Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

ST ELEVATION MYOCARDIAL INFRACTION


(STEMI) ANTEROSEPTAL

Diajukan untuk memenuhi sebagian tugas Internsip RSI PKU


Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Disusun Oleh :
Frans Saputra

Pembimbing :
dr. Sofara Rezanti

RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN


PEKALONGAN
2019
Identitas Pasien
 Nama : Ny. S
 Usia : 60 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : pekalongan
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Suku : Jawa
 Pekerjaan :-
 MRS Tanggal : 01 April 2019
 Tanggal Pemeriksaan : 01 April 2019
Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri Dada.

RPS
Pasien mengatakan nyeri dada dirasakan sekitar -+ 7 jam yang lalu SMRS.
Pasien mengeluhkan nyeri di dada sebelah kiri seperti tertindih dan menjalar
kelengan. Durasi nyeri lebih dari 30 menit. Nyeri tidak hilang dengan istirahat.
Sesak napas (-), riwayat terbangun tengah malam karena sesak (-), batuk (-),
mual (-), muntah (-), pusing (+).BAB dan BAK dalam batas normal.

RPD
Penyakit serupa (-), HT (+), DM (-).
RPK
Penyakit yang sama disangkal.
Riwayat Pengobatan
Alergi Obat (-).
Riwayat Pribadi dan Sosial
Pasien tinggal bersama anak-anaknya dan Biaya ditanggung BPJS.

Anamnesis Sistem
Cerebrospinal : Penurunan kesadaran (-), Nyeri kepala (-), Pusing (-)
Cardiovascular : Akral dingin (-). Sianosis (-)
Respirasi : Batuk (-), pilek (-), sesak napas (-)
Gastrointestinal : Mual (-),Muntah (-), Sulit BAB (-)
Muskuloskeletal : Kelemahan anggota gerak (-), Atrofi (-)
Integumentum : Gatal (-), Ruam (-)
Urogenital : Disuria (-), Hematuri (-), Sulit BAK (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
Berat badan : 50 Kg
Tinggi badan : 163 cm
IMT : 18,81 (normoweight)

TandaVital
Tekanan darah : 155/108 mmHg
Suhu : 36,5oC
Nadi : 107 x/menit
Respiratory rate : 20 x/menit

Kepala
Normocephale, Konjungtiva anemis (-/-), Sclera icteric (-/-), Pembesaran
kelenjar getah bening (-/-).
Pemeriksaan Fisik
Leher
Kelenjar getah bening tidak membesar, deviasi trakea (-), kelenjar tiroid tidak
membesar.

Thorax
Paru Hasil

Bentuk normal, pengembangan paru simetris, tidak ada retraksi


Inspeksi
dinding dada

Palpasi Fremitus raba simetris

Perkusi Redup di paru kanan dan kiri


Auskultasi Terdengar suara dasar vesikular (+/+), RBB (-/-), Wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax

Jantung Hasil
Inspeksi Ictus cordis tampak di SIC V

Palpasi Ictus cordis kuat tidak angkat teraba mid clavicula


Batas Jantung :
Batas Kiri Jantung
• Atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Perkusi • Bawah : SIC V
Batas Kanan Jantung
• Atas : SIC II linea parasternalis dextra
• Bawah : SIC V linea parasternalis dextra
Auskultasi BJ I/II tidak murni, bising (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Abdomen Hasil
Bentuk tidak cembung, tidak ada sikatriks,warna
Inspeksi
kecoklatan.

Auskultasi Suara peristaltik normal, Suara tambahan (-)

Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-


Palpasi
),undulasi(-)

Perkusi Pekak beralih (-), timpani (+)


Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas
Ekstremitas Hasil
Ekstremitas Superior Dextra Akral hangat (+), edema (-)
Ekstremitas Superior Sinistra Akral hangat (+), edema (-)
Ekstremitas Inferior Dextra Akral hangat (+), edema (-)
Ekstremitas Inferior Sinistra Akral hangat (+), edema (-)
EKG
Pemeriksaan Fisik
Interpretasi EKG
•Irama dasar : Sinus
•P wave : 0,04 s
•Heart rate : 107x/menit
•PR interval : 0,16 s
•Axis : LAD
•QRS Complex :0,04 s
•ST Segmen : elevasi di V1-v4
•Kesimpulan : irama sinus, Hr 107x/menit, LAD, STEMI
anteroseptal

Disgnosis
STEMI anteroseptal
Penatalaksanaan

- Infus RL 20 tpm
- CPG 300mg (75x4 tablet)
- Aspilet 1 tab
- ISDN 5mg SL I
- Lab DL + HbsAg, GDS, ECG
- Konsul dr. Sp. PD
Advice :
- Condesarta 8mg 1x1 tablet
- ISDN 3x1 tablet
- CPG 1x1 tablet
- Aspilet 1x1 tablet
- Simvastatin 1x10 mg malam
- ICU
Pengertian Sindrom Koroner Akut

Sindrom koroner akut adalah sekumpulan keluhan gejala dan tanda


klinis yang sesuai dengan iskemia miokard akut. Sindrom koroner
akut merupakan suatu spektrum dalam perjalanan penderita
penyakit jantung koroner (aterosklerosis koroner) dapat berupa:
angina pektoris tidak stabil, infark miokard dengan non-ST elevasi,
infark miokard dengan ST elevasi atau kematian jantung
mendadak.
Angina Pektoris

1. Defenisi
Angina pektoris adalah suatu nyeri didaerah dada yang biasanya
menjalar ke bahu dan lengan kiri yang disebabkan oleh
menurunnya suplai oksigen ke jantung.
Macam-macam Angina Pektoris

 Classical effort angina (angina klasik)


Pada nekropsi biasanya didapatkan aterosklerosis koroner.
 Variant angina (angina Prinzmetal)
Biasanya timbul pada saat istirahat, akibat penurunan suplai
O2 darah ke miokard secara tiba-tiba.
 Unstable angina (angina tak stabil / ATS)
Sindroma ATS telah lama dikenal sebagai gejala awal dari
infark miokard akut (IMA).
Angina pektoris tak stabil
Terminologi ATS harus tercakup dalam kriteria penampilan klinis
sebagai berikut :
 Angina pertama kali.
Angina timbul pada saat aktifitas fisik. Baru pertama kali dialami oleh
penderita dalam priode 1 bulan terakhir.3
 B. Angina progresif.
Angina timbul saat aktifitas fisik yang berubah polanya dalam 1 bulan
terakhir, yaitu menjadi lebih sering, lebih berat, lebih lama, timbul
dengan pencetus yang lebih ringan dari biasanya dan tidak hilang
dengan cara yang biasa dilakukan. Penderita sebelumnya menderita
angina pektoris stabil
 Angina waktu istirahat.
Angina timbul tanpa didahului aktifitas fisik ataupun hal-hal
yang dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan O2
miokard. Lama angina sedikitnya 15 menit.
 Angina sesudah IMA.
Angina yang timbul dalam periode dini (1 bulan) setelah
IMA. Kriteria penampilan klinis tersebut dapat terjadi
sendiri-sendiri atau bersama-bersama tanpa adanya gejala
IMA. Nekrosis miokard yang terjadi pada IMA harus
disingkirkan misalnya dengan pemeriksaan enzim serial dan
pencatatan EKG.
Manifestasi Klinis
Nyari dada yang menjalar ke bahu adalah salah satu manifestasi klinis.
Dengan kriteria :
1. Qualitas nyari
 Rasa tertekan/tertindih
 Rasa tidak nyamanan/kesusahan/kegelisahan
 Rasa seperti kesempitan
 Rasa berat
2. Lokasi
Nyeri angina pektoris biasanya pasien tidak mengetahui letak sumber
nyeri (diffuse), dan biasanya letak nyeri berlokasi di retrosternal, atau
di perikardium kiri. Tetapi nyeri bisa menjalar ke dada, punggung,
leher, rahang bawah atau perut bagian atas. Rasa nyeri biasanya tidak
lebih dari 10 menit.
3. Gejala yang menyertai
 Takikardi
 Diaphoresis
 Rasa mual

Faktor Pencetus Angina


 A. Tekanan emosi
 B. Aktiviti fisikal yang memerlukan bekalan darah yang lebih ke jantung
 C. Kesejukan atau kepanasan badan yang melampau
 D. Makan terlalu banyak sehingga menyebabkan lebih banyak darah
menuju ke perut bagi membantu penghadaman
 E. Alkohol
Infark Miokard

Definisi

Infark miokard adalah nyeri dada yang terjadi akibat


kerusakan (nekrosis) otot jantung yang disebabkan alirah
darah ke otot jantung terganggu.
Klasifikasi Klinis pada Infark Miokard Akut

 1. Klas I : tidak ada gagal jantung kongensif. (Mortalitas


6%)
 2. Klas II : adanya bunyi jantung tida (gallop), ronki basal,
atau keduanya. (Mortalitas 17%)
 3. Klas III : adanya edem paru.( Mortalitas 30-40%)
 4.Klas IV : adanya syok kardiogenik. (Mortalitas 60-80%).
Jenis-jenis Infark Miokard

A. Infark Miokard Subendokardial


Miokard infark subendokardial terjadi akibat aliran darah
subendokardial yang relatif menurun dalam waktu lama sebagai
akibat perubahan derajat penyempitan arteri koroner atau
dicetuskan oleh kondisi-kondisi seperti hipotensi, perdarahan dan
hipoksia.
B. Infark MiokardTransmural
miokard infark transmural berkaitan dengan trombosis koroner.
Trombosis seing terjadi di daerah yang mengalami penyempitan
arteriosklerotik. Penyebab lain lebih jarang ditemukan. Termasuk
disini misalnya perdarahan dalam plaque aterosklerotik dengan
hematom intramural, spasme yang umumnya terjadi di tempat
aterosklerotik yang emboli koroner.
Tabel: Perbedaan antara Unstabel Angina, NSTEMI & STEMI

Unstable Angina NSTMI (Myocardial STEMI(Myocardial


infarction) infarction)
Tipe Gejala Cresendo, istirahat, Rasa tertekan yang Rasa tertekan yang
lama dan nyeri dada lama dan nyeri dada
atau onset baru
Serum Biomarker No iya iya

EGC ST depresi atau ST depresi atau ST-elevasi


gelombang T gelombang T (gelombang Q
invasi invasi later)
Komplikasi Infark Miokard
1. Gagal jantung
2. Syok kardiogenik
Penatalaksanaan

1. Prehospital
 Nilai dan berikan bantuan ABC
 Berikan oksigen, aspirin, nitrogliserin dan morfin jika diperlukan
 Pemeriksaan EKG 12 sadapan dan interpretasi
 Melakukan ceklis terapi fibronolitik
 Menyiapkan pemberitahuan sebelum sampai ke IGD (untuk petugas ambulans/sebelum
sampai rumah sakit
2. Pemberian oksigen dan obat-obatan
Oksigen
 Oksigen diberikan pada semua pasien yang dalam evaluasi SKA.terapi oksigen mampu
mengurangi ST levasi pada infark anterior. Berdasarkan consensus, dianjurkan memberikan
oksigen dalam 6 jam pertama terapi, pemberian lebih dari 6 jam tidak bermanfaat kecuali
pada keadaan1 :
 Pasien dengan nyeri ddada menetap atau berulang atau hemodinamik yang tidak stabil
 Pasien dengan tanda bendungan paru
 Pasien dengan saturasi oksigen < 90%
Aspirin
Morfin
 Pemberian morfin dilakukan jika pemberian nitrogliserin sublingual atau
semprot tidak respons. Morfin merupakan pengobatan yang paling
penting untuk SKA karena:
 Menimbulkan efek analgesik pada SSP yang dapat mengurangi aktivasi
neurohormonal dan menyebabkan pelepasan katekolamin
 Menghasilkan venodilatasi yang akan mengurangi beban ventrikel kiri dan
mengurangi kebutuhan oksigen
 Menurunkan tahanan vascular sistemik, sehingga mengurangi afterload
ventrikel kiri.
3. Ruang gawat darurat
 Segera berikan oksigen 4L/mnt kanul nasal, pertahankan saturasi O2>
90%
 Berikan aspirin 160-325 mg
 Nitrogliserin sublingual atau semprot atau IV
 Morfin IV jika nyeri dada tidak berkurang
 Monitoring tanda vital dan evaluasi saturasi oksigen
 Pasang jalur IV
 Kaji EKG 12 sadapan
 Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
 Lakukan ceklis terapi fibrinolisis da lihat kontraindikasi
 Lakukan pemeriksaan enzim jantung, elektrolit, dan evaluasi system
pembekuan darah
 Foto toraks
4. Penilaian dan tata laksana segera di ruang IGD
 Segera setelah sampai IGD, untuk pasien yang dicurigai SKA
segera dilakukan evaluasi
 EKG 12 sadapan merupakan informasi penting dalam keputusan
tata laksana pasien dengan nyeri dada iskemik dan untuk
identifikasi SKA STEMI
 Target evaluasi harus difokuskan pada nyeri dada, tanda dan gejala
gagal jantung, riwayat sakit jantung, factor risiko SKA san
gambaran riwayat untuk pemberian trombolisis
 Untuk pasien SKA STEMI, tujuan reperfusi adalah pemberian
terapi fibrinolisis dalam 30 menit setelah 30 menit sampai IGD
atau PCI dalam 90 menit setelah sampai.
5. Penilaian pasien < 10 menit
 Penilaian pasien dalam 10 menit pertama yaitu :
 Cek tanda vital dan evaluasi saturasi oksigen
 Pasang jalur IV
 Kaji EKG 12 sadapan
 Lakukan anamnesa dan pemeriksan fisik
 Ceklis fibrinolitik atau kontrainsikasi
 Pemeriksaan enzim jantung, elektrolit, dan pembekuan
darah
 Pemeriksaan sinar X (<30 menit setalah pasien sampai
IGD). Jangan sampai memperlambat terapi fibrinolisis untuk
SKASTEMI.
6. Tata Laksana Hipotensi/Syok dan Edema Paru Akut
 Penyakit dasar dapat segera dikenali dengan meneliti keluhan, riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk menentukan
status hemodinamik. Pertolongan dapat segera diberikan di ruang intensif.1
 Harus ada konsep dan petunjuk yang jelas untuk mengatasi hipotensi/syok
dalam singkat; tidak lebih dari 30 – 60 menit pertama.
 Triad kardiovaskuler meliputi irama denyut jantung (rate), miokard untuk
memompa (pump), dan sistem vaskuler. Ketiga sistem ini diupayakan dapat
dinilai sebab semua pasien hipotensi/syok dan edema paru berawal dari
gangguan tiga sistem tersebut. Permasalah yang muncul meliputi: masalah
irama (rate problem), masalah pompa (pump problem) atau masalah volume
(volume problem) ditambah resistensi pembuluh darah (vascular resistance).
Yang harus diperhatikan :
1. Masalah Irama
Tentukan apakah frekuensi cepat atau lambat,
Bradi-takikardia dapat segera diketahui dengan meraba nadi dan melihat
monitor EKG.
2. Masalah Volume
Berikan cairan infus, transfusi darah, atasi penyebab, dan gunakan vasopresor.
Ada dua macam masalah volume yakni:
1. Hipovolumia absolute
Kekurangan volume sikulasi akibat hilangnya cairan tubuh misalnya
perdarahan, muntah, diare, poliuri, penguapan berlebihan, atau dehidrasi.
2. Hipovolumia relatif
Volume sirkulasi berkurang relatif, tidak ada kehilangan cairan namun
kapasitas vaskular meningkat sehingga terjadi hipovolumia (
3. Masalah Pompa
 Bagaimana tekanan darah, Penyebab gagal pompa harus segera
dikenali agar upanya pengobatan yang tepat, cepat, dan pada saat
yang kritis dapat diberikan.
Pemeriksaan Radiology

EKG (elektrokardiogram)
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang
dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung.
Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter atau ahli medis
untuk menentukan kondisi jantung dari pasien, yakni untuk
mengetahui hal-hal seperti frekuensi (rate) jantung,
arrhytmia, infark miokard, pembesaran atrium,
hipertrofi ventrikular, dll.
Sistem Konduksi Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pompa
system sirkulasi darah.Yang paling berperan adalah bilik
(ventrikel), sedangkan serambi (atria) sebenarnya berfungsi
sebagai ruang penyimpanan selama bilik memompa.
Ventrikel berkontraksi, ventrikel kanan memasok darah ke
paru-paru, dan ventrikel kiri mendorong darah ke aorta
berulang-ulang melalui sistem sirkulasi, fasa ini disebut
systole. Sedangkan fasa pengisian atau istirahat (tidak
memompa) setelah ventrikel mengosongkan darah menuju
arteri disebut diastole.
Sistem 12 lead (sadapan) EKG
Setiap sadapan elektroda memandang jantung dengan sudut
tertentu dengan sensitivitas lebih tinggi dari sudut/bagian
yang lain. Sadapan atau lebih dikenal dengan lead, adalah
cara penempatan pasangan elektroda berkutub positif dan
negatif pada tubuh pasien guna membaca sinyal-sinyal
elektrik jantung. Semakin banyak sadapan, semakin banyak
pula informasi yang dapat diperoleh Pada rekaman EKG
modern, terdapat 12 sadapan elektroda yang terbagi menjadi
enam buah sadapan pada bidang vertikal serta enam lainnya
pada bidang horizontal.9
Komponen dan Bentuk Sinyal EKG
Menurut Mervin J. Goldman definisi sinyal EKG adalah grafik hasil
catatan potensial listrik yang dihasilkan oleh denyut jantung. Sinyal
EKG terdiri atas :
 1. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini
relatif kecil karena otot atrium yang relatif tipis.
 2. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal
sehingga gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan
depleksi pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah
gelombang R. Depleksi ke bawah setelah gelombang R disebut
gelombang S.
 3. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan
listrik istirahat (repolarisasi).
Gambar. Bentuk sinyal yang didapat dari 12 leads
(sadapan) EKG normal adalah seperti pada gambar di
bawah
ST-Elevation Myocardial Infarction
Unstable Angina/non-ST-elevasi Myocardial Infarction

Anda mungkin juga menyukai