Algoritma Euclidean - Tugas Kelompok Hirzan
Algoritma Euclidean - Tugas Kelompok Hirzan
Euclidean
Presentasi kelompok untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Teori Matematika Diskrit
KELOMPOK 1
ANGGOTA :
Bilangan Bulat
adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan
desimal
Bilangan Riil
Adalah bilangan yang mempunyai pecahan desimal
Teorema Euclidean
A. Teorema 1 (Teorema Euclidean).
m = nq + r (1)
dengan 0 r < n.
(i) 1987/97 = 20, sisa 47:
1987 = 97 20 + 47 Contoh
“
• Tujuan
Algoritma untuk mencari PBT dari dua buah bilangan bulat.
“
• Penemu
• Euclid, Seorang matematikawan yunani yang menuliskan algoritma tersebut dalam
bukunya yang berjudul, “Element”.
Euclid
“Element”
Algoritma Euclidean
Bila m dan n adalah bilangan bulat tak negatif dengan m n,
misalkan r0 = m dan r1 = n.
Jadi, PBT dari m dan n adalah sisa terakhir yang tidak nol dari runtunan pembagian tersebut,
yaitu ri.
Algoritma Euclidean
Diberikan dua buah bilangan bulat tak-negatif m dan n (m n). Algoritma Euclidean
berikut mencari pembagi bersama terbesar dari m dan n.
Algoritma Euclidean
1. Jika n = 0 maka m adalah PBT(m,n); STOP.
Jika n 0, lanjutkan ke Langkah 2.
2. Bagilah m dengan n dan misalkan r adalah sisanya.
3. Ganti nilai m dengan nilai n, dan nilai n dengan nilai r, lalu ulang kembali ke
Langkah 1.
Algoritma Euclidean
Contoh:
Ambil m = 80, n = 12, dengan demikian syarat m n dipenuhi.
80 = 126 + 8
12 = 81 + 4
8 = 42 + 0
Contoh:
PBT(80,12) = 4, maka 4 = (–1)80 + 712
Koefisien,
dapat dipilih bebas
–7 15 (mod 11)
11 habis membagi –7–15 = –22
12 2 (mod 7)
7 tidak habis membagi 12–2 = 10
–7 15 (mod 3)
3 tidak habis membagi –7–15 = –22
Kongruen
a b (mod m) dapat dituliskan sebagai
a = b + km (k adalah bilangan bulat).
Contoh:
17 2 (mod 3) 17 = 2 + 53
–7 15 (mod 11) –7 = 15 + (–2)11
Contoh:
23 adalah bilangan prima, karena ia hanya habis dibagi oleh 1 dan 23.
Contoh:
20 adalah bilangan komposit, karena 20 dapat dibagi oleh 2, 4, 5, dan 10, selain
1 dan 20 sendiri.
Relatif Prima
Dua buah bilangan bulat a dan b dikatakan relatif prima jika PBT(a,b) = 1.
Contoh:
20 dan 3 relatif prima, sebab PBT(20,3) = 1.
7 dan 11 relatif prima, karena PBT(7,11) = 1.
20 dan 5 tidak relatif prima, sebab PBT(20,5) = 5 ≠ 1.
Jika a dan b relatif prima, maka terdapat bilangan bulat m dan n sedemikian sehingga ma
+ nb = 1.
Contoh:
Bilangan 20 dan 3 adalah relatif prima karena PBT(20,3) =1, sehingga dapat ditulis
220 + (–13)3 = 1 (m = 2, n = –13).
Bilangan 20 dan 5 tidak relatif prima karena PBT(20,5) ≠ 1, sehingga 20 dan 5 tidak
dapat dituliskan m20 + n5 = 1.
Inversi Modulo
Di dalam aritmatika bilangan riil, inversi (balikan, inverse) dari perkalian adalah
pembagian.
Jika a dan m relatif prima dan m > 1, maka terdapat inversi (balikan) dari a
modulo m.
1
2 1 2 4 (mod 9)
4 (mod 9)
1 8 (mod 9)
Inversi Modulo
Catatan: Setiap bilangan yang kongruen dengan –2 (mod 9) adalah juga inversi
dari 4.
1 1
2 2 (mod 9)
4 (mod 9) 4
Contoh:
7 –2 (mod 9) 9 habis membagi 7 – (–2) = 9
–11 –2 (mod 9) 9 habis membagi –11 – (–2) = –9
16 –2 (mod 9) 9 habis membagi 16 – (–2) = 18
1 1 1
7 (mod 9) , 11 (mod 9) , 16 (mod 9)
4 4 4
Inversi Modulo
Contoh:
Tentukan balikan dari 17 (mod 7) !
Solusi:
Karena PBT(17,7) = 1, maka inversi dari 17 (mod 7) ada.
Dari Algoritma Euclidean diperoleh bahwa
17 = 27 + 3 (1)
7 = 23 + 1 (2)
3 = 31 + 0 (3)
Susun (2) menjadi
1 = 7 – 23 (4)
Susun (1) menjadi
3 = 17 – 27 (5)
Masukkan (5) ke (4)
1 = 7 – 2(17 – 27)
1 = –217 + 57
Inversi Modulo
Contoh:
Tentukan balikan dari 18 (mod 10) !
Solusi:
Karena PBT(18,10) = 2 ≠ 1, maka inversi dari 18 (mod 10) tidak ada.
Kongruensi Linier
Kongruensi linier berbentuk:
ax b (mod m),
dimana m > 0, a dan b sembarang bilangan bulat, dan x adalah variabel bilangan
bulat.
Pemecahan:
ax = b + km x = (b + km) / a
Cobakan untuk k = 0, 1, 2, … dan k = –1, –2, … yang memberikan hasil x
bilangan bulat.
Kongruensi Linier
Contoh:
Tentukan solusi untuk 4x 3 (mod 9) !
Solusi:
4x 3 (mod 9) x = (3 + k9 ) / 4
k = 0 x = (3 + 09) / 4 = 3/4 bukan solusi
k = 1 x = (3 + 19) / 4 = 3 solusi
k = 2 x = (3 + 29) / 4 = 21/4 bukan solusi
k = 3, k = 4 tidak memberi solusi
k = 5 x = (3 + 59) / 4 = 12 solusi
…
k = –1 x = (3 – 19) / 4 = –6/4 bukan solusi
k = –2 x = (3 – 29) / 4 = –15/4 bukan solusi
k = –3 x = (3 – 39) / 4 = –6 solusi
…
k = –7 x = (3 – 79) / 4 = –15 solusi
…
Nilai-nilai x yang memenuhi: 3, 12, … dan –6, –15, …
Kongruensi Linier
Contoh:
Tentukan solusi untuk 2x 3 (mod 4) !
Solusi:
2x 3 (mod 4) x = (3 + k4 ) / 2
Oleh karena k4 adalah selalu bilangan genap, maka 3 + k4 akan selalu memberikan
hasil bilangan ganjil.
Bila bilangan ganjil dibagi 2, maka hasilnya akan selalu bilangan pecahan.
Dengan demikian, tidak ada nilai x yang memenuhi
2x 3 (mod 4).
Kongruensi Linier
Contoh:
Tentukan x sedemikian hingga 3x 4 (mod 7) !
Solusi:
3x 4 (mod 7)
(3)–13x (3)–14 (mod 7)
x (3)–14 (mod 7)
x –24 (mod 7)
x –8 (mod 7)
1 1
x 6 (mod 7) (3) y (mod 7)
3
x = {..., –8, –1, 6, 13, 19, ...}
3 y 1 (mod 7)
y 2
Aplikasi Teori Bilangan: ISBN
ISBN (International Standard Book Number)
ix
i i
i 0 (mod 11) ix i mod 11 karakter uji
i i
Contoh:
ISBN 0–3015–4561–8
0 : kode kelompok negara berbahasa Inggris,
3015 : kode penerbit
4561 : kode unik buku yang diterbitkan
8 : karakter uji.
Karakter uji ini didapatkan sebagai berikut:
10 + 23 + 30 + 41 + 55 + 64 + 75 + 86 + 91 = 151
Jadi, karakter ujinya adalah 151 mod 11 = 8
Aplikasi Teori Bilangan: ISBN
Contoh:
ISBN 978-3-8322-4066-0
xi 3xi x13 0 (mod 10)
i ganjil i genap
Karakter uji ini didapatkan sebagai berikut:
91 + 73 + 81 + 33 + 81 + 33 +
21 + 23 + 41 + 03 + 61 + 63 = 100
Jadi, karakter ujinya adalah 100 + x13 0 (mod 10)
x13 = 0
Thank you
- Sekian -