Anda di halaman 1dari 50

KEBIJAKAN

KESEHATAN LINGKUNGAN

YULSIUS JUALANG, S.Kp.,M.Si


Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Prov Kalbar

Disampaikan pada :
Pertemuan Orientasi Kesehatan Lingkungan
Landak,15 Mei 2017
MDGS KE SDGS
KEBIJAKAN GLOBAL

2
KELANJUTAN MDGs
2000 2015 2030

SDGs Goals Target Indikator


Goal Targe Indikat TOTAL ±220-
MDGs s t or 17 169
300
TOTAL 8 18 63 KESEHATAN 4 19 31
KESEHAT TERKAIT
5 9 32 5 22 20
AN KESEHATAN
PENEKANAN SDGs:
5P : PEOPLE, PLANET, PEACE, PROSPERITY AND
PARTNERSHIP
DAMPAK POSITIF MDGs BAGI SEKTOR
KESEHATAN:
a. Meningkatnya kesadaran isu kesehatan
b. Meningkatnya alokasi anggaran
kesehatan
3
PERHATIAN KHUSUS SEKTOR
KESEHATAN
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang
berkelanjutan [8 target] GIZI MASYARAK
Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia [13 target]
SISTEM KESEHATAN NASIONA
Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh
wanita dan anak perempuan
[9 target] AKSES KESPRO, KB
Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi
yang berkelanjutan bagi semua orang [8 target]
SANITASI DAN AIR BERSI

+ Tujuan #1: Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun


Dalam kaitannya dengan JKN  Target 1.3 tentang cakupan jamina
4
SDGs = UNFINISHED BUSINESS + PERHATIAN BARU
UNFINISHED BUSINESS: HAL BARU DALAM SDGs:
1. Penurunan prevalensi balita 1. Masalah gizi diarahkan pada
kekurangan gizi (gizi buruk solusi berkelanjutan: Integrasi
dengan peningkatan akses
dan gizi kurang)
pangan dan produksi pertanian
2. Penurunan angka kematian 2. Universal Health Coverage
bayi (AKB) dan balita (AKBa)
3. Kematian akibat PTM dan
3. Penurunan angka kematian pengendalian tembakau
ibu (AKI) 4. Penyalahgunaan narkotika dan
4. Penurunan prevalensi HIV alkohol
dan AIDS (%) dari total 5. Kematian dan cedera
populasi kecelakaan lalu lintas
5. Peningkatan pengetahuan 6. Kontaminasi dan polusi air,
komprehensif tentang HIV udara, tanah
dan AIDS pada penduduk 7. Penanganan krisis dan
berusia 15-24 tahun kegawatdaruratan
6. Kesenjangan akses air 8. Kesetaraan gender sebagai
cross-cutting issue
minum dan sanitasi layak
(dalam konteks PHBS) 9. Remaja sebagai aktor penting5
kesehatan seksual dan
PERANGKAT IMPLEMENTASI SDGs
Aspek-aspek kunci untuk keberhasilan implementasi
strategi, program, dan kualitas kinerja operasional
untuk pencapaian target NAWA
SDGs.CITA + AGENDA
GLOBAL
• Mencakup: PROGRAM INDONESIA SEHAT
1. Kerangka kebijakan dan kelembagaan,
2. kemitraan multisektor
3. pembiayaan, KELUARGA
4. ketersediaan, kualitas sistem data dan
informasi, SEHAT
PELAYANAN
5. akuntabilitas, DIMENSI KESEHATAN DI
6. teknologi dan ilmu pengetahuan, SOSIAL SELURUH DAUR
7. peningkatan kapasitas nasional SDGs: KEHIDUPAN
(melalui kerjasama antar negara), PEOPLE- MANUSIA
8. sistem perdagangan CENTERED
1. SASARAN: KELU
DEVELOPM
2. PRIORITAS: PROMOTIF-PREV
ENT DISERTAI PENGUATAN
(PEMBANG 3. TOTAL COVERAGE  KUNJU
UNAN RUMAH (JEMPUT
6 B
KEHIDUPAN OUTR
Visi dan Misi Presiden
TRISAKTI:
Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang
3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR

politik; Berkepribadian dalam budaya

NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA


UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)


Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia
Indonesia
PROGRAM
PROGRAM PROGRAM INDONESIA
INDONESIA KERJA PROGRAM
INDONESIA SEHAT
PINTAR INDONESIA SEJAHTERA
RENSTRA
2015-2019

PARADIGMA PENGUATAN
JKN
SEHAT YANKES
PENDEKATA
N KELUARGA KELUARGA DTP NUSANTARA
SEHAT K SEHAT 7
GERMAS
Mengapa Akses Universal?

• RPJPN 2005-2025
“Pembangunan dan penyediaan air
minum dan sanitasi diarahkan nawacita
untuk mewujudkan terpenuhinya Meningkatkan kualitas hidup
kebutuhan dasar masyarakat” manusia Indonesia

• RPJMN 2015-2019 Meningkatkan produktivitas


rakyat dan daya saing di pasar
internasional sehingga bangsa
Indonesia bisa maju dan
bangkit bersama bangsa-
bangsa Asia lainnya
Mengapa Akses Universal?
Penanganan Kawasan
Kumuh
• Mencegah Rp 56T/tahun kerugian ekonomi
 Pengurangan Rp 1,35 juta per KK/tahun belanja
Peningkatan Kualitas
rumah tangga Lingkungan
 Pengurangan hingga 94% angka diare
 Peningkatan produktifitas Peningkatan Derajat
Kesehatan
• Global economic returns /Keuntungan
ekonomi : US$ 5,5/dolar yang Menurunkan Tingkat
diinvestasikan untuk sanitasi dan US$ Kemiskinan
2/dolar untuk air minum (WHO, 2012)
Penyediaan
Sarana/Prasarana Dasar
Permukiman (termasuk di
Area Khusus)

Pembentukan Modal Sosial


di Masyarakat
Menuju Akses Universal Sanitasi
INDONESIA 2019
• CAPAIAN AKSES JAMBAN

Data diambil dari website monev STBM: www.stbm-indonesia.org/monev tanggal 3 September 2015 pukul 12:25
PERMENKES 39 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN
PENYELENGGARAAN
PRGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN
KELUARGA
Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk
1 meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Pelaksanakan Program Indonesia Sehat


2 diselenggarakan melalui Pendekatan Keluarga

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk


meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan
3 akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi
keluarga
Integrasi upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan,
4 dengan target / focus keluarga, berdasarkan data dan informasi
12
dari Profil Kesehatan Keluarga.
PENGERTIAN PENDEKATAN
KELUARGA

Pendekatan Keluarga adalah salah


satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran
dan mendekatkan atau
meningkatkan akses pelayanan
kesehatan dengan mendatangi
keluarga
Pendekatan pelayanan yang
mber Foto: achmad fiqqy fierly
Tujuan Pendekatan Keluarga:
mengintegrasikan UKP & UKM
1. Mengintegrasikan seluruh program di secara berkesinambungan,
Puskesmas dengan target keluarga, didasari
2. Meningkatkan akses keluarga terhadap data & informasi dari profil
pelayanan kesehatan yang komprehensif
3. Mendukung pencapaian SPM Kab/Kota kesehatan keluarga
4. Mendukung pelaksanaan JKN 13
5. Mendukung tercapainya program
PENDEKATAN KESMAS

KELOMPOK RENTAN KELOMPOK RENTAN


1.IBU HAMIL DESENTRALISASI
2.BAYI – BADUTA
3.BALITA
INDIVIDU GIZI 4.REMAJA PUTRI PENGUATAN INSTITUSI
MASYARAKAT DAERAH
BERBASIS WILAYAH
BERBASIS WILAYAH

1.SDM – Kapasitas
2.SARANA – Alat
3.REGULASI – Metode
KELUARGA dan cara kerja
PERUBAHAN PERILAKU
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 4.MANAJERIAL
PERBAIKAN LINGKUNGAN
KELOMPOK

KELOMPOK STRATEGIS
PERILAKU HIDUP 1. ANAK USIA INTEGRASI
BERSIH DAN SEKOLAH.
MASYARAKAT SUMBERDAYA DI PUSAT
SEHAT 2. PEKERJA WANITA termasuk JARINGAN
3. LANSIA KEMITRAAN
KELOMPOK STRATEGIS 4. PENGGUNA MEDSOS

14
FAKTA

PERUBAHAN POLA PENYAKIT


TERKAIT DENGAN FAKTOR PERILAKU

1990 2010
ISPA, STROKE,
TB, KECELAKAAN,
DIARE JANTUNG,
KANKER,
FAKTOR RISIKO DIABETES
PENYAKIT TIDAK
MENULAR

arahan Menteri Kesehatan, 31 Maret 2017 15


... DATA 30 tahun terakhir ....

16
Penyebab Utama dari Beban Penyakit, 1990-2015
Cedera Cedera
13%
7%
Penyakit
Menular
Penyakit 30%
Penyakit
Tidak
Menular Penyakit
Menular
56% Tidak
37%
Menular
57%

Peringkat 1990 2010 2010


Tahun 2015
1 ISPA 1 Stroke 1 Stroke
2 Tuberkulosis 2 Tuberkulosis 2 Kecelakaan Lalin
3 Diare 3 Kecelakaan Lalin 3 Jantung Iskemik
4 Stroke 4 Diare 4 Kanker
5 Kecelakaan Lalin 5 Jantung Iskemik 5 Diabetes Melitus
6 Komplikasi Kelahiran 6 Diabetes Melitus 6 Tuberkulosis

7 Anemia Gizi Besi 7 Low Back Pain 7 ISPA

8 Malaria 9 ISPA 8 Depresi

13 Jantung Iskemik 12 Komplikasi Kelahiran 9 Asfiksia dan Trauma Kelahiran

16 Diabetes Melitus 26 Malaria 10 Penyakit Paru Obstruksi Kronis

Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014)
FAKTOR RISIKO PERILAKU PENYEBAB TERJADINYA
PENYAKIT TIDAK MENULAR

18
1. Persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita
setiap bulan
4. Mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun
5. Menggunakan air bersih
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap
hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap
hari
10. Tidak merokok didalam rumah
arahan Menteri Kesehatan, 31 Maret 2017 19
OLEH SEBAB ITU............
perlu MENINGKATKAN KESADARAN
dan MOTIVASI KELUARGA
melalui
GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT (GERMAS)

20
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP
SEHAT
PENGERTIAN

Suatu tindakan yang sistematis dan


terencana
yang dilakukan secara bersama-sama
oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup

21
Gerakan Hidup
Sehat
Penekanan kepada peran serta lintas sektor untuk bersama-sama
berperan dalam gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS)

Presiden: Sehat menjadi tanggungjawab semua


orang dan diawali dari diri sendiri

Agar jajaran kesehatan tidak bosan-bosan


menyampaikan hal yang benar kepada
masyarakat berkaitan dengan pola makan,
olah raga dan perlunya deteksi dini atau
pemeriksaan kesehatan secara berkala
Bentuk Kegiatan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1. Melakukan aktivitas fisik


2. Mengonsumsi sayur dan buah
3. Memeriksa kesehatan secara rutin
4. Tidak merokok
5. Tidak mengkonsumsi alkohol

6. Membersihkan lingkungan
7. Menggunakan jamban 47
TUJUAN GERMAS
MASYARAKAT
BERPERILAKU
SEHAT
yang berdampak pada

Kesehatan
Terjaga Produktif

Lingkungan Biaya
Bersih Berobat
Berkurang

13
Keluarga Keluarga
Sehat, Sakit,
Pekerja Pekerja
Sehat Sehat
= =
Keluarga Beban
Bahagia Keluarga

Keluarga Keluarga
Sehat, Sakit,
Pekerja Pekerja
Sakit Sakit
= =
Masalah Bencana
Keluarga Keluarga
Sasaran RPJMN 2015-2019 terkait
Penyehatan Lingkungan

