Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN

KOMUNITAS KEHAMILAN,
PERSALINAN, DAN BAYI BARU
LAHIR DI RUMAH
Nama Anggota :

Dhea Fauziah Nuraprilia(P07124217136)


Eka Fidya Sari (P07124217138)
Noor Khofifah (P07124217152)
Nurlaili Habiba (P07124217157)
Puji Lestari (P07124217158)
Tri Bintari Ajining Putri (P07124217168)
Yeni Oktavia Anggreini (P07124217170)
Asuhan Kebidanan Komunitas
Kehamilan Di Rumah
1. Standar Asuhan Kebidanan (Pelayanan
Antenatal)
A. Standar Pelayanan Antenatal
Standar 3 (identifikasi ibu hamil)
 Bidan melakukan kunjungan rumah dan

berinteraksi dengan masyarakat secara


berkala untuk memberi penyuluhan dan
motivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk
memeriksakan kehamilannya sejak dini
dan secara teratur
Lanjutan..
Standar 4 (pemeriksaan dan pemantauan antenatal)
 Memberi sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal dan
pemantauan ibu dan janin secara saksama untuk menilai
apakah perkembangan janin berlangsung normal.
 Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko tinggi atau

kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi,


penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi HIV.
 Bidan memberi pelayanan imunisasi, nasihat, dan
penyuluhan kesehatan, serta tugas terkait lainnya yang
diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data
yang tepat saat kunjungan. Jika ditemukan kelainan,
mereka harus mampu mengambil tindakan yang
diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Lanjutan..
Standar 5 (palpasi abdomen)
 Bidan melakukan pemeriksaan abdomen

secara saksama dan melakukan palpasi


untuk memperkirakan usia kehamilan.
 Jika usia kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah janin,
dan masuknya kepala janin ke dalam
rongga panggul untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.
Lanjutan..
Standar 6 (pengelolaan anemia pada kehamilan)
 Bidan melakukan tindakan pencegahan,
penemuan, penanganan dan atau rujukan semua
kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Standar 7 (pengelolaan dini hipertensi pada
kehamilan)
 Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan

tekanan darah pada kehamilan dan mengenali


tanda serta gejala pre-eklamsia lainnya serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Lanjutan..
Standar 8 (persiapan persalinan)
 Bidan memberi saran yang tepat kepada ibu

hamil, suami, serta keluarganya pada trimester


ke-3, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana
yang menyenangkan akan direncanakan dengan
baik.
 Persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk

jika terjadi keadaan gawat-daruratan.


 Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah

untuk persiapan persalinan.


2. Standar Alat Asuhan Antenatal

 Tensimeter  Set pemeriksaan


 Stetoskop urine (protein,
 Stetoskop reduksì)
monokuler  Kom
 Termometer  Bengkok
 Timbangan  Pita pengukur
 Reflek hamer  Tempat sampah
 Alat pemeriksa Hb  Bahan habis pakai
(sahli) (kapas DTT, tissue
 Blood lancet sarung tangan,spuit)
3. Manajemen Ibu Antenatal
 Manajemen asuhan kebidanan adalah
pendekatan dan kerangka pikir yang
digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis mulai dari
pengumpulan data, analisis data,
diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
4. Pengkajian Data
a. Pengumpulan data
b. Pemeriksaan fisik
c. Intepretasi data dasar
d. Kebutuhan untuk melakukan intervensi atau
konsultasi segera.
e. Rencana penatalaksanaan masing-masing
dengan intrepretasi data dasar dan masalah
yang dapat muncul selanjutnya, atau ditandai
oleh tanda obstetrik.
f. Pelaksanaan dan evaluasi tindakan.
Asuhan Kebidanan Komunitas
Persalinan Di Rumah

Kebanyakan ibu-ibu lebih memilih untuk melahirkan di


rumah, disebabkan oleh beberapa faktor:
 Lingkungan rumah sendiri menimbulkan rasa tenang

dan tenteram pada ibu yang akan melahirkan.


 Persalinan dirumah didukung oteh keluarga, dalam

lingkungan yang dikenal, tempat mereka merasa


memiliki kendali terhadap tubuhnya.
 Berdasarkan perbandingan dengan pengalaman
melahirkan di rumah sakit, dalam lingkungan yang
kurang memiliki sentuhan yang pribadi yang penuh
dengan dan staf yang sibuk.
Bahaya persalinan dirumah
 Disebabkan tidak tersedianya alat-alat sehingga
membutuhkan waktu lama sebelum tiba dí rumah sakit.
Contohnya, bila bayi selama persalinan mengalamí fetal
distress yang memertukan tindakan untuk melahirkan
segera, atau setelah bayi lahir tidak dapat bernapas
dengan baik.
 Di rumah sakit, dua bahaya iní dapat ditangani dengan
cepat karena ketersediaan fasititas, yang mungkin tidak
tersedia di rumah. Selain itu, beberapa wanita mengalami
perdarahan setelah kelahiran. Di rumah sakit, perdarahan
ini dapat ditangani cepat karena ketersediaan darah.
 Bahaya bagi bayi dengan hemoragi pascapartum masih
meruakan alasan utama mengapa lebih dari 30 tahun
silam, kelahiran bayi di rumah digantikan dengan kelahiran
di rumah sakit.
Dalam melakukan pertolongan persalinan di rumah harus
memenuhi syarat yaitu:

1. Persiapan bidan
a. Keterampilan.
b. Kepribadian
c. kemampuan
2. Persiapan alat
a. Kamar yang bersih, aman dan nyaman.
b.Perlak berukuran sekitar 1,5 bersih.
c. Penerangan cukup
d. Tiga baskom, satu untuk cuci tangan sibin ibu
e. Sabun cuci tangan dan sabun bayi
3. Alat-alat untuk menolong persalinan (non steril)
a. Tensimeter dan stetoskop monokuler
b. Thermometer
c. Stetoskop janin
d. Bengkok
e. Celemek plastic
f. Sarung tangan panjang
g. Kacamata
h. Penutup kepala
i. Masker
j. Cairan: air DTT, alkohol, bethadin
4. Alat-alat untuk menolong persalinan
(steril)
a. Sarung tangan
b. Kassa dan kapas
c. Penjepit tali pusat
d. Obat-obat: oksitosin, antibiotic
e. Spuit
f. Duk steril
Partus set:
 Gunting episiotomy

 Gunting tali pusat

 Gunting benang

 Arteri klem 2

 Naifoeder

 Setengah kocher

 Dee lee
Untuk ibu:
 Kendil tempat ari-ari

 Handuk

 Gurita untuk ibu

 Stagen

 Jarik

 Baju, celana, pembalut


Untuk bayi:
 Baju bayi

 Handuk

 Gurita

 Popok

 Kain untuk bedong


Asuhan Kebidanan Komunitas Bayi
Baru Lahir di Rumah

1. Perlunya pemeliharaan kebersihan diri


 Ibu harus cucí tangan sebelum dan sesudah

memegang bayi.
 Kuku jari tangan ibu harus selalu pendek untuk

mencegah jangan sampai melukai badan bayi.


 Pakaian bayi harus dicuci terpisah darí pakaian

anggota keluarga yang lainagar terhindar dari infeksí.


 Kondisi kamar bayi harus bersih, terlindung dari angin,

debu,udara segar, cukup mendapat sinar matahari


aman dan nyaman.
 Pakaian bayi harus bersih, kering dan wangi dan tidak

menghisap keringat.
2. Persyaratan memandikan bayi
Memandikan bayi bertujuan untuk:
 Membersihkan kulit

 Merangsang peredaran darah

 Memberi perasaan nyaman dan segar, dan

 Melatih bayi agar terbiasa akan kebersihan

Memandikan bayi ada syarat-syaratnya yaitu:


 Jaga bayi jangan sampaí jatuh. Bahayanya bisa

menyebabkan gagar otak, patah tulang dan lain-


lain.
 Selama memandikan bayi lakukan kontak mata.
Persiapan alat dan bahan:
 Kapas bulat yang sudah direbus.

 Tempat khusus tertutup untuk membuang kapas/kasa yang kotor.

 Kom mandi ukuran standar, 2 waslap, sabun mandi bayi, handuk

(khusus untuk bayi, bahan tembut dan jangan dicampur dengan


yang lain, Karena kulit bayi masih sangat halus, mudah terkena
infeksi).
 Kasa steril untuk membungkus talf pusat yang belum puput.

 Baby oil.

 Kapas basah untuk membersihkan bokong bayi jika buang air

besar.
 Ember tertutup untuk popok bayi yang kotor 2 buah(1 ember untuk

pakaian kotor bayi yang basah dan 1 ember untuk pakaían kotor
yang kering).
 Pakaian yang bersih dan kering.

 Sisir yang lembut.


Cara memandikan bayi :
 Bersihkan wajah bayi dengan waslap basah tanpa

sabun
 Badan disabuni mulai dari kepala, leher, tangan, jari,

ketiak, dada, perut, sekitar pusat, kemudian


punggung, kaki dan terakhir alat kelamin.
 Bayi dimasukkan ke dalam ember mandi dan bilas

sampai bersih.
 Bayi diangkat darí air, diletakkan di atas handuk dan

dikeringkan mulai dari kepala menurun kebawah.


 Cara mengangkat bayi: tangan kiri memegang leher

dan kepala bayi, sedangkar tangan kanan memegang


kedua kaki bayi dengan tulunjuk di antara kedua kaki.
Perawatan tali pusat
 Jika tali pusat masih ada, ambil sepotong kasa steril kering

kemudian tali pusat dibungkus. Perhatikan pangkal/tunggul


tali pusat harus terbungkus dengan baik.
Perawatan pakaian bayi
 Semua pakaian bayi yang akan dípakai harus dicuci

dahulu, tidak boleh disimpan dengan kapur barus karena


dapat menyebabkan bayi kuning.
 Baju bayi dipilih yang sesuai dengan keadaan setempat

(mis., di daerah yang udaranya panas) sebaiknya dipilih


yang tipis dan menyerap keringat.
 Sarung tangan dan sarung kaki boleh dikenakan pada

tangan dan kaki bayi, tetapi bagian dalam tidak boleh ada
benang yang lepas, karena benang ini dapat melukai jari
bayi.
Perawatan mulut bayi
 Mulut bayi dengan bercak putih mungkin

karena sisa dari susu (apabila bayi tidak


minum ASI).
 Cara menghilangkannya ialah

membilasnya dengan air putih setelah


minum susu. Apabila hal ini disebabkan
karena jamur, ibu boleh mengolesi
dengan gentian violet 2 % yang dapat
dibeli di apotik.
Perawatan hidung
 Apabila bayi pilek, lendir pada lubang

hidung dapat dibersihkan dengan


memasukkan kapas yang digulung dan
diputarsedikit ke dalam ang hidung,
jangan menggunakan benda lain.
 Untuk membantu kesembuhan, bayi

dijemur pada pagi hari (antara pukul


07.00-08.00), dada bayi dapat digosok
krim penghangat tipis-tipis.
Perawatan kuku bayi
 Apabila kuku bayi panjang harus digunting, tetapi jangan

sebaiknya, gunakan pemotong kuku khusus untuk terlalu


pendek. bayi atau gunting kecil. Hati-hati, jangan sampai
melukai jari bay karena kulit bayi masih sangat lunak.
Perawatan telinga
 Telinga bagian dalam harus tetap kering.

 Setelah memandikan, telinga dikeringkan dengan baik

dan dibersihkan dengan kapas, hindari menggunakan lidi


atau benda keras.
 Jika bayi akan dipasang anting, sebaiknya dipasang pada

usia 1-2 bulan karena bayi belum dapat


menggaruk/memegang. Lebih baik langsung dipasang
anting emas daripada benang karena benang akan tetap
basah dan menyebabkan infeksi.
Kebutuhan makanan bayi
 Makanan utama dan terbaik bagi bayi

yang sudah disediakan Tuhan adalah Air


Susu lbu (ASI).
 Apabila ASI cukup dan berat badan bayi

naik dengan baik (pada grafik Kartu


Menuju Sehat, berat badan pada pelangi
hijau), bayi boleh diberi ASI saja hingga
berusia 6 (enam) bulan.
Kebutuhan tidur bayi
 Pada bulan pertama, bayi akan tidur

terus, ia hanya bangun jika lapar mandi,


dan jika diganti popoknya.
 Meskípun demikian, harus tetap
diusahakan agar bayi tidur teratur pagi,
sore, dan malam hari.
 Sebaiknya, pada waktu tidur lampu
dimatikan karena bayi sangat dit ke se
ke sensitif terhadap cahaya.
Masalah yang lazim
 Pemakaian bedak yang berlebihan pada

bokong bayi. Bokong lecet dapat dicegah


dengan menggantí popok bayi Se-segera
setelah basah/kotor. Selain itu, bokong
bayi dengan sabun ringan lalu keringkan.
Alasan bayi menangis
Menangis tidak selalu benar bahwa bayi menangis
berarti lapar tapi mungkin kondisinya sebagai
berikut:
 Perut kembung sehingga menimbulkan perasaan

tidak enak.
 Popok basah.

 Udara yang panas atau pakaian yang terlalu tebal.

 Kesakitan

 Digigit serangga (nyamuk atau semut).

 Ketakutan.

 Bermimpi.
TERIMAKA
SIH 

Anda mungkin juga menyukai