Standards of auditing
KELOMPOK : 1
Samuel Dermawan 125160293
Erwin Leo Agustian 125160306
Orlando Boen 125160336
Shania Valeska Soesilo 125170057
Sylviana Utami 125170063
Thressy Anastasia 125170066
Tiffany Winanta 125170067
Viny Widiani 125170072
Landasan Teori
Kantor Akuntan Publik
Para auditor tidak bekerja di dalam sebuah perusahaan,mereka bernaung dalam suatu organisasi
yang bernama Kantor Akuntan Publik (KAP)
Jadi,KAP itu memberikan jasa audit,atestasi serta jasa assurance
IAPI telah merumuskan struktur baru Standar Audit yang berbasis pada International Standards of Au
diting (ISA)
Prinsip Penting Standar Auditing Baru :
• Standar Auditing mengharuskan auditor untuk menggunakan pertimbangan
profesional dan memelihara skeptisisme profesional dalam merencakan dan
melaksanakan audit atas laporan keuangan
• Standar Auditing mengharuskan auditor untuk mematuhi ketentuan etikayang
relevan,Termasuk ketentuan independensi, yang berkaitan dengan perikatan
audit atas laporan keuangan
• Standar Auditing Mengharuskan auditor untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat untuk menurunkan resiko audit ke tingkat randah yang dapat
dterima, dan oleh karena itu, memungkinkan auditor untuk menarik
kesimpulan wajar dan mendasari opini auditor
• Auditor harus mematuhi Standar Auditing yang relevan dengan audit yang
dilakukannya
• Auditor harus memiliki suatu pemahaman tentang keseluruhan isi standar
Auditing, termasuk materi penerapan dan penjelasan lain
• Auditor tidak diperkenankan untuk menyatakan kepatuhannya terhadap
standar auditing dealam pelaporan auditor kecuali auditor telah mematuhi SA
200 dan SA lain yang relevan
Kasus 1
Pada Standar Audit 200 etika profesi audit di atur pada halaman nomor 14 yaitu Ketentuan Etik
a yang berkaitan dengan audit atas laporan keuangan yang isinya: “Auditor harus mematuhi ketentuan etik
a yang relevan, (termasuk ketentuan yang terkait dengan independensi) yang berkaitan dengan perikatan
audit atas laporan keuangan.”
Tujuan auditor adalah untuk mengimplementasikan prosedur pengendalian mutu pada tingkat p
erikatan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa: Audit telah dilakukan dengan mematu
hi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
SA 240 (Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan)
Dalam Standar Audit (SA) 240 paragraf 4, tanggung jawab dari auditor adalah untuk mencegah
dan mendeteksi adanya kecurangan yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas dan manajemen
Pelanggaran Standar Audit
SA 500 (Bukti Audit)
Tujuan auditor adalah untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit sedemikian rup
a untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk dapat menarik kesimpulan memadai seb
Tujuan auditor dalam menggunakan prosedur konfirmasi eksternal, ialah merancang dan
melaksanakan prosedur untuk memperoleh bukti audit yang relevan dan andal.
Tujuan auditor mengaudit pihak-pihak yang berelasi yaitu untuk memahami hubungan
SA 240 – tanggung jawab auditor terkait dengan kecungan dalam audit atas LK
Pihak yang melakukan audit (Roy Iman Wirahardja dan james randall Leali) tidak mengakui maupun
menyangkal permasalahan mengenai penemuan kesalahan audit padahal sebagai seorang auditor jik
a terjadi kesalahan dalam mengaudit maka harus terdapat pertanggung jawaban
SA 200 – Tujuan keseluruhan auditor independen dan pelaksanaan suatu audit berdasarkan standar
audit
1. Mitra EY Indonesia (KAP Purwantono, Suherman & Surja) melanggar Prinsip Standar Teknis karen
a tidak memenuhi tanggung jawab untuk mematuhi standar teknis dan standar pekerjaan lapangan
dalam memperoleh bukti audit kompeten yang cukup.
2.Mitra EY Indonesia (KAP Purwantono, Suherman & Surja) melanggar Prinsip Kepentingan Publik
karena terbukti tidak bertindak dalam kerangka pelayanan kepada public terkait dengan penyajian
laporan audit yang gagal sebagai informasi yang dibutuhkan untuk publik.
Berdasarkan contoh kasus diatas dapat kita amati bahwa telah terjadi pelanggaran kode etik profesi y
ang dilakukan oleh Mitra EY Indonesia (KAP Purwantono, Suherman & Surja) bahwasannya mereka t
elah melanggar Prinsip Standar Teknis karena tidak memenuhi tanggung jawab untuk mematuhi stan
dar teknis dan standar pekerjaan lapangan dalam memperoleh bukti audit kompeten yang cukup.
Karena kesalahan dalam melalukan audit laporan keuangan kliennya maka Mitra EY Indonesia (KAP
Purwantono, Suherman & Surja) diharuskan membayar denda senilai US$ 1 juta
(sekitar Rp 13,3 miliar) kepada regulator Amerika Serikat.