Anda di halaman 1dari 15

FRAKTUR MAHKOTA PADA GIGI PERMANEN

DAN TATALAKSANANYA

Disusun oleh : Karla Monica Praenta / G991905031


Pembimbing : Dr. Risya Cilmiaty AR, drg., M.Si., Sp.KG
Pendahuluan
Fraktur mahkota adalah konsekuensi paling umum dari cedera
traumatis yang terutama terjadi pada gigi anterior, terutama gigi seri
rahang atas (karena posisinya di lengkung), sedangkan gigi seri
sentral rahang bawah lebih jarang terlibat.

Seperempat dari populasi menderita minimal satu cedera


traumatis gigi terkait dengan fraktur gigi anterior sebelum usia 18
tahun, yang paling umum dikaitkan dengan jatuh, olahraga
berdampak tinggi, kecelakaan kendaraan.

Cidera gigi biasanya hanya menyerang satu gigi; namun, tipe


trauma tertentu seperti kecelakaan mobil dan cedera olahraga
melibatkan banyak cedera gigi.
Tinjauan Pustaka

Manusia memiliki 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen. Perkembangan


gigi dimulai sejak dalam kandungan. berlanjut setelah lahir

Proses perkembangan gigi (3) : pra-erupsi, prafungsional (erupsi), dan


tahap oklusi (fungsional)
Secara anatomis gigi terdiri atas 2 bagian mahkota dan akar.

Fraktur gigi adalah hilangnya atau lepasnya fragmen dari satu gigi
lengkap yang biasanya disebabkan oleh trauma atau benturan.
Gigi Permanen
Tiap – tiap rahang :
• Dua gigi incisivus
• Satu gigi caninus
• Dua gigi pre-molar/gigi molar
kecil
• Tiga gigi molar
Anatomi Gigi
Klasifikasi Fraktur Gigi
Fraktur gigi adalah hilangnya atau lepasnya fragmen dari satu gigi lengkap yang biasanya
disebabkan oleh trauma atau benturan.

WHO Fraktur email


(menurut Fraktur mahkota
lokasinya) Fraktur mahkota dengan terbukanya
pulpa
Fraktur akar
Fraktur mahkota – akar
Luksasi
Intrusi / esktrusi
Avulsi
Injury lain (laserasi)
Andreasen Fraktur Spontan
(menurut Fraktur Traumatik
Epidemiology
Fraktur mahkota dengan pulpa terbuka mewakili 18% hingga 20%
dari trauma gigi sebagian besar terjadi pada gigi permanen muda.
Etiologi dan Faktor Risiko
• Cedera olahraga, kecelakaan sepeda motor, kecelakaan
Trauma industry, dan kekerasan dalam rumah tangga

• Kebiasaan buruk yang dapat menjejaskan gigi


Kebiasaan buruk melemahkan tepi gigi bahkan bisa menyebabkan
maloklusi.

Kehilangan sebagian • Kehilangan bagian email dan dentin gigi umumnya


disebabkan oleh kondisi karies yang meluas.
besar struktur gigi

Suhu esktrim • makan makanan panas kemudian minum air es.

• Kekuatan gigi yang rendah disebabkan oleh bahan


tambalan gigi yang tidak sama kuat dibandingkan
Gigi tambalan dengan email atau dentin, dapat menimbulkan resiko
gigi menjadi fraktur
Gambaran Klinis

Fraktur mahkota dengan


terbukanya pulpa

Fraktur mahkota tanpa


terbukanya pulpa

Fraktur email
Diagnosis
Anamnesis

Pemeriksaan klinis

Pemeriksaan radiologis (rontgent)

Gambar 6. (a) Fraktur email ; (b) Fraktur dentin


tanpa terbukanya pulpa ; (c) Fraktur mahkota
dengan terbukanya pulpa ; (d) Fraktur akar
Penatalaksanaan
Fraktur email
• Fragmen masih tersedia, direkatkan ke gigi
• Restorasi resin komposit
• Dihaluskan dengan handpiece (tajam) / dibiarkan
Fraktur mahkota tanpa terbukanya pulpa
• Fragmen masih tersedia, direkatkan ke gigi
• Menutupi dentin yang terbuka dengan bahan gigi
1.Fraktur mahkota gigi dengan terbukanya pulpa
• Pulpotomi parsial
• Beri calcium hidroksida
• Perawatan saluran akar
Prognosis

Prognosis dari fraktur mahkota baik. Secara jangka panjang gigi


dengan fraktur mahkota yang mencapai email-dentin
ditentukan oleh respons pulpa terhadap cedera yang
berkelanjutan. Tujuan dari penanganannya adalah untuk
meminimalkan peradangan pulpa.
Kesimpulan
Fraktur mahkota pada gigi permanen merupakan jenis fraktur yang terjadi
pada bagian email hingga ke bagian tulang gigi dengan atau tanpa patahnya
sebagian elemen. Terjadi pada salah satu atau lebih dari 32 gigi yang ada.

Diagnosis klinis terutama didasarkan pada pemeriksaan klinis dan radiologis


/ foto rontgent

Penatalaksanaan fraktur mahkota tergantung dari jenis fraktur, mulai dari


perekatan fragmen yang ada hingga pulpotomy parsial

Tujuan utama penatalaksanaan fraktur mahkota gigi adalah untuk


meminimalkan adanya cidera dan peradangan pada pulpa.
Daftar Pustaka

• Azzaldeen A. 2019. Anterior Esthetic Restorations Using Direct Composite Restoration; a Case Report Vol 2. Issue 1.
3Department of Pediatric Dentistry, 123 Argus Street, 10441 Athens, Greece
• Gutlerrez F. 2013. Management and Followup of Complicated Crown Fractures in Young Patients Treated with Partial
Pulpotomy. Hindawi Case Report Volume2013. ArticleID597565. http://dx.doi.org/10.1155/2013/597563
• Internal Association of Dental Traumatology (IADT). 2012. Dental Trauma Guidelines.
• Mamoun John and Donato Napoletano. Cracked tooth diagnosis and treatment: An alternative paradigm.
doi: 10.4103/1305-7456.156840
• Martha Ann Keels. 2019. Management of Dental Trauma in a Primary Care Setting. The Section On Oral Health.
Pediatrics. DOI: 10.1542/peds.2013-3792
• Olsburgh S. 2002. Crown fractures in the permanent dentition: pulpal and restorative considerations. Dent Traumatol
2002;18:103:115.
• Panchal D. 2019. A case report of uncomplicated crown fracture: tooth fragment reattachment. British Dental
Journal Volume 227 No 4.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai