Anda di halaman 1dari 12

Artikel Tentang Sampah

domestic dan Sanitasi

Kelompok 2 :
1. Aryanita Ayu Lestari
2. Debby Yolanda Lubis
3. Ester Nur Cahaya Munthe
4. Frimadona
5. Fani Ivona Lumban Tobing
6. Khirunnisa Nst
7. ILis Ramadhani Hulu
8. Maisyarah Dalimunthe
Pencemaran Air VS Limbah Domestik
Pencemaran air permukaaan khususnya sungai di
Indonesia saat ini telah berada di ambang kritis.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(Dirjen PPKL KLHK) Republik Indonesia, di tahun
2015 sebanyak 67,94 persen atau mayoritas air sungai di
Indonesia dalam status tercemar berat. Dari sekian banyak
sungai yang ada di Indonesia, hanya sekitar 2
persen yang memenuhi baku mutu air. Selain itu, hasil
perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP) di
beberapa sungai di Indonesia umumnya menunjukkan bahwa
beban pencemar yang masuk setiap harinya sudah jauh
melebihi daya tampung sungai. Kelebihan beban pencemaran
inilah yang berdampak besar terhadap mutu air sungai.
.
Selama ini kebanyakan masyarakat salah mengira bahwa sumber
utama pencemar sungai adalah limbah industri, padahal tidak demikian.
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan oleh Dirjen PPKL KLHK RI, sumber
utama pencemar air sungai di Indonesia sebagian besar berasal dari limbah
domestik atau rumah tangga. Limbah domestik itu di antaranya tinja, bekas
air cucian dapur dan kamar mandi, termasuk sampah rumah tangga yang
dibuang ke sungai. Selain itu, penyebab pencemaran air sungai adalah limbah
peternakan, industri, dan pertanian.

Limbah-limbah yang dibuang ke sungai berpengaruh terhadap


penurunan kualitas air. Hal ini sangat mengkhawatirkan, mengingat sungai
hingga saat ini merupakan sumber utama air bersih yang digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari oleh mayoritas penduduk di Indonesia. Sumber air
yang kualitasnya buruk akan mengancam kondisi kesehatan masyarakat
maupun makhluk hidup lain yang mengkonsumsi air tersebut.
Untuk mengatasi pencemaran air sungai yang berasal dari
limbah domestik, agar kualitas air bisa memenuhi standar baku mutu
air serta kondisi sanitasi dapat meningkat, perlu dilakukan langkah-
langkah pengendalian pencemaran melalui suatu strategi dan program
pembangunan yang komprehensif, terintegrasi, jangka panjang, dan
melibatkan berbagai pihak.
Strategi ini juga harus diikuti oleh komitmen dan kerja keras
semua pihak, baik di bidang pendanaan, penguatan kelembagaan &
sumber daya manusia, penegakan peraturan, pemilihan opsi teknologi
sanitasi yang tepat, peningkatan partisipasi dunia usaha dan
masyarakat.
Langkah-langkah itu antara lain mengubah kebiasaan
membuang sampah di sungai, memantau kualitas air sungai,
maupun membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik.
• Inisiatif-inisiatif dari pemerintah daerah juga sangat
diperlukan. Peran dan komitmen para kepala daerah
dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan
pengendalian pencemaran air sungai sangat vital.
• Selain itu, elemen yang tak boleh dilupakan ialah
masyarakat. Masyarakat punya peran penting untuk
menjaga sungai agar tetap bersih. Karena itu
pemerintah harus melakukan pendekatan-pendekatan
khusus agar masyarakat mau peduli dan terlibat dalam
upaya mewujudkan sungai yang bersih.
• Dia bilang, juga peningkatan sinergi penyediaan sarana dan
prasarana yang menunjang perilaku hidup bersih dan sehat.
Pengembangan sistem pengelolaan sampah yang holistik dan
terintegrasi termasuk kali bersih, sarana dan prasarana pelayanan
publik.

• Tujuan utama pengelolaan sanitasi dan air limbah domestik adalah


untuk mengurangi risiko kesehatan masyarakat khususnya penyakit
yang berkaitan atau disebabkan oleh air serta untuk meningkatkan
kualitas lingkungan. Selain itu, tujuan pengelolaan dan pengolahan
air limbah adalah untuk mengurangi pencemaran dan menekan laju
pertumbuhan penyakit yang ditularkan dan menyebar melalui air
seperti air permukaan (sungai, waduk) dan air tanah (sumur
gali/pompa), karena semakin tercemar air di suatu daerah, semakin
besar kemungkinan penyakit terinfeksi oleh air.
Hari Peduli Sampah, Pemerintah Luncurkan
Gerakan Indonesia Bersih
Mongabay, oleh: Indra Nugraha (Jakarta) di 21
February 2019.
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), tahun ini,
Pemerintah meluncurkan Indonesia Bersih, sebagai
gerakan kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah,
swasta dan berbagai pihak demi mewujudkan Indonesia
bebas sampah.
Dalam peluncuran gerakan ini di Gedung
Manggala Wanabakti Jakarta, Kamis (21/2/19), Siti
Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
mengatakan, Gerakan Indonesia Bersih (GIB) salah satu
bagian dari gerakan revolusi mental sesuai Inpres
Nomor 12/2016.“Gerakan ini mencakup beberapa hal,
antara lain peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
lingkungan keluarga, satuan pendidikan, satuan kerja,
dan komunitas,” katanya.
Analisa
Gerakan ini sangat membantu karena akan
terbangun kolaborasi dalam mengatasi
permasalahan sampah. Dan juga dapat dipastikan
langkah-langkah percepatan GIB, pada kebijakan
sektor dan daerah, dalam mewujudkan target-target
nasional upaya pencapaian Gerakan Indonesia
Bersih. Lalu membangun kebijakan sektor dalam
upaya-upaya pengelolaan sampah, melalui
peningkatan sarana dan parasarana dan dalam
mendorong partisipasi public.
Ke depannya, berbagai upaya pengelolaan sampah baik
pengurangan sampah dari sumbernya maupun penanganan
sampah perlu lebih sistematis lagi, menyatu padu dari
hulu hingga hilir. Untuk mencapai Indonesia sehat dan
bersih, pengelolaan sampah hanya menjadi satu bagian.
Hal lain yang tak kalah penting soal air bersih, sanitasi
baik, dan pengendalian pencemaran lingkungan.
“Gerakan ini akan lebih kuat karena anggota kegiatan ini
lebih banyak,tujuan kegiatan ini akan lebih diprioritaskan.
Presiden menginginkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia berkualitas dan berdaya saing. Sehat itu bisa
terwujud kalau lingkungan bersih.”
Didalam konteks sanitasi, Sanitasi baru lengkap
jika ada toilet dan pembuangan sanitasi yang
benar. “Tidak dibuang ke sungai atau sekedar
buang ke septic tank melaikan dibuang ke tempat
pembuangan akhir. Dengan demikian masalah
pencemaran lingkungan, sampah plastik dapat
dikurangi. Indikator ini termasuk sampah laut ,
sampah domestik dan program pembatasan
sampah plastik daur ulang
Pendapat
Dukungan kita dalam bentuk kebijakan
penanggulangan limbah domestik dan sanitasi
yaitu Kita mendukung produksi ramah
lingkungan melalui reduce , reuse dan recycle.
Serta mengikuti program yang sudah
dicanangkan pemerintah untuk menciptakan
SDM yang berkualitas dan bisa berdaya saing
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai