karena cairan
eksudat jaringan. Ketika kematian terjadi sesudahnya, abrasi
menjadi kaku, tebal, perabaan seperti kertas berwarna
kecoklatan. Pada abrasi yang terjadi sesudah kematian
berwarna kekuningan jernih dan tidak ada perubahan warna.
Sesuai dengan mekanisme terjadinya, luka lecet dapat
diklasifikasikan sebagai :
Luka lecet gores, diakibatkan benda runcing yang menggeser
lapisan permukaan kulit di depannya dan menyebabkan lapisan
tersebut terangkat.
Luka lecet serut, variasi dari luka lecet gores yang daerah
persentuhannya dengan permukaan kulit lebih besar.
Luka lecet tekan disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada
kulit. Ketika penekanan vertikal pada permukaan kulit, tidak ada
goresan yang terjadi namun epidermis hancur dan obyek yang
menghantam tercetak
Luka lecet geser disebabkan oleh tekanan linier
pada kulit disertai gerakan bergeser. Abrasi kebanyakan
disebabkan gerakan lateral daripada tekanan vertikal. Ketika
tanda abrasi ini ditemui, arah kekuatan dapat ditentukan dari
sisa epidermis yang terbawa sampai ujung abrasi.
• Luka Terbuka atau Luka Robek
• Luka terbuka adalah luka yang disebabkan karena adanya
persentuhan dengan benda tumpul dengan kekuatan yang
mampu merobek seluruh lapisan kulit dan jaringan
dibawahnya. Ciri-ciri dari luka terbuka adalah bentuk luka tidak
beraturan, tepi atau dinding luka tidak rata, tebing luka tidak
rata, bila ditautkan tidak merapat karena terdapat jembatan-
jembatan jaringan yang menghubungkan kedua tepi luka, akar
rambut tampak hancur atau tercabut, disekitar luka robek
sering tampak adanya luka lecet atau luka memar.
• FRAKTUR
• Fraktur adalah suatu diskontinuitas tulang. Istilah fraktur pada
bedah hanya memiliki sedikit makna pada ilmu forensik. Pada
bedah, fraktur dibagi menjadi fraktur sederhana dan komplit
atau terbuka. Terjadinya fraktur selain disebabkan suatu
trauma juga dipengaruhi beberapa faktor seperti komposisi
tulang tersebut. Anak-anak tulangnya masih lunak, sehingga
apabila terjadi trauma khususnya pada tulang tengkorak dapat
menyebabkan kerusakan otak yang hebat tanpa menyebabkan
fraktur tulang tengkorak. Wanita usia tua sering kali telah
mengalami osteoporosis, dimana dapat terjadi fraktur pada
trauma yang ringan. Pada kasus dimana tidak terlihat adanya
deformitas maka untuk mengetahui ada tidaknya fraktur dapat
dilakukan pemeriksaan menggunakan sinar X, mulai dari
fluoroskopi, foto polos. Xero radiografi merupakan teknik lain
dalam mendiagnosa adanya fraktur.
• PERDARAHAN
• Perdarahan dapat muncul setelah terjadi kontusio, laserasi,
fraktur, dan kompresi. Kehilangan 1/10 volume darah tidak
menyebabkan gangguan yang bermakna. Kehilangan ¼
volume darah dapat menyebabkan pingsan meskipun dalam
kondisi berbaring. Kehilangan ½ volume darah dan mendadak
dapat menyebabkan syok yang berakhir pada kematian.
• Luka Akibat Bahan Kimia
• Bahan kimia dapat menyebabkan cidera pada jaringan tubuh.
Manifestasi cedera tergantung dari bahan kimia serta jaringan
tubuh yang terkena. Bahan-bahan kimia digolongkan menjadi :
• Zat asam
• Yang termasuk kepada zat kimia korosif golongan asam
diantaranya :
• asam mineral, yaitu : H2SO4, HCl, NO3
• asam organik, yaitu : asam oksalat, asam formiat, asam asetat
• garam mineral, yaitu : AgNO3, /Zinc chlorida
• Halogen, yaitu : F, Cl, Ba,
• Zat basa
• Yang termasuk kealam sat kimia korosif dari golongan basa
antara lain adalah KOH, NaOH, dan NH4OH. (amonium
idroksida)

Luka Akibat Asam


Sulfat
• Cara kerja zat kimia korosif terhadap jaringan adalah dengan
mengekstrasi air dari jaringan, mengkoagulasi protein menjadi
albuminat dan mengubah hemoglobin menjadi acid hemati.
Pada kulit, bahan kimia yang bersifat korosif dapat
menyebabkan luka bakar dengan ciri khusus, sesuai dengan
bahan kimia yang mengenainya. Asam karbol akan
menyebabkan luka bakar, dimana kulit yang terkena akan
berwarna kelabu-keputihan. Asam oksalat akan menyebabkan
kulit berwarna kelabu-kehitaman. Asam sulfat dan asam
klorida akan menyebabkan kulit berwarna kelabu yang
kemudian berubah menjadi kehitaman. Asam nitrat
menyebabkan kulit berwarna coklat dan asam florida akan
menyebabkan kulit menjadi merah kecoklatan disertai dengan
perdarahan.
• Golongan Basa atau kaustik alkali dapat
menimbulkan luka dengan mengadakan ikatan
dengan protoplasma sehingga membentuk
alkalin albumin dan sabun dan mengubah
hemoglobin menjadi alkalin hematin. Secara
umum, luka akibat zat basa bersifat basah,
edematus, berwarna merah kecoklatan dan
kelabu keputihan serta licin dan lunak pada
perabaan.
• PERBEDAAN LUKA ANTEMORTEM DAN POSTMORTEM
• Tanda-tanda intravital dapat membedakan apakah luka terjadi
sebelum mati atau sesudah mati. Tanda intravital merupakan
jaringan setempat yang masih hidup ketika trauma dan organ
dalam masih berfungsi.
• Jaringan setempat masih hidup ketika terjadi luka
• Tanda-tanda jaringan masih hidup ketika luka terjadi adalah
terdapat retraksi jaringan, reaksi vaskular, reaksi
mikroorganisme dan reaksi biokimiawi.
• Reaksi jaringan
• Luka menyebabkan terpotongnya serabut elastis bawah kulit
dan akan menyebabkan pengerutan sehingga kulit diatasnya
tertarik. Identifikasi reaksi jaringan pada luka antemortem
adalah didapatkannya luka dengan pembuluh darah tidak
terlihat ujung-ujungnya karena tertarik.
• Reaksi vaskular
• Reaksi vaskular berbeda sesuai dengan jenis trauma. Trauma
suhu panas akan menyebabkan vasodilatasi sehingga
menimbulkan eritema. Trauma suhu panas juga menyebabkan
vesikel atau bula dengan dasar luka eritema. Pada luka akibat
benda keras atau tumpul akan mengakibatkan kontusio atau
memar
• Reaksi mikroorganisme
• Reaksi mikroorganisme pada luka menyebabkan warna
kemerahan, bengkak, terdapat pus dan jika sudah lama akan
menyebabkan jaringan granulasi
• Reaksi biokimiawi : Terdapat aktivasi biokimiawi akibat luka,
yaitu : Kenaikan kadar serotonin, dimana kadar maksimal
adalah 10 menit sesudah trauma
• Kenaikan kadar histamin, dengan kadar maksimal 20-30 menit
sesudah trauma, Kenaikan kadar enzim (ATP,
aminopeptidase, acid phospatase dan alkali phospatase) yang
terjadi beberapa jam sesudah trauma sebagai akibat dari
mekanisme pertahanan jaringan
• Organ dalam masih berfungsi ketika terjadi luka
• Jika organ dalam mash berfungsi dengan baik maka luka akan
mengakibatkan perdarahan yang banyak karena jantung masih
bekerja terus menerus memompa darah keluar melewati luka.
Hal ini akan membedakan trauma yang terjadi ssuda mati dan
sebelum mati. Perdarahan internal akan menyebabkan darah
terkumpul pada rongga tubuh. Perdarahan eksternal yang
masif dapat diketahui dari tanda-tanda anemis (wajah dan
organ dalam pucat) serta tanda-tanda jantung dan nadi tidak
terisi darah. Jika luka memotong vena yang tidak kolaps akibat
terfiksir dengan baik, maka dapat terjadi emboli udara. Vena
yang sering menimbulkan emboli udara jika terpotong adalah
vena besar seperti vena subklavia atau vena jugularis
eksterna. Udara akan masuk ketika tekanan jantung negatif.
Gelembung dapat terkumpul di jantung kanan dan terus
menuju ke daerah paru.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai