Anda di halaman 1dari 40

“TERAPI CAIRAN PADA PASIEN DEMAM TIFOID DAN

PERFORASI USUS DENGAN LAPARATOMI”

Fera Hi. Hasan


13 17 777 14 206

Pembimbing
dr. Ferry Lumintang, Sp. An
PENDAHULUAN
•Anestesia atau pembiusan berasal dari bahasa Yunani yaitu An – tidak
atau tanpa dan aesthesos – persepsi atau kemampuan merasa
•Demam Tifoid adalah penyakit sistemik endemik yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi. Penularan penyakit ini malalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi1 komplikasi paling sering dari penyakit ini
adalah perforasi usus. 2
•Air merupakan komponen utama dalam tubuh yakni sekitar 60% dari
berat badan pada laki-laki dewasa.
PENDAHULUAN
Alasan ketertarikan pemilihan kasus ini karena pasien ini
menderita demam tifoid dan perforasi usus dimana kita
ketahui bahwa perforasi usus menyebabkan kebutuhan cairan
meningkat karena terjadi kebocoran dari usus sehingga semua
cairan di intravaskuler masuk ke rongga peritoneum selain itu
pasien ini juga merupakan pasien emergency di karenakan
sebelumnya pasien pernah menolak untuk melakukan operasi.
Anestesi spinal atau epidural paling umum dilakukan dalam
bedah caesaria. Kedua teknik tersebut memungkinkan ibu
untuk tetap sadar pada saat kelahiran dan mendengar suara
tangisan dari bayinya, sehingga teknik anestesi tersebut
menjadi pilihan utama para ibu hamil dan dokter.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anestesi spinal atau epidural paling umum dilakukan dalam


bedah caesaria. Kedua teknik tersebut memungkinkan ibu
untuk tetap sadar pada saat kelahiran dan mendengar suara
tangisan dari bayinya, sehingga teknik anestesi tersebut
menjadi pilihan utama para ibu hamil dan dokter.
DEFINISI
Demam typhoid adalah suatu penyakit sistemik endemik bersifat
akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi.3 Penyakit ini di tandai
oleh demam terus menerus, ditopang dengan bakteremia tanpa
keterlibatan struktur endothelial atau endokardial dan invasi bakteri
sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuclear di hati,
limpa, kelenjar limfe, usus dan peyer’s patch.3
ETIOLOGI

Demam typhoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri


tersebut termaksud family Enterobacteriaceae.8 Salmonella typhi
merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang, tidak berspora,
motil, berflagella (bergerak dengan rambut getar), dan berkapsul.
EPIDEMIOLOGI
Data surveilans pada tahun 2010, estimasi penyakit adalah sebanyak
22 juta kasus dengan angka kematian terjadi pada 216.510 kasus
typhoid.3

 Di Amerika Serikat yang merupakan negara maju terhitung sekitar


5.700 kasus terjadi setiap tahunnya.7 Lebih dari 75% dari kasus
tersebut didapat pada saat traveling.
GEJALA KLINIS
Demam, nyeri kepala, malaise, anoreksia, nausea, mialgia, nyeri perut, dan
radang tenggorokan.5
Bahkan dapat juga dijumpai demam typhoid dengan syok hipovolemik sebagai
akibat kurang masukan cairan dan makanan pada kasus yang berpenampilan
klinis berat.
Gejala gastrointestinal pada kasus demam typhoid sangat bervariasi. Pasien
dapat mengeluh diare kemudian obstipasi, atau obstipasi dahulu kemudian
disusul episode diare,
pada sebagian pasien lidah tampak kotor dengan putih di tengah sedang tepi
dan ujungnya kemerahan, sering terjadi hepatomegali dan splenomegali dengan
posisi duduk ataupun miring.
KOMPLIKASI
Pendarahan Usus
Terjadi pada 15% kasus, 25% diantaranya merupakan perdarahan
ringan dan tidak perlu ditransfusi. Perdarahan berat dapat
menyebabkan syok, tetapi biasanya sembuh dengan sendirinya tanpa
dilakukan pembedahan.3

Perforasi Usus
Peroferasi usus merupakan komplikasi pada 1-5% penderita yang
dirawat, biasanya terjadi pada minggu ke tiga, tetapi dapat terjadi
selama masa sakit. Perforasi menyebabkan tekanan darah menurun,
nadi bertambah cepat dan timbul nyeri hebat.3
RESUSITASI CAIRAN
Ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh,
sehingga seringkali dapat menyebabkan syok. Terapi ini
ditujukan pula untuk ekspansi cepat dari cairan intravaskuler
dan memperbaiki perfusi jaringan.
CARA MEMBERIKAN
ANESTESI

Prinsip pemilihan cairan dimaksudkan untuk :


a. Mengganti kehilangan air dan elektrolit yang normal melaui