Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN

ANESTESI PADA IBU


HAMIL DENGAN
KELAINAN/PENYULIT
KEHAMILAN: HIPERTENSI

Sekar Tunjung M. P07120216010


Ika Moninda P07120216023
Kurnia Devi S. P071202160
Tuning Setiowati P07120216039

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) didefinisikan
sebagai tekanan darah ≥140/90 mmHg dalam dua kali
pengukuran atau lebih. (Cunningham, 2010).
Kejadian hipertensi dalam kehamilan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor (multiple
causation). Usia ibu (<20 atau ≥35 tahun),
primigravida, nulliparitas dan peningkatan Indeks
Massa Tubuh (IMT) merupakan faktor predisposisi
untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
(Prasetyo, 2006)
Hipertensi gestasional

Preeklampsia ringan

Berdasarkan Preeklampsia
Klasifikasi menurut Preeklampsia berat
American College
of Obstetricians
and Gynecologists, Superimposed preeclampsia
yaitu:

HELLP syndrome
SECTIO CAESAREA
Sectio caeserea adalah suatu persalinan Indikasi persalinan sectio caesarea :
buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding 1.Indikasi Mutlak
rahim dngan syarat rahim dalam keadaan 2.Indikasi relatif
utuh serta berat janin di atas 500 gram
(Wiknjosastro et al, 2007). 3.Indikasi sosial

Kontra Indikasi Sectio Caesarea : Sebaiknya sebelum dilakukan persalinan SC


o Janin mati perlu dilakukan pemeriksaan :
o Syok  Kadar Hb
o Anemia berat  Pemeriksaan Ultasound pada usia 12 sampai
20 minggu
o Kelainan kongenital berat
 Pemeriksaan Doppler
o Infeksi progenik pada dinding abdomen  Pemeriksaan hormone Hcg
o Minimnya fasilitas operasi sectio caesarea  Amniosentesis
Pengelolaan Pasien Pre-eklampsi :
Tirah baring
Oksigen
Kateter menetap
Cairan intravena
Antihipertensi :
Magnesium sulfat (MgSO4).
 Dihydralazine
 Methyl dopa
 Nifedipine
 Trimethaphan
 Nitroprusside dan Nitroglyserine
 Beta adrenergic blocking drugs
KASUS
Pasien di bawa ke RS dengan keluhan sesak napas dan
batuk yang semakin memberat sejak seminggu SMRS.
Keluhan dirasakan saat pasien bekerja dan berkurang
saat istirahat. Pasien lebih nyaman tidur dengan 2 bantal
atau lebih. Karena keluhannya pasien kontrol ke
1
Puskesmas Tenayan Raya, oleh pihak puskesmas pasien
segera dirujuk ke RSUD Arifin Achmad karena PEB.
2
Pasien mengaku hamil 8 bulan, HPHT 12-11-2014, TP :
19-08-2015, pasien tengah hamil 33-34 minggu. Kontrol
kehamilan teratur3 di Puskesmas Tenayan Raya. Tidak
pernah dilakukan USG, tidak ada riwayat TD tinggi saat
kontrol. Gerakan janin
4 dirasakan aktif.
PEMBAHASAN
Pra Operasi
Di RSUD Arifin Achmad didapatkan diagnosa G2P1A0H1 hamil
33-34 minggu, PEB, dengan HELLP dan syndrom parsial dengan
dispneu ec edema paru. Sehingga dilakukan tindakan Sectio
cesaria. Telah dilakukan penatalaksanaan awal di ruangan
emergency dengan pemberian cairan RL drip MgSO4, furosemid
sebanyak 2 ampul dan pemasangan folley cateter. Pasien sudah
dikonsultasikan ke bagian anestesi dan penyakit dalam serta
jantung kardiovaskuler untuk dilakukan operasi. Sebelum
dilakukan tindakan anestesi didapatkan hasil pemeriksaan pre
anestesi N: 94x/menit, TD: 150/90 mmHg dan RR: 29x/menit
dan penentuan status operasi yaitu ASA III.
PEMBAHASAN
Indikasi
Pasien ini dikatakan PEB karena telah memenuhi beberapa kriteria PEB
dengan tekanan darah 150/90, proteinuria +2 dan edem anasarka. Pasien
telah mengalami komplikasi berupa edema paru dengan gajala klinis sesak
nafas, takipnea, rasa tidak nyaman di dada dan didukung dengan hasil
pemeriksaan rontgen thorak yang menyatakan adanya kardiomegali dan
gambarak EKG Sinus ritmik dengan hipertrofi jantung kiri. Hasil
pemeriksaan penunjang lain juga menunjukkan pasien dalam keadaan
hipoalburemia.
Pada kasus ini pasien direncanakan bedah caesar dan pasien telah
menyetuji untuk dilakukan operasi sehingga dapat dilakukan persiapan
anestesi. Pada pasien ini dilakukan anestesi umum dengan pertimbangan
komplikasi edema paru yang dimiliki pasien dan terkait dengan indikasi
cvcu yang dilanjutkan dengan penggunaan ventilator.
PEMBAHASAN
Intra Anestesi
Teknik anestesi berupa teknik intubasi ETT dengan
memberikan premdikasi berupa fentanyl serta induksi
dengan propofol dan notrixum. Pada pasien juga digunakan
O2,N20 dan sevoflurane masing – masing sebanyak 2 liter
Selama operasi berlangsung dilakukan monitoring tekanan
darah pasien dengan hasil sebagai berikut :
- 15 menit pertama 158/95 mmHg
- 15 menit kedua 100/60 mmHg
- 15 menit ketiga 100/60 mmHg
- 15 menit keempat 110/65 mmHg
Untuk cairan pasien diberikan cairan berupa HES sebanyak
500cc.
PEMBAHASAN
Pasca Anestesi
Setelah operasi pasien indikasi dirawat di CVCU terkait komplikasi preeklamsia
yaitu edema paru serta peningkatan TIK. Pasien mengalami sesak nafas, hasil
rontgen thorak kardiomegali dan hasil EKG Sinus ritmik dengan hipertrofi
jantung kiri. Pasien dirawat di CVCU menggunakan ventilator :
- TV 400
- f 14x/menit
- I : E 1:2
- fiO250%
- PEEP 8
Monitoring pasien selama di CVCU pada tanggal 8 Juli 2015 selama 1 hari
dengan monitoring tiap 1 jam TD tertinggi 137/80 mmHg, TD terendah 118/68
mmHg, N: 95x/i dan S: 36,8 C. KU hingga tanggal 9 Juli 2015 pasien tampak
sakit sedang dengan kesadaran CM, pupil isokor diameter 2/2, motorik kekuatan
5 di setiap ekstremitas dan akan dilakukan ekstubasi.

Anda mungkin juga menyukai