tidak ambigus Pernyataan yang diformulasikan untuk menentukan sejumlah tujuan yang akan dicapai dari penyusunan program Pernyataan yang menggambarkan dan mengidentifikasi apa yang diajarkan guru, serta apa yang akan dicapai oleh siswa Menggambarkan hubungan antara pelatihan dengan performa aktual kerja Memperjelas instruksi yang akan diberikan oleh pengajar dalam mendidik Menjadi acuan kejelasan perubahan / pembentukan perilaku yang ingin dicapai oleh siswa Menilai proses pembelajaran, sampai sejauh mana proses belajar berperan Pada keseluruhan proses pendidikan (kelembagaan, pendidik, siswa, materi pengajaran) Pada proses pengajaran saja Pada proses evaluasi Menggunakan kata pengganti perilaku yang observable Adanya kata kerja perilaku yang spesifik untuk menunjukkan bukti pencapaian / prestasi (the verb) Adanya pernyataan yang menunjukkan kondisi di mana perilaku dimunculkan (the condition) Adanya pernyataan yang menunjukkan level seharusnya performa perilaku dimunculkan (the criteria) Verb bukan sekedar kata kerja, tetapi juga berupa kata kerja dalam bentuk khusus; kata kerja yang mengandung arti perilaku yang teramati Misalnya, kata “menghargai” dan “memahami” akan sulit untuk teramati secara langsung kapan kata tersebut dilaksanakan. Dapat diganti dengan kata kerja lain yang merupakan kesimpulan dari kata “menghargai” atau “memahami” sesuatu, berdasarkan pada apa yang siswa lakukan atau katakan dalam situasi yang terkontrol Kata kerja: mengenali, menyebutkan dan memaparkan perilaku, sebab dapat diamati tindakan ataupun hasil dari kata tersebut Beberapa kata kerja dilekatkan dalam bentuk frase yang memberikan makna perilaku yang spesifik. Contohnya: “menetapkan aturan” dan “mengaplikasikan aturan” Perilaku yang diharapkan bersifat kontekstual, yaitu aturan berdasarkan pertanyaan yang diajukan.
Behavioral verbs adalah kata yang menunjukkan
tindakan yang dapat diamati, atau kreasi produk yang dapat diamati Menetapkan keadaan (lingkungan), perintah, materi, arahan, dsb untuk memprakarsai tingkah laku Semua tingkah laku relevan yang diharapkan pada hasil pembelajaran siswa dapat dipahami dengan baik melalui konteks kondisi di mana tingkah laku tersebut akan dimunculkan atau ditampilkan Biasa dimulai dengan pernyataan sederhana, seperti: › Dalam permintaan apa siswa bertindak (artinya siswa diberikan permintaan secara lisan atau tertulis untuk melakukan sesuatu) › Apa yang diberikan (beberapa objek fisik) pada siswa untuk ditindak lanjuti (artinya pada siswa diberikan sesuatu, seperti peta, masalah penjumlahan atau perkalian, sebagian literature, dan sebagainya; yang berhubungan dengan tampilan perilaku yang diharapkan) Penekanan pada kondisi di mana siswa diharapkan menampilkan perilakunya. Contoh: …ketika mempresentasikan secara tertulis hasil kerjanya… ATAU …pada saat menyelesaikan persoalan bilangan prima… Bagian ini merupakan pernyataan yang menunjukkan seberapa baik perilaku harus ditampilkan untuk mengukur kepuasaan maksud dari kata kerja perilaku yang digunakan Biasanya, kriteria diekspresikan dalam ukuran minimum, atau sebagai apa yang seharusnya, sebagai minimum, termasuk dalam respon siswa Contoh: Dalam daftar 100 bilangan pertama yang diberikan dalam susunan urutan naik (kondisi), siswa akan mengidentifikasi (kata kerja) sekurangnya 9 bilangan prima (kriteria) Tujuannya bukan menetapkan 9 bilangan, melainkan menyebutkan sedikitnya 9 bilangan belum ditentukan cara siswa dalam mengidentifikasi minimum 9 bilangan prima berpengaruh pada pengukurannya Siswa bisa saja melingkari bilangan yang dimaksud, menggarisbawahi, atau mencoretnya. Implikasi lainnya adalah siswa akan dianggap betul bila ia mengidentifikasi lebih dari 9 bilangan dengan tepat, tetapi tidak ditentukan seandainya siswa mengidentifikasi 9 bilangan dengan tepat dan satu atau lebih bilangan di dalamnya salah. Misalnya siswa melingkari daftar yang diberikan: 2- 3-5-7-11-13-17-19-23-24-26. Berdasarkan tujuan yang disusun, siswa ini tergolong benar. Oleh karena itu, bila siswa memang diharuskan hanya memilih bilangan prima saja, maka tujuan yang disusun harus dimodifikasi untuk memasukkan syarat tersebut. “Ketika mempresentasikan secara oral, siswa akan memparafrase pidato Dr. Martin Luther Kings yang berjudul I Have a Dream, setidaknya menyebutkan 3 dari 5 poin utama yang telah didiskusikan di kelas”. Cognitive domain Affective domain Psychomotor domain Terdiri atas pengetahuan dan perkembangan keterampilan intelektual. Termasuk di dalamnya kemampuan merecall atau merecognition fakta-fakta spesifik, pola-pola prosedural, dan konsep- konsep, yang disediakan dalam pengembangan kemampuan dan keterampilan intelektual Area kognitif ini dikategorikan dalam enam kategori utama, berdasarkan tingkat kesulitan kuasai dulu kategori pertama, baru masuk pada kategori selanjutnya Terdiri atas cara seseorang berhubungan dengan sesuatu secara emosional, seperti perasaan, apresiasi, antusiasme, motivasi dan sikap Area afektif ini terdiri atas 5 kategori utama Mencakup gerakan fisik, koordinasi, dan penggunaan area keterampilan motor. Pengembangan keterampilan ini membutuhkan latihan dan diukur melalui kecepatan, prosedur atau teknik dalam pelaksanaannya Ada tujuh kategori utama Hirarkri 7 tipe pembelajaran: › Signal learning › Stimulus response learning › Chaining › Verbal association learning › Dsicrimination learning › Concept learning › Rule learning