Anda di halaman 1dari 64

Pengenalan gejala dan tanda yang dapat mengancam

keselamatan jiwa dan upaya mempertahankan kehidupan

PELATIHAN PONEK BAGI PERAWAT DAN BIDAN RSUD DR. SAIFUL ANWAR
Malang, NOVEMBER 2015

03/09/2019 1
03/09/2019
2
03/09/2019
3
03/09/2019
4
 Saat ini AKI dan AKN Indonesia tertinggi diantara
negara ASEAN dengan penurunan sangat lambat.
 Seperti kita ketahui AKI sebesar 307 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan AKN 20 per 1000
kelahiran hidup (hasil survey 2002 – 2003).
 Setiap jam ada 2 dua ibu meninggal & setiap jam
ada 10 sepuluh kematian neonatal.
 Kematian bayi 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI Th.
2002 – 2003) yg artinya setiap jam ada 18
(delapan belas) kematian bayi.

03/09/2019
5
 Indonesia: penyebab kematian ibu adalah perdarahan,
infeksi dan eklamsi, partus lama & komplikasi abortus.
 Penyebab kematian utama adalah perdarahan yang
sebagian besar disebabkan oleh retensi plasenta.
 Hal ini menunjukkan adanya manajemen persalinan
kala III yang kurang adekuat.
 Sedangkan kematian ibu akibat infeksi merupakan
indikator kurang baiknya upaya pencegahan dan
manajemen infeksi.
 Kematian ibu yang disebabkan karena komplikasi
aborsi adalah akibat dari kehamilan yang tidak
dikehendaki.(KTD)

03/09/2019
6
 Rencana Strategis Depkes Tahun 2005 – 2009 telah
ditetapkan target penurunan AKB dari 35 menjadi
26/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu
dari 307 menjadi 226/100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2009 ?

03/09/2019
7
03/09/2019
8
03/09/2019
9
 1. Pelayanan PONEK RS kelas C
 2. Pelayanan PONEK RS kelas B

Sumber Daya Manusia


• Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan
melakukan resusitasi jantung paru.
• Dokter Spesialis Anestesiologi

03/09/2019
10
KRITERIAUMUM
RUMAH SAKIT PONEK

03/09/2019
11
 Ada dokter jaga terlatih di UGD untuk mengatasi
kasus emergensi baik secara umum maupun
emergency obstetrik – neonatal.
 Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti
pelatihan tim PONEK di rumah sakit meliputi
resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik
dan neonatus.
 Mempunyai SOP penerimaan dan penanganan
pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.
 Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien
kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.

03/09/2019
12
 Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang
tertentu.
 Mempunyai standar respon time di UGD selama
10 menit, di kamar bersalin kurang dari 30 menit,
pelayanan darah kurang dari 1 jam.
 Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam)
untuk melakukan operasi, bila ada kasus
emergensi obstetrik atau umum.
 Tersedia kamar bersalin mampu menyiapkan
operasi dalam waktu kurang dari 30 menit.

03/09/2019
13
 Memiliki kru/awak siap melakukan operasi atau
melaksanakan tugas sewaktu-waktu, meskipun on
call.
 Dukungan semua pihak dalam tim pelayanan
PONEK, antara lain dokter kebidanan, dokter
anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit
dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum,
bidan dan perawat.
 Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.

03/09/2019
14
 1. SUMBER DA Y A MANUSIA
 Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri
dari:
 1 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan
 1 dokter spesialis anak
 1 dokter di Unit Gawat Darurat
 3 orang bidan (1 koordinator & 2 penyelia)
 2 orang perawat
 Tim PONEK Ideal ditambah :
 1 Dokter spesialis anesthesi/perawat
anesthesi

03/09/2019
15
6 Bidan pelaksana
 10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)
 1 Petugas laboratorium
 1 pekarya kesehatan
 1 Petugas administrasi

03/09/2019
16
03/09/2019
17
03/09/2019
18
03/09/2019
19
03/09/2019
20
03/09/2019
21
 Suatu jejaring provider yg menyelenggarakan upaya
penanggulangan penderita gawat darurat baik untuk
sehari-hari (SPGDT-S) maupun saat ekskalasi ke
kejadian bencana (SPGDT-B) secara kontinuum dan
terkoordinasi pada penduduk disuatu wilayah

KEMKES

03/09/2019
22
SPGDT (SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU)
PRA RUMAH SAKIT Intra R Sakit
&
Antar R.S
Gerakan Pelayanan medis Dokter
SAFE Perawat
COMMUNITY Penunjang
Awam Kru ambulans RS klas C

Pencegahan PKM

Pembentukan RS rujukan
KOMUNIKASI SDM Klas B/A
PUBLIC
Multi Disiplin
SAFETY TRANSPORTASI
Multi profesi
CENTER (PSC) Multi sektor
PENDANAAN
TIME SAVING IS LIFE SAVING
MERUJUK THE RIGHT PATIENT, TO THE RIGHT PLACE AT THE RIGHT TIME
03/09/2019
23
Panggilan Darurat LAYANAN PRE-HOSPITAL
119 DINAS KESEHATAN

03/09/2019
24
03/09/2019
25
Kriteria
Rumah Sakit PONEK 24 Jam

http://rsudkapuas.org/yanmed/2010/11/11/kriteria-rumah-sakit-ponek-24-jam/

03/09/2019
26
03/09/2019
27
03/09/2019
28
03/09/2019
29
03/09/2019
30
 Umum
• mampu untuk mengenali dan menatalaksana
kegawatdaruratan medik obstetrik dan neonatal
 Khusus
• Mampu mengenali dan melaksanakan tindakan
medik untuk menatalaksana:
 Syok: Syok hipovolemik, syok septik, syok neurogenik, syok
kardiogenik.
 Perdarahan banyak
 Sepsis
 Henti Jantung /Napas
 Trauma kehamilan
 Kejang/Kesadaran menurun
03/09/2019
31
upaya pemulihan kesadaran penderita yang secara
klinis dan mendadak atau baru mengalami
kehilangan tanda-tanda kehidupan
atau
restorasi fase awal kegagalan fungsi vital, baik
sistem pengaturan fungsi vital tunggal maupun
majemuk

03/09/2019
32
Bantuan hidup dasar Airway (Bebaskan jalan nafas)
(Basic Life-support) Breathing (Pulihkan napas/ventilasi)
Circulation (Perbaiki sirkulasi)
Bantuan hidup tingkat Drugs and Fluid (Obat dan cairan)
lanjut (Advanced Life- Electrocardiography (Periksa Jantung)
support) Fibrilation (Atasi ggn impuls jantung)
Dukungan Bantuan Hidup Gauging (Penilaian, terapi lanjutan)
(Prolonged Life-support) Human Mentation (jaga fungsi normal)
Intensive Care (Perawatan Intensif)

03/09/2019
33
Elemen penting dalam stabilisasi pasien adalah :
• Menjamin bebasnya jalan nafas, pemulihan sistem
respirasi dan sirkulasi
• Mengganti cairan tubuh yang hilang
• Menghentikan/mencegah kejang
• Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi
• Mempertahankan suhu tubuh
• Memperbaiki kadar gula darah
• Mengatasi rasa nyeri atau gelisah
• Memperbaiki perfusi jaringan

03/09/2019
34
 Kondisi gawatdarurat memerlukan restorasi cairan
 Restorasi segera dengan larutan isotonik yang dianjurkan:
• Ringer Laktat
• NaCl 0,9% (normal saline).
 Mempertahankan volume intravaskuler (koloidal)
 Untuk pemberian cairan kristaloid, perhatikan :
• jumlah cairan diberikan (3 X total loss)
• lamanya pemberian cairan (30 in 15, 30 in 30, 40 in 45)
• diameter jarum (no. 16-18) dan kecepatan tetesan.
• Jumlah tetesan = volume (antara 15-20 tetes per mililiter).

03/09/2019
35
 Transfusi darah untuk restorasi segera terhadap defisit darah
akibat perdarahan
 Dapat menyelamatkan tetapi juga memiliki risiko fatal
(anafilaktik, hemolisis atau inkompatibilitas) atau risiko transmisi
penyakit berbahaya (HBV, HIV/AIDS)
 Harus melalui serangkaian proses yang teliti dan pertimbangan
yang matang

03/09/2019
36
 Seleksi akurat terhadap donor dan darah
 Uji tapis dan kajian prevalensi penyakit menular di komunitas donor
untuk menghindarkan infeksi melalui transfusi darah dan uji keamanan
darah donor
 Jaminan mutu darah dan produk darah
 Jaminan akurasi golongan darah, uji kompatibilitas, kualitas pemisahan
dan penyimpanan komponen darah dan keamanan transportasi darah
 Kesesuaian indikasi bagi penggunaan darah dan produknya

03/09/2019
37
 Sebelum transfusi darah dilakukan
 Pada saat transfusi diberikan

 15 menit setelah transfusi darah berjalan


 Setiap jam selama transfusi darah
 Setiap jam dalam 4 jam pertama setelah transfusi
darah

03/09/2019
38
Pasien wanita 25 th, HPP
Tensi 60, nadi lemah teraba 160 / menit
Telapak tangan dingin basah, Hb 6

#4 : HES
#2 : RL

#3 : RL
#5 : Transfusi

#1 Posisi Syok

03/09/2019
39
Jika infus cairan sudah cukup (Nadi <100, T-sistolik > 90-100)
ternyata Hb < 7- 8 g/dl, maka disiapkan transfusi.
03/09/2019
Jika ternyata Hb ≤ 5 g/dl, maka harus segera transfusi 40
1. Segera atasi sumber perdarahan
2. Bila perlu anestesia, gunakan ketamine
(bila tidak ada kontraindikasi)

03/09/2019
41
Larutan
Plasma Kristaloid
Darah Substitutes (RL/NaCl)

Eritrosit
Albumin Koloid

Na Na Na

H2O H2O H2O

03/09/2019
42
 Bila perdarahan menyebabkan terjadinya perubahan tanda
vital (hipotensi) maka jumlah darah yang keluar telah
mencapai 1000-1200 ml

 Bila terjadi syok hipovolemik maka jumlah perdarahan telah


mencapai 2000-2500 ml

03/09/2019
43
hipotensi

Syok

Gagal Jantung
03/09/2019
44
Sunder-Plasman 1968
Transport Oksigen transport O2 normal
selama anemia Hb 7-15

03/09/2019
45
HANYA ATAS INDIKASI KHUSUS
Ada tanda “oxygen-want” :
tachycardia, tachypnea, kepala-ringan
Ada cardiac ischemia, congestive heart failure
Ada asidosis metabolik, asidosis laktat

Hb 10 = optimal

Hb 7-8 = tolerable

Hb < 5 = critical
03/09/2019
46
Tabel 1-2: Antibiotika kasus infeksi penyerta kasus gawatdarurat
Antibiotika Dosis Keterangan
Ampisilin 1 g IV tiap 4 jam atau 500 mg Spektrum luas, murah
(oral) tiap 6 jam
Benzilpenisilin 10 juta IU IV per 4 jam Ada efek samping serius
efektif untuk kokus Gram (+) dan GO
Quinolone 500 mg t.i.d Baik untuk Gram + tapi bahaya thd fetus

Kloramfenikol 1 g IV tiap 6 jam Baik untuk sepsis, penekanan sum-sum


tulang, pantau gambaran darah
Gentamisin 1,5 kg/kg BB/dosis IV/IM per 8 jam Efektif untuk Gram (-) dan flora usus

Doksisiklin 100 mg tiap 12 jam Aktif untuk kuman Gram (+), Gram (-)
Tetrasiklin 500 mg tiap 6 jam (jangan termasuk Klamidia. Sebagai ganti atau
bersamaan dengan susu atau kombinasi dengan Ampisilin Baik
antasida) dikombinasikan dengan Metronodazol
Metronidazol 1 g IV atau per rektal tiap 12 jam Baik untuk Gram (-) dan Anerob. Dapat
atau 500 mg oral tiap 6 jam dikombinasikan dengan Ampisilin dan
Doksisiklin. Alternatif dari Klindamisin.
Relatif murah dan mudah didapat.
Serapan oral mencapai kadar serum yang
sama dengan intravena

03/09/2019
47
 Pasien dengan imunisasi lengkap dalam 5 tahun terakhir
dan lukanya tergolong bersih maka tidak perlu diberikan
serum anti tetanus.

 Luka terkontaminasi bahan infeksius (risiko tinggi tetanus)


harus diberikan 0,5 ml TT dan ANTI TETANUS (TIG/ATS).

 Bila riwayat imunisasi tak jelas dan luka dengan risiko tinggi
tetanus maka berikan TT dan TIG/ATS (jangan
menyuntikkan kedua bahan tersebut dengan jarum/ tabung
suntik pada lokasi suntikan yang sama

03/09/2019
48
• nadi cepat dan halus (> 100 X per menit)
• menurunnya tekanan darah (diastolik < 60 mmHg)
• pernafasan cepat (respirasi > 30 X per menit)
• pucat (konjungtiva palpebra, telapak tangan, bibir)
• berkeringat, gelisah, apatis/bingung/tidak sadar

03/09/2019
49
Trauma in Pregnancy –
International trauma life support 6th edition 2008

Trauma in Pregnancy - 50
 Tinggikan tungkai (posisi syok).
• Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien menjadi sesak atau
mengalami edema paru maka kembalikan tungkai pada posisi
semula dan tinggikan tubuh atas untuk mengurangi tekanan
hidrostatik paru
 Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital
 Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk
mencegah aspirasi muntahan.
• Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk mencegah
aspirasi.
 Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang atau
masker dengan kecepatan 6-8 liter per menit

03/09/2019
51
 Tentukan penyebab syok dan cara mengatasinya:
• Perdarahan  syok hipovolemik
• Infeksi  syok septik
• Nyeri hebat  syok kardiogenik/vasovagal

 Hipovolemik perlu infus/restorasi cairan


 Syok Septik diatasi dengan Antibiotika dan Zat Vasoaktif
(Nor-epinefrin atau Dopamine)
 Syok Neurogenik diatasi dengan Dobutamine
 Oksigen
 Segera tanggulangi penyebab perdarahan, sumber infeksi
dan hentikan stimulus terhadap nervus vagus

03/09/2019
52
 At doses < 2 mcg/kg/min, dopamine stimulates dopamine receptors,
resulting in vasodilatation.
 At doses between 5 and 10 mcg/kg/min, dopamine also stimulates beta-
1 adrenergic receptors, resulting in increased cardiac output.
 At doses > 10 mcg/kg/min, dopamine stimulates alpha-adrenergic
receptors, leading to vasoconstriction, which increases the systemic
vascular resistance.
 Dopamine is typically used in the treatment of septic shock or
cardiogenic shock.
 Norepinephrine (80 mcg in 1ml) at dose between 0.05-1.5 mcg/kg/min
might increase cardiac output

03/09/2019
53
 Dobutamine is a drug that primarily stimulates beta-1 receptors,
leading to increased inotropic and chronotropic effects.

 To al lesser extent, dobutamine also stimulates beta-2 adrenergic


receptors, leading to vasodilatation.

 This combination of effects contributes to increased cardiac


output with decreased systemic vascular resistance. Dose 0.5-5
mcg/kg/min

 Dobutamine is typically used for patients with cardiogenic shock.


It is not routinely used in septic shock because it can lower
systemic vascular resistance, thus leading to a risk of hypotension.

03/09/2019
54
Selalu periksa ketersediaan dan kelengkapan
obat-obatan gawatdarurat

03/09/2019
55
 Syok (hemoragik, septik, reaksi vasovagal, dll)
 Perdarahan obstetrik akut
 Kejang eklampsia
 Kehilangan kesadaran
 Sesak nafas (kor-pulmonal atau edema/emboli paru)
 Hipo/hiperglikemia
 Dekompensatio Cordis
 Overdosis obat
 Reaksi anafilaktik
 Malaria Cerebral
 Gangguan pembekuan darah/DIC

03/09/2019
56
 Antibiotik  Steroid
• Ampisilin • Hidrokortison
• Amoksilin • Betametason
• Benzatin penisilin • Deksametason
• Ciprofloksasin  Anti kejang
• Cefazolin • Magnesium sulfat
• Ceftriakson • Diazepam
• Kloksasilin  Antihipertensi
• Eritromisin • Hidralazin
• Gentamisin • Nifedipin
• Metronidazol • Labetalol
• Trimetoprim-
Sulfametoksazol
03/09/2019
57
 Uterotonika  Analgetik
• Oksitosin * • Parasetamol
• Ergometrin * • Indometasin
• Metil ergometrin • Petidin
• Misoprostol • Morfin
• Prostaglandin E2  Cairan infus
• 15-metil prostaglandin F2α • Garam fisiologis
 Anestetik • Dekstrosa 5%
• Ketamin • Glukosa (10%, 50%)
• Lignokain 1% atau 2% • Ringer Laktat (RL)
• Halotan • Akuades steril

* Simpan dalam lemari pendingin 03/09/2019


58
 Obat-obatan Gawat Darurat lainnya
• Adrenalin – Furosemid
• Aminofilin – Nitrogliserin
• Sulfas Atropin – Nalokson
• Kalsium glukonas – Prednisolon
• Digoksin – Prometazin
• Difenhidramin – Dopamine
• Efedrin – Nor-epinephrine

03/09/2019
59
 BVM (resusitator manual)
 Sungkup hidung-mulut
 Silinder oksigen dengan flow-meter dan katup aliran,
kunci silinder, dan selang
 Mesin penghisap /suction (manual/elektrik) dengan
selang dan tabung
 Kateter hisap yang tidak fleksibel (Ø 18)
 Kateter hisap yang fleksibel

03/09/2019
60
 Guedel (ukuran 90 mm dan 100 mm)
 Selang nasofaring (ukuran 28 dan 30)
 Pelumas untuk intubasi nasogastrik
 Turniket
 Alat pengukur tekanan darah
 Stetoskop
 Senter
 Baskom muntah
 Bidai lengan

03/09/2019
61
 Selimut
 Cairan infus (Garam fisiologis dan Dekstrosa 5%)
 Set infus, jarum Ø 14 atau 16, dan selang
 Plester
 Kasa pembalut
 Antiseptik
 Spuit hipodermik (5,10,20 ml) dan jarum
 Spuit insulin
 Benang jahit kromik 3.0 / 2.0 & jarum atraumatik
 Kateter Foley (Ø 16 atau 18) dan kantong penampung
 Formulir pencatatan (Grafik cairan, formulir laboratorium,
grafik per jam, dll)

03/09/2019
62
Peralatan tambahan :
• Laringoskop, dengan lampu dan baterai cadangan
• Selang endotrakeal (Ø internal 7 atau 7,5 mm)
• Kawat penuntun ETT
• Spuit 5 ml (untuk mengembangkan kaf)
Level Rumah Sakit:
• Mesin anestesi inhalasi umum
• EKG (dengan kertas dan jel)
• Defibrilator/AED

03/09/2019
63
Terima kasih

03/09/2019
64

Anda mungkin juga menyukai