Anda di halaman 1dari 14

The International

Standards of auditing
KELOMPOK : 1
Samuel Dermawan 125160293
Erwin Leo Agustian 125160306
Orlando Boen 125160336
Shania Valeska Soesilo 125170057
Sylviana Utami 125170063
Thressy Anastasia 125170066
Tiffany Winanta 125170067
Viny Widiani 125170072
Landasan Teori
 Kantor Akuntan Publik
Para auditor tidak bekerja di dalam sebuah perusahaan,mereka bernaung dalam suatu organisasi
yang bernama Kantor Akuntan Publik (KAP)
Jadi,KAP itu memberikan jasa audit,atestasi serta jasa assurance

 Struktur Akuntan Publik


Sesuai dengan UU RI No 5 Tahun 2011 :
1.Perseorangan(Bentuk organisasi ini hanya dimiliki oleh satu orang akuntan publik)
2.Persekutuan Perdata
3.Firma
4.Bentuk Usaha Lain sesuai dengan karakteristik profesi KAP
Landasan Teori
 Institut Akuntan Publik Indonesia
Para Akuntan publik yang telah mendapat izin dari Menteri Kuangan disyaratkan untuk menjadi
anggota aktif Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).Jadi IAPI menetapkan persyaratan profesional
bagi para akuntan publikm melakukan riset dan mempublikasikan bahan-bahan mengenai berbagai
topik yang berkaitan dengan akuntansi,audit,jasa,atestasi dan assurance dan jasa konsultasi manaje
men.
 Standar Audit yang Berlaku Umum
Standar audit merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi tanggung jawab
profesional dalam audit laporan keuangan historis. Standar ini mencakup pertimbangan mengenai
kualitas profesional seperti kompetensi dan idependensi, persyaratan pelaporan dan bukti

IAPI telah merumuskan struktur baru Standar Audit yang berbasis pada International Standards of Au
diting (ISA)
Prinsip Penting Standar Auditing Baru :
• Standar Auditing mengharuskan auditor untuk menggunakan pertimbangan
profesional dan memelihara skeptisisme profesional dalam merencakan dan
melaksanakan audit atas laporan keuangan
• Standar Auditing mengharuskan auditor untuk mematuhi ketentuan etikayang
relevan,Termasuk ketentuan independensi, yang berkaitan dengan perikatan
audit atas laporan keuangan
• Standar Auditing Mengharuskan auditor untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat untuk menurunkan resiko audit ke tingkat randah yang dapat
dterima, dan oleh karena itu, memungkinkan auditor untuk menarik
kesimpulan wajar dan mendasari opini auditor
• Auditor harus mematuhi Standar Auditing yang relevan dengan audit yang
dilakukannya
• Auditor harus memiliki suatu pemahaman tentang keseluruhan isi standar
Auditing, termasuk materi penerapan dan penjelasan lain
• Auditor tidak diperkenankan untuk menyatakan kepatuhannya terhadap
standar auditing dealam pelaporan auditor kecuali auditor telah mematuhi SA
200 dan SA lain yang relevan
Kasus 1

Kasus Fraud Akuntansi Menerpa British Telecom dan PwC


Pelanggaran Standar Audit
SA 200 (Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit)

Pada Standar Audit 200 etika profesi audit di atur pada halaman nomor 14 yaitu Ketentuan Etik
a yang berkaitan dengan audit atas laporan keuangan yang isinya: “Auditor harus mematuhi ketentuan etik
a yang relevan, (termasuk ketentuan yang terkait dengan independensi) yang berkaitan dengan perikatan
audit atas laporan keuangan.”

SA 220 (Pengendalian mutu untuk Audit atas laporan keuangan)

Tujuan auditor adalah untuk mengimplementasikan prosedur pengendalian mutu pada tingkat p
erikatan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa: Audit telah dilakukan dengan mematu
hi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku

SA 240 (Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan)

Dalam Standar Audit (SA) 240 paragraf 4, tanggung jawab dari auditor adalah untuk mencegah
dan mendeteksi adanya kecurangan yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas dan manajemen
Pelanggaran Standar Audit
SA 500 (Bukti Audit)

Tujuan auditor adalah untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit sedemikian rup

a untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk dapat menarik kesimpulan memadai seb

agai basis opini auditor.

SA 505 (Konfirmasi External)

Tujuan auditor dalam menggunakan prosedur konfirmasi eksternal, ialah merancang dan

melaksanakan prosedur untuk memperoleh bukti audit yang relevan dan andal.

SA 550 (Pihak Berelasi)

Tujuan auditor mengaudit pihak-pihak yang berelasi yaitu untuk memahami hubungan

antar pihak yang berelasi


Pelanggaran Standar Audit
SA 570 (Kelangsungan Usaha)
Standar Audit (“SA”) ini mengatur tanggung jawab auditor dalam audit
atas laporan keuangan yang berkaitan dengan penggunaan asumsi kelangsunga
n usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan.

SA 580 (Representasi Tertulis)


Standar Audit (SA) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk
memperoleh representasi tertulis dari manajemen atau pihak yang bertanggung a
tas laporan keuangan.

SA 700 (Perumusan suatu opini dan Pelaporan atas Laporan keuangan)


Standar Audit (“SA”) ini mengatur tanggung jawab auditor dalam meru
muskan suatu opini atas laporan keuangan.
SA ini juga mengatur bentuk dan isi laporan auditor yang diterbitkan sebagai hasil
suatu audit atas laporan keuangan.
2. Tanggung Jawab auditor dalam terjadinya fraud
pada suatu Perusahaan.
Auditor yang melaksanakan audit berdasarkan SA bertanggung jawab
untuk memperoleh keyakinan memadai apakah laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, yang
disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. Karena keterbatasan
bawaan suatu audit, maka selalu ada risiko yang tidak terhindarkan
bahwa beberapa kesalahan penyajian material dalam laporan
keuangan mungkin tidak akan terdeteksi, walaupun audit telah
direncanakan dan dilaksanakan dengan baik berdasarkan SA. Dalam
memperoleh keyakinan yang memadai, auditor bertanggung jawab
untuk menjaga skeptisisme profesional selama audit,
mempertimbangkan potensi terjadinya pengabaian pengendalian oleh
manajemen, dan menyadari adanya fakta bahwa prosedur audit yang
efektif untuk mendeteksi “kesalahan” mungkin tidak akan efektif dalam
mendeteksi “kecurangan”
Kasus 2

Kasus EY Salah Audit Keuangan Indosat


Pelanggaran Standar Audit
SA 500 & 501 bukti audit & bukti audit – pertimbangan spesifik atas unsur pilihan
Di berita nya dikasih tau bahwa mereka melakukan audit tanpa menyertakan bukti-bukti yang memad
ai terutama untuk 4.000 ruang dimenara telepon selular

SA 240 – tanggung jawab auditor terkait dengan kecungan dalam audit atas LK
Pihak yang melakukan audit (Roy Iman Wirahardja dan james randall Leali) tidak mengakui maupun
menyangkal permasalahan mengenai penemuan kesalahan audit padahal sebagai seorang auditor jik
a terjadi kesalahan dalam mengaudit maka harus terdapat pertanggung jawaban

SA 200 – Tujuan keseluruhan auditor independen dan pelaksanaan suatu audit berdasarkan standar
audit

SA 330 – Respons Auditor terhadap resiko yang dinilai


Auditor yang telah menemukan kesalahan penyajian data yang dapat membuat kesalahan pengambil
an keputusan tetap dibiarkan
Pelanggaran Standar Audit
SA 450 Pengevaluasian Atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi selama
Audit
Di beritahukan bahwa indosat sudah merevuluasi mereevaluasi dan
memperbaiki internal controls over financial reporting yang relevan. Tetapi
auditor tidak melakukan sa 450 tsb dgn baik, auditor di vonis gagal dalam
pengevaluasian yang di identifikasi

Sa 700 Perumusan suatu opini dan pelaporan atas laporan keuangan.


Auditor telah merumuskan opini , yaitu wajar tanpa pengecualian, artinya audit
or sudah melakukan bukti" yang cukup untuk melakukan auditing laporan
keuangan , faktanya , auditor tidak punya bukti yang memadai atas hasil
laporan keuangan tsb
PELANGGARAN KODE ETIK

1. Mitra EY Indonesia (KAP Purwantono, Suherman & Surja) melanggar Prinsip Standar Teknis karen
a tidak memenuhi tanggung jawab untuk mematuhi standar teknis dan standar pekerjaan lapangan
dalam memperoleh bukti audit kompeten yang cukup.
2.Mitra EY Indonesia (KAP Purwantono, Suherman & Surja) melanggar Prinsip Kepentingan Publik
karena terbukti tidak bertindak dalam kerangka pelayanan kepada public terkait dengan penyajian
laporan audit yang gagal sebagai informasi yang dibutuhkan untuk publik.

Berdasarkan contoh kasus diatas dapat kita amati bahwa telah terjadi pelanggaran kode etik profesi y
ang dilakukan oleh Mitra EY Indonesia (KAP Purwantono, Suherman & Surja) bahwasannya mereka t
elah melanggar Prinsip Standar Teknis karena tidak memenuhi tanggung jawab untuk mematuhi stan
dar teknis dan standar pekerjaan lapangan dalam memperoleh bukti audit kompeten yang cukup.

Karena kesalahan dalam melalukan audit laporan keuangan kliennya maka Mitra EY Indonesia (KAP
Purwantono, Suherman & Surja) diharuskan membayar denda senilai US$ 1 juta
(sekitar Rp 13,3 miliar) kepada regulator Amerika Serikat.

Anda mungkin juga menyukai