RUMAH SAKIT
SAKIT SEMBUH
Kuman penyakit ini dapat hidup dan
berkembang di lingkungan rumah sakit,
seperti; udara, air, lantai, makanan dan
benda-benda medis maupun non medis
Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan
banyak kerugian, antara lain :
• lama hari perawatan bertambah panjang
• penderitaan bertambah
• biaya meningkat
Dari hasil studi deskriptif Suwarni, A di semua
rumah sakit di Yogyakarta tahun 1999
menunjukkan bahwa proporsi kejadian infeksi
nosokomial berkisar antara 0,0% hingga 12,06%,
dengan rata-rata keseluruhan 4,26%. Untuk rerata
lama perawatan berkisar antara 4,3 – 11,2 hari,
dengan rata-rata keseluruhan 6,7 hari. Setelah
diteliti lebih lanjut maka didapatkan bahwa angka
kuman lantai ruang perawatan mempunyai
hubungan bermakna dengan infeksi nosokomial.
Selama 10-20 tahun belakang ini telah banyak
perkembangan yang telah dibuat untuk mencari
masalah utama terhadap meningkatnya angka
kejadian infeksi nosokomial di banyak negara, dan
dibeberapa negara, kondisinya justru sangat
memprihatinkan. Keadaan ini justru memperlama
waktu perawatan dan perubahan pengobatan
dengan obat-obatan mahal, serta penggunaan jasa
di luar rumah sakit. Karena itulah, dinegara-negara
miskin dan berkembang, pencegahan infeksi
nosokomial lebih diutamakan untuk dapat
meningkatkan kualitas pelayanan pasien dirumah
sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
Sumber penularan dan cara penularan
terutama melalui tangan dan dari petugas
kesehatan maupun personil kesehatan lainnya,
jarum injeksi, kateter iv, kateter urin, kasa
pembalut atau perban, dan cara yang keliru
dalam menangani luka. Infeksi nosokomial ini
pun tidak hanya mengenai pasien saja, tetapi
juga dapat mengenai seluruh personil rumah
sakit yang berhubungan langsung dengan
pasien maupun penunggu dan para pengunjung
pasien.
Epidemiologi
Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh
dunia dengan kejadian terbanyak di negara
miskin dan negara yang sedang berkembang
karena penyakit-penyakit infeksi masih menjadi
penyebab utama. Suatu penelitian yang yang
dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa
sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14
negara yang berasal dari Eropa, Timur Tengah,
Asia Tenggara dan Pasifik tetap menunjukkan
adanya infeksi nosokomial dengan Asia
Tenggara sebanyak 10,0%.
Faktor Penyebab Perkembangan
Infeksi Nosokomial
A. Agen Infeksi
Pasien akan terpapar berbagai macam
mikroorganisme selama ia rawat di rumah
sakit. Kontak antara pasien dan berbagai
macam mikroorganisme ini tidak selalu
menimbulkan gejala klinis karena
banyaknya faktor lain yang dapat
menyebabkan terjadinya infeksi
nosokomial. Kemungkinan terjadinya
infeksi tergantung pada:
Kemungkinan terjadinya infeksi tergantung
pada:
1. karakteristik mikroorganisme,
2. resistensi terhada p zat-zat antibiotika,
3. tingkat virulensi,
4. dan banyaknya materi infeksius.
Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus,
jamur dan parasit dapat menyebabkan infeksi
nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan oleh
mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross
infection) atau disebabkan oleh flora normal dari
pasien itu sendiri (endogenous infection). Kebanyakan
infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih disebabkan
karena faktor eksternal, yaitu penyakit yang
penyebarannya melalui makanan dan udara dan benda
atau bahan-bahan yang tidak steril. Penyakit yang
didapat dari rumah sakit saat ini kebanyakan
disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya
selalu ada pada manusia yang sebelumnya tidak atau
jarang menyebabkan penyakit pada orang normal
1. Bakteri
Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal
dalam tubuh manusia yang sehat. Keberadaan
bakteri disini sangat penting dalam melindungi
tubuh dari datangnya bakteri patogen. Tetapi
pada beberapa kasus dapat menyebabkan
infeksi jika manusia tersebut mempunyai
toleransi yang rendah terhadap
mikroorganisme. Contohnya Escherichia coli
paling banyak dijumpai sebagai penyebab
infeksi saluran kemih.
Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi
baik secara sporadik maupun endemik. Contohnya :
• Anaerobik Gram-positif, Clostridium yang dapat
menyebabkan gangren
• Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus yang menjadi
parasit di kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan
pada paru, pulang, jantung dan infeksi pembuluh darah serta
seringkali telah resisten terhadap antibiotika.
• Bakteri gram negatif: Enterobacteriacae, contohnya
Escherichia coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter.
Pseudomonas sering sekali ditemukan di air dan
penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran
pencernaan dan pasien yang dirawat. Bakteri gram negatif
ini bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di
rumah sakit.
• Serratia marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius
pada luka bekas jahitan, paru, dan peritoneum.
2.Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan
oleh berbagai macam virus, termasuk virus hepatitis B
dan C dengan media penularan dari transfusi, dialisis,
suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus
(RSV), rotavirus, dan enteroviruses yang ditularkan dari
kontak tangan ke mulut atau melalui rute faecal-oral.
Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum
suntik, dan transfusi darah. Rute penularan untuk virus
sama seperti mikroorganisme lainnya. Infeksi
gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit
kulit dan dari darah. Virus lain yang sering menyebabkan
infeksi nosokomial adalah cytomegalovirus, Ebola,
influenza virus, herpes simplex virus, dan varicella-
zoster virus, juga dapat ditularkan.
Parasit dan Jamur