Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGERTIAN :
> Penjabaran lebih lanjut dari anggaran produksi adalah anggaran bahan
baku yang mencakup lebih rinci mengenai jumlah dan jenis bahan baku
yang digunakan dalam proses produksi
> Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi terdiri dari bahan
baku langsung (direct material) dan bahan baku tidak langsung (Indirect
material)
> Anggaran bahan baku adalah semua anggaran yang berhubungan dengan
perencanaan secara lebih terperinci mengenai pengunaan bahan baku
untuk proses produksi selama periode yang akan datang
2. TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN BAKU
Penyusunan angaran bahan baku sangat membantu manajemen dalam
mengambil langkah yang berkaitan dengan :
a. Perkiraan jumlah kebutuhan bahan baku
b. Perkiraan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan
c. Dasar perkiraan kebutuhan dana dalam pembelian bahan baku
d. Dasar penentuan komponen harga pokok produk karena pemakaian
bahan baku untuk proses produksi
e. Dasar pengawasan penggunaan bahan baku
CONTOH :
Perusahaan A menggunakan 100.000 unit dari satu jenis bahan seharga Rp. 10.000,00
selama satu tahun. Manajemen perusahaan telah menghitung dan menentukan bahwa
biaya pemesanan Rp. 25,00 per pesanan dan biaya penyimpanan sebesar 12,5% dari
persediaan rata-rata. Dari keterangan diatas susunlah tabel EOQnya
PENDEKATAN TABEL (TABULAR APPROACH)
Jumlah Jumlah Unit Per Persediaan Carrying Cost Ordering Total Cost
Pesanan Pemesanan rat-rata (Rp) Cost (Rp)
(Rp)
1 10.000 5.000 625 25 650
2 5.000 2.500 313 50 363
3 3.333 1.666 208 75 283
4 2.500 1.250 156 100 256
5 2.000 1.000 125 125 250
6 1.666 833 104 150 254
7 1.428 714 89 175 264
8 1.250 625 78 200 278
9 1.111 555 69 225 294
10 1.000 500 63 250 313
GRAPHICAL APPROACH (PENDEKATAN GRAFIK)
700
600
500
B
I 400 Carrying cost
A ordering cost
Y 300
total cost
A 200
100
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JUMLAH PESANAN
2xRxS
EOQ =
P x1
Dimana :
R = Jumlah (Unit )yang dibutuhkan selama satu periode tertentu. Misalnya 1 tahun
S = Biaya pesanan setiap kali pesan
P = Harga pembelian per unit yang dibayar
1 = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang dinyatakan dalam prosentase dari
nilai rata-rata persediaan (dalam rupiah)
Contoh :
Biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang (Carrying Cost) adalah 40% dari nilai
average inventory.Biaya pesanan Rp.15,- setiap kali pesan. Jumlah material yang
dibutuhkan selama setahun 1200 unit dengan harga Rp,1,-
2xRxS 2 x 1200 x 15
EOQ =
PxI 1 x 0,40
90.0000
Ini berarti bahwa cara pembelian yang paling ekonomis ialah pembelian bahan
sebanyak 300 unit setiap kali pesan, yang berarti kebutuhan material sebanyak
1.200 unit selama 1 tahun akan dipenuhi dengan 4 kali pesan @ 300 unit
CONTOH SOAL
Soal I Suatu perusahaan memperkirakan kebutuhan bahan bakunya selama
satu tahun
sebanyak 6.000 unit dengan harga Rp. 4.000
per unit.
biaya pemasanan setiap kali pesan adalah sebesar Rp. 5.000 dan
biaya penyimpanan
Rp. 60 per unit. Lead time yang diperlukan selama 9 hari (1 tahun = 360 hari)
dan safety stock
ditetapkan sebesar 200 unit
EOQ = √ 2.R.S
C
2.(6.000) -
=√ (5.000)
60
= 1.000unit
Reorder Point:
a. pemakaian selama lead time = 9 = 150 unit
x 6.000
360
b. safety stock = 200 unit
reorder point = 350 unit
misalkan dari contoh diatas diketahui pula bahwa stock out cost sebesar Rp. 150 per unit dan
data mengenai lead time yang terjadi dalam perusahaan sebagai berikut:
atas dasar informasi tersebut, maka lead time yang paling menguntungkan dan saat bahan baku
harus dipesan kembali adalah:
berdasarkan perhitungan di atas, ternyata bahwa lead time 7 hari mempunyai total
biaya ekstra yang paling kecil, yaitu:
dengan demikian maka bahan baku harus dipesan kembali pada saat tingkat
persediaan :