No Indikator Status Awal Target 2019

3 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta


Meningkatnya Penyehatan Lingkungan
1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk 297 (2013) 245

2. Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) 0,43 (2013) <0,5

3. Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria 212 (2013) 300


4. Jumlah provinsi mencapai eliminasi kusta 20 (2013) 34
5. Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi Filariasis 0 35
6. Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi syarat kualitas 15,3 40
kesehatan lingkungan
7. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4
8. Prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada penduduk usia 18+ 15,4 15,4
tahun (persen) (2013)

9. Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun 7,2 5,4


(2013)
10. Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan - 40
imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun 2013
INDIKATOR RENSTRA KESEHATAN
LINGKUNGAN
TARGET
INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah desa/kelurahan yang 25000 30000 35000 40000 45000
melaksanakan STBM
2 Persentase sarana air minum yang 30% 35% 40% 45% 50%
dilakukan pengawasan
3 Persentase tempat-tempat umum (TTU) 50% 52% 54% 56% 58%
yang memenuhi syarat kesehatan
4 Persentase RS yang melakukan 10% 15% 21% 28% 36%
pengelolaan limbah medis sesuai standar
5 Persentase tempat pengelolaan makanan 8% 14% 20% 26% 32%
(TPM) yang memenuhi syarat kesehatan
6 Jumlah Kabupaten/Kota yang 346 356 366 376 386
menyelenggarakan tatanan kawasan
sehat
7Persentase Kab/Kota yg memenuhi 20% 25% 30% 35% 40%
kualitas kesehatan lingkungan Dilaksanakan utk meminimalisasi
ISU KESEHATAN LINGKUNGAN
MELALUI
Penguatan
dan
pengemba
Penguatan Jejaring ngan
NSPK kemitraan sistem
Kesling LP dan LS informasi
dan
evaluasi
Penguatan
dan
Peningkatan Dukungan
pengemba
kapasitas sarana dan
ngan
SDM yg prasarana
sistem
kompenten yang
surveilans
terstandarisa
si

28
GOAL
GOAL KESEHATAN KINERJA HSP
LINGKUNGAN

KELUARGA
DAN DESA KAB/KOT
MASYARAK SEHAT A YG
AT SEHAT INDONESIA
MEMENU SEHAT
HI
KUALITAS
KESLING

29
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) PENYEHATAN LINGKUNGAN

Indikator
Target
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan STBM
25,000 30,000 35,000 40,000 45,000

% Sarana Air Minum yg dilakukan pengawasan


30 35 40 45 50
% Tempat-Tempat Umum (TTU) Yang Memenuhi
Syarat Kesehatan 50 52 54 56 58
% RS Yang Melakukan Pengelolaan Limbah Medis
Sesuai Standar 10 15 21 28 36
% Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Yang
Memenuhi Syarat Kesehatan 8 14 20 26 32
Jumlah Kabupaten/Kota Yang Menyelenggarakan
Tatanan Kawasan Sehat 346 356 366 376 386
Jumlah Rekomendasi Kajian Analisis Dampak
Kesehatan Lingkungan (ADKL) 72 77 82 87 92
Jumlah Kab/Kota yang Menyelenggarakan Kesling
dalam Keadaan Tertentu 10 20 40 60 80
Jumlah Kab/kota yang Melaksanakan Strategi
Adaptasi Dampak Perubahan Iklim Bidang
Kesehatan (APIK) 27 54 108 190 245
Definisi Operasional
(peningkatan kualitas kesling kab/kota)
Memiliki Desa/kel melaksanakan STBM minimal
20%
Peningkatan
kualitas Menyelenggarakan kab/kota sehat

kesling pada Melakukan pengawasan kualitas air minum


minimal 30%
kab/kota TPM memenuhi syarat kesehatan minimal
dengan 31%
kriteria TTU memenuhi syarat kesehatan minimal 30%
minimal 4 dari RS melaksanakan pengelolaan limbah medis
minimal 10%
6 kriteria yang
meliputi:
Indikator Kinerja Program
Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas
kesehatan lingkungan

Target 2015-2019 40%


35%
30%
25%
20%
PP No 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Lingkungan

Penjabaran UU No 36 Tentang Kesehatan ( Ps


62 )

Kesehatan Lingkungan sebagai salah satu upaya untuk


mewujudkan kualitas lingkungan yg sehat baik, fisik,
kimia, biologi dan sosial
Undang-undang No.
36 tahun 2009
tentang Kesehatan
Pasal 163
Lingkungan sehat berarti bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan
gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan pemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi
PP No 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Lingkungan
Penetapan Baku mutu (Ps 8) Subyek:
a. Air
b. Udara
c. Tanah
d. Pangan
e. Sarana Bangunan
f. Binatang Pembawa penyakit.
PP No 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Lingkungan
Sasaran:

a. Permukiman
b. Tempat Kerja
c. Tempat Rekreasi
d. Tempat Fasum
Peraturan Pemerintah No. 66
tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan
• Air
• Udara Permukiman
• Tanah
• Pangan Tempat kerja
• Sarana dan
bangunan Tempat
• Vektor & rekreasi
binatang
pembawa Tempat &
penyakit Fasilitas umum
PERMENKES RI No. 13 tahun 2015
tentang
Penyelenggaraan
KesehatanLingkungan
di Puskesmas

1.Konseling

2.Inspeksi Kesehatan
Lingkungan

3.Intervensi / Tindakan
Keshatan Lingkungan
PROGRAM UTAMA

1. STBM
Indikator:
a. Desa melaksanakan STBM
b. Desa ODF
Permenkes
No.852 Th.2008
tentang
STBM

Permenkes
No.3 Th.2014
tentang
STBM
3 Komponen Strategi
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
PEMASARAN
SANITASI

DEMAND SUPPLY
Creation Improvement
(Menciptakan (Penawaran
Kebut jamban) Sanitasi)

ENABLING
Environment
(Menciptakan
Lingkungan/Sikon
Yg mendukung)
PROGRAM UTAMA
2. Pengawasan Kualitas Air Minum
Indikator: Minimal 30 %
a. Air Minum Jaringan Perpipaan
b. Air Minum bukan Jaringan Perpipaan
c. Depot Air Minum
KUALITAS AIR MINUM

PERMENKES:
736/MENKES/PER/VI/2010
(Tatalaksana Pengawasan )
Sasaran:
1. AM Jaringan Perpipaan (JP)
2. AM Bukan JP
3. Depot AM
43
KUALITAS AIR MINUM

PERMENKES:
492 / MENKES /PER/2010
( Persyaratan Kualitas Air Minum):

1. Fisik
2. Kimia
3. Biologi
4. Radioaktif
44
PROGRAM UTAMA
3. HSP / PENYEHATAN PANGAN

Indikator:
TPM Memenuhi syarat Laik Hygiene Sanitasi
Minimal: 31 %
HYGIENE SANITASI PANGAN (HSP)

KEPMENKES:
1. 1098 /MENKES/SK/VII/2003
2. 942/MENKES/SK/VII/2003
3. 715/MENKES/SK/V/2003

PERMENKES
1. No 2 TAHUN 2013
46
PROGRAM UTAMA
4. Pengawasan TTU
Kegiatan utama:
1. Sekolah
2. Pontren
3. Pasar tradisional/Pasar Rakyat
KEPMENKES NO. 1204/ 2004
Persyaratan Kes Lingkungan RS meliputi :

• Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman RS


• Persyaratan Hygiene dan Sanitasi Makanan Minuman
• Penyehatan Air
• Pengelolaan Limbah
• Pengelolaan Tempat Pencucian Linen (Laundry)
• Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu
Lainnya
• Dekontaminasi Melalui Desinfeksi dan Sterilisasi
• Persyaratan Pengamanan Radiasi
• Upaya Promosi Kesehatan dari Aspek kesling
SANITASI ADALAH MASALAH
KITA BERSAMA, SEHINGA PERLU
DIPECAHAN BERSAMA

Anda mungkin juga menyukai