Kel 24 D
MODUL II
Skenario 2: Mengapa bayi Nina kejang?
Pada suatu kegiatan BST (bedsite teaching) mahasiswa kedokteran UNAND,
sekelompok mahasiswa beserta preseptornya sedang memeriksa Bayi Nina, perempuan,
umur 3 hari dirujuk dari RSUD karena kejang. Pada anamnesis ibu mengatakan bayinya
terlihat tenang kemudian menangis (high pitch cry), sesudah itu bibir dan tangan kanannya
bergerak sendiri. Ketika diperiksa bayi ini tampak letargi, tidak ada reflex isap. Mahasiswa
menanyakan mengapa kejangnya tidak sama dengan anak yang besar? Bukankah pada anak
besar kejangnya tonik atau klonik. Sehingga mahasiswa dan preseptor asik dengan diskusi
tentang beda kejang pada neonatus dengan kejang pada anak besar.
Dalam diskusi selanjutnya dibicarakan pula tentang apa saja kemugkinan penyebab
kejang pada bayi tersebut, antara lain ditanyakan tentang kemungkinan si ibu terifeksi
TORCH, hepatitis dan HIV /AIDS. Mahasiswa berebut untuk menjawab tentang penyebab
dan mekanisme terjadinya kejang pada bayi maupun anak besar, apakah hipoglikemia,
hiponatremia, ensefalitis, meningitis dan lainnya. Dalam diskusi ini juga dibicarakan apakah
mungkin dilakukan infanticide jika kelainan ini diketahui sejak dalam kehamilan. Selain itu
group ini juga membahas tentang kejang pada anak besar, seba, mekanisme dan
tatalaksananya.
Pada diskusi ini juga dibahas tentang penyakit-penyakit yang sering dialami bayi
dan anak, serta skrining awal penyakit tersebut harus dikuasai semua praktisi kesehatan dan
dibimbingkan terhadap semua mahasiswa kesehatan melalui MTBS dan MTBM.
Jika Anda adalah dokter yang sedang bertugas ketika itu bagaimana menjelaskan semua di
atas?
STEP 1 TERMINOLOGI
• High pitch cry: a symptom of a few different kinds of other birth injuries, some very
serious (chronic or severe illness) Atau salah satu bentuk tangisan bayi yang tidak normal
yang merupakan tanda bahwa ia sedang mengalami masalah pada tubuhnya/kondisi
yang tidak baik (sakit) ex : masalah pada nafas, masalah pada saraf,
• Kejang tonik: kekakuan kontraktur pada otot-otot, termasuk otot pernafasan spasme.
Bentuk klinis kejang ini yaitu pergerakan tungkai yang menyerupai sikap deserberasi atau
ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi.
• Kejang klonik: berupa gemetar yang bersifat lebih lama. Bentuk klinis kejang klonik fokal
berlangsung 1-3 detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran, dan
biasanya tidak diikuti oleh fase tonik.
• Bentuk kejang ini sebagai manifestasi akibat trauma fokal pada
kontusio cerebri pada bayi besar atau bayi cukup bulan, atau
pada kelainan ensefalopati metabolik.
• TORCH: infeksi yang disebabkan oleh (Toksoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex virus II (HSV-II)
pada wanita hamil.
• Hipoglikemia: kondisi gula darah yang lebih rendah dari
normal
• Hiponatremia: kondisi kandungan natrium pada darah yang
lebih rendah dari normal biasanya dikatakan hipernatremia jika
<130 136 –145 mEq/L
• Ensefalitis: nfeksi jaringan otak oleh berbagai macam
mikroorganisme, misalnya viral, bakteri, Spirochaeta, fungus,
protozoa,dan metazoa ( cacing )
• Meningitis: peradangan yang mengenai sebagian atau seluruh
selaput otak (meningen) yang ditandai dengan peningkatan
jumlah sel darah putih dalam cairan serebrospinal.
• Infaticide: Pembunuhan anak sendiri adalah pembunuhan yang
dilakukan oleh seorang ibuatas anak kandungnya pada saat
lahir atau tidak lama kemudian karena takut ketahuan telah
melahirkan anak.
• MTBS: Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ) adalah suatu
pendekatan yang terpadu yang tata pelaksanaanya dilakukan
pada balita sakit dengan fasilitas rawat jalan dengan
pengetahuan pelayanan kesehatan.
• MTBM : Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan
suatu pendekatan yang terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1
hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang sakit, baik yang
datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh
tenaga kesehatan pada saat kunjungan neonatal.
STEP 2 RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa bayi Nina, perempuan, umur 3 hari kejang ? Apa
kemungkinan penyebabnya ?
2. Bagaimana interpretasi anamnesis ibu mengatakan bayinya terlihat
tenang kemudian menangis (high pitch cry), sesudah itu bibir dan
tangan kanannya bergerak sendiri?
3. Mengapa bayi ini tampak letargi, tidak ada reflex isap ?
4. Mengapa kejangnya tidak sama dengan anak yang besar?
5. Apakah mungkin kejang disebabkan oleh ibu
terifeksi TORCH, hepatitis dan HIV /AIDS?
6. Bagaimana mekanisme kejang karena apakah
hipoglikemia, hiponatremia, ensefalitis, meningitis
dan lainnya ?
7. Apakah mungkin dilakukan infanticide jika kelainan
ini diketahui sejak dalam kehamilan ?
8. Bagaimana sebab, mekanisme dan tatalaksana
kejang pada anak besar ?
9. Apa saja penyakit yang sering dialami bayi dan anak
serta skrining awal penyakit tersebut dengan MTBS
dan MTBM ?
STEP 3 BRAINSTORMING
1. Mengapa bayi Nina, perempuan, umur 3 hari kejang ? Apa kemungkinan penyebabnya ?
• Asfiksia perinatal menyebabkan ensefalopati hipoksia iskemik (HIE) (biasanya kejang timbul dalam
24 jam )
• Trauma dan perdarahan intrakranial
• Infeksi
• Gangguan metabolik
2. Bagaimana interpretasi anamnesis ibu mengatakan bayinya terlihat tenang kemudian
menangis (high pitch cry), sesudah itu bibir dan tangan kanannya bergerak sendiri?
• High pitvh cry menunjukkan bayi sedang dalam kondisi sakit atau tidak nyaman
• Bibir dan tangan kanannya bergerak sendiri menunjukkan manifestasi kejang pada neonatus yang
tidak berupa kejang umum. Melainkan oral buccal lingual movements
3. Mengapa bayi ini tampak letargi, tidak ada reflex isap ?
• Letargi dapat menunjukkan adanya meningitis, hipoglikemia, cedera kepala,
dan syok
• Tidak ada reflex isap juga manifes kejang neonatus.
o sebelumnya diperiksa dulu apakah bayi lahir prematur/BBLR
kemungkinan memang pada usia itu memang refleks hisap menelan juga
belum sempurna
o diperiksa apakah ada masalah pada saluran pencernaan (dari mulut,
tenggorokan) karena bisa menghambat refleks menghisap
o kondisi2 yang menyebabkan bayi tidak mau menyusu (masalah sal nafas,
ikterik, pada hipoglikemia juga menyebabkan bayi tidak ada reflex hisap),
o ada masalah pada pada refleks akibat masalah saraf
4. Mengapa kejangnya tidak sama dengan anak yang besar?
Hal ini disebabkan karena ketidak matangan kortek pada bayi baru lahir.
Manifestasi kejang pada bayi lahir dapat berupa tremor, hiperaktif,
kejang,tiba)tiba menangis melengking, tonus otot hilang disertai atau tidak
dengan hilangnya kesadaran, pergerakan yang tidak terkendali (involuntary
movements), nistagmus atau mata mengedip) ,mengedip paroksismal,
gerakan seperti mengunyah dan menelan,fenomena oral atau bukal , bahkan
apnea. Pada prinsipnya setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir
apabila berlangsung berulang)ulang dan periodik, harusdipikirkan
kemungkinan adanya manifestasi kejang
5. Apakah mungkin kejang disebabkan oleh ibu terifeksi TORCH, hepatitis
dan HIV /AIDS?
Infeksi (ensefalitis dan meningitis): Pada bayi baru lahir infeksi dapat terjadi di
dalam rahim, selama persalinan, atau segera sesudah lahir. Infeksi dalam
rahim terjadi karena infeksi primer dari ibu seperti toxoplasmosis, rubella,
sitomegalovirus, dan herpes.
Terpapar oleh infeksi ibu berkoloni pada bayi sampai di SSP
mengenai SSP menetap terjadi inflamasi merangsang sitokin
proinflamasi rusak SSP menimbulkan kejang
Ibu hiv : memungkinkan bayinya juga bisa terinfeksi hiv jika tidak diberikan
pengobatan arv selama hamil maka bisa mengurangi imunitas bayi
memudahkan risiko bayi terkena infeksi bisa menyerang ssp meningitis
7. Apakah mungkin dilakukan infanticide jika kelainan ini
diketahui sejak dalam kehamilan ?
Di Indonesia dilarang kerena termasuk melanggar hak asasi
manusia. Tetapi di negara lain ada yang diperbolehkan karena
kecacatannnya sangat berat
8. Bagaimana sebab, mekanisme dan tatalaksana kejang pada anak besar ?
Penyebab kejang itu multifactorial : idiopatik (tanpa penyebab tetapi
menimbulkan aliran aktivitas litrik neuron yang abnormal), malformasi otak
congenital, factor genetic, penyakit infeksi (ensefalitis, meningitis), penyakit
demam, gangguan metabilisme, trauma, neoplasma, toksin, gangguan
sirkulasi, dan penyakit degeneratif susunan saraf.
Secara fisiologis, suatu kejang merupakan akibat dari serangan muatan listrik
terhadap neuron yang rentan di daerah fokus epileptogenik. Diketahui bahwa
neuron-neuron ini sangat peka dan untuk alasan yang belum jelas tetap
berada dalam keadaan terdepolarisasi. Neuron-neuron di sekitar fokus
epileptogenik bersifat GABA-nergik dan hiperpolarisasi, yang menghambat
neuron epileptogenik. Pada suatu saat ketika neuron-neuron epileptogenik
melebihi pengaruh penghambat di sekitarnya, menyebar ke struktur korteks
sekitarnya dan kemudian ke subkortikal dan struktur batang otak.
Dalam keadaan patofisiologik neuron melepaskan muatan listriknya oleh
karena potensial membrannya direndahkan oleh potensial postsinaptik yang
tiba pada dendrit. Pada keadaan patologik, gaya yang bersifat mekanik atau
toksik dapat menurunkan potensial membran neuron, sehingga neuron
melepaskan muatan listriknya dan terjadi kejang.
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah
focus kejangatau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan
patologik. Aktivitas kejangsebagian bergantung pada lokasi lepas muatan
yang berlebihan tersebut. Lesi diotak tengah,thalamus, dan korteks
serebellum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang.
Tatalaksana :
• Periksa keselamatan, lingkungan harus hangat
• Lihat jalan napas bayi (beri alat bantu O2 atau CPAP)
• Infus intravena
• Obat kejang IM dengan diazepam atau fenobarbital
9. Apa saja penyakit yang sering dialami bayi dan anak serta skrining awal
penyakit tersebut dengan MTBS dan MTBM ?
• Pneumonia
• Diare
• Demam
• Infeksi
LEARNING OBJECTIVE
Kejang Pada Neonatus
Definisi
Jitteriness Vs Kejang
Idiopatik
1. Benign Familial neonatal
2. The Fifth Day Fit
Sindrom Epilepsi
Buku ajar
neurologi anak
Catatan
• Meningitis
• Biasanya terjadi pada minggu pertama setelah lahir
• Penyebab terbanyak adalah Streptokokus group B, E. Coli, kuman gram
negatif
• Kurang lebih 25% bayi dengan sepsis berkembang menjadi meningitis
• Ensefalitis
• Herspes Simplek dan enterovirus
• Infeksi kongenital : toxoplasma dan Cytomegalovirus.
Gangguan metabolik
• Hipoglikemia
• Banyak terjadi pada bayi lahir dengan ibu menderita diabetes, bayi berat
badan lahir rendah
• Dapat juga terjadi pada bayi dengan asfiksia atau menderita infeksi
• Hipokalsemia
• banyak terjadi pada bayi dengan asfiksia, bayi prematur dan gangguan
endokrin
Perdarahan intra kranial
Perdarahan subarakhnoid
Terjadi karena robekan vena akibat partus lama
UUB membonjol, tangis bayi melengking
Perdarahan Intraventrikuler
Bayi dengan asfiksia, trauma kepala
Perdarahan subdural
Terjadi karena robekan tentorium di dekat falk serebri
Penyebab
Trauma kepala, gangguan pembekuan darah (def vit K )
asfiksia
Pemeriksaan Penunjang : CT Scan Kepala
Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik dan neurologi
3. Pemeriksaan penunjang
1. Darah, elektrolit dan metabolik
2. Pungsi lumbal
3. Skreening sepsis ; kultur darah; TORCH
4. USG kepala /CT scan kepala
5. EEG
Anamnesis
• Tanda vital
• Tingkat kesadaran
• Lingkar kepala, UUB
• Pemeriksaan fisik lengkap
• Pemeriksaan Syaraf kranial
• Refleks primitif
• Tonus otot, kekuatan otot
Pengelolaan
Tujuan
Menghentikan kejang dan mencegah berulangnya kejang
Mencari dan mengobati penyebab kejang
Menghindari seminimal mungkin kerusakan otak
Mencegah komplikasi
Umum
Pertahankan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi sistemik baik
Oksigenasi adekuat
Pemasangan akses vena
Pada kejang yang sering pemberian minum dihentikan
Koreksi kelainan yang ada ; hipoglikemia, hipokalsemia
Pengelolaan
• Khusus
Terapi standart :
Penyebab
Malformasi otak, HIE sedang berat : Buruk
Karakteristik kejang
Awitan dini, lama,berulang, intractable : Buruk
Gambaran EEG
Isoelektrik,voltase rendah, burst suppression : Buruk
• epilepsi :
- gangguan SSP yang ditandai dg
terjadinya bangkitan (seizure, fit,
attack, spell) yang bersifat spontan
(unprovoked) dan berkala
- kejadian kejang yang terjadi
berulang (kambuhan)
• Kejang : manifestasi klinik dari
aktivitas neuron yang berlebihan di
dalam korteks serebral
• Manifestasi klinik kejang sangat
bervariasi tergantung dari daerah
otak fungsional yang terlibat
epidemiologi
• Insidens epilepsi pada anak dilaporkan dari berbagai
negara dengan variasi yang luas, sekitar 4-6 per 1000 anak
• Di Indonesia terdapat paling sedikit 700.000-1.400.000
kasus epilepsi dengan pertambahan sebesar 70.000 kasus
baru setiap tahun dan diperkirakan 40%-50% terjadi pada
anak anak.
• Sebagian besar epilepsi bersifat idiopatik, tetapi sering
juga disertai gangguan neurologi seperti retardasi mental,
palsi serebral, dan sebagainya yang disebabkan kelainan
pada susunan saraf pusat.
• Di samping itu, dikenal pula beberapa sindrom epilepsi
pada anak antara lain Sindrom Ohtahara, spasme infantil
(Sindrom West), Sindrom Lenox-Gestaut, benign rolandic
epilepsy,dan juvenile myoclonic epilepsy.
Profil EEG pada penderita epilepsi
Prognosis
• Prognosis umumnya baik, 70 – 80% pasien yang mengalami epilepsy akan
sembuh, dan kurang lebih separo pasien akan bisa lepas obat
• 20 - 30% mungkin akan berkembang menjadi epilepsi kronis pengobatan
semakin sulit 5 % di antaranya akan tergantung pada orang lain dalam
kehidupan sehari-hari
• Pasien dg lebih dari satu jenis epilepsi, mengalami retardasi mental, dan
gangguan psikiatri dan neurologik prognosis jelek
• Penderita epilepsi memiliki tingkat kematian yg lebih tinggi daripada
populasi umum
Etiologi
• Epilepsi mungkin disebabkan oleh:
• aktivitas saraf abnormal akibat proses patologis yang
mempengaruhi otak
• gangguan biokimia atau metabolik dan lesi mikroskopik di
otak akibat trauma otak pada saat lahir atau cedera lain
• pada bayi penyebab paling sering adalah asfiksi atau
hipoksia waktu lahir, trauma intrakranial waktu lahir,
gangguan metabolik, malformasi congenital pada otak, atau
infeksi
• pada anak-anak dan remaja mayoritas adalah epilepsy
idiopatik, pada umur 5-6 tahun disebabkan karena febril
Patogenesis
Kejang disebabkan karena ada
ketidakseimbangan antara
pengaruh inhibisi dan eksitatori
pada otak
Ketidakseimbangan bisa terjadi
karena :
• Kurangnya transmisi inhibitori
• Contoh: setelah pemberian
antagonis GABA, atau selama
penghentian pemberian agonis
GABA (alkohol, benzodiazepin)
• Meningkatnya aksi eksitatori
meningkatnya aksi glutamat atau
aspartat
Central transmitter substances
Diagnosis
• Pasien didiagnosis epilepsi jika mengalami serangan
kejang secara berulang
• Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari gejala,
diperlukan berbagai alat diagnostik :
• EEG
• CT-scan
• MRI
• Lain-lain
Klasifikasi epilepsi
Ya Sembuh ? Tidak
Ya Tidak Ya Tidak
Pertimbangkan,
Sembuh?
Ya Tidak Hentikan AED1
Atasi dg tepat Tetap gunakan Ya Tidak
AED2
Lanjutkan
terapi
lanjut
lanjut
lanjutan
Faktor Ibu
• Pada umumnya bayi dengan ibu HBsAg + memiliki nilai Apgar 1 menit
dan 5 menit yang lebih rendah dibandingkan bayi normal. Hal ini
dimungkinkan karena adanya kecenderungan bahwa bayi dengan ibu
HBsAg+ lahir prematur sebelum 34 minggu.
Status Maternal Bayi dgn berat >= 2000 gram Bayi dengan berat < 2000 gram
HbsAg (+) positif Vaksin Hepatitis B dan HBIG dalam 12 jam setelah Vaksin Hepatitis B dan HBIG dalam 12 jam
kelahiran setelah kelahiran
Vaksinasi sebanyak 3 kali, yaitu pada usia 0, 2, dan 6 Vaksinasi sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 0,
bulan 1, 2-3 bulan, dan 6-7 bulan
Periksa kadar anti HBs dan HBsAg pada usia 9 dan 15 Periksa kadar anti HBs dan HBsAg pada usia
bulan 9 dan 15 bulan
Jika HBsAg dan anti HBs pada bayi negatif (-), berikan Jika HBsAg dan anti HBs pada bayi negatif (-
vaksinasi ulang 3 kali dengan interval 2 bulan, ), berikan vaksinasi ulang 3 kali dengan
kemudian kembali periksa. interval 2 bulan, kemudian kembali periksa
Jika kadar HBsAg tidak diketahui Vaksin Hepatitis B (dalam 12 hari) dan HBIG (dalam 7 Vaksin Hepatitis B dan HBIG dalam 12 jam.
hari) jika hasil tes menunjukkan ibu HBsAg +.
Segera periksa kadar HBsAg ibu Jika hasil tes HbsAg ibu belum diketahui
dalam 12 jam, berikan bayi vaksin HBIG.
HBsAg negatif (-) Sebaiknya tetap lakukan vaksinasi Hepatitis B segera Vaksinasi Hepatitis B pertama dalam 30 hari
setelah lahir setelah kelahiran jika keadaan klinis baik.
Vaksinasi 3 kali pada usia 0-2 bulan, 1-4 bulan, dan 6- Vaksinasi 3 kali pada usia 1-2 bulan, 2-4
18 bulan. bulan, dan 5-18 bulan.
Vaksinasi kombinasi Hepatitis B lainnya dapat Vaksinasi kombinasi Hepatitis B lainnya
diberikan dalam waktu 6-8 minggu. dapat diberikan dalam waktu 6-8 minggu
Tidak diperlukan tes ulang terhadap kadar anti HBs Tidak diperlukan tes ulang terhadap kadar
dan HbsAg anti HBs dan HbsAg
Imunoprofilaksis untuk Hepatitis B
• Imunisasi sesuai jadwal pada anak-anak dengan suspek kontak positif adalah cara
preventif utama untuk mencegah transmisi. Untuk mengurangi dan menghilangkan
terjadinya transmisi Hepatitis B sedini mungkin, maka dibutuhkan imunisasi yang sifatnya
universal. Secara teoritis, vaksinasi Hepatitis B dianjurkan pada semua anak sebagai
bagian dari salah satu jadwal imunisasi rutin, dan semua anak yang belum divaksinasi
sebelumnya, sebaiknya divaksin sebelum berumur 11 atau 12 tahun.
• Imunoprofilaksis dengan vaksin Hepatitis B dan Imunoglobulin Hepatitis B segera setelah
terjadinya kontak dapat mencegah terjadinya infeksi setelah terjadi kontak dengan virus
Hepatitis B. Sangat penting dilakukan tes serologis pada semua wanita hamil untuk
mengidentifikasi apakah bayi yang dikandung membutuhkan profilaksis awal, tepat
setelah kelahirannya untuk mencegah infeksi Hepatitis B yang terjadi melalui transmisi
perinatal.
• Bayi yang menjadi karier HBV kronis karena imunoprofilaksis yang tidak sempurna,
kemungkinan besar terinfeksi saat berada dalam kandungan, atau ibu bayi tersebut
memiliki jumlah virus yang sangat banyak atau terinfeksi oleh virus yang telah bermutasi
dan lolos dari vaksinasi. Apabila infeksi telah terjadi transplasenta, vaksin HBIg dan HBV
tidak dapat mencegah infeksi.
MTBS
Sinonim
MTBS
(Manajemen Terpadu Balita Sakit)
=
IMCI
(Integrated management of
Childhood Illness)
Penyebab Utama Kematian Balita, di
negara anggota WHO, 1998
• Seluruh kematian:10.8 juta balita setiap tahun
• Malnutrisi menyumbang sekitar 50 %
kematian anak
• Penyakit lain:
Malnutrisi 54%
ISPA 19% *
Diare* 19%
Campak* 7%
Malaria* 5%
Perinatal 18%
MTBS
Merupakan suatu pendekatan keterpaduan
dalam tatalaksana balita sakit di fasilitas
kesehatan tingkat dasar
3 komponen
dalam
penerapan
Komponen III : strategi
Memperbaiki MTBS
Komponen II :
praktek keluarga
memperbaiki
dan masyarakat
sistem kesehatan
dalam perawatan di
agar penanganan
rumah dan upaya
penyakit pada
pencarian
balita lebih efektif
pertolongan kasus
balita sakit
Proses manajemen kasus
pada MTBS bayi
Menilai anak usia 2-5 bulan atau
muda usia 1 minggu sampai 2
bulan dan melakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik.
Nasihati kapan kembali segera.
Lambat (masih sempat terlihat lipatan Haus, minumdengan
Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan.
lahap.
kulit)
Cubitan kulitperut
kembali lambat
Tidak cukup tanda-tanda untuk Beri cairan, tablet Zinc dan makanan sesuai Rencana Terapi A
DIARE TANPA Nasihati kapan kembali segera.
Dengan dehidrasi. sebagai diare
diklasifikasikan DIARE
DEHIDRASI
Kunjungan
Atasi ulangsebelum
dehidrasi 3 hari jikadirujuk,
tidak ada perbaikan.
kecuali adaklasifikasi berat lain.
PERSISTEN
dehidrasi berat atau RUJUK
dan jika DIARE BERAT
14 HARI ATAU ringan/sedang.
Tanpa dehidrasi. Nasihati pemberian makan untuk Diare Persisten.
LEBIH DIARE
PERSISTEN Beri tablet zinc selama 10 hari berturut-turut
Kunjungan ulang 3 hari.
Ada darah dalam tinja Beri antibiotik yang sesuai
dan jika ada
DARAH DALAM Beri tablet zinc selama 10 hari berturut-turut
DISENTRI
TINJA Nasihati kapan kembali segera.
Kunjungan ulang 3 hari.
LAKUKAN TES MALARIA *** jika tidak ada klasifikasi berat : PENYAKIT Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
* pada semua kasus demam di daerah risiko tinggi atau Ada tanda bahaya umum ATAU BERAT
* pada daerah risiko rendah jika tidak ditemukan penyebab pasti demam Tanpa Risiko DENGAN Cegah agar gula darah tidak turun
Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥ 38,5 °C Beri antibiotik
Kaku kuduk
Malaria dan tidak DEMAM
DEMAM Beri sesuai
yang satu dosis parasetamol
untuk untuk
penyebab lain demam
dari ≥ 38,5
demam yang°Cditemukan
ada riwayat RDT negatif, ATAU MUNGKIN
bepergian ke BUKAN RUJUKibu
Nasihati SEGERA
kapan harus kembali
Ditemukan penyebab
daerah malaria MALARIA
Kunjungan ulang dalam
Beri satu dosis 3 hari jika
parasetamol demam≥ 38,5 °C
tetapdemam
untuk
demam lainnya
Tidak ada tanda bahaya umum DEMAM
BUKAN Jika
Beridemam berlanjut
antibiotik yanglebih dariuntuk
sesuai 7 hari,penyebab
RUJUK untuk penilaian
lain dari demam lebih
yang
DAN MALARIA
lanjut
ditemukan
Tidak ada kaku kuduk
Nasihati ibu kapan harus kembali
Beri vitamin
Kunjungan A dosispengobatan
ulang 2 hari jika tetap demam
Jika anak menderita campak sekarang atau dalam 3 bulan terakhir Ada tanda bahaya umum
Klasifikasikan CAMPAK Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
ATAU Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk penilaian lebih
Lihat adanya luka di mulut. Apakah dalam/luas ? CAMPAK
Adanya kekeruhan pada DENGAN Jika
lanjutada kekeruhan pada kornea atau nanah pada mata berikan salep mata
Lihat adanya nanah pada mata
kornea mata ATAU KOMPLIKASI tetrasiklin
Lihat adanya kekeruhan pada kornea
Ada luka di mulut yang BERAT**** Jika demam tinggi (≥ 38,5° C) beri dosis pertama parasetamol
* Suhu berdasarkan suhu aksila. dalam atau luas
RUJUK SEGERA
** Tanda-tanda demam oleh bakteri antara lain : luka pada mulut, pembengkakan/kemerahan pada kulit, nyeri perut bawah, atau nyeri
saat buang air kecil
*** Jika tidak tersedia pemeriksaan malaria: Risiko malaria tinggi --> klasifikasikan sebagai MALARIA; Risiko rendah malaria
dan TIDAK ADA PENYEBAB DEMAM YANG JELAS --> klasifikasikan sebagai MALARIA
**** Komplikasi penting lain dari campak, pneumonia, stridor, diare, infeksi telinga, dan gizi buruk
CAMPAK
Ada nanah pada mata, ATAU Beri vitamin A dosispengobatan
DENGAN
Ada luka pada mulut Jika ada nanah pada mata, beri salep mata antibiotik Jika ada luka pada
KOMPLIKASI
mulut oleskan antiseptik mulut Jika anak gizi buruk beri vitamin A sesuai
PADA MATA
dosis.
MULUT
Campak sekarang atau dalam CAMPAK Beri vitamin A
3 bulan terakhir
GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
Klasifikasikan Demam untuk Demam LIHAT dan RABA : Klasifikasikan Ada tanda tanda syok atau
Berdarah Dengue, hanya jika : demam 2 DEMAM
sampai dengan 7 hari Periksa tanda-tanda syok : BERDARAH gelisah
DENGUE Jika ada syok, beri Oksigen 2-4 liter/menit dan beri segera cairan
Ujung ekstremitas teraba ATAU
TANYAKAN :
Apakah demam mendadak tinggi dan dingin DAN nadi sangat intravena sesuai petunjuk
Muntah bercampur
terus menerus? lemah/tidak teraba Jika tidak ada syok tapi sering muntah atau malas minum, beri cairan
darah/seperti kopi DEMAM
Apakah ada bintik merah di kulit infus Ringer laktat/RingerAsetat, jumlah cairan rumatan
Lihat adanya : ATAU BERDARAH
atau perdarahan dari hidung/gusi?
Perdarahan dari hidung/gusi DENGUE (DBD) Jika tidak ada syok, tidak muntah dan masih mau minum, beri oralit
Apakah anak muntah ? Berak berwarna hitam
Jika YA : Bintik perdarahan di kulit atau cairan lain sebanyakmungkin dalam perjalanan ke rumah sakit
ATAU
- Apakah sering? (petekie)
Beri dosis pertama parasetamol, jika demam tinggi (≥ 38,5 ° C), tidak
- Apakah muntah dengan darah Jika sedikit dan tidak ada tanda Perdarahan dari hidung atau
lain dari DBD : Lakukan uji boleh golongan salisilat dan ibuprofen
atau seperti kopi? gusi
Apakah berak berwarna hitam? torniket, jika mungkin ATAU RUJUK SEGERA
Apakah ada nyeri ulu hati atau
Bintik-bintik perdarahan di kulit
anak gelisah?
(petekie) dan uji torniket positif
ATAU
Sering muntah
Jika ada sedikit petekie TANPA tanda lain dari DBD, DAN uji torniket tidak
dapat dilakukan, klasifikasikan sebagai DBD. Demam mendadak tinggi
dan terus menerusATAU
Beri dosis pertama parasetamol, jika demam tinggi
Nyeri ulu hati atau MUNGKIN DBD
(≥ 38,5 ° C), tidak boleh golongan salisilat dan ibuprofen
gelisah ATAU
Nasihati untuk lebih banyak minum: oralit/cairan lain.
Bintik-bintik perdarahan
di kulit dan uji torniket (-) Nasihati kapan kembali segera
Kunjungan ulang 1 hari jika tetap demam
Tampak cairan/nanah
INFEKSI Keringkan telinga dengan kain/kertas penyerap setelah dicuci dengan
keluar dari telinga dan
TELINGA H2O2 3%
telah terjadi selama 14
KRONIS Beri tetes telinga yang sesuai
hari atau lebih
Kunjungan ulang 5 hari
TIDAKADA
Tidak ada nyeri telinga DAN
INFEKSI Tidak perlu tindakan tambahan
tidak ada nanah keluar dari TELINGA
telinga
MEMERIKSA STATUS GIZI
GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
Periksa tanda-tanda Gizi Buruk
Klasifikasikan Terlihat sangat kurus ATAU Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai Tangani anak untuk
LIHAT dan RABA : STATUS GIZI
Edema pada kedua kaki ATAU mencegah turunnya kadar gula darah
BB/PB (TB) < - 3 SD Hangatkan
Lihat dan raba adanya pembengkakan di kedua punggung kaki.
ATAU LiLA <11,5cm badan RUJUK
Tentukan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau
DAN salah satu dari : SEGERA
tinggi badan (TB) berdasarkan umur jenis kelamin.
- ada tanda bahaya GIZI BURUK
BB/PB (TB) < - 3 SD DENGAN
umum atau KOMPLIKASI
BB/PB (TB) ≥ - 3 SD - < - 2 SD BB/PB
- ada klasifikasi berat atau
(TB) antara - 2 SD - + 2 SD
- ada masalah
Ukur LiLA pada anak umur ≥ 6 bulan.
pemberianASI
Jika BB / PB (TB) < -3 SD ATAU LiLA < 11,5 cm,
maka :
Periksa salah satu atau lebih dari tanda-tanda komplikasi Beri antibiotik yang sesuai selama 5 hari
medis berikut : Tangani anak untuk mencegah turunnya kadar gula darah Hangatkan badan
Apakah ada tanda bahaya umum
Apakah ada klasifikasi berat Terlihat sangat kurus Berikan makanan rehabilitasi/pemulihan gizi sesuai kebutuhan anak gizi
Edema minimal (kedua buruk yaitu 150-220 kkal/kgBB/hr, protein 4-6 g/kgBB/hr
GIZI BURUK
Jika tidak ada komplikasi medis, lakukan penilaian pemberian punggung tangan/kaki) TANPA Lakukan pemeriksaan kemungkinan adanya penyakit penyerta
ASI pada anak umur < 6 bulan, apakah ada masalah
atau tidak tampak edema KOMPLIKASI (misalnya TB, malaria, HIV, cacingan dll) Nasihati kapan kembali segera
pemberian ASI?
BB/PB (TB) < - 3 SD Kunjungan ulang 7 hari
ATAU LiLA < 11,5 cm
Lakukan Penilaian Pemberian Makan pada anak dan nasihati sesuai “Anjuran
BB/PB (TB) Makan Untuk Anak Sehat Maupun Sakit”. Bila ada masalah pemberian makan,
≥ - 3 SD - < - 2 SD ATAU GIZI kunjungan ulang 7 hari.
KURANG
LiLA antara 11,5 cm - Lakukan penilaian kemungkinan infeksi TB. Kunjungan
<12,5 cm ulang 30 hari.
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015 BB/PB (TB)antara BUKU BAGAN
Jika anak berumur kurang dari 2 tahun, lakukan penilaian pemberian makan
07
- 2 SD - + 2 SDATAU dan nasihati sesuai “anjuran Makan Untuk Anak sehat Maupun Sakit”.Bila ada
GIZI BAIK
LiLA ≥ 12,5cm masalah pemberian makan kunjungan ulang 7 hari
08 BUKU BAGAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015
MEMERIKSAANEMIA
GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
LIHAT :
ANEMIA
Lihat kepucatan pada telapak tangan. Apakah Klasifikasikan Telapak tangan sangat pucat Bila masih menyusu, teruskan pemberianASI RUJUK SEGERA
ANEMIA BERAT
:
- Sangat pucat?
- Agak pucat?
Lakukan Penilaian Pemberian Makan pada anak. Bila ada masalah, beri konseling
pemberian makan dan kunjungan ulang 7 hari
Beri zat besi
Beri obat cacingan jika anak ≥ 1 tahun dan belum mendapatkan obat
dalam 6 bulan terakhir
Telapak tangan agak pucat
ANEMIA
Jika daerah Risiko Tinggi Malaria: beri antimalaria oral
Nasihati kapan kembali segera
Kunjungan ulang 14 hari
Tidak ditemukan tanda kepucatan Jika anak < 2 tahun, nilai pemberian makanan pada anak. Jika ada masalah
pada telapak tangan TIDAK pemberian makan, kunjungan ulang 7 hari
ANEMIA
MEMERIKSA STATUS HIV
GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
• Apakah ibu dan anak pernah tes HIV? • Lihat klasifikasi MTBS sebelumnya, apakah ada Anak usia kurang dari 18 Bulan tes HIV positif DAN terdapat
Jika Ya bagaimana hasilnya? Ibu salah satu dari klasifikasi MTBS Berat (selain DBD, Campak dengan komplikasi Rujuk ke Puskesmas/ RS
klasifikasi berat/merah (selain campak dengan
positif/negatif dan anak positif/ negatif Berat dan Mastoiditis) Positif Rujukan ARV
komplikasi, DBD, mastoiditis)
ATAU DIDUGA
• Apakah anak masih mendapat ASI • Periksa apakah ada bercak putih di mulut
TERINFEKSI
kurang dari 6 minggu sebelum anak di Anak usia kurang dari 18 bulan tes HIV positif DAN terdapat bercak putih di mulut
yang disertai dengan riwayat kematian ibu yang berkait dengan HIV atau Ibu HIV HIV
tes HIV • Jika hasil tes HIV dari anamnesa meragukan/hasilnya
Positif dengan gejala klinis berat
tidak dapat dibuktikan atau belum pernah dilakukan,
• Apakah ada kematian Ibu yang berkaitan maka lakukan tes HIV pada ibu dan anak dan KEMUNGKINAN Tangani Infeksi yang ada
Anak tes HIV negatif ATAU Ibu Tes HIV Negatif BUKAN INFEKSI
dengan HIV atau Ibu HIV positif dengan bagaimana hasilnya. Anak HIV positif/negatif, ibu HIV
HIV
gejala klinis berat positif/negatif
MEMERIKSASTATUS HIV
GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
MEMERIKSA ADANYA INFEKSIHIV
Klasifikasikan INFEKSI HIV
Bagan digunakan pada anak yang tidak dalam perawatan HIV Anak usia 18 bulan keatas dan Tes HIV Positif
STATUS HIV
TERKONFIRMASI
Tentukan risiko HIV, Apakah daerah epidemi HIV meluas, atau epidemi HIV terkonsentrari (lihat Anak usia kurang dari 18 bulan, tes HIV positif DAN terdapat
halaman 78 - 80) terdapat salah satu dari klasifikasi MTBS Berat (selain DBD, Campak dengan
komplikasi Berat dan Mastoiditis)
JIKA DAERAH EPIDEMI HIV TERKONSENTRASI, anak dilakukan pemeriksaan adanya infeksi HIV hanya jika
ada klasifikasi berat pada saat pemeriksaan MTBS ATAU
DIDUGA
LIHAT dan PERIKSA : Anak usia kurang dari 18 bulan, tes HIV positif DAN terdapat bercak putih di mulut Rujuk ke Puskesmas/ RS
TANYAKAN : TERINFEKSI
yang disertai dengan riwayat kematian ibu yang berkait dengan HIV atau Ibu HIV Rujukan ARV
HIV
• Apakah ibu dan anak pernah tes HIV? Jika • Lihat klasifikasi MTBS sebelumnya, apakah Positif dengan gejala klinis berat
Ya bagaimana hasilnya? Ibu positif/negatif ada klasifikasi berat/ merah (selain campak
dan anak positif/ negatif dengan komplikasi, DBD, mastoiditis) Anak tes HIV negatif ATAU Ibu Tes HIV Negatif KEMUNGKINAN Tangani Infeksi yang ada
* Bayi lahir di fasilitas kesehatan, imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan
** Jika anak sehat atau sakit ringan dan belum lengkap imunisasi dasarnya maka segera lengkapi imunisasi
dasarnya, KECUALI ANAK AKAN DIRUJUK SEGERA
Nasehati ibu kapan harus kembali untuk mendapat imunisasi berikutnya
PEMBERIAN VITAMIN A
Jadwal suplementasi : Setiap Februari dan Agustus
Jika seorang anak belum mendapatkannya dalam 6 bulan terakhir, berikan satu dosis sesuai umur
MENILAI MASALAH / KELUHAN LAIN
Pastikan bahwa setiap anak dengan Tanda Bahaya Umum apapun harus dirujuk setelah mendapatkan dosis
pertama antibiotik dan tindakan pra rujukan lainnya.
Pengecualian : Upaya rehidrasi dengan Rencana Terapi C mungkin bisa menghilangkan tanda bahaya
umum sehingga rujukan tidak diperlukan lagi.
PENGOBATAN
LAKUKAN LANGKAH-LANGKAH DALAM TINDAKAN/PENGOBATAN YANG TELAH DITETAPKAN DALAM
BAGAN PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
UNTUK PNEUMONIA, INFEKSI TELINGA AKUT : BERI ANTIBIOTIK
AMOKSISILIN
AMOKSISILIN ORAL YANG SESUAI
2 X sehari selama 3 hari untuk Pneumonia
BERAT
MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL BADAN
2 X selama 7 - 10 hari untuk infeksi telinga akut
2 X selama 5 hari untuk Pneumonia di daerah HIV Meluas/Terkonsentrasi
DI RUMAH 4 - < 6 kg
TABLET (500 mg)
1/4
SIRUP per 5 ml (125 mg)
5 ml
Ikuti petunjuk di bawah ini untuk setiap obat oral yang 6 - < 10 kg 1/2 10 ml
10 - < 16 kg 2/3 12,5 ml
harus diberikan di rumah 16 - < 19 kg 3/4 15 ml
Jika akan memberikan lebih dari satu obat, 10 - < 16 kg 1/4 2 ml 1/2 tab
jangan diberi
( 80mg/400 mg) hari
1/4
(20 mg/100mg)
1
mg/200 mg)
2,5 ml
Cek pemahaman ibu, sebelum ibu 6 - <10 kg 1/2 1/2 2 5 ml
ATAU
Pilihan Pertama Pilihan Kedua
Hari 2 dan 3 Hari 1 Hari 2 sampai Hari 7
Umur atau Berat Badan
Artesunat Hari
Amodiakuin 1 Primakuin Artesunat Amodiakuin Kina Primakuin Kina
2 - < 12 Bulan
atau 1/2 1/2 Tidak Diberikan 1/2 1/2 3 X 1/2 Tidak diberikan 3 X 1/2
6 - <11 Kg
12 bulan - < 5 Tahun
atau 1 1 3/4 1 1 3 X1 3/4 3X1
11 - < 18 Kg
ATAU
Pilihan Pertama Pilihan Kedua
Hari 4 sampai Hari 14 Hari 1 Sampai Hari 7 Hari 8 sampai Hari 14
Umur atau Berat Badan
Artesunat
Hari 1 SampaiPrimakuin
Amodiakuin
Hari 3 Artesunat Primakuin Kina Primakuin Primakuin
2 - < 12 Bulan
atau 1/2 1/2 Tidak diberikan 1/2 Tidak diberikan 3 X 1/2 Tidak diberikan Tidak diberikan
6 - <11 Kg
12 bulan - < 5 Tahun
atau 1 1 1/4 1 1/4 3X1 1/4 1/4
11 - < 18 Kg
2 bulan - < 6 bulan 1/8 1/2 2,5 ml (1/2 Dosis Vitamin A Untuk (Pengobatan)
sdk takar) UMUR DOSIS
(4 - < 7 kg)
UMUR TABLET 400 mg UMUR atau BERAT BADAN TABLET 125 mg DOSIS TUNGGAL
4 bulan - 9 bulan (6 - < 8 kg) ½
1 tahun - < 2 tahun ½
9 bulan - < 1 tahun 3/4
1 tahun - < 3 tahun 1
2 tahun - < 5 tahun 1
3 tahun - < 5 tahun 1½
Berikan obat yang telah digunakan dalam peragaan untuk dilanjutkan di Mengobati Luka di Mulut dengan antiseptik mulut
rumah
Obati luka di mulut 2 kali sehari selama 5 hari
Mengobati
Cek pemahaman ibu. dengan tetes/Salep Mata Cucilah tangan
Infeksi Mata
Basuhlah mulut anak dengan jari yang dibungkus kain bersih yang telah
Bersihkan kedua mata, 3 kali sehari. dibasahi larutan garam
Cucilah tangan Oleskan antiseptik mulut
Mintalah anak untuk memejamkan mata Cuci tangan kembali
Gunakan kapas basah untuk membersihkan nanah Meredakan Batuk dan Melegakan tenggorokan dengan Bahan yang Aman
Berikan obat tetes/salep mata kloramfenikol/tetrasiklin 3 kali sehari Bahan aman yang dianjurkan:
Mintalah anak melihat ke atas. Tarik kelopak mata bawah perlahan ke ASI eksklusif sampai umur 6 bulan
arah bawah Kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis (Madu tidak
Teteskan obat tetes mata atau oleskan sejumlah kecil salep di bagian dianjurkan untuk anak umur < 1 tahun)
dalam kelopak mata
Cuci tangan kembali Obat yang tidak dianjurkan:
Jangan menggunakan salep/tetes mata yang mengandung Semua jenis obat batuk yang dijual bebas yang mengandung atropin, codein dan
kortikosteroid atau memberi
Obati sampai kemerahan hilangsesuatu apapun di mata derivatnya atau alkohol
Obat-obatan dekongestan oral dan nasal
PEMBERIAN PENGOBATAN INI HANYA DI KLINIK Pemberian Diazepam untuk menghentikan kejang
Jelaskan kepada ibu mengapa obat tersebut harus diberikan Miringkan anak dan bersihkan jalan napas. Jangan masukkan apapun ke dalam mulut anak
Tentukan dosis yang sesuai dengan berat badan dan umur anak Berikan 0,5 mg/kg diazepam cairan injeksi per rektal menggunakan syringe kecil 1 cc tanpa jarum (seperti
Gunakan jarum dan alat suntik steril. Ukur dosis dengan tepat syringe tuberkulin) atau dengan menggunakan kateter
Berikan obat suntikan intramuskular
Periksa gula darah, lalu lakukan tatalaksana atau cegah agar tidak turun
Jika anak tidak dapat dirujuk, ikuti petunjuk yang diberikan
Beri oksigen dan RUJUK
Jika kejang tidak berhenti setelah 5 menit ulangi dosis diazepam (maksimal 2 kali),
Beri antibiotik intramuskular Jika sudah terpasang akses vena maka diberikan diazepam 0,25-0,5 mg IV
UNTUK ANAK YANG HARUS DIRUJUK TAPI TIDAK DAPAT MENELAN OBAT ORAL Jika kejang belum teratasi, dapat diberikan fenitoin 20 mg/kg IV atau fenobarbital 20 mg/kg IV (bila tidak
Beri dosis pertama Ampisillin + Gentamisin intramuskular dan RUJUK SEGERA tersedia fenobarbital iv berikan sediaan im dalam dosis sama)
JIKA RUJUKAN TIDAK MEMUNGKINKAN UMUR atau BERAT BADAN DIAZEPAM (10 mg/2 ml) DIAZEPAM per rektum siap pakai
Ulangi suntikan Ampisillin intramuskular setiap 6 jam selama 5 hari 2 - 6 bulan (5-7 kg) 0,5 ml
BB < 10 kg sediaan 5 mg
Lanjutkan dengan pemberian antibiotik yang sesuai, untuk melengkapi 10 hari 6 - 12 bulan (7-<10 kg) 1 ml
pengobatan AMPISILIN GENTAMISIN 12 bulan - 3 tahun (10-<14 kg) 1,5 ml
BB > 10 kg sediaan 10 mg
3 - 5 tahun (14-19 kg) 2 ml
UMUR atau BERAT Dosis: 50 mg per kg BB Tambahkan 4,0 ml
Dosis: 7,5 mg per kg BB Sediaan
Suntikan Artemeter untuk malaria berat
BADAN aquadest dalam (ANTI MALARIA PILIHAN PERTAMA UNTUK MALARIA BERAT)
80 mg/2 ml
1000 mg sehingga menjadi 1000 mg/5
UNTUK ANAK YANG HARUS DIRUJUK KARENA PENYAKIT BERAT DENGAN
ml atau 200 mg/ml
DEMAM
2 bulan - < 4 bulan 1,25 ml = 250 mg 1 ml = 40 mg
Berikan dosis pertama suntikan Artemeter sebelum dirujuk (dosis lihat di
bawah)
(4 - < 6 kg) Jika rujukan tidak memungkinkan dan hasil pemeriksaan laboratorium dan
klinis menunjukkan malaria berat ikuti petunjuk berikut :
4 bulan - < 9 bulan 1,75 ml = 350 mg 1,25 ml = 50 mg
(6 - < 8 kg) Suntikan Artemeter intramuskular
Hari 1 : 3,2 mg/kg BB Hari 2 :
9 bulan - < 12 bulan 2,25 ml = 450 mg 1,75 ml = 70 mg 1,6 mg/kg BB Hari 3 : 1,6
(8 - < 10 kg) mg/kgBB
12 bulan - < 3 tahun 3 ml = 600 mg 2,5 ml = 100 mg Jika anak belum sadar dalam 3 hari, RUJUK SEGERA
(10 - < 14 kg)
Jika anak sudah bisa makan dan minum, gantikan dengan pemberian obat
3 tahun - < 5 tahun 3,75 = 750 mg 3 ml = 120 mg antimalaria oral untuk Malaria Falciparum pertama selama 3 hari
(14 - < 19 kg) Keterangan : setiap ml mengandung 80 mg Artemeter.
PENGOBATAN UNTUK WHEEZING
Pemberian Bronkodilatator Kerja Cepat (Inhalasi) : EPINEFRIN SUBKUTAN
Salbutamol nebulisasi
Salbutamol MDI (Metered Doses Inhaler) dengan Spacer
EPINEFRIN DOSIS
Bila kedua cara tidak tersedia berikan dengan epinefrin (adrenalin) secara subkutan
1 : 1000 (0,1%) 0,01 ml/kg BB Dosis
Jika pengobatanNEBULASI
SALBUTAMOL inhalasi tidak mungkin diberikan, berikan Bronkodilator Oral maksimal 0,3 ml
SALBUTAMOL NEBULASI DOSIS Berikan 0,01 ml/kg BB epinefrin subkutan dengan menggunakan spuit 1 ml
(spuit BCG)
2,5 mg/ 2,5 ml NaCL 2,5 mg + NaCL 0,9 % hingga 4 - 6ml (sesuai
Jika setelah 20 menit pemberian tidak ada perbaikan ulangi pemberian
alat yang dipakai)
Tuangkan larutan bronkodilator dan 2-4 ml NaCl steril ke bagian dalam nebuliser epinefrin 1 dosis
Berikan pada anak saat uap mulai muncul sampai larutan habis
Berikan setiap 4 jam, lalu kurangi setiap 6-8 jam bila ada perbaikan Pemberian Bronkodilator Oral
Salbutamol Oral 3 Kali Sehari Selama 3 Hari
Pada kasus berat dapat diberikan setiap jam dalam waktu yang singkat
Tablet Tablet
SALBUTAMOL MDI DENGAN SPACER Umur atau Berat badan
2 mg 4 mg
2 bulan - < 12 bulan (< 10 kg) ½ ¼
Berikan inhalasi salbutamol untuk wheezing
PENGGUNAAN SPACER* 12 bulan - < 5 tahun (10-19 kg) 1 ½
Penggunaan spacer adalah cara untuk mengantarkan bronkodilator secara efektif ke dalam paru-paru. Anak di bawah
5 tahun sebaiknya tidak diberikan inhaler tanpa spacer.
Bila digunakan dengan benar, spacer bekerja sebaik nebulizer
Dari salbutamol metered inhaler (100 µg/puff). Berikan 2 puff
Evaluasi 1 jam pertama setiap 15-20 menit
PEMBERIAN CAIRAN TAMBAHAN UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN / ASI
(lihat anjuran PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT)
Rencana Terapi C: Penanganan Dehidrasi Berat dengan Cepat
IKUTI TANDA PANAH, JIKA JAWABAN "YA", LANJUTKAN KE KANAN. JIKA "TIDAK", LANJUTKAN KE BAWAH
Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100
ml/kg cairan Ringer Laktat (atau jika tak tersedia, gunakan cairan NACl) yang dibagi sebagai berikut :
MULAI DI SINI
Pemberian selanjutnya 70
UMUR Pemberian pertama 30
ml/kg selama :
ml/kg selama :
Bayi (di bawah umur 12 bulan) 1 Jam * 5 Jam
Dapatkah saudara
Anak (12 bulan sampai 5 tahun) 30 Menit * 2 ½ Jam
segera memberi
YA
cairan intravena? Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih cepat.
Beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum. Biasanya sesudah 3-4 jam (pada bayi) atau sesudah 1-2
jam (pada anak) dan beri juga tablet Zinc.
TIDAK Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan Dehidrasi dan pilih Rencana Terapi yang Keterangan :
sesuai untuk melanjutkan pengobatan. 1 ml = 20 tetes/menit - infus makro 60
tetes/menit - (infus mikro)
Adakah fasilitas
RUJUK SEGERA untuk pengobatan intravena.
pemberian cairan
YA Jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukkan cara
intravena terdekat Pemberian tablet Zinc untuk semua penderita Diare
meminumkan pada anaknya sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan.
(dalam 30 menit)?
Pastikan semua anak yang menderita Diare mendapat tablet
TIDAK Zinc sesuai dosis dan waktu yang telah ditentukan .
Apakah saudara
Dosis tablet Zinc (1 tablet = 20 mg)
Berikan dosis tunggal selama 10 hari
terlatih menggunakan pipa
Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa orogastrik atau - Umur < 6 bulan : ½ tablet/hari
orogastrik untuk
mulut. Beri 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/Kg) - Umur ≥ 6 bulan : 1 tablet/hari
rehidrasi?
Periksa kembali anak setiap 1-2 jam : Cara pemberian tablet Zinc :
TIDAK YA - Jika anak muntah terus atau perut makin kembung, beri cairan lebih lambat.
- Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak untuk
- Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh
pengobatan intravena. (tablet akan larut ± 30 detik), segera berikan kepada anak.
Apakah anak masih Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi. - Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian
bisa minum? Kemudian tentukan Rencana Terapi yang sesuai (A, B, atau C) tablet Zinc, ulangi pemberian dengan cara memberikan
TIDAK potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu
dosis penuh
RUJUK SEGERA - Ingatkan Ibu untuk memberikan tablet Zinc setiap hari
untuk pengobatan CATATAN :
Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi
selama 10 hari penuh, meskipun diare sudah berhenti
IV / OGT - Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan
untuk meyakinkan bahwa Ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan
pemberian larutan oralit per oral. infus, tetap berikan tablet Zinc segera setelah anak bisa minum
atau makan.
PEMBERIAN CAIRAN TAMBAHAN UNTUK DBD DAN GIZI BURUK
TANYAKAN :
1. Apakah ibu menyusui anak ini?
- Berapa kali sehari?
- Apakah ibu menyusui juga pada malam hari?
2. Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain?
- Makanan atau minuman apa?
- Berapa kali sehari?
- Alat apa yang digunakan untuk memberi makan/minum anak?
3. Jika anak gizi kurang atau gizi buruk tanpa komplikasi :
- Berapa banyak makanan/minuman yang diberikan kepada anak?
- Apakah anak mendapat porsi sendiri?
- Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya?
- Makanan apa yang tersedia di rumah?
4. Selama anak sakit, apakah pemberian makanan berubah? Bila ya, bagaimana?
ANJURAN MAKAN UNTUK ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT
Neonatus sampai umur 1 minggu Umur 1 minggu sampai 6 bulan Umur 6 sampai 9 bulan Umur 9 sampai 12 bulan Umur 12 bulan sampai 2 tahun Umur 2 tahunlebih
Berikan ASI sesuai keinginan bayi. Lihat Berikan variasi makanan keluarga,
Segera setelah lahir, letakkan bayi di dada
tanda-tanda kelaparan, seperti mulai termasuk sumber makanan hewani
Berikan ASI sesuai keinginan bayi Berikan ASI sesuai keinginan bayi Berikan ASI sesuai keinginan bayi
ibu (ada kontak kulit ibu dan bayi)
rewel, menghisap jari, atau menggerak- dan buah- buahan kaya vitamin A,
gerakan bibir. serta sayuran
Berikan ASI siang dan malam, sesuai Berikan juga bubur kental atau makanan
keinginan bayi, sedikitnya 8 kali dalam yang dilumatkan dengan halus,
Jangan berikan makanan atau minuman lain Berikan 1/2 sampai 3/4 mangkuk Berikan 3/4 mangkuk sampai 1 mangkuk Berikan 3-4 kali setiap hari
24 jam. Menyusui dengan sering, termasuk sumber makanan hewani dan
selain ASI. ASI lah yang bayi perlukan setiap makan (1 mangkuk = 250 setiap makan (1 mangkuk = 250 ml)
menyebabkan produksi ASI lebih buah-buahan kaya vitamin A, serta
ml)
banyak. sayuran.
Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan mendapat susu formula atau makanan lain:
- Anjurkan ibu untuk relaktasi:
- Bangkitkan rasa percaya diri bahwa ibu mampu memproduksi ASI sesuai kebutuhan anaknya
- Susui bayi lebih sering, lebih lama, pagi, siang, maupun malam
- Secara bertahap mengurangi pemberian susu formula atau makanan lain
Jika bayi berumur 6 bulan atau lebih dan ibu menggunakan botol untuk memberikan susu pada anaknya
- Minta ibu untuk mengganti botol dengan cangkir/mangkuk/gelas
- Peragakan cara memberi susu dengan cangkir/mangkuk/gelas
- Berikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) sesuai kelompok umur
Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu untuk:
- Duduk di dekat anak, membujuk agar mau makan, jika perlu menyuapi anak
- Memberi anak porsi makan yang cukup dengan piring/mangkuk tersendiri sesuai dengan kelompok umur
- Memberi makanan kaya gizi yang disukai anak
Menasihati Ibu untuk Meningkatkan Pemberian Cairan Selama Anak Sakit Untuk
har
i 3
har
i 2
har
i 1
har
i 2
har
i
C. Kunjungan berikutnya untuk Anak Sehat :
Nasihati ibu kapan harus membawa anaknyakembali untuk imunisasi dan Vit A berikutnya
sesuai JADWAL YANG DITETAPKAN
Menasihati Ibu tentang Kesehatan Dirinya Menasihati tentang Penggunaan Kelambu untuk Pencegahan malaria
Jika ibu sakit, berikan perawatan untuk ibu atau Ibu dan anak tidur menggunakan kelambu
RUJUK Kelambu yang tersedia, mengandung obat anti nyamuk yang dapat membunuh nyamuk
Jika ibu mempunyai masalah payudara (misalnya: tapi aman bagi manusia
bengkak, nyeri pada puting susu, infeksi Gunakan kelambu pada malam hari, walaupun diduga tak ada nyamuk
payudara),
RUJUK untuk berikan perawatan
pertolongan atau
lebih lanjut Gunakan paku dan tali untuk menggantung kelambu
Nasihati ibu agar makan dengan baik untuk Ujung kelambu harus ditempatkan di bawah kasur atau tikar
menjaga kesehatan Cuci kelambu bila kotor, tapi jangan lakukan di saluran air atau di sungai, karena
Periksa status imunisasi ibu, jika dibutuhkan obat anti nyamuk tidak baik untuk ikan
berikan imunisasi tetanus Toksoid (TT)
- Janganjuga
Perhatikan menggantung
hal berikut pakaian
: di dalam kamar tidur
Pastikan bahwa ibu memperoleh informasi dan - Jika berada di luar rumah, gunakan pakaian lengan panjang dan celana/rok panjang
pelayanan
- terhadap:
Program Keluarga Berencana - Bila memungkinkan, semprot kamar tidur dengan obat anti nyamuk dan oleskan
- Konseling perihal Penyakit Menular Seksual dan obat anti nyamuk saat bepergian
Pencegahan HIV/AIDS - SEGERA BEROBAT BILA ANAK DEMAM
Periksa :
Lakukan penilaian untuk demam
Cari penyebab lain dari demam
Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
Tindakan
Jika ada: penyebab lain dari demam, beri pengobatan
Jika tidak diketahui penyebab demam, anjurkan ibu kembali dalam 2 hari jika tetap demam. Pastikan anak mandapat tambahan cairan dan mau makan
Jika anak tetap demam > 7hari, RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan
Periksa :
Lakukan penilaian ulang masalah telinga
Ukur suhu tubuh anak
Tindakan
Jika ada pembengkakan yang nyeri di belakang telinga atau demam tinggi (suhu ≥ 38,5°C). RUJUK SEGERA
Infeksi telinga akut :
- Jika masih ada nyeri atau keluar nanah, obati dengan antibiotik yang sama 5 hari lagi. Lanjutkan mengeringkan telinga. Kunjungan ulang setelah 5 hari.
- Jika tidak ada lagi nyeri telinga atau keluar nanah, pujilah ibu
Infeksi telinga kronis :
- Perhatikan apakah cara ibu mengeringkan telinga anaknya sudah benar. Anjurkan ibu untuk melanjutkan
- Jika tidak ada lagi nyeri telinga atau tidak keluar nanah, pujilah ibu. Lanjutkan pemberian tetes telinga sampai 14 hari
Jika infeksi telinga berulang (3x dalam 6 bulan), RUJUK untuk penilaian fungsi pendengaran.
PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT GIZI BURUK TANPA KOMPLIKASI
MASALAH PEMBERIAN MAKAN
Sesudah 7 hari : Sesudah 7 hari :
Periksa : penilaian lengkap
Lakukan
Tanyakan : Lakukan pemeriksaan BB/TB dan LiLA seperti pada kunjungan pertama
Masalah pemberian makan yang ditemukan ketika kunjungan pertama Periksa adanya edema pada tungkai
Nilai nafsu makan anak
Periksa : Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan
Lakukan penilaian ulang cara pemberian makan
Jika anak Gizi Buruk dengan Komplikasi (BB/TB atau BB/PB < -3 SD atau
Tindakan : mm) atau ada edema pada kedua tungkai dan mengalami
LiLA < 115
Tindakan :
Nasihati ibu tentang masalah pemberian makan yang masih ada atau yang baru dijumpai. komplikasi medis atau muncul edema), RUJUK SEGERA
Jika saudara menganjurkan suatu perubahan mendasar dalam cara pemberian makan, minta Jika anak Gizi Buruk tanpa Komplikasi (BB/TB atau BB/PB < -3 SD atau
ibu untuk datang 5 hari lagi bersama anaknya untuk mendapatkan konseling pemberian LiLA < 115 mm) atau ada edema pada kedua tungkai tanpa mengalami
makan. komplikasi medis, konseling ibu dan beri semangat untuk melanjutkan
GIZI KURANG pemberian makanan. Minta ibu untuk kembali setelah 14 hari
Jika anak gizi kurang, kembali setelah 30 hari untuk mengetahui penambahan berat badan.
Jika anak Gizi Kurang (BB/TB atau BB/PB masih berada antara -3 SD dan
Sesudah 30 hari : 2 SD atau LiLA antara 115 dan 125 mm) :
- Nasihati ibu untuk setiap pemberian makan yang dijumpai
Periksa: - Anjurkan anak kembali setiap 14 hari sampai makannya membaik
- Lakukan pemeriksaan BB/TB, BB/PB dan LiLA seperti pada kunjungan pertama dan BB/TB atau BB/PB nya > -2 SD atau LiLA > 125 mm.
- Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan Perhatian
Jika anak
- Periksa adanya edema pada tungkai : Gizi Baik (BB/TB atau BB/PB >-2 SD atau LiLA > 125 mm)
Jikapujilah ibu tidak
Saudara dan beri semangat
yakin akan adauntuk melanjutkan
perbaikan pemberianmakan
cara pemberian makanatau
Tindakan: berat badan anak terus menurun, RUJUK.
Jika anak Gizi Baik (BB/TB atau BB/PB >-2 SD atau LiLA > 125 mm) pujilah ibu dan beri
(Pikirkan kemungkinan TBC atau HIV)
semangat untuk melanjutkan pemberian makan ANEMIA
Jika anak Gizi Kurang (BB/TB atau BB/PB mash berada antara -3 SD dan -2 SD ata LiLA Sesudah 14 hari :
antara 115 dan 125 mm): Tindakan :
- Nasihati ibu untuk setiap pemberian makan yang dijumpai Beri zat besi. Nasihati ibu untuk untuk kembali dalam 14 hari
- Anjurkan anak kembali setiap 14 hari sampai makannya membaik dan BB/TB atau Lanjutkan pemberian zat besi setiap 14 hari selama 2 bulan
BB/PB nya > -2 SD atau LiLA > 125 mm. Jika sesudah 2 bulan telapak tangan anak masih pucat, RUJUK untuk
pemeriksaan lebih lanjut
Perhatian: Jika sesudah 2 bulan, telapak tangan tidajk pucat, tidak ada pengobatan
MANAJEMEN
Jika SaudaraTERPADU
tidak yakinBALITA SAKIT
akan ada ( MTBS
perbaikan cara) pemberian
- 2015 makan atau berat badan anak terus tambahan BUKU BAGAN 33
menurun, RUJUK (pikirkan kemungkinan TBC atau HIV).
34 BUKU BAGAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015
Minta ibu untuk melakukan kunjungan ulang secara teratur sesuai dengan pedoman nasional Setiap
PEMERIKSAAN HIV
Jika hasil tes HIV baru diperoleh, lakukan klasifikasi ulang untuk infeksi HIV
Rencanakan untuk memeriksa status HIV 6 minggu setelah berhenti menyusu.
RUJUKAN :
Segera lakukan rujukan
Sementara, teruskan pemberian nutrisi (makanan/minuman) seperti biasa, hindari pemberian mix
Pembengkakan tulang/sendi
- Ada pembengkakan - -
panggul, lutut, falang
Skor Total
Skor 6
Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter, apabila di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak tersedia tenaga dokter, pelimpahan wewenang terbatas dapat diberikan pada petugas kesehatan terlatih strategi DOTSuntuk
menegakkan diagnosis dan tatalaksana TB mengacu pada Pedoman Nasional
Jangan biarkan anak main dekat jalan raya; pengasuh harus selalu memantau Selalu gunakan
helm jika anak mengendarai motor atau sepeda
Kecelakaan Lalu Lintas Jika bepergian dengan mobil, anak harus selalu menggunakan sabuk pengaman atau duduk di kursi belakang Anak harus selalu dal am pengawasan
Menutup tempat air terbuka termasuk lubang toilet, sumur, dan kolam, agar tidak berbahaya
Semua orang di rumah harus memperhatikan keamanan tempat penyimpanan air seperti bak, ember, dan drum Ketika anak berada di dalam air, contohnya
Tenggelam ketika berenang, anak harus selalu menggunakan alat pengaman Anak harus selalu dalam pengawasan
Menjaga keamanan bangunan rumah agar anak tidak jatuh dari tempat tidur, tangga, jendela, ataupun atap Anak harus selalu berada dalam
Jatuh pengawasan
PENILAIAN KLASIFIKASI DAN TINDAKAN / PENGOBATAN
BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN
TANYAKAN PADA IBU MENGENAI MASALAH ANAKNYA Jika bayi muda ditemukan dalam kondisi kejang atau henti napas, segera lakukan
Tanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut tindakan/pengobatan sebelum melakukan penilaian dan RUJUK SEGERA
- Jika kunjungan ulang, gunakan bagan kunjungan ulang yang ada dalam buku bagan ini
- Jika kunjungan pertama, lakukan penilaian pada bayi muda sebagai berikut :
Tidak terdapat salah satu tanda diatas MUNGKIN Ajari ibu cara merawat bayi di rumah Lakukan
BUKAN INFEKSI asuhan dasar bayi muda
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015 BUKU BAGAN 37
38 BUKU BAGAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015
TIDAK ADA
Tidak kuning Lakukan asuhan dasar bayi muda
IKTERUS
APAKAH BAYI DIARE
JIKA YA, GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
LIHAT dan RABA :
Klasifikasikan
Lihat keadaan umum bayi Diare untuk
dehidrasinya Terdapat 2 atau lebihtanda berikut :
- Apakah bayi bergerak atas kemauan sendiri ?
Bergerak hanya jika * Jika tidak terdapat klasifikasi berat lain, tangani sesuai rencana terapi C
- Apakah bayi bergerak hanya ketika dirangsang ? DIARE
dirangsang atau tidak DEHIDRASI atau
- Apakah bayi tidak bergerak sama sekali ?
bergerak sama sekali BERAT * Jika terdapat klasifikasi berat lainnya
- Apakah bayi gelisah / rewel ?
Mata cekung RUJUK SEGERA setelah memenuhi syarat rujukan, dan berikan oralit sedikit
Lihat apakah matanya cekung ?
Cubitan kulit perut kembali demi sedikit selama dalam perjalanan Nasihati agar ASI tetap diberikan jika
Cubit kulit perut, apakah kembalinya :
sangat lambat memungkinkan
- Sangat lambat ( > 2 detik)
- Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit) * Jika tidak terdapat klasifikasi berat lain, tangani sesuai rencana terapi B
- Bayi muda dikatakan diare apabila terjadi perubahan bentuk feses, Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : * Jika terdapat klasifikasi berat lainnya:
dibanding biasanya lebih banyak dan lebih cair (lebih banyak air dari Gelisah/rewel
DIARE RUJUK SEGERA setelah memenuhi syarat rujukan, dan berikan oralit
ampasnya) Mata cekung
DEHIDRASI sedikit demi sedikit selamadalam perjalanan
- Pada bayi ASI eksklusif, buang air besar biasanya lebih sering dan Cubitan perut kembali
RINGAN / Nasihati agar ASI tetap diberikan jika memungkinkan
lambat
bentuknya lebih lembek dan ini bukan diare. SEDANG * Lakukan asuhan dasar bayi muda
* Nasihati Ibu kapan untuk kembali segera
* Kunjungan ulang dalam 2 hari jika belum membaik
ATAU
ATAU
TINDAKAN/PENGOBATAN
GEJALA KLASIFIKASI
TANYAKAN : LIHAT : Klasifikasikan
Berapa kali bayi diberi ASI Berat Badan Terdapat satu atau lebih tanda
sepanjang pagi, siang dan Tentukan berat badan menurut Menurut Umur berikut : Lakukan asuhan dasar bayi muda
malam ? umur Dan/Atau
Masalah Ajarkan ibu untuk memberikan ASI dengan benar
Apakah bayi diberi makan / Adakah luka atau bercak putih
Pemberian ASI Berat badan menurut umur
minum selain ASI ? (thrush) di mulut ? Jika menyusu kurang dari 8 kali dalam 24 jam, nasehati ibu untuk menyusui lebih
Jika, Ya, berapa kali selama 24 jam Adakah celah bibir / langit- rendah
sering. sesuai keinginan bayi, baik siang maupun malam
? langit ? ASI kurang dari 8 BERAT BADAN Jika memberi ASI dengan menggunakan botol, ajari penggunaan
Alat apa yang digunakan untuk RENDAH
kali/hari
memberi minum bayi ? MENURUT UMUR cangkir
Mendapat makanan atau DAN/ATAU Jika posisi salah atau tidak melekat baik atau tidak mengisap efektif, ajari Ibu
Khusus untuk Ibu HIV positif, minuman lain selain ASI MASALAH
PEMBERIAN ASI memperbaiki posisi / perlekatan Jika ada luka atau bercak putih di mulut, nasihati
tanyakan : Posisi bayi salah Ibu untuk mengobati di rumah
Apakah Ibu memberi ASI penuh ?
Tidak melekat dengan baik
Jika tidak, cairan apa yang Jika ada celah bibir/langit-langit, nasihati tentang alternatif pemberian minum
diberikan untuk menambah atau Tidak mengisap dengan efektif Nasihati Ibu kapan kembali segera
JIKA BAYI TIDAK ADA
menggantikan ASI ?INDIKASI DIRUJUK, LAKUKAN Terdapat luka atau bercak
PENILAIAN TENTANG CARA MENYUSUI Kunjungan ulang 2 hari untuk masalah pemberian ASI dan thrush.
putih (thrush) di mulut Kunjungan ulang 14 hari untuk masalah berat badan rendah menurut
Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir ? Terdapat celah bibir /
umur
Jika TIDAK, minta ibu untuk menyusui langit-langit
Jika YA, minta ibu menunggu dan memberitahu jika bayi sudah mau Ibu HIV positif
menyusu lagi
Amati pemberian ASI dengan seksama Mencampur pemberian ASI
Bersihkan hidung yang tersumbat jika menghalangi bayi untuk menyusu dengan makanan lain
MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN / ATAU MASALAH PEMBERIAN MINUM PADA BAYI
YANG TIDAK MENDAPAT ASI
Termasuk untuk bayi TERPAJAN HIV yang tidak mendapat ASI
Jika bayi muda tidak memiliki indikasi untuk dirujuk GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
TANYAKAN : LIHAT :
Klasifikasikan Berat
Badan Menurut Umur Terdapat satu atau lebih tanda
Minuman atau cairan apa yang diberikan Tentukan berat badan Dan/Atau Masalah
berikut :
Pemberian Minum
kepada bayi ? menurut umur
Berapa kali diberikan sepanjang pagi, Adakah luka atau bercak putih (thrush) di Lakukan asuhan dsar bayi muda
Barat badan
siang dan malam ? mulut ? BERAT BADAN Konseling pemberian makanan
berdasarkan umur RENDAH
Alat apa yang digunakan untuk memberi Adakah celah bibir / langit- langit ? - Jelaskan pedoman untuk pemberian minum yang aman
rendah MENURUT UMUR
minum bayi ? DAN / ATAU - Identifikasikan kepedulian Ibu atau keluarga tentang pemberian
MASALAH
JIKA BAYI TIDAK ADA INDIKASI DIRUJUK, mintalah ibu untuk mendemonstrasikan minum bayi
Pemberian minum kurang PEMBERIAN
atau menjelaskan bagaimana penyiapan dan pemberian minum untu bayi MINUM Jika menggunakan botol, ajari penggunaan cangkir
dari 8 kali/hari
Jika ada luka atau bercak putih di mulut, nasihati Ibu untuk mengobati di rumah
Dengar dan perhatikan : menggunakan botol Kunjungan ulang 2 hari untuk gangguan pemberian ASI dan thrush
Bagaimana ibu menyiapkan minum bayi, apakah higienis ? Kunjungan ulang 14 hari untuk masalah berat badan menurut umur
Cara menyiapkan atau
Berapa banyak cairan yang diberikan dalam 1x pemberian ?
membersihkan perlengkapan
Bagaimana ibu membersihkan perlengkapan pemberian minum ? minum bayi tidak sesuai atau
tidak higienis
BERAT BADAN
TIDAK RENDAH
DAN TIDAK ADA Lakukan asuhan dasar bayi muda
MASALAH
Tidak terdapat Pujilah ibu karena telah memberikan ASI kepada bayinya
PEMBERIAN
tanda/gejala di atas MINUM dengan benar
TINDAKAN/PENGOBATAN
TINDAKAN/PENGOBATAN UNTUK BAYI MUDA YANG MEMERLUKAN RUJUKAN SEGERA (TINDAKAN PRA
RUJUKAN)
MENCEGAH AGAR GULA DARAH TIDAK TURUN BAYI DAPAT DIRUJUK (SYARAT RUJUKAN): MENANGANI KEJANG DENGAN OBAT ANTI KEJANG
Jika bayi masih bisa menyusui : Suhu ≥ 35,5˚C Obat anti kejang pilihan
pertama : Fenobarbital Ibu diminta tetap menyusui bayinya Denyut jantung ≥ 100 kali per menit (lihat pedoman Obatantikejangpilihan
kedua : Diazepam
Jika bayi tidak bisa menyusu, tapi masih bisa menelan: resusitasi neonatus)
Tidak ada tanda dehidrasi berat
Beri ASI, perah dengan cangkir kecil atau sendok atau Fenobarbital Diazepam
ditetesi dengan pipet. Berikan 20-50 ml (10 ml/kg) sebelum 100 mg/2ml (dalam ampul 2 ml) 5 mg/ml
(dalam ampul 1 ml) atau 10 mg/2 dirujuk. Jika tidak memungkinkan, berikan 20-50 ml (10 ml / MENANGANI GANGGUAN NAPAS PADA PENYAKIT diberikan secara intramuskular ml (dalam
ampul 2 ml) diberikan per rektal
kg) air gula atau susu formula SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT Dosis : 30mg = 0,6 ml Berat < 2500 gram
Jika bayi tidak bisa menelan : Diberikan 0,25 ml*
Berikan 20-50 ml (10 ml/kg) ASI perah, atau air gula, atau Posisikan kepala bayi setengah tengadah, jika perlu bahu Berat ≥ 2500
gram
susu formula melalui pipa lambung diganjal gulungan kain Diberikan 0,50 ml*
Bersihkan jalan napas dengan
menggunakan alat pengisap lendir
Jika mungkin, berikan oksigen dengan kateter nasal atau
Diberikan dengan menggunakan semprit 1 ml
CARA MEMBUAT LARUTAN GULA nasal prong dengan kecepatan 2 liter per menit
Jika kejang timbul lagi (kejang berulang), ulangi pemberian Fenobarbital 1
Larutkan 4 sdt (20 gram) gula ke dalam 200 ml air matang Jika terjadi henti napas (apneu), lakukan resusitasi, sesuai kali lagi dengan dosis sama, minimal selang waktu 15 menit
Aduk sampai larut Pedoman Resusitasi Neonatus
bayi berusia satu minggu atau lebih, Berikan BeratBadan berisi 80 mg*
(gram)
gentamisin sekali sehari Tambahkan 1,3 ml aquadest steril kedalam Umur < 7 hari umur 7 hari
botol 250 mg Dosis : 5 mg/kg BB Dosis : 7,5 mg/kg BB
(250 mg/1,5ml)
1000 - < 1500 0,4 ml 0,6 ml 0,9 ml
1500 - < 2000 0,5 ml 0,9 ml 1,3 ml
2000 - < 2500 0,7 ml 1,1 ml 1,7 ml
2500 - < 3000 0,8 ml 1,4 ml 2,0 ml
3000 - < 3500 1,0 ml 1,6 ml 2,4 ml
3500 - < 4000 1,1 ml 1,9 ml 2,8 ml
4000 - < 4500 1,3 ml 2,1 ml 3,2 ml
44 BUKU BAGAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015
Bayi dengan SUHU BADAN < 35,5 ° C, harus segera Bayi telanjang dada (hanya memakai popok, topi, kaus
dihangatkan sebelumtubuh
Segera keringkan dirujuk. Caranya
bayi sebagai
yang basah berikut:
dengan tangan, kaus kaki), diletakkan telungkup di dada ibu dengan
handuk/kain kering. Ganti pakaian, selimut/kain basah posisi tegak atau diagonal. Tubuh bayi menempel/kontak
dengan yang kering. langsung dengan ibu.
Hangatkan tubuh bayi dengan METODA KANGURU atau Atur posisi kepala, leher, dan badan dengan baik untuk
menggunakan cahaya lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 menghindari terhalangnya jalan napas. Kepala menoleh ke
cm sampai suhu normal dan pertahankan suhu tubuh bayi. samping di bawah dagu ibu (ekstensi ringan).
Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup Tangan dan kaki dalam keadaan fleksi seperti posisi
kepala. Jaga bayi tetap hangat. Hindari ruangan yang "katak" kemudian "fiksasi" dengan selendang.
banyak angin, jauhkan bayi dari jendela atau pintu. Ibu mengenakan pakaian/blus longgar, sehingga bayi
Pada bayi dengan gejala HIPOTERMIA BERAT: JIKA dapat berada dalam 1 pakaian dengan ibu. Jika perlu,
DALAM 1 JAM SUHU BADAN < 35,5 ° C dengan gunakan selimut.
METODA KANGURU Selain ibu, ayah dan anggota keluarga lain bisa
Pada bayi dengan HIPOTERMIA SEDANG: Jika dalam 2 jam melakukan metoda kanguru.
suhu badan 35,5-36 °C RUJUK SEGERA dengan METODA
KANGURU
ARV
(BB 4UNTUK
- < 6 kg)PROFILAKSIS
Berikan jika usia bayi < 72 jam, Jika >72 jam, lakukan pemantauan
Semua bayi lahir dari ibu dengan HIV, baik yang diberi ASI eksklusif maupun susu formula, harus diberi
zidovudin sejak hari pertama (umur 12 jam), selama enam minggu.
Dosis Zidovudine
Č ÖÒŌŊÞ ŐÑǾPMÖM 2 minggu kedua 2 minggu ketiga
Bayi cukup bulan 4 mg/kg BB/ 12jam 4 mg/kg BB/ 12jam 4 mg/kg BB/ 12jam
Bayi prematur < 30minggu 2 mg/kgBB/12 jam 2 mg/kg BB/12jam 4 mg/kg BB/ 12jam
Bayi prematur 30-35minggu 2 mg/kgBB/12 jam 2 mg/kg BB/8jam 4 mg/kg BB/ 12jam
Cuci tangan sebelum atau sesudah memegang bayi Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
Bersihkan tali pusat jika basah atau kotor dengan air matang, kemudian keringkan Setiap kali bayi basah, segera keringkan tubuhnya dan ganti
dengan kain yang bersih dan kering. INGATKAN ibu supaya menjaga tali pusat selalu pakaian/kainnya dengan yang kering.
bersih dan kering Baringkan di tempat yang hangat dan jauh dari jendela atau
Jaga kebersihan tubuh bayi dengan memandikannya setelah suhu stabil. pintu. Beri alas kain yang bersih dan kering di tempat untuk
Gunakan sabun dan air hangat, bersihkan seluruh tubuh dengan hati-hati pemeriksaan bayi, termasuk timbangan bayi.
Hindarkan bayi baru lahir kontak dengan orang sakit, karena sangat rentan tertular Jika tidak ada tanda-tanda hipotermia, mandikan bayi 2 kali
penyakit. sehari (tidak boleh lebih).
Minta ibu untuk memberikan kolostrum karena mengandung zat kekebalan tubuh. Selesai memandikan, segera keringkan tubuh bayi. Kenakan
Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin hanya ASI saja sampai 6 bulan. Bila pakaian bersih dan kering, topi, kaus tangan, kaus kaki dan
bayi tidak bisa menyusu, beri ASI perah dengan menggunakan cangkir/sendok. selimut jika perlu
Hindari pemakaian botol dan dot karena dapat meningkatkan risiko terjadinya Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering mungkin
infeksi saluranMEMBERI
cerna. ASI SAJA SESERING MUNGKIN dan tidur bersama ibu.
Pada BBLR atau suhu < 35,5 °C, hangatkan bayi dengan
Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi METODA KANGURU atau dengan lampu 60 watt berjarak
Minta ibu untuk memberi ASI saja sesering mungkin minimal 8 kali sehari, siang minimal 60 cm dari bayi.IMUNISASI
ataupunmalam.
Menyusui dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian Segera beri imunisasi HB0 sebelum bayi berumur 7 hari
Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya Beri imunisasi BCG dan Polio 1 ketika bayi berumur 1 bulan
Jika bayi telah tidur selama 2 jam, minta ibu untuk membangunkannya dan langsung (kecuali bayi lahir di Rumah Sakit, imunisasi diberikan sebelum
disusui dipulangkan)
Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering mungkin dan tidur bersama ibu Tunda pemberian imunisasi pada Bayi Muda yang mempunyai
Ingatkan ibu dan anggota keluarga lain untuk membaca kembali hal-hal tentang klasifikasimerah.
pemberianASI di Buku KIA
Minta ibu untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami
KONSELING BAGI IBU /KELUARGA MENGAJARI IBU
UNTUK MENGOBATI INFEKSI LOKAL DI RUMAH
Ada 2 Jenis INFEKSI BAKTERI LOKAL pada bayi muda yang CARA MENGOBATI LUKA ATAU "THRUSH" DI MULUT
dapat diobati di rumah
Lakukan empat kali sehari selama 7 hari
Infeksi kulit atau pusar Cuci tangan sebelum mengobati bayi
Infeksi mata Bersihkan mulut bayi dengan ujung jari yang terbungkus kain bersih dan
telah dicelupkan ke larutan air matang hangat bergaram (1 gelas air
Langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika mengajari ibu : hangat ditambah seujung sdt garam)
teteskan 1 ml suspensi nistatin di mulut 4 kali sehari
Jelaskan cara memberi pengobatan tersebut Cuci tangankembali
Amati cara ibu mempraktikkan
Cek pemahaman ibu sebelum pulang
Nasihati ibu untuk kembali jika infeksi bertambah parah
CARA MENGOBATI INFEKSI KULIT ATAU PUSAR CARA MENGOBATI INFEKSI MATA
Lakukan dua kali sehari selama 5 hari Cuci tangan sebelum mengobati bayi
Cuci tangan sebelum mengobati bayi
Bersihkan nanah dan krusta dengan air matang dan sabun secara Bersihkan kedua mata bayi 3 kali sehari menggunakan kapas/kain bersih
hati-hati dengan air hangat
Keringkan daerah sekitar luka dengan kain bersih dan kering Beri salep tetrasiklin 1% atau kloramfenikol 0,25% pada kedua mata
Olesi dengan Povidon Iodine Oleskan salep atau teteskan obat mata pada bagian dalam kelopak mata
Cuci tangankembali bawah
Cuci tangankembali
Obati sampai kemerahan hilang
MENGAJARI IBU MENYUSUI DENGAN BAIK MENGAJARI IBU CARA` MEMERAH ASI
Tunjukan kepada ibu cara memegang bayinya atau posisi bayi yang benar Minta ibu untuk
Mencuci :
tangan pakai sabun.
Mengatur posisi sehingga nyaman.
Sanggalah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja Memegang wadah bermulut lebar di bawah puting dan areola.
Kepala dan tubuh bayi lurus Meletakkan jempol di bagian atas payudara, jari telunjuk dan jari lainnya
Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan menopang di sisi bagian bawah sehingga posisinya berlawanan (setidaknya 4
puting susu cm dari puncak puting).
Dekatkan badan bayi ke badan ibu Tekan dan lepaskan jaringan payudara antara jempol dan telunjuk beberapa
kali.
Tunjukkan kepada ibu cara melekatkan bayi. Ibu hendaknya : Jika ASI tidak keluar, ganti posisi jempol dan telunjuk mendekati puting, lalu
tekan dan lepaskan seperti sebelumnya.
Menyentuhkan puting susu ke bibir bayi Tekan dan lepaskan mengelilingi payudara, jaga agar jarak jari dan puting
Menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar tetap. Hati-hati jangan menekan puting atau mengurut payudara.
Segera mendekatkan bayi ke arah payudara sedemikian rupa sehingga bibir Perah satu payudara sampai ASI hanya menetes, lalu perah payudara lainnya
bawah bayi terletak di bawah puting susu sampaiASI hanya menetes.
Perah bergantian 5-6 kali, setidaknya selama 20-30 menit
Cara melekatkan yang benar ditandai dengan : Berhenti memerah jika ASI tidak mengalir lagi tapi hanya menetes dari awal
MENGAJARI IBU CARA MENINGKATKAN PRODUKSI ASI
Dagu menempel pada payudara ibu
Mulut bayi terbuka lebar Cara meningkatkan ASI adalah dengan menyusui sesering mungkin
Bibir bawah bayi membuka keluar Menyusui lebih sering lebih baik karena merupakan kebutuhan bayi
Areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada di bagian bawah Menyusu pada payudara kiri dan kanan secara bergantian
Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara
Bayi menghisap dengan efektif jika bayi menghisap secara dalam, teratur lainnya
yang diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar suara Jika bayi telah tidur selama 2 jam, bangunkan dan langsung disusui
bayimenelan
Amati apakah perlekatan dan posisi bayi sudah benar dan bayi sudah
mengisap dengan efektif. Jika belum, cobalah sekali lagi.
MENGAJARI IBU UNTUK MENJAGA BAYI BERAT BADAN MENASIHATI IBU KAPAN KEMBALI SEGERA
RENDAH TETAP HANGAT DI RUMAH Nasihati ibu agar kembali segera, jika bayi menunjukkan salah satu
gejala berikut ini:
Pertahankan bayi agar di tempat tidur yang sama dengan ibu.
Tutup pintu dan jendela agar udara dingin tidak masuk. Gerakanbayi berkurang
Ketika memandikan bayi, lakukan di ruangan yang hangat Napas cepat
dengan air hangat, keringkan segera setelah memandikan dan Sesaknapas/sukar bernapas
pakaikan baju sesegera mungkin. Perubahan warna kulit (kebiruan, kuning)
Ganti pakaian jika basah Malas/tidak bisa menyusu atau minum
Lakukan metoda kanguru sesering mungkin, baik siang Badanteraba dingin
maupun malam. Timbul demam
Ketika tidak dalam METODA KANGURU, jaga agar bayi Telapak kaki dan tangan terlihat kuning
tetap berpakaian atau dibungkus sepanjang waktu. Bertambah parah
Pakainkan topi dan kaos kaki, bungkus bayi dengan longgar Bayi dengan : Kunjungan Ulang
menggunakan kain kering yang lembut dan selimuti. Ikterus 2 hari
Periksa dengan teratur tangan dan kaki bayi. Jika teraba Infeksi bakteri lokal 2 hari
dingin, hangatkan bayi kembali dengan METODA Diare dehidrasi ringan/sedang 2 hari
KANGURU
Diare tanpa dehidrasi 2 hari
Susui bayi dengat teratur (atau berikan ASI perah dengan
MENASIHATI
cangkir) IBU TENTANG KESEHATAN DIRINYA Masalah pemberian ASI 2 hari
Luka atau bercak putih di mulut (thrush) 2 hari
Pemberian vitamin A 200.000 IU perhari selama 2 hari kepada ibu Berat badan rendah menurut umur 2 hari
selama masa nifas
KB pasca persalinan, gizi seimbang dan lain-lain sesuai hasil Infeksi HIV terkonfirmasi
Sesuai dengan
penilaian kesehatan ibu sebelumnya Pajanan HIV
pedoman nasional
Letakkan kain bersih di atas pakaian bayi, untuk melindungi pakaian bayi dari tumpahan susu
Posisikan bayi sedikit tegak di pangkuan ibu
Ukur jumlah susu dalam cangkir
Pegang cangkir dan letakkan mulut cangkir di bibir bawah bayi
Sentuhkan tepi cangkir sampai susu menyentuh bibir bayi
Biarkan bayi menghisap susu sesuai keinginannya, jangan menuangkan susu ke dalam mulut bayi
bayi akan bangun, membuka mulut dan mata, kemudian mulai minum
Bayi akan menghisap susu dan ada sedikit yang tumpah
Bayi kecil akan memasukkan susu ke mulutnya dengan lidahnya
Bayimenelan susu
Bayi akan selesai minum bila sudah menutup mulut atau pada saat sudah tidak tertarik lagi terhadap susu
Bila bayi tidak menghabiskan susu yang sudah ditakar :
Berikan minum dalam waktu lebih lama
Ajari ibu untuk menghitung jumlah susu yang diminum dalam 24 jam, tidak hanya sekali minum
Apabila ibu tidak bisa memerah ASI dalam jumlah cukup untuk beberapa hari pertama atau tidak bisa menyusui sama sekali, gunakan
salah satu alternatif :
BerikanASI donor
Berikan susuformula
Bayi mendapatkan minum dengan cangkir secara cukup apabila bayi menelan sebagian besar susu dan menumpahkan sebagian kecil
serta berat badannya meningkat
JUMLAH SUSU YANG DIBERIKAN DENGAN CANGKIR
Periksa mata, apakah bernanah, apakah nanah bertambah banyak ? Periksa : Lakukan penilaian lengkap
Periksa pusar, apakah merah/keluar nanah? Apakah merah meluas lebih
dari 1 cm? Tindakan :
Periksa pustul pada kulit
Jika telapak tangan dan kaki terlihat kuning, RUJUK
Tindakan : Jika telapak tangan dan kaki tidak kuning, tapi ikterus tidak berkurang, nasihati
ibu perawatan di rumah dan minta untuk kembali dalam 1 2 hari
Jika menetap atau bertambah parah, RUJUK SEGERA. Jika ikterus mulai berkurang, minta ibu untuk melanjutkan perawatan di
Jika membaik, lanjutkan pengobatan infeksi lokal di rumah sampai rumah. Minta untuk kunjungan ulang dalam 14 hari. Jika ikterus berlanjut sampai
seluruhnya 5hari lebih dari usia 2 minggu, rujuk untuk penilaian lebih lanjut.
BERAT BADAN RENDAH MENURUT UMUR
Untuk pustul kulit dan pusar bernanah teruskan pemberian
antibiotik oral dan pengobatan topikal Sesudah 14 hari :
Untuk
DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
mata bernanah, lanjutkan obat tetes/salep mata Periksa : Lakukan penilaian lengkap. Jika tidak ada indikasi RUJUK
DIARE TANPADEHIDRASI
Tetapkan apakah berat badan menurut umur masih rendah?
Jika berat
Lakukan badan
penilaian tidak
cara lagi rendah menurut umur, puji ibu dan semangati
menyusui
Sesudah 2 hari :
untuk melanjutkan pemberian ASI
Tanyakan : Apakah diare berhenti? Jika masih berat badan rendah menurut umur , tapi menyusui baik, puji
Periksa : Lakukan penilaian lengkap
ibu. Minta ibu untuk kembali membawa anaknya untuk ditimbang dalam 14
Apakah Berat Badan turun ≥10% dari kunjungan sebelumnya ?
hari atau ketika kembali untuk imunisasi, pilih mana yang lebih cepat
Jika masih berat badan rendah menurut umur dan masih ada masalah
Tindakan menyusui, konseling ibu tentang masalah menyusui. Minta ibu untuk kembali
membawa anaknya untuk ditimbang dalam 14 hari (atau ketika kembali
untuk imunisasi, jika masih dalam 14 hari) lanjutkan memeriksa anak setiap
Jika didapatkan klasifikasi DIARE DEHIDRASI BERAT atau berat badan beberapa minggu sampai bayi dapat menyusu dengan baik dan berat badan
turun ≥10%, lakukan tindakan/pengobatan sesuai bagan
Kecualimeningkat
: secara reguler dan tidak ada lagi berat rendah menurut umur.
Jika didapatkan klasifikasi DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, Jika diduga pemberian ASI tidak akan membaik, atau jika berat badan menurun,
lakukan Rencana Terapi B RUJUK
Jika didapatkan klasifikasi DIARE TANPA DEHIDRASI, lakukan
Rencana TerapiA
Jika tidak ada diare, pujilah ibu dan diminta untuk melanjutkan
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015 BUKU BAGAN 51
pemberianASI
52 BUKU BAGAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015
• Apakah nyeri ulu hati atau gelisah? • Jika petekie sedikit TANPA tanda lain dari DBD
DAN uji torniket tidak dapat
dilakukan, klasifikasikan sebagai
DBD.
Berapa banyak makanan atau minuman yang diberikan pada anak? Apakah anak
Tidak
F O R M U L I R PENCAT AT AN BAYI M U D A U M U R K U R A N G D A R I 2 B U L A N
N a m a Bayi:
L / P N a m a Ibu:
Tgl Lahir/Umur:
o
BB: gram PB: cm Suhu: C
MEMERIKSA IKTERUS
• K u n i n g t i m b u l h a r i p e r t a m a ( < 2 4 j a m ) s e t e l a h lahir.
• K uni ng p a d a u m u r = 2 4 j am sam pai d e n g an 1 4 hari .
• K uni ng p a d a u m u r lebih dari 1 4 hari.
• K uni ng sam pai telapak t angan atau telapak kaki.
• K uni ng tidak sam pai telapak t angan atau kaki.
• Tinja ber war na pucat.
A P A K A H BAYI D I A R E ? Ya
Tidak
MEMERIKSA HIV
• Jika ibu positif HIV dan tidak ada hasil tes virologis positif
• Jika status HIV Ibu dan Bayi tidak diketahui, lakukan Tes
hari
GRAFIK BERAT BADAN MENURUT PANJANG BADAN (BB/PB)
ANAK LAKI-LAKI UMUR 0-24 BULAN
BB/PB atau BB/TB < - 3 SD GIZI BURUK
LiLA <11,5 cm
DENGAN
KOMPLIKASI
BB/PB atau BB/TB < - 3 SD GIZI BURUK
LiLA < 11,5cm
TANPA
KOMPLIKASI
BB/PB atau BB/TB - 3 SD - < -2SD GIZI
LiLA 11,5 cm - <12,5 cm
KURANG
WHO, 2006
GRAFIK BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN (BB/TB) ANAK
LAKI-LAKI UMUR 2-5 TAHUN
BB/PB atau BB/TB < - 3 SD GIZI BURUK
LiLA <11,5 cm
DENGAN
KOMPLIKASI
BB/PB atau BB/TB < - 3 SD GIZI BURUK
LiLA < 11,5cm
TANPA
KOMPLIKASI
BB/PB atau BB/TB - 3 SD - < -2SD GIZI
LiLA 11,5 cm - <12,5 cm
KURANG
WHO, 2006
GRAFIK BERAT BADAN MENURUT PANJANG BADAN (BB/PB) ANAK
PEREMPUAN UMUR 0-24 BULAN
BB/PB atau BB/TB < - 3 SD GIZI BURUK
LiLA <11,5 cm
DENGAN
KOMPLIKASI
BB/PB atau BB/TB < - 3 SD GIZI BURUK
LiLA < 11,5cm
TANPA
KOMPLIKASI
BB/PB atau BB/TB - 3 SD - < -2SD GIZI
LiLA 11,5 cm - <12,5 cm
KURANG
WHO, 2006
GRAFIK BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN (BB/TB) ANAK
PEREMPUAN UMUR 2-5 TAHUN
BB/PB atau BB/TB < - 3 SD GIZI BURUK
LiLA <11,5 cm
DENGAN
KOMPLIKASI
BB/PB atau BB/TB < - 3 SD GIZI BURUK
LiLA < 11,5cm
TANPA
KOMPLIKASI
BB/PB atau BB/TB - 3 SD - < -2SD GIZI
LiLA 11,5 cm - <12,5 cm
KURANG
WHO, 2006
GRAFIK PANJANG BADAN MENURUT UMUR (PB/U) ANAK
LAKI-LAKI UMUR 0-6 BULAN
WHO, 2006
GRAFIK PANJANG BADAN MENURUT UMUR (PB/U) ANAK
LAKI-LAKI UMUR 6 BULAN-2 TAHUN
WHO, 2006
GRAFIK TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U) ANAK
LAKI-LAKI UMUR 2-5 TAHUN
WHO, 2006
GRAFIK PANJANG BADAN MENURUT UMUR (PB/U) ANAK
PEREMPUAN UMUR 0-6 BULAN
WHO, 2006
GRAFIK PANJANG BADAN MENURUT UMUR (PB/U) ANAK
PEREMPUAN UMUR 6 BULAN-2 TAHUN
WHO, 2006
GRAFIK TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U) ANAK
PEREMPUAN UMUR 2-5 TAHUN
WHO, 2006
GRAFIK BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) ANAK
PEREMPUAN UMUR 0-6 BULAN
WHO, 2006
GRAFIK BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) ANAK
LAKI-LAKI UMUR 0-6 BULAN
WHO, 2006
PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI
UNDANG-UNDANG
• pasal 306 KUHP : bila berakibat luka berat atau mati (maksimum 7 ½
tahun s/d 9 tahun )
UNDANG-UNDANG (3)
• pasal 307 KUHP : bila pelaku pada pasal 305 KUHP adalah ayah / ibu
ditambah sepertiganya
• pasal 308 KUHP : ibu membuang anaknya yang baru lahir ( seperdua
dari pasal 305 & 306 KUHP )
• Berlumuran darah
• Verniks kaseosa
• Tali pusat belum diikat merupakan
petunjuk terpenting dalam keadaan
belum dirawat
MAMPU HIDUP DILUAR KANDUNGAN