Anda di halaman 1dari 23

Referat Anak

“Miokarditis Difteri
pada Anak”
Oleh:

Rusmia Yuniarti, S.Ked


1830912320010

Pembimbing :
dr. Meriah Sembiring, Sp.A

BAGIAN / SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM
BANJARMASIN
September, 2019
Pendahuluan
Latar belakang

Miokarditis adalah gangguan peradangan yang jarang


terjadi tapi berpotensi mematikan yang sering sulit
01 didiagnosis

Miokarditis difteri terjadi pada 10-20% anak yang awalnya


dengan orofaringitis. Secara umum, miokarditis difteri
02 mempunyai angka kematian ± 60%,

03 Tujuan

Memahami tatalaksana miokarditis pada anak.


04 Manfaat

Menambah wawasan dan pengetahuan memahami


mengenai tatalaksana miokarditis pada anak.
Tinjauan
Pustaka
Miokarditis Difteri

Definisi
Miokarditis difteri adalah suatu penyakit inflamasi dari
miokardium yang disebabkan oleh toksin
Corynebacterium diphtheria..
EPIDEMIOLOGI

Miokarditis difteri terjadi pada 


Pasien anak yang awalnya dengan
orofaringitis.

Miokarditis difteri mempunyai angka kematian

± 60%
Faktor Risiko

Virulensi Kuman
Difteri Lokalisasi Kuman

Vaksinasi Difteri Pengaruh


Kortikosteroid
Patofisiologi
Gejala Klinis

• Anak tampak sakit berat


• Nadi cepat
• Ektremitas dingin dan pucat
• Tekanan nadi menurun
• Tekanan darah menurun
Pemeriksaan Fisik Jantung

• Bunyi jantung biasanya normal


• Terkadang bunyi jantung I melemah
• Jarang sekali terdengar bising jantung
• Pada aritmia yang berat seperti blok A-V
total dapat timbul sindrom Adams-Stokes
Diagnosis

01 Anamnesis:
Pucat, gelisah, lemah
Tampilan Klinis:

Pemeriksaan Fisik: 03 Bullneck, obstruksi laring,


trombositopenia, neuropati, gagal ginjal

02 Nadi normal, dipsnue, gagal jantung


kongesti
akut
Complete heart block persisting nearly a month after recovery
from proven diphtheria myocarditis in a 5-year-old child
Pemeriksaan Penunjang

Radiologi 1 4 Biomarker

Laboratorium 2 Hasil 5 Echocardiografi

Elektrokardiografi (EKG) 3 6 Cardiovaskular magnetic


resonance imaging (CMRI)

BIOPSI ENDOMIOKARDIAL (EMB)


Tatalaksana
Pengobatan umum difteri:

• Serum antitoksin difteri (ADS)  Pemberian ADS intravena dalam larutan garam fisiologis
atau 100 mL glukosa 5% dalam 1-2 jam

• Antibiotik  Penisilin G prokain diberikan secara IM sekali sehari (300.000 Unit/hari untuk
berat badan <10 kg dan 600.000 Unit/hari untuk berat badan >10 kg) selama 14 hari atau
eritromisin oral atau injeksi (40 mg/kg/hari dosis terbagi setiap 6 jam PO atau IV, maksimum
2 gram/ hari) selama 14 hari

• Tatalaksana suportif  Pasien harus tirah baring total dan makanan disesuaikan keadaan
pasien. Evaluasi terutama status respiratorik sedikitnya setiap 3 jam oleh perawat dan 2
kali/hari oleh dokter
Tatalaksana
Terhadap miokarditis sendiri umumnya pengobatan konservatif berupa:

• Istirahat mutlak ditempat tidur yang lamanya tergantung pada berat-ringannya penyakit. Minimal 2
minggu.

• Obat penenang diperlukan terutama pada anak yang gelisah, karena membahayakan kerja jantung.

• Diet yang mudah dicerna dan tidak akan menimbulkan kesukaran defekasi.

• Bila makanan peroral tidak dapat diberikan, maka dapat diberi makanan/cairan secara intravena.

• Mencegah semua keadaan yang akan meninggikan tronus vagus, seperti mengedan sebagainya. Bila
ada obstipasi perlu segera dilakukan klisma yaitu memasukkan suatu larutan ke dalam rectum dan
kolon sigmoid bawah dengan menggunakan jeli.

• Bila terdapat gagal jantung, maka terapi sesuai dengan prosedural gagal jantung.

• Bila terjadi bradiaritmia, dicoba berturut-turut dengan sulfasatropin, isopril, bila gagal, perlu dilalukan
pacu jantung.
Ta t a l a k s a n a
Gagal Jantung

1. Terapi Gagal Jantung


• ACE Inhibitor
• ARB

• Aldosteron Antagonis  Gejala NYHA gungsional II-IV


T e r a p i
Alat Pacu Jantung

1. Pemasangan alat pacu jantung sementara diindikasikan untuk


pasien dengan miokarditis akut dengan atrioventrikular (AV) blok
derajat II atau III yang simptomatik

2. Meskipun persisten AV blok derajat III jarang terjadi, tetapi


memerlukan pemasangan alat pacu permanen

3. Terapi sinkronisasi jantung dengan defibrillator diindikasikan untuk


pasien dengan gangguan fungsi ventrikel kiri
T e r a p i
Immunosupresif

1.Cyclosporine
2.Prednisolone
3.Azathioprine
P e n j e g a h a n

• Memasukkan antitoksin kepada semua orang yang dicurigai miokarditis


difteri dianjurkan

• Profilaksis untuk droplet infection pada semua dugaan kasus difteri

• Profilaksis antibiotik dengan Azitromisin 500 mg sekali sehari atau


eritromisin 500 mg empat kali sehari selama kontak.

• Semua yang kontak dengan pasien ini disarankan untuk dilakukan


kultur tenggorokan dan melihat gejala
P r o g n o s i s

 Angka kematian berkisar antara 20-70% dengan rata-rata 50%

 kasus dengan kelainan EKG berupa perubahan ST-T prognosis lebih baik

 Kasus gangguan konduksi, umumnya prognosis lebih buruk

 Gangguan konduksi yang berat misalnya blok A-V komplet, disosiasi AV umumnya berakhir fatal

 Makin dini terjadi komplikasi makin buruk prognosisnya

 Alat pacu jantung diharapkan dapat menggantikan obat anti-aritmia dan dapat memperbaiki

prognosis yang fatal


Penutup
• Miokarditis difteri terjadi pada 10-20% pasien
yang awalnya dengan orofaringitis

Kesimpulan
• Miokarditis difteri mempunyai angka kematian
± 60%

• Setidaknya >25% dari anak-anak dan remaja


selamat setelah pemasangan alat pacu
jantung

• Pemasangan alat pacu jantung sementara


pada pasien miokarditis difteri dengan Total AV
block memberikan hasil yang baik
Thank You

Anda mungkin juga menyukai