Anda di halaman 1dari 31

PEMERIKSAAN FISIK

OBSTETRI
SABTU, 20 JULI 2018
UPTD PUSKESMAS CANTIGI
MINI QUIZ

 Pastikan smartphone anda terkoneksi internet


 Buka browser anda
 Masukan kahoot.it di kolom pencarian
 Masukan pin quiz
 Masukan username (nama masing-masing)
 Siap dimulai
MENGUKUR PERIKSA TEKANAN DARAH
ATAU DENYUT NADI TERLEBIH
TANDA VITAL DAHULU
TEKANAN DARAH

Bladder Cuff

MEMILIH CUFF YANG BENAR


• Lebar bladder sekitar 40%
LiLA
• Panjang bladder sekitar
80% LiLA
• Tipe aneroid harus sering
dikalibrasi sebelum
digunakan
SEBELUM MENGUKUR TEKANAN DARAH

 Idealnya 30 menit sebelum diukur, pasien tidak merokok dan meminum


kafein serta sudah istirahat setidaknya 5 menit
 Ruangan hening serta nyaman
 Pastikan lengan yang akan diukur bebas pakaian, tidak ada fistula untuk
dialysis, bekas luka, atau tanda lymphedema
 Konfirmasi adanya nadi dari arteri brachialis dengan palpasi
 Posisikan lengan sehingga arteri brachialis sejajar dengan jantung
 Jika pasien duduk, sangga lengan dengan menaruhnya diatas meja; jika
pasien berdiri lengan pasien disangga setinggi midchest
MENGUKUR TEKANAN DARAH

 Posisikan cuff pada arteri brachialis


 Ada jarak sebesar 2,5 cm antara bagian bawah bladder dan fossa
antecubiti
 Tentukan tinggi tekanan cuff dengan mengukur tekanan sistolik perpalpasi
ditambah 30 mmHg (untuk mencegah ketidaknyamanan dari
unnecesasry high cuff pressures dan menghindari auscultatory gap)
 Menggunakan bell stetoskop untuk mendengarkan suara korotkoff
 Kembangkan cuff dengan cepat dan kempeskan perlahan sekitar 2
hingga 3 mmHg per detik
 Catat tekanan sitolik dan tekanan diastolik
KOROTKOFF SOUNDS
CATATAN

 Hindari mengembangkan cuff yang terlalu lambat atau berulang karena


dapat membuat congesti pada vena sehingga membuat false reading
 Baiknya pengukuran dilakukan dikedua lengan, normalnya terdapat
perbedaan 5 sampai 10 mmHg. Nilai terbesar yang diambil.
 Lakukan pengukuran tekanan darah ditiga posisi (berbaring, duduk,
berdiri) pada pasien yang mengkonsumsi obat antihipertensi dengan
riwayat pingsan, postural dizziness, atau kemungkinan lainnya yang
disebabkan turunnya volume darah
INTERPRETASI & REKOMENDASI
SPECIAL PROBLEMS

 The apprehensive patient


 Pasien obesitas atau sangat kurus
 Mengukur TD di kaki
 Suara korotkoff yang lemah atau tidak terdengar
 Aritmia
HEART RATE AND RHYTHM

 Dengan memeriksa denyut arteri, kita dapat menghitung HR


beserta menentukan ritmenya, menilai amplitudo dan kontur
gelombang nadi, dan terkadang mendeteksi obstruksi aliran
darah
 Memeriksa HR dengan bantalan buku jari telunjuk dan jari
tengah, tekan hingga teraba denyut
 Jika ritme regular hitung selama 15 detik kemudian dikalikan 4
 Jika terlalu cepat atau terlalu lambat, hitung sampai 60 detik
 Jika ritme irregular, nadi harus dievaluasi dengan auscultasi
jantung
RESPIRATORY RATE AND RHYTHM

 Amati RR beserta ritmenya, kedalamannya, dan usahanya dalam


bernapas
 Hitung RR dalam 1 menit
 Usahakan pasien tidak sadar bahwa dirinya sedang dhitung napasnya
 Pada anak diperiksa pada saat anak tenang
Temperatur

 Pemeriksaan dapat dilakukan per oral, per rectal, per axillar, atau
mengukur suhu membrane timpani
 Metode pemeriksaan per aksilar paling tidak akurat dibanding yang
lainnya
 Tidak boleh melakukan pemeriksaan per oral pada pasien yang tidak
sadar atau tidak mampu menutup mulutnya
 Penggunaan thermometer kaca harus dikocok sebelum digunakan
LEOPOLD
MANEUVER
Leopold Maneuver

 Ibu berbaring terlentang namun tetap dalam posisi nyaman


 Manuver ini mungkin sulit dilakukan pada pasien dengan obesitas, terlalu
banyak cairan ketuban, atau plasenta yang terimplantasi di anterior
Manuver I

 Mengidentifikasi fetal pole (cephalic atau podalic) yang


terletak pada fundus uterus
 Bokong memberikan sensasi lebar, massa nodular
 Kepala memberikan sensasi palpasi keras, bulat, lebih
mobile dan ballottable
Manuver II

 Dilakukan dengan meletakan telapak tangan pada


kedua sisi perut pasien
 Lakukan dengan menekan dalam namun tetap lembut
 Punggung akan memberikan sensasi palpasi struktur
yang keras
 Ekstremitas memberikan sensasi palpasi ireguler, teraba
beberapa masa kecil dan banyak, serta lebih terasa
mobile
Manuver III

 Dilakukan dengan memegang bagian bawah abdomen


persis diatas simfisis pubis dengan satu tangan dengan
memisahkan jempol dan jari-jari lainnya
 Dari pemeriksaan ini akan diketahui apakah bayi sudah
masuk kedalam pelvis atau belum
 Jika teraba massa yang masih dapat digerakan berarti
masih belum engaged
Manuver IV

 Pemeriksaan dilakukan dengan menghadap kaki ibu


 Lakukan tekan dalam pada arah aksis pintu masuk panggul
Mengukur Tinggi Fundus
PEMERIKSAAN
FISIK UNTUK
DIAGNOSIS
ANEMIA
Pemeriksaan Anemia

 Tempat-tempat yang dapat diperiksa untuk mengetahui keadaan


anemia pada pasien:
1. Konjunctiva
2. Nail beds
3. Bibir
4. Oral mucosa, and
5. Palmar creases
Rekomendasi WHO

 Daily oral iron and folic acid supplementation with 30 mg to 60 mg of


elemental iron and 400 µg (0.4 mg) folic acid is recommended for pregnant
women to prevent maternal anaemia, puerperal sepsis, low birth weight, and
preterm birth.
 The equivalent of 60 mg of elemental iron is 300 mg ferrous sulfate
heptahydrate, 180 mg ferrous fumarate or 500 mg of ferrous gluconate.
 In the first and third trimesters, the Hb threshold for diagnosing anaemia is 110
g/L; in the second trimester, the threshold is 105 g/L.
 If a woman is diagnosed with anaemia during pregnancy, her daily elemental
iron should be increased to 120 mg until her Hb concentration rises to normal
(Hb 110 g/L or higher). Thereafter, she can resume the standard daily antenatal
iron dose to prevent recurrence of anaemia.
Suplementasi Kalsium

TERIMA KASIH


- Kesuksesan besar adalah akumulasi dari kesuksesan-kesuksesan kecil -

Anda mungkin juga menyukai