Anda di halaman 1dari 45

ANEMIA et causa CKD

(CHRONIC KIDNEY
DISEASE)

CASE REPORT
Oleh:
Dwi Rhavena Rhavika
19360095
Pembimbing:
dr. Juspeni Kartika Sp.PD-KHOM, FINASIM
DEFINISI
Gagal Ginjal Kronis (CKD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal
dalam mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, serta
menyebabkan uremia.
KRITERIA GAGAL GINJAL
KRONIK
• Kerusakan ginjal yang terjadi >3bulan,
berupa kelainan struktural/fungsional
dengan atau tanpa penurunan LFG,
dengan manifestasi:
• Kelainan patologis
• Terdapat tanda kelainan ginjal (ex:
kelainam komposisi darah/urin,
kelainan dalam imaging test)

• LFG < 60 ml/menit/1.73m² selama 3 bulan


dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
ETIOLOGI
Penyakit ginjal Penyakit ginjal Penyakit Ginjal
primer sekunder Obstruktif

-Pembesaran
prostat
glomerulpnefritis Nefropati
-Batu Saluran
Mielonefritis Nefritis lupus kemih
Ginjal polikistik Amilordosis ginjal -Refluks ureter
-Obstruksi saluran
TBC ginjal Poliartritis nodusa
kemih
Sklerosis sistemik -Destruksi
progresif pembuluh darah
Gout akibat DM dan HT
yang lama
Diabetes melitus Scar pada jaringan
dan trauma
langsung pada
ginjal
STADIUM GAGAL GINJAL KRONIK
Stad. kelainan GFR Gejala & Tanda
(mL/men/1.73m²)

1 Kerusakan ginjal kronis > 90 Anemia 4%


dengan GFR normal/ Hipertensi 40%
meningkat Kematian-5 th 19%
2 Kehilangan GFR ringan 60-89 Anemia 4%
Hipertensi 40%
Kematian-5 th 19%
3 Kehilangan GFR sedang 30-59 Anemia 7%
Hipertensi 55%
Kematian-5th 24%
4 Kehilangan GFR berat 15-29 Hiperfosfatemia 50%
Anemia 29%
Hipertensi 77%
Kematian-5th 46%

5 Gagal ginjal <15 atau dialisis Hiperfosfatemia 50%


Anemia 69%
hipertensi >75%
Kematian-3th 14%
PATOFISIOLOGI
Gejala
klinis

Biopsi/histo Pem.
Diagnosis
patologi laboratorium

Pem.
radiologis
GEJALA KLINIS
• Kelainan sal. cerna: nafsu makan
menurun, mual, muntah.
• Kelainan kulit: gatal
• Kelainan neuromuskular: tungkai lemah,
parastesi, kram otot, daya konsentrasi
menurun, insomnia, gelisah
• Kelainan kardiovaskular: hipertensi, sesak
nafas, nyeri dada, edema
• Gang. Kelamin: libido menurun, nokturia,
oliguria
GAMBARAN LABORATORIUM
• Sesuai dengan penyakit yang mendasari
• Penurunan fungsi ginjal: Peningkatan
kadar ureum dan kreatinin serum dan
penurunan LFG
• Kelainan biokimiawi darah: Penurunan
kadar Hb, peningkatan kadar asam urat,
hiper/hipokalemia, hiponatremia,
hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis
metabolik.
• Kelainan urinalisis: Proteinuria, hematuria,
leukosuria
GAMBARAN RADIOLOGIS
• Foto polos abdomen: batu radio-opak
• Pielografi antegrad/retrograd
• Ultrasonografi ginjal: ukuran ginjal yang
mengecil, korkteks yang menipis, adanya
hidronefrosis/batu ginjal, kista, massa,
kalsifikasi
BIOPSI & HISTOPATOLOGI
• Untuk mengetahui etiologi, menetapkan
terapi, prognosis, dan mengevaluasi hasil
terapi yang sudah diberikan
• KI: ukuran ginjal yang mengecil, ginjal
polikistik, hipertensi yang tidak terkendali,
infeksi perinefrik, gangg. Pembekuan
darah, gagal nafas, dan obesitas
PENATALAKSANAAN
1. Terapi spesifik terhadap penyakit dasar
2. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi
komorbid
3. Memperlambat perburukan fungsi ginjal
1. Pembatasan asupan protein
2. Terapi farmakologis
4. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit
kardiovaskular
5. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit
kardiovaskular
Terapi spesifik terhadap penyakit dasar
• Waktu yang tepat untuk terapi
penyakit dasarnya adalah sebelum
terjadinya penurunan LFG.
• Bila LFG sudah menurun sampai 20-
30% dari normal, terapi terhadap
penyakit dasar sudah tidak banyak
bermanfaat
Pencegahan dan terapi terhadap kondisi
komorbid
• Waktu yang tepat untuk terapi penyakit
dasarnya adalah sebelum terjadinya
penurunan LFG.
• Bila LFG sudah menurun sampai 20-
30% dari normal, terapi terhadap
penyakit dasar sudah tidak banyak
bermanfaat
MEMPERLAMBAT
PERBURUKAN FUNGSI GINJAL
1. Pembatasan asupan protein/hari
2. Terapi farmakologis
- Untuk mengurangi hipertensi
intraglomerulus.
- ACE inhibitor: untuk memperkecil resiko
kardiovaskuler dan memperlambat
perburukan kerusakan nefron dengan
mengurangi hipertensi intraglomerular
dan hipertrofi glomerulus
PENCEGAHAN & TERAPI
TERHADAP PENYAKIT
KARDIOVASKULAR
• Pengendalian DM
• Pengendalian hipertensi
• Pengendalian dislipidemia
• Pengendalian anemia
• Pengendalian hiperfosfatemia
• Terapi hipertrofi glomerular
PENCEGAHAN DAN TERAPI
TERHADAP KOMPLIKASI
• anemia: evaluasi anemia saat kadar Hb
≤10g/dl atau hematokrit ≤30% meliputi
evaluasi terhadap status besi

• Osteodistrofi renal
• Mengatasi hiperfosfatemia : asupan
fosfat 600-800 mg/hr
• Pemberian kalsitriol
• Pembatasan cairan & elektrolit
TERAPI PENGGANTI GINJAL
BERUPA DIALISIS ATAU
TRANSPLANTASI GINJAL

• Dilakukan pada penyakit ginjal kronik


stadium 5, yaitu pada LFG <15ml/mnt.
Contoh:
• Hemodialisis
• Peritoneal dialisis atau transplantasi
ginjal
PROGNOSIS
• Quo ad vitam: Dubia
• Quo ad functionam: Dubia
• Quo ad sanationam: Dubia
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn S
• Tanggal Lahir : 30 Juni 1957
• Usia : 62 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Alamat : Suka Banjar Gedong Tataan Dusun
II Pesawaran
• Agama : Islam
• Pendidikan : Tidak Tamat SD
• Pekerjaan : Petani/Buruh Lepas
• Suku Bangsa : Indonesia
• No.RM : 130377
• Masuk RSPBA : 22 Juli 2019, pukul 01.50
WIB
ANAMNESIS
• Anamnesis dilakukan pada tanggal 24 Juli
2019 pukul 07.00 WIB dibangsal RPD RS
Pertamina Bintang Amin secara
autoanamnesis dan alloanamnesis.
• Keluhan Utama
• Sesak memberat kurang lebih sejak satu
minggu yang lalu sebelum masuk rumah
sakit.
• Keluhan Tambahan
• Nausea dan vomiting, nyeri kepala, edema
tungkai dan tangan
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• DM TIPE 2 sejak 13 tahun dahulu
• Hipertensi sejak 2 tahun yang lalu
• Stroke ekstermitas kiri tangan dan kaki
sejak 2 tahun yang lalu
Anamnesis Sistem

• Sistem serebrospinal : nyeri kepala,


pusing
• Sistem kardiovaskular : telapak kaki dan
telapak tangan dingin
• Sistem respirasi : sesak napass
• Sistem genitourinaria : tidak kencing sejak
tanggal 22 juli 2019
• Sistem gastrointestinal : mual dan muntah
• Sistem muskuloskleletal : atropi pada otot
kaki yang terkena stroke
• Sistem integument : bekas amputasi pada
jari manis kaki kiri.
Riwayat Kebiasaan

• -Riwayat merokok :sejak muda


merokok, sudah
berhenti 3 tahun
lalu
• Riwayat konsumsi kopi :minum 3
gelas+gula 2
sendok perhari
sebelum tau
terkena hipertensi
Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan Umum
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran: Compos mentis
• Tekanan darah : 160/90mmHg
• Nadi : 85x/menit, regular
• Suhu : 36,6⁰C peraksila
• Pernapasan : 25x/menit
Aspek Kejiwaan

• Tingkah laku :
Wajar/Gelisah/Tenang/Hipoaktif/Hiperaktif
• Alam perasaan :
Biasa/Sedih/Gembira/Cemas/Takut/Marah
• Proses pikir :Wajar/Cepat/Gangguan
Waham/Fobia/Obsesi
Status Generalisata
• Kulit
• Warna : Sawo matang
• Efloresensi : Tidak ada
• Jaringan parut : Tidak ada
• Pigmentasi : Tidak ada
• Pertumbuhan rambut : Normal
• Pembuluh darah : Normal
• Suhu raba : akral dingin
• Lembab/kering : Lembab
• Keringat, umum : Sedikit
• Turgor : lambat
• Kepala
Ekspresi wajah : Normal Simetris
muka : Simetris
Rambut : Normal
• Mata
Konjungtiva : Anemis
• Telinga
Tuli : Tidak tuli
Selaput pendengaran : Tidak diperiksa
Lubang : Normal
Penyumbatan :Tidak ada
Serumen : Tidak diperiksa
Perdarahan : Tidak ada
• Hidung
Trauma : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Sekret : Tidak ada
Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
• Mulut
• Bibir : Normal Tonsil : Normal
• Langit-langit : Normal Bau nafas :
Tidak berbau
• Trismus : Normal Lidah : Normal
• Faring : Normal
• Leher
• Tekanan vena jugularis : JVP 5-2 cm H2O
• Kelenjar tiroid : Normal, tidak ada
pembesaran
• Kelenjar limfe : Normal, tidak ada
pembesaran
• Kelenjar getah bening
• Submandibula : Tidak teraba
Leher : Tidak teraba
• Supraklavikula : Tidak teraba
Ketiak : Tidak teraba
• Lipat paha : Tidak teraba
• Thorak
• Bentuk : Simetris kiri = kanan
• Sela iga : Normal
• Paru Depan Belakang
• Inspeksi : Bentuk normal, dan simetris
• Palpasi : Vokal fremitus kanandan
kirisimetris , massa (-),
• krepitasi (-)
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : Kanan : vesikuler
• Kiri : vesikuler
• Jantung
• Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
• Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
• Perkusi : Batas jantung atas : ICS III
linea parasternalis sinistra
• Batas jantung kiri : ICS VII linea
midclavicula sinistra
• Batas jantung kanan : ICS VI linea
parasternalis dextra
• Auskultasi :Bunyi jantung S1 dan S2
normal; Murmur(-); Gallop (-)
Riwayat pengobatan
Satu minggu sebelum masuk rumah
sakit pasien telah mengalami sesak
napas, namun tidak segera berobat.
Keluhan bertambah berat satu hari
sebelum masuk rumah sakit dan
disertai nausea dan vomiting, nyeri
kepala, edema tungkai dan tangan,
sehingga pasien dibawa keluarga ke
IGD RS Pertamina Bintang Amin
pada tanggal 22 Juli 2019 pada
pukul 01.50 WIB.
Pasien datang dengan keadaan sulit
bernapas, tampak sakit sedang
tekanan darah pertama kali
diperiksa yaitu 180/100 mmHg, nadi
78 kali per menit, respirasi 32 kali
per menit, suhu tubuh pasien diukur
peraksila 36,5 derajat celcius.
Pasien dicurigai mengalami
obstruksi dypsnue et causa CKD.
Sehingga dilakukan pemeriksaan laboratorium
darah lengkap, ureum, creatinin, GDS (Gula
Darah Sewaktu). Terapi pertama yang
didapatkan pasien di IGD adalah Oxygen,
Furosemide 2 ampul (20 mg dalam satu ampul
) diberikan secara IV dengan selang waktu 2
jam dari pemberian pertama lalu dilanjukan
pemberian secara IV per 12 jam, Ondansetron
diberikan secara IV per 12 jam, Ranitidin
diberikan secara IV per 12 jam, Amlodipin tablet
10 mg diberikan secara oral per 24 jam, Asam
Folat tablet diberikan secara oral per 8 jam,
Bicnat diberikan secara oral per 8 jam, pasien
dipasang selang kateter dan urine bag.
Pasien direncanakan HD Post
Transfusi. Pasien di observasi
ssetiap 1,5 jam sekali untuk
memantau perkembangan pasien
dan keberhasilan terapi. Setelah
keadaan pasien mulai membaik
pasien dipindahkan di RPD
(Ruangan Penyakit Dalam) C
Abdurrahman Bin Auf RS Pertamina
Bintang Amin.
• Tanggal 22 Juli 2019 pukul 06.00 WIB
pasien masih mengeluhkan sesak, nyeri
pada alat kelamin yang dipasang kateter,
keadaan umum tampak sakit sedang
tekanan darah 230/110 mmHg, nadi 84
kali per menit, respirasi 44 kali per menit,
dari pemeriksaan fisik didapatkan edema
pada kaki kanan dan kaki kiri, edema pada
kelopak mata, pada pemeriksaan Thorax;
pada auskultasi bunyi vesikuler kanan dan
kiri, bunyi Ronkhi negatif bagian kanan
dan kiri.
Pada pemeriksaan jantung; auskultasi
terdengar bunyi jantung 1 dan 2, bunyi
murmur tidak ada, bunyi gallop tidak ada.
Pada pemeriksaan abdomen; perut terlihat
sedikit membesar, terdengar bising usus.
Selanjutnya terapi ditambahkan
Candesartan. Pukul 07.00 WIB pasien
masih mengeluhkan sesak napas disertai
nyeri kepala, dan mual. Vital sign pasien;
tekanan darah 230/110 mmHg, nadi 88
kali per menit, respirasi 24 kali per menit,
gula darah sewaktu 249 mg/dL.
• Pukul 14.00 WIB pasien masih
mengeluhkan hal yang sama dan merasa
lemas, kemudian terapi ditambahkan
Adalat Oros per 24 jam dan Lansoprazole
per 24 jam diberikan pada pukul 18.00
WIB. Pukul 20.30 pasien masih
mengeluhkan sesak dan lemas, pasien
diedukasi untuk tidur dengan posisi semi
fowler, di berikan terapi farmakologi,
furosemide, Asam Folat, Bicnat, Adalat
Oros dan Lansoprazole. Tanggal 22 Juli
2019 pukul 09.00 pasien masih
mengeluhkan sesak napas, insomnia,
lemas, nyeri kepala dan mual.
Tekanan darah pasien sudah turun
menjadi 180/90 mmHg, pasien
direncanakan mendapatkan tranfusi PRC
(Packed Red Blood Cell) karena Hb
pasien 7,7 g/dL (normal Hb pada laki-laki
14-18 g/dL) terapi sebelumnya tetap
dilanjutkan. Post Transfusi pasien
direncanakan untuk HD. Tanggal 23 Juli
2019 pasien mengeluhkan pegal pegal
seluruh tubuh , insomnia dan mual.
Tekanan darah pasien turun menjadi
150/80 mmHg, pasien mendapat terapi
tambahan Omeprazole
• . Hasil pemeriksaan ureum dan kretinin
pasien ialah 156 dan 13,1. Kaki dan dan
masih oedem seperti pertama datang
namun sudah mengempis. Tanggal 24 Juli
2019 pukul 07.00 WIB pasien masih
merasa lemas, insomnia, dan nyeri kepala,
tekanan darah pasien meningkat menjadi
160/90mmHg. Tanggal 25 Juli 2019 pukul
06.45 WIB masalah pasien belum teratasi.
Pasien post transfusi 1 kolf PRC dan Post
HD, kadar Hb meningkat menjadi 7,9 g/dL,
terapi diteruskan. Namun tekanan darah
pasien meningkat menjadi 190/90 mmHg.
Pukul 13.30 WIB, tekanan darah
pasien 200/110mmHg. Pasien
direncanakan HD rutin dan
mendapat terapi tambahan Clonidin
0,15mg. Tanggal 26 Juli 2019,
pasien sudah tidak mengeluhkan
nyeri kepala dan sudah tidak
kesulitan bernapas, edema di kaki
dan tangan sudah mengempis,
tekanan darah 150/90 mmHg.
Pasien dipulangkan .
Terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai