Anda di halaman 1dari 74

IWAN RUSMANA, SH., M.H.

PENERAPAN ETIK & HUKUM DALAM PELAYANAN


KEPERAWATAN
DEFINISI KESEHATAN
• Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara:
- fisik;
- mental;
- spritual; maupun
- sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
DEFINISI SUMBER DAYA KESEHATAN
• Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk:
- dana;
- tenaga;
- perbekalan kesehatan;
- sediaan farmasi; dan
- alat kesehatan; serta
- fasilitas pelayanan kesehatan; dan
- teknologi
yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat.
DEFINISI PERBEKALAN KESEHATAN

• Perbekalan kesehatan adalah


semua bahan dan peralatan
yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya
kesehatan.
DEFINISI SEDIAAN FARMASI

• Sediaan farmasi adalah:


- obat ;
- bahan obat;
- obat tradisional; dan
- kosmetika.
DEFINISI ALAT KESEHATAN
• Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus,
mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang
sakit, memulihkan kesehatan pada manusia,
dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
DEFINISI TENAGA KESEHATAN
• Tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
DEFINISI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

• Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu


alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.
DEFINISI OBAT
• Obat adalah bahan atau paduan bahan,
termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
DEFINISI OBAT TRADISIONAL
• Obat tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik), atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat.
DEFINISI TEKNOLOGI KESEHATAN
• Teknologi kesehatan adalah segala
bentuk alat dan/atau metode yang
ditujukan untuk membantu
menegakkan diagnosa,
pencegahan, dan penanganan
permasalahan kesehatan manusia.
DEFINISI UPAYA KESEHATAN
• Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintregasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan
kesehatan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat.
DEFINISI YANKES PROMOTIF
• Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang bersifat
promosi kesehatan.
DEFINISI YANKES PREVENTIF
• Pelayanan kesehatan preventif
adalah suatu kegiatan pencegahan
terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit.
DEFINISI YANKES KURATIF
• Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk
penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian
penyakit, atau pengendalian kecacatan agar
kualitas penderita dapat terjaga seoptimal
mungkin.
DEFINISI YANKES REHABILITATIF
• Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke
dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi
lagi sebagai anggota masyarakat yang
berguna untuk dirinya dan masyarakat
semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya.
DEFINISI YANKES TRADISIONAL
• Pelayanan kesehatan tradisional adalah
pengobatan dan/atau perawatan dengan
cara dan obat yang mengacu pada
pengalaman dan keterampilan turun
temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
Peraturan adalah kumpulan
pedoman/pegangan/ukuran
Pedoman/pegangan/ukuran itu
diberi nama kaidah (bhs Arab),
norma (bhs Belanda)
Pedoman/pegangan/ukuran untuk
mewujudkan nilai
Nilai (value) adalah sesuatu yang
berharga untuk diwujudkan
Nilai dan asas adalah dua sisi dari
sebuah mata uang
Asas/prinsip/dasar/sila untuk
membentuk peraturan
Peraturan ada dua: hukum dan non
hukum
Kumpulan peraturan hukum diberi
nama hukum (Perdata, Pidana,
Adminstrasi, Tata Negara)
Peraturan non hukum: moral (etika),
kesopanan, kesusilaan dll
Hukum ada yang tertulis dan tidak
tertulis, etika selalu tidak tertulis
Pada intinya peraturan hukum dan
non hukum tidak bertentangan
•Mengatur yang boleh •Mengatur yang baik
tidak boleh dan tidak baik

•Berisi hak dan •Berisi kewajiban saja


kewajiban

•Mengatur hubungan •Mengatur hubungan


hanya apabila ada baik dari mulai batiniah
perbuatan lahiriah s/d perbuatan lahiriah

•Sanksi oleh penguasa •Sanksi oleh masyarakat


Lembaga hukum yang
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan paripurna
Kesehatan: upaya kesehatan dan
sumber daya kesehatan
Sumber daya kesehatan: sarana
kesehatan dan SDM Kesehatan
(tenaga kesehatan)
Tenaga Kesehatan (tenaga medis
dan non medis)
Non tenaga kesehatan (adm, tenaga
kerja lain-lain)
Pegawai RS dan bukan pegawai RS
Pekerja penuh waktu dan paruh
waktu
Seharusnya RS mempunyai bagian
hukum, yang mengatur hal-hal yang
berkaitan hubungan hukum rumah
sakit dengan pihak ketiga
Bagian hukum ini juga mengatur
hubungan ketenagakerjaan, antara
pemilik RS baik dengan Nakes
maupun non Nakes
Di bidang Hukum Keluarga:
sedarah dan semenda
Di bidang Hukum Harta Kekayaan
diberi nama PERIKATAN
(verbintenis)
Terbentuk (lahir) karena perjanjian
dan karena undang-undang (ex Psl
1233 KUHPerdata)
Terdapat tiga subjek hukum dalam
pelayanan medik: 1.Fasyankes
(Rumah Sakit);
2.Tenaga Kesehatan; 3.Pasien
Hubungan hukum RS dengan
Nakes; RS dengan Pasien; Nakes
dengan Pasien
Terletak di bidang Hukum Harta
Kekayaan (Perikatan namanya)
 Harus memiliki kualifikasi minimum
 Harus memiliki kewenangan yang sesuai dengan
keahlian, memiliki izin.
 Harus memenuhi kode etik, standar profesi, hak
pengguna yankes, standar pelayanan, SOP
 Pemerintah mengatur penempatan untuk
pemerataan
 Untuk kepentingan hukum: wajib periksa
kesehatan dengan biaya di tanggung negara
 Dalam hal di duga kelalaian, selesaikan dengan
mediasi terlebih dahulu
 Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di rumah sakit
wajib memiliki surat ijin praktik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
 Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di rumah sakit wajib
memiliki izin sesuai dengan ketentan peraturan perundang-
undangan
 Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah
sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi,
menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan
paasien
 Ketentuan mengenai tenaga medis dan tenaga kesehatan
sebagaimana yang di maksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat bertugas
sebagai:
a. pemberi Asuhan Keperawatan;
b. penyuluh dan konselor bagi Klien;
c. pengelola Pelayanan Keperawatan;
d. peneliti Keperawatan;
e. pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/ atau
f. pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

Tugas sebagaimana dimaksud, dapat dilaksanakan secara bersama


ataupun sendiri-sendiri.
Pelaksanaan tugas Perawat sebagaimana dimaksud, harus
dilaksanakan secara bertanggung jawab dan akuntabel.
 MEMPUNYAI DASAR PROFESI (PENDIDIKAN POST
GRADUATE)
 MEMPUNYAI MEKANISME KONTROL SOSIAL DARI
KEPAKARAN
 MELINDUNGI PASIEN DARI “INCOMPETENCE DAN
EXPLOITATION
Profesion has :

code of conduct
orientation to services
emphasis on moral
probity
 mutu,sifat, atau keadaan yg menunjukkan
kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yg memancarkan kewibawaan;
kejujuran
Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/integritas#ixzz35Y88pwJW
Seorang profesional adalah seseorang yang memiliki
kemauan untuk menggunakan dan secara konsisten
menerapkan “knowledge, skills, and values” dari
profesinya.
Integritas lebih tepat digunakan untuk menggambarkan
seseorang yang secara konsisten bersikap sesuai dengan
standar sosial dan nilai-nilai moral dari lingkungannya.

Integritas Profesional

profesional yang secara konsisten dan


berkemauan untuk melakukan praktik
profesional mengacu kepada
guideline/panduan praktik klinis dengan
memperhatikan kewajiban dalam kode etik
 Memberi informasi ttg pelayanan
 Laporan tertulis bukti dan tt dokumen
 Evidence based
 Pembiayaan asuhan
 Konflik kepentingan
 Aturan, norma , nilai, kaidah dan ukuran bagi
tingkah laku seorang profesional yang disusun
berdasarkan kajian sistematis terhadap keputusan
moral dan perilaku dalam praktik keprofesian
Surat
Sertifikat Penugasan
STR SIP
Kompetensi Klinis
(RKK)
Sertifikat Dinkes
STR SIP
Kompetensi Kab/Kota
adalah
ketaatan terhadap aturan- aturan dan/atau
ketentuan penerapan keilmuan dalam pelaksanaan
praktik keprofesian.
kompetensi

Kelalaian Perilaku
Profesional tercela
disiplin

etik hukum

Asuhan
keperawatan
ETIKA DISIPLIN HUKUM

1. BENTUK: KODE ETIK PROFESI ATURAN DISIPLIN UU, PP, PERMEN,


KEPPRES DLL
ORGANISASI
1. PENYUSUN PROFESI NEGARA NEGARA (DPR +
PEMERINTAH)
MORAL/HATI
3. SANKSI NURANI TEGURAN - PIDANA:
NASEHAT/TEGURAN REEDUKASI DENDA/PENJARA
PENGUCILAN CABUT STR /SIP PERDATA:
GANTI RUGI
ADMINISTRASI:
PENCABUTAN
(ANGGOTA ; KEPUTUSAN
4. PEMERIKSA PROFESI) ANGGOTA PROFESI PENGADILAN:
DAN -NEGERI
SARJANA HUKUM -TUN
(ANGGOTA: HAKIM
, SARJANA HUKUM)
DASAR: KONTRAK SOSIAL

PROFESIONAL MASYARAKAT

PRIVILEDGE
OTONOMI
SERTIFIKAT KOMPETENSI
- SELF REGULATING STR
- SELF CREDENTIALING SIP
- SELF LICENSING CLINICAL PREVILEDGE

PELAYANAN PROFESIONAL
KEPERCAYAAN
DASAR
 Nilai ilmiah
• Asas manfaat
• Asas keadilan
• Asas kemanusiaan
• Asas keseimbangan
• Asas perlindungan dan keselamatan
 Menilai keadaan pasien secara adekuat
 Anamesa , pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
 Melakukan/Merencanakan pemeriksaan
lanjutan dan terapi
 Melakukan tindakan tepat /segera bila
diperlukan
 Merujuk kepada tenaga kesehatan lain sesuai
indikasi
 Pendidikan berkelanjutan
 Kualitas
 Pelatihan/pengajaran
 Penilaian dan rekomendasi
ETIKA

ETIKA (YUNANI) = ETHOS


KEBIASAAN2 ATAU TINGKAH LAKU MANUSIA
ETHICS(B INGGRIS)= UKURAN TINGKAH LAKU
ATAU PERILAKU MANUSIA YG BAIK

ETIKA (KKBI 1998) :


1.ILMU TENTANG APA YANG BAIK DAN YANG
BURUK DAN TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN
MORAL(AHLAK);
2.KUMPULAN AZAS ATAU NILAI YANG
BERKENAAN AHLAK;
3.NILAI MENGENAI BENAR DAN SALAH YANG
DIANUT SUATU GOLONGAN MASYARAKAT
K. BERTENS(1993) ETIKA :
 NILAI-NILAI ATAU NORMA-NORMA
MORAL YANG MENJADI PEGANGAN
BAGI SESEORANG ATAU SUATU
KELOMPOK DALAM MENGATUR
TINGKAH LAKUNYA
 KUMPULAN ASAS ATAU NILAI
MORAL (KODE ETIK)
 ILMU TENTANG YANG BAIK ATAU
YG BURUK
SISTIMATIKA ETIKA

 ETIKA DESKRIPTIF
 MEMPELAJARI MORALITAS PADA INDIVIDU
TERTENTU, DALAM BUDAYA TERTENTU, WAKTU
TERTENTU, TANPA ADA PENILAIAN MORAL, DARI
NORMA-NORMA DAN KONSEP-KONSEP ETIS
(DIJALANKAN OLEH ILMU SOSIAL)

 ETIKA NORMATIF
 MERUMUSKAN PRINSIP-PRINSIP ETIS
 META-ETIKA
 BAHASA ETIS (UNGKAPAN-UNGKAPAN BAIK DAN
BURUK)
CIRI-CIRI PROFESI

 PEKERJAAN SEUMUR HIDUP, BUKAN


SAMPINGAN
 PERLU PENDIDIKAN KHUSUS, LAMA DAN
DITUNTUT STANDAR YG TINGGI
 MERUPAKAN PENGABDIAN DARI SUATU
KELOMPOK MASYARAKAT UNTUK
MEREALISISR NILAI-NILAI TERTENTU
YANG DIJUNJUNG TINGGI
 KONTROL DAN PENILAIAN HANYA DAPAT
DILAKUKAN Oley KELOMPOK PROFESI
ITU SENDIRI
PRINSIP-PRINSIP ETIK
 PRINSIP OTONOMI BERARTI SETIAP ORANG BERHAK
UNTUK MELAKUKAN ATAU MEMUTUSKAN APA YANG
DIKEHENDAKI TERHADAP DIRINYA SENDIRI
 PRINSIP NON MALEFICENCE BERARTI DALAM SETIAP
TINDAKAN JANGAN SAMPAI MERUGIKAN ORANG LAIN
 PRINSIP BENEFIENCE BERISIKAN KEWAJIBAN
BERBUAT BAIK
 PRINSIP KEADILAN MENJELASKAN BAHWA DALAM
ALOKASI SUMBER DAYA SEDAPAT MUNGKIN HARUS
DIUSAHAKAN AGAR SAMPAI MERATA PEMBAGIANNYA
NORMA SOSIAL

 NORMA HUKUM
 NORMA ETIKET
 NORMA ETIKA
 NORMA AGAMA
NO
ETIKA ETIKET HUKUM
1 UMAT MANUSIA, MENCEGAH UMAT MANUSIA, MENCEGAH PELAKU KONKRIT :
MANUSIA MENJADI JAHAT: MANUSIA MENJADI JAHAT: MENGHINDARI JATUHNYA
PENYEMPURNAAN MANUSIA PENYEMPURNAAN MANUSIA KORBAN, KETERTIBAN
MASYARAKAT
2 ATURAN YANG DITUJUKAN KEPADA PERBUATAN KONKRIT, KEPADA PERBUATAN KONKRIT,
KEPADA SIKAP BATIN SIKAP LAHIR SIKAP LAHIR

3 TANPA SYARAT, MUTLAK, BERSYARAT, RELATIF, BERSYARAT, RELATIF,


KATEGORIS HIPOTESIS HIPOTESIS

4 ASPEK KEHIDUPAN PRIBADI ASPEK KEHIDUPAN ANTAR ASPEK KEHIDUPAN ANTAR


PRIBADI PRIBADI

5 UMUMNYA BERLAKUNYA TIDAK UMUMNYA BERLAKUNYA TIDAK ADA YG TERTT DAN ADA YANG
TERTENTU DAN TIDAK TERTENTU DAN TIDAK TIDAK TERTT, SETELAH
TERBATAS, SERTA BIASANYA TERBATAS, SERTA BIASANYA DIUMUMKAN SECARA YURIDIS
TANPA PENGUMUMAM FORMAL TANPA PENGUMUMAM FORMAL FORMAL
NO
ETIKA ETIKET HUKUM
6 BIASANYA MENDAHULUI BIASANYA MENDAHULUI NORMA BIASANYA SETELAH NORMA-
NORMA HUKUM, SEHINGGA HUKUM, SEHINGGA SERING NORMA NON HUKUM LAINNYA
SERING MERUPAKAN SUMBER MERUPAKAN SUMBER BAGI
BAGI LAHIRNYA NORMA LAHIRNYA NORMA HUKUM
HUKUM
7 LEBIH FUNDAMENTAL DAN BERLAKU UNTUK BERBAGAI LEBIH AKTUAL/LEBIH PRAKTIS
UNIVERSAL SEHINGGA BIDANG DAN KHUSUS MENGARAH
BERLAKU DALAM BANYAAK KEBIDANG KEHIDUPAN YANG
BIDANG KEHIDUPAN, DAN DIATURNYA MASING-MASING
UMUMNYA BERLAKU LEBIH
LANGGENG
8 MEMBERI KEWAJIBAN SAJA MEMBERI KEWAJIBAN SAJA HAK DAN KEWAJIBAN

9 TERTULIS(KITAB SUCI/KODE UMUMNYA TIDAK TERTULIS UMUMNYA TERTULIS


ETIK) DAN TIDAK TERTULIS

10 SUARA HATI KEKUATAN LUAR YANG KEKUATAN LUAR YANG


SENDIRI(OTONOM) MEMAKSA(HETERONOM) MEMAKSA(HETERONOM)

11 RASA BERSALAH DALAM DIRI CELAAN MASYARAKAT SECARA HUKUMAN DARI NEGARA
SENDIRI/DIKUCILKAN TIDAK RESMI
KODE ETIK

 NORMA-NORMA YANG HARUS


DIINDAHKAN OLEH SETIAP
PROFESI DIDALAM MELAKSANAKAN
TUGAS PROFESINYA DAN DIDALAM
HIDUPNYA DI MASYARAKAT

Ditetapkan oleh organisasi


Profesi
TUJUAN KODE ETIK

a. Menjunjung tinggi martabat dan


citra profesi
b. Menjaga dan memelihara
kesejahteraan para anggota
c. Meningkatkan pengabdian para
anggota profesi
d. Meningkatkan mutu profesi
Aspek Etiko-Legal Pelayanan Keperawatan

Ethics/morality
= natural law = moral principles

Legal=
Ethico-
legal Positive
law
HAK DAN KEWAJIBAN
 HAK : fakultatif
 Hak umum (natural right) = HAM
 Hak Khusus= timbul karena hubungan
khusus

 KEWAJIBAN : imperatif

 Hak & kewajiban merupakan


hubungan timbal balik
PROFESI, HAK DAN KEWAJIBAN

PROFESI

HAK KEWAJIBAN
KEKUASAAN MEMBERIKAN
PEL.
KEBEBASAN MENC.PENY.GUN.
STATUS MUTU
Legislasi
 Lieberman, 1970
 Ketetapan hukum yang mengatur
hak dan kewajiban seseorang yang
berhubungan erat dengan tindakan.
TUJUAN LISENSI

 MEMBATASI PEMBERIAN
KEWENANGAN DAN UNTUK
MEYAKINKAN KLIEN
LISENSI

 PROSES PENDAFTARAN,
PENDOKUMENTASIAN DAN
PENGAKUAN TERHADAP PERAWAT
DAN LULUS UJIAN SESUAI DENGAN
PERSYARATAN YANG BERLAKU
REGISTRASI

 PEMBERIAN IZIN PRAKTEK


SEBELUM DIPERKENANKAN
MELAKUKAN PEKERJAAN YANG
TELAH DITETAPKAN

BUKTI TERTULIS YANG DIBERIKAN KEPADA


BIDAN UNTUK MENJALANKAN PRAKTIK KEBIDANAN
ASAS ASAS DALAM PEMBERIAN IZIN
TENAGA KESEHATAN
TUJUAN PENATAAN IZIN

 PERLINDUNGAN BAGI MASYARAKAT


 PETUNJUK BAGI TENAGA
KESEHATAN
 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT,
ORGANISASI PROFESI & INSTITUSI
YANG ADA
ASAS UMUM DALAM PEMBERIAN IZIN

 KETERTIBAN
 KETELITIAN
 KEPUTUSAN YANG BAIK
 PERSAMAAN
 KEPERCAYAAN
 KEPATUTAN & KEADILAN
 KETERBUKAAN
ORGAN
ORGAN PEMBERI
PEMBERI IZIN
IZIN TENAGA
TENAGA KESEHATAN
KESEHATAN

ORGAN

LEMBAGA
PEMERINTAH
INDEPENDEN
PENILAIAN KEMBALI IZIN
TENAGA PERAWAT
WAKTU AUDIT
KEMAMPUAN PENGADUAN
PROFESIONAL EKSAMINASI
KOREKSI ULANG
UJI KOMPETENSI
CONT.EDUC.
PERAN :
PEMERINTAH
ORG PROFESI
DAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai