Anda di halaman 1dari 19

INDAH WULANDARI

PENDAHULUAN
• Keamanan fisik (biologis safety) mrpk keadaan fisik
yg terbatas dari cedera (injury) baik secara mekanis,
thermis, elektris maupun bakteriologi
• Setiap individu memiliki mekanisme pertahan tubuh
yg melindingi tubuh dari bahaya infeksi atau
terpaparnya dengan mikroorganisme
• Pertahanan tubuh ini dpt dikatagorikan :
- Non spesifik (tanpa menghiraukan tipe antigen yg
masuk)
- Spesifik ( yang diarahkan melawan agen)
INFLAMASI

• Ad/ respon pertahan lokal dan nonspesifik dr jaringan thd


injury / infeksi
• Hal ini mrpk mekanisme adaptasi dgn cara
menghancurkan agent injury, mencegah penyebaran lebih
lanjut dan membantu memperbaiki jaringan yg rusak
• Tanda-tanda reaksi inflamasi (dolor, tomor, rubor, calor
dan functio lacsia)
• Stressor injury (inflamentrory agent) dpt dikatagorikan :
fisik dan mekanis (luka bakar), mekanis (gas iritan dan
asam/basa kuat termasuk asam lambung),
mikroorganisme
Tahapan Respon Inflamasi

• Tahapan pertama : Respon vaskuler (kontriksi


pembuluh darah pd daerah injury) berlangsung bbrp
menit diikuti dilatasi akibat pelepsan histamin oleh jar
yang mengalami injury
– Darah banyak mengalir ke daerah injury (hyperemia) shg
akan timbul kemerahan dan hangat
– Jar yang mengalami injury akan mengeluarkan mediator
kimia (bradikinin, serotonin, prostaglandi dan histamin) shg
akan menyebabkan peningkatan permebiabilitas vaskuler dan
mengakibatkan cairan, protein, leukosit masuk kedalam
ruang intertisial shg akan menyebabkan terjadinya
penekanan pada ujung saraf
– Pelebaran vaskuler yg terjadi aliran darah melambat &
memudahkan mobilisaasi leokosit ke daerah injury (proses
tsb ada 2 tahap yaitu miginasi atau penepian dan emigrasi
atau perpindahan)
• Tahapan kedua : Eksudasi yaitu cairan yg keluar dr
pembuluh darah, sel pagosit dari jaringan yg mati
serta produk lain bercampur membentuk eksudat
(serosa, purulen, sangainous)
• Tahapan ketiga : reparasi : terjadi regenerasi atau
pembentukan jaringan yang sudah rusak dengan
jaringan fibrosa atau sering disebut jaringan sikatrik
(scar)
• Pertahanaan spesifik (imunitas)
Pencegahan Transfer
Mikroorganisme
• Ada 5 mikroorganisme yg dpat menyebabkan
penyakit (bakteri, virus, fungi, protozoa dan
riketsia)
• Infeksi terjadi bila mikrooganisme menginvasi
ke jaringan dan berploriferasi
• U/ dpt melakukan pencegahan transfer tsb
maka terlebih dahulu memahami siklus / rantai
dari mikroorganisme tsb sampai menimbulkan
infeksi
Rantai Infeksi
• Ada 6 mata rantai infeksi (agen, reservoir,
pintu keluar dari reservoir, metoda penularan,
pintu masuk ke host dan hosT yang rentan
• Untuk mencegah mikroorganisme dpt
dilakukan dgn cara memotong rantai
penyebabran mikroorganisme tsb
• Tehnik yg bisa dilakukan adalah degn cara
(antiseptik : menghambat pertumbuhan
mikro, desinfektan : merusak spora dr agen
pathogen dan sterilisasi : membunuh agen
beserta sporanya)
Rantai Infeksi dan cara memutuskan rantai infeksi
• Faktor yg dapat mempengaruhi resiko
infeksi : usia (tingkat pekembangan),
herediter, tingkat stress, status nutrisi,
status imunitas, pengobatan dan kondisi
sakit
• Tahap infeksi : Masa inkubasi ( masa
antara masuknya kuman kedalam tubuh
s/d timbulnya gejala. Ex (rubella 10-14hr,
tetanus 4 – 21 hr, tapi bila virus sebagai
penyebabnya maka tetap selamanya
menularkan). Masa prodromal (masa
antara timbulnya gejala spesifik spt (capak,
kelelahan, suhu tubuh meningkat serta
iritabel, hingga tampak gejala spesifik.
Masa sakit dan Masa convaleseent
(penyembuhan)
Pengkajian
1. Riwayat keperawatan spt (derajat resiko klien
untuk mendapatkan infeksi, keluhan klien yang
mendukung infeksi, faktor yg berpengaruh
terhadap perkembangan infeksi spt ( proses
penyakit, riwayat infeksi berulang, pengobatan
dan tindakan therapi terakhir, stress emosional,
riwayat imunisasi, persaan subjektif
2. Data fisik (tanda / gejala infeksi lokal, sistemik
(demam, meningkat HR, RR, kemerahan, kelelahan
dan lesu serta anoreksia dan pembesaran kelenjar
limpe
3. Data laboratorium :
– leukosit (N 4500 s/d 11.000/mm3), meningkatnya tipe
spesifik leukosit spt :
• neutrophil (n : 54-75%) meningkat pd infeksi akut terutama
ortu.
• Limfosit (n : 25-40%) meningkat pd infeksi kronik virus/bakteri.
• Monosit (n : 2-8%) meningkat pd bbrp infeksi protozoa &
riketsia serta TBC.
• Eosinophil (n : 1-4 %) secara umum tdk berubah dlm proses
infeksi. Basophil (n : 0-1 %).
• Meningkatnya erythrocytt sedimentation rate.
– Kulture urine, darah, sputum & cairan drainege yg
mengindikasikan adanya mikro
Diagnosa Keperawatan
• RESTI infeksi s/d :tdk diimunisasi, ggn intergritas
kulit, penyakit kronik, penekanan respon inflamsi
sekunder dari ortison, immonospresan dr
chemotherapy, pembedahan, adanya prosdur
invasif, malnutrisi
• RESTI isolasi sosial s/d kurang informasi yg
adekuat ttg penularan mikro
• RESTI penurunan aktifitas s/d keterbatasn fisik
akibat penyakit menular dan lingkungan
Rencana Perawatan
• Semua tujuan klien beresiko mendapatkan infeksi atau yg
mengalami infeksi meliputi : mempertahankan atau
memulihkan pertahan tubuh, mencegah penyebaran infeksi,
mengurangi a/ meredakan masalah-masalah yg berhub dgn
infeksi
• Mendukung pertahanan tubuh yg terdiri dari memebrikan
cairan dan nutrisi yg cukup, istirahat, memberikan dan
memeoniotr pemeberian anti mikroba, personal hygiene,
menghindari stress
• Mencegah infeksi dgn tindakan asepsis 9cuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan tindakan ada 2 jenis tindakan asepsis
(medikal asepsis dan susrgikal asepsis
Kriteria Evaluasi
• Klien dgn potensial infeksi : memeverbalisasikan pengertian ttg
faktor resiko, mengindentifikasi tindakan u/ mencegah atau
mengurangi resiko infeksi, mempraktekan tindakan yg tepat u/
mencegah infeksi, terbebes dari infeksi sisa & nasokomial
selama perawata, mendapatkan imunisasi, tidak ada tanda
infeksi pd luka, kulture negatif leokosit dlm batas normal
• Klien dengan isolasi sosial : meverbalisasikan persaan takut,
keterbatasan & hambatan u/ berintraksi dgn org lain,
menindentifikasi alasan dr perasaan isolasi dan
menindentifikasi tindakan u/ mengatasi terisolasi
• Klien dengan penurunan aktifitas:
menjelaskan pola kebiasaa dgn aktifitas yg
berubah, mengindentifikasi 5 aktifitas masa
lalu yg memberikan kepuasan dlm kondisi
keterbatasan spt saat ini, memilih aktifitaas
kebiasaan u/ diteruskan, mengekspresikan
kepuasan dgn aktifitas yg dipilih dan dapat
berhub dgn tempat pelayanan atau agen yg
dpt digunakan u/ penyalur hobi sbg aktifitas
• Infeksi nasikomial ad/ infeksi yg didapat
delama perawatan atau pengobatan
Tindakan Isolasi ada 7
• Isolasi strik : bertujuan u/ mencegah penularan udara dan
kontak bg mikroo virulen (dipteri, pneomonia wabah, smallpox,
vericella, zoster
• Isolasi kontak bertujuan u/ mencegah penularan melalui kontak
langsung atau berdekatan (ISPA, influenza, pedikulitis, infeksi
luka, heppes simplex, impetigo, rublle dan scabies)
• Isolasi respiratori bertujuan u/ mencegah penularan melalui
benda(tissue), percikan ludah. Tehnik ini dilakukan pd penyakit
epiglotis, measles, meningitis, mumps dan pertusisi
• Isolasi TBC u/ mencegah penularan BTA
Tindakan Isolasi ada 7
cont’….
• Isolasi drainage/sekresi bertujuan u/ penularan melalui kontak
langsung atau tidak langsung dgn material atau drainege dr
tubuh minsal luka basah, abses, luka bakar terinfeksi, infeksi
kulit, ulkus dekubitus dan cunjungtivitsi
• Isolasi entrik : bertujuan pencegahan penularan infeksi melalui
kontak langsung atau tidak langsung deng feses (hepatitis A,
demam typoid, kolera, diare yg terinfeksi)
• Isolasi darah dan cairan tubuh u/ mencegah penularan melalui
kontak langsung atau tidak langsung dengan darah atau cairan
tubuh yg terinfeksi minsal hepatitis B sypilis, ADIS dan malaria

Anda mungkin juga menyukai