perifer akibat proses (non suppuratif, non neoplasmatik, non degeneratif primer), namun sangat mungkin akibat edema pada nervus fasialis pada distal kanalis fasialis. Etiologi
Belum diketahui secara pasti (idiopatik)
Kaitan dengan infeksi Herpes Simplek Virus (HSV) diidentifikasi gen HSV pada dalam ganglion genikulatum Tahun 1972, McCor mick pertama kali mengusulkan HSV sebagai penyebab paralisis fasial idiopatik. Prevalensi Di Inggris 22,4 dan Amerika 22,8 penderita per 100,000 penduduk per tahun. Di Belanda : 1 penderita per 5000 orang dewasa dan 1 penderita per 20,000 anak per tahun
Di Indonesia sebesar 19,55% dari seluruh kasus neuropati, dan
terbanyak terjadi pada usia 21-30 tahun. Penderita diabetes mempunyai resiko 29% lebih tinggi, dibanding non-diabetes.
Jenis kelamin : Laki-laki = Perempuan
Patofisiologi Belum jelas, tetapi salah satu teori menyebutkan terjadinya proses inflamasi pada nervus fasialis yang menyebabkan peningkatan diameter ner vus fasialis sehingga terjadi kompresi dari saraf tersebut pada saat melalui tulang temporal
Nervus fasialis terjepit di dalam foramen
stilomastoideus dan menimbulkan kelumpuhan fasialis LMN. Perjalanan N.VII Klinis pasien dengan Bell’s palsy Gejala klinis berdasarakan letak lesi N. VII 1. Lesi di luar foramen stilomastoideus Mulut tertarik ke arah sisi mulut yang sehat makanan berkumpul di antar pipi dan gusi, sensasi dalam (deep sensation) di wajah menghilang Lipatan kulit dahi menghilang mata yang terkena tidak dapat menutup air mata akan keluar terus menerus. 2. Lesi di kanalis fasialis (melibatkan korda timpani) Gejala dan tanda klinik seperti pada (no. 1) Ditambah hilangya ketajaman pengecapan lidah (2/3 bagian depan) dan saliva di sisi yang terkena jadi berkurang 3. Lesi di kanalis fasialis lebih tinggi lagi (melibatkan m. stapedius) Gejala dan tanda klinik seperti pada (1), (2) ditambah dengan adanya hiperakusis. 4. Lesi di daerah meatus akustikus interna Gejala dan tanda klinik seperti (1, 2, 3 ) ditambah dengan tuli sebagi akibat dari terlibatnya nervus akustikus. 5. Lesi di tempat keluarnya ner vus fasialis dari pons. Gejala diatas disertai gejala dan tanda terlibatnya nervus V, N. Akustikus, kadang melibatkan N. VI, XI, XII Penegakan diagnosis Anamnesis Pemeriksaan fisik Penujang : Uji kepekaan saraf Uji konduksi saraf EMG Uji fungsi pengecapan 2/3 anterior lidah Uji schirmer Tatalaksana