Disusun Oleh :
Frans Saputra
Pembimbing :
dr. Sofara Rezanti
RPS
Pasien mengatakan nyeri dada dirasakan sekitar -+ 7 jam yang lalu SMRS.
Pasien mengeluhkan nyeri di dada sebelah kiri seperti tertindih dan menjalar
kelengan. Durasi nyeri lebih dari 30 menit. Nyeri tidak hilang dengan istirahat.
Sesak napas (-), riwayat terbangun tengah malam karena sesak (-), batuk (-),
mual (-), muntah (-), pusing (+).BAB dan BAK dalam batas normal.
RPD
Penyakit serupa (-), HT (+), DM (-).
RPK
Penyakit yang sama disangkal.
Riwayat Pengobatan
Alergi Obat (-).
Riwayat Pribadi dan Sosial
Pasien tinggal bersama anak-anaknya dan Biaya ditanggung BPJS.
Anamnesis Sistem
Cerebrospinal : Penurunan kesadaran (-), Nyeri kepala (-), Pusing (-)
Cardiovascular : Akral dingin (-). Sianosis (-)
Respirasi : Batuk (-), pilek (-), sesak napas (-)
Gastrointestinal : Mual (-),Muntah (-), Sulit BAB (-)
Muskuloskeletal : Kelemahan anggota gerak (-), Atrofi (-)
Integumentum : Gatal (-), Ruam (-)
Urogenital : Disuria (-), Hematuri (-), Sulit BAK (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
Berat badan : 50 Kg
Tinggi badan : 163 cm
IMT : 18,81 (normoweight)
TandaVital
Tekanan darah : 155/108 mmHg
Suhu : 36,5oC
Nadi : 107 x/menit
Respiratory rate : 20 x/menit
Kepala
Normocephale, Konjungtiva anemis (-/-), Sclera icteric (-/-), Pembesaran
kelenjar getah bening (-/-).
Pemeriksaan Fisik
Leher
Kelenjar getah bening tidak membesar, deviasi trakea (-), kelenjar tiroid tidak
membesar.
Thorax
Paru Hasil
Jantung Hasil
Inspeksi Ictus cordis tampak di SIC V
Disgnosis
STEMI anteroseptal
Penatalaksanaan
- Infus RL 20 tpm
- CPG 300mg (75x4 tablet)
- Aspilet 1 tab
- ISDN 5mg SL I
- Lab DL + HbsAg, GDS, ECG
- Konsul dr. Sp. PD
Advice :
- Condesarta 8mg 1x1 tablet
- ISDN 3x1 tablet
- CPG 1x1 tablet
- Aspilet 1x1 tablet
- Simvastatin 1x10 mg malam
- ICU
Pengertian Sindrom Koroner Akut
1. Defenisi
Angina pektoris adalah suatu nyeri didaerah dada yang biasanya
menjalar ke bahu dan lengan kiri yang disebabkan oleh
menurunnya suplai oksigen ke jantung.
Macam-macam Angina Pektoris
Definisi
1. Prehospital
Nilai dan berikan bantuan ABC
Berikan oksigen, aspirin, nitrogliserin dan morfin jika diperlukan
Pemeriksaan EKG 12 sadapan dan interpretasi
Melakukan ceklis terapi fibronolitik
Menyiapkan pemberitahuan sebelum sampai ke IGD (untuk petugas ambulans/sebelum
sampai rumah sakit
2. Pemberian oksigen dan obat-obatan
Oksigen
Oksigen diberikan pada semua pasien yang dalam evaluasi SKA.terapi oksigen mampu
mengurangi ST levasi pada infark anterior. Berdasarkan consensus, dianjurkan memberikan
oksigen dalam 6 jam pertama terapi, pemberian lebih dari 6 jam tidak bermanfaat kecuali
pada keadaan1 :
Pasien dengan nyeri ddada menetap atau berulang atau hemodinamik yang tidak stabil
Pasien dengan tanda bendungan paru
Pasien dengan saturasi oksigen < 90%
Aspirin
Morfin
Pemberian morfin dilakukan jika pemberian nitrogliserin sublingual atau
semprot tidak respons. Morfin merupakan pengobatan yang paling
penting untuk SKA karena:
Menimbulkan efek analgesik pada SSP yang dapat mengurangi aktivasi
neurohormonal dan menyebabkan pelepasan katekolamin
Menghasilkan venodilatasi yang akan mengurangi beban ventrikel kiri dan
mengurangi kebutuhan oksigen
Menurunkan tahanan vascular sistemik, sehingga mengurangi afterload
ventrikel kiri.
3. Ruang gawat darurat
Segera berikan oksigen 4L/mnt kanul nasal, pertahankan saturasi O2>
90%
Berikan aspirin 160-325 mg
Nitrogliserin sublingual atau semprot atau IV
Morfin IV jika nyeri dada tidak berkurang
Monitoring tanda vital dan evaluasi saturasi oksigen
Pasang jalur IV
Kaji EKG 12 sadapan
Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
Lakukan ceklis terapi fibrinolisis da lihat kontraindikasi
Lakukan pemeriksaan enzim jantung, elektrolit, dan evaluasi system
pembekuan darah
Foto toraks
4. Penilaian dan tata laksana segera di ruang IGD
Segera setelah sampai IGD, untuk pasien yang dicurigai SKA
segera dilakukan evaluasi
EKG 12 sadapan merupakan informasi penting dalam keputusan
tata laksana pasien dengan nyeri dada iskemik dan untuk
identifikasi SKA STEMI
Target evaluasi harus difokuskan pada nyeri dada, tanda dan gejala
gagal jantung, riwayat sakit jantung, factor risiko SKA san
gambaran riwayat untuk pemberian trombolisis
Untuk pasien SKA STEMI, tujuan reperfusi adalah pemberian
terapi fibrinolisis dalam 30 menit setelah 30 menit sampai IGD
atau PCI dalam 90 menit setelah sampai.
5. Penilaian pasien < 10 menit
Penilaian pasien dalam 10 menit pertama yaitu :
Cek tanda vital dan evaluasi saturasi oksigen
Pasang jalur IV
Kaji EKG 12 sadapan
Lakukan anamnesa dan pemeriksan fisik
Ceklis fibrinolitik atau kontrainsikasi
Pemeriksaan enzim jantung, elektrolit, dan pembekuan
darah
Pemeriksaan sinar X (<30 menit setalah pasien sampai
IGD). Jangan sampai memperlambat terapi fibrinolisis untuk
SKASTEMI.
6. Tata Laksana Hipotensi/Syok dan Edema Paru Akut
Penyakit dasar dapat segera dikenali dengan meneliti keluhan, riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk menentukan
status hemodinamik. Pertolongan dapat segera diberikan di ruang intensif.1
Harus ada konsep dan petunjuk yang jelas untuk mengatasi hipotensi/syok
dalam singkat; tidak lebih dari 30 – 60 menit pertama.
Triad kardiovaskuler meliputi irama denyut jantung (rate), miokard untuk
memompa (pump), dan sistem vaskuler. Ketiga sistem ini diupayakan dapat
dinilai sebab semua pasien hipotensi/syok dan edema paru berawal dari
gangguan tiga sistem tersebut. Permasalah yang muncul meliputi: masalah
irama (rate problem), masalah pompa (pump problem) atau masalah volume
(volume problem) ditambah resistensi pembuluh darah (vascular resistance).
Yang harus diperhatikan :
1. Masalah Irama
Tentukan apakah frekuensi cepat atau lambat,
Bradi-takikardia dapat segera diketahui dengan meraba nadi dan melihat
monitor EKG.
2. Masalah Volume
Berikan cairan infus, transfusi darah, atasi penyebab, dan gunakan vasopresor.
Ada dua macam masalah volume yakni:
1. Hipovolumia absolute
Kekurangan volume sikulasi akibat hilangnya cairan tubuh misalnya
perdarahan, muntah, diare, poliuri, penguapan berlebihan, atau dehidrasi.
2. Hipovolumia relatif
Volume sirkulasi berkurang relatif, tidak ada kehilangan cairan namun
kapasitas vaskular meningkat sehingga terjadi hipovolumia (
3. Masalah Pompa
Bagaimana tekanan darah, Penyebab gagal pompa harus segera
dikenali agar upanya pengobatan yang tepat, cepat, dan pada saat
yang kritis dapat diberikan.
Pemeriksaan Radiology
EKG (elektrokardiogram)
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang
dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung.
Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter atau ahli medis
untuk menentukan kondisi jantung dari pasien, yakni untuk
mengetahui hal-hal seperti frekuensi (rate) jantung,
arrhytmia, infark miokard, pembesaran atrium,
hipertrofi ventrikular, dll.
Sistem Konduksi Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pompa
system sirkulasi darah.Yang paling berperan adalah bilik
(ventrikel), sedangkan serambi (atria) sebenarnya berfungsi
sebagai ruang penyimpanan selama bilik memompa.
Ventrikel berkontraksi, ventrikel kanan memasok darah ke
paru-paru, dan ventrikel kiri mendorong darah ke aorta
berulang-ulang melalui sistem sirkulasi, fasa ini disebut
systole. Sedangkan fasa pengisian atau istirahat (tidak
memompa) setelah ventrikel mengosongkan darah menuju
arteri disebut diastole.
Sistem 12 lead (sadapan) EKG
Setiap sadapan elektroda memandang jantung dengan sudut
tertentu dengan sensitivitas lebih tinggi dari sudut/bagian
yang lain. Sadapan atau lebih dikenal dengan lead, adalah
cara penempatan pasangan elektroda berkutub positif dan
negatif pada tubuh pasien guna membaca sinyal-sinyal
elektrik jantung. Semakin banyak sadapan, semakin banyak
pula informasi yang dapat diperoleh Pada rekaman EKG
modern, terdapat 12 sadapan elektroda yang terbagi menjadi
enam buah sadapan pada bidang vertikal serta enam lainnya
pada bidang horizontal.9
Komponen dan Bentuk Sinyal EKG
Menurut Mervin J. Goldman definisi sinyal EKG adalah grafik hasil
catatan potensial listrik yang dihasilkan oleh denyut jantung. Sinyal
EKG terdiri atas :
1. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini
relatif kecil karena otot atrium yang relatif tipis.
2. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal
sehingga gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan
depleksi pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah
gelombang R. Depleksi ke bawah setelah gelombang R disebut
gelombang S.
3. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan
listrik istirahat (repolarisasi).
Gambar. Bentuk sinyal yang didapat dari 12 leads
(sadapan) EKG normal adalah seperti pada gambar di
bawah
ST-Elevation Myocardial Infarction
Unstable Angina/non-ST-elevasi Myocardial Infarction