TECHNOLOGY SOCIETY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP INTERAKSI SOSIAL DI KELAS VII SMPN 1 RAJAPOLAH Disusun oleh:
Drs. Dadang Suherman, M.Pd
NIP. 19621011 198403 1 007
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TASIKMALAYA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 RAJAPOLAH TAHUN 2013 LATAR BELAKANG MASALAH • Kenyataan di lapangan, hasil belajar yang diperoleh siswa di SMPN 1 Rajapolah masih jauh dari harapan kurikulum. Hal ini ditandai oleh hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS rata-rata setiap siswa hanya mendapatkan nilai 40. Nilai rata-rata mata pelajaran IPS yaitu 2,5. • Atas dasar itu dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul “Penggunaan Pendekatan Science Technology Society Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Interaksi Sosial di Kelas VII di SMPN 1 Rajapolah”. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah pendekatan Science Technology Society dapat meningkatkan aktifitas siswa pada konsep Interaksi Sosial ? 2. Apakah pendekatan Science Technology Society dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Interaksi Sosial ? TUJUAN PENELITIAN • Penelitian perbaikan pembelajaran ini bertujuan : 1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS pada konsep Interaksi Sosial melalui pendekatan Science Technology Society. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Interaksi Sosial. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi peneliti a. Menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas b. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat diterapkan di kelasnya sendiri 2. Bagi guru a. Menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan kelas b. Menemukan solusi dari permasalahan yang terjadi di kelasnya c. Lebih mendalami dan menerapkan pendekatan Science Technology Society HIPOTESIS TINDAKAN • Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Jika menerapkan pendekatan Science Technology Society pada pembelajaran IPS konsep Interaksi Sosial di kelas VII SMPN 1 Rajapolah, maka proses dan hasil belajar siswa akan meningkat”. METODE PENELITIAN • Metode PTK • Sukarjono (2006:57) PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran. • Prosedur Penelitian meliputi: (1) Pra Siklus terdiri dari: observasi dan refleksi, (2) Siklus I, dan (3) Siklus II, kedua siklus tsb terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi. • Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data meliputi: (1) observasi, (2) Tes. • Analisis Data meliputi: (1) langkah persiapan, (2) tahap pentabulasian, dan (3) Tahap penertapan data. HASIL PENELITIAN • Pra Siklus: (1) rata-rata hasil belajar 5,1;(2) Refleksi: pendekatan yang dilakukan oleh guru sangat tidak sesuai dengan materi yang dibahas. • Siklus I: (1) rata-rata hasil belajar 6,37; (2)refleksi: hasilnya masih kurang memuaskan • Siklus II: (1) rata-rata hasil belajar 6,63; (2) sebagian besar siswa hanya mampu menunjukkan satu deskriptor dan sebagian kecil siswa sudah mampu menunjukkan dua deskriptor. refleksi: • Siklus III: (1) rata-rata hasil belajar 7,46; (2) refleksi: kemampuan tersebut sudah hampir sempurna karena sebagian besar siswa sudah mampu menunjukkan semua deskriptor. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN • Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa aktifitas siswa yang meliputi kemampuan mengamati, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab, kemampuan berdiskusi, dan kemampuan menarik kesimpulan mengalami peningkatan pada setiap siklus. Peningkatan ini terjadi karena antara materi yang dibahas dengan pendekatan yang digunakan sangat tepat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan STS. Dengan langkah-langkah pada pendekatan STS yang diterapkan yaitu invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi serta pengambilan tindakan, siswa termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran. Pada setiap siklus, guru terus menerus mengeksplorasi aktifitas siswa melalui kemampuan- kemampuan tersebut di atas sehingga kemampuan-kemampuan tersebut terus terasah. • Dengan demikian melalui kegiatan pengamatan, bertanya jawab, berdiskusi dan menarik kesimpulan, mampu membuat siswa mengkontruksi pengetahuan atau konsep yang dibahas, sehingga siswa semakin paham dan hasil belajar siswa meningkat. SIMPULAN 1. Melalui penerapan pendekatan STS, aktifitas siswa dapat dikembangkan dan dalam penelitian ini aktifitas siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari hasil observasi aktifitas siswa yaitu nilai rata-rata pada siklus I sebesar 1,17, siklus II sebesar 2,04 dan siklus III sebesar 2,84. Aktifitas yang dikembangkan dalam penelitian ini berbeda dengan aktifitas siswa pada umumnya. Karena dalam penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pendekatan STS ini, aktifitas siswa ditekankan agar siswa mampu mengembangkan realitas sosial dengan pembelajaran di kelas. Sebagai contoh siswa dapat membedakan sosial yang digunakan pada saat orang menumbuk padi dan proses pembuatan tahu/tempe. 2. Hasil belajar siswa juga meningkat pada setiap siklus. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus sebesar 5,1, siklus I 6,39, siklus II 6,63 dan siklus III 7,46. Hal ini terjadi karena dalam proses pembelajaran siswa mengalami pengalaman langsung dari kegiatan- kegiatan yang dekat dengan kehidupan mereka. Sebagai contoh mereka mampu menceriterakan pengalaman mereka ketika naik becak atau andong dan naik mobil serta bagaimana perbedaannya. Karena mereka mengalami pengalaman langsung maka, apa yang mereka dengar, lihat dan rasakan akan bertahan lama di dalam otak siswa. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa meningkat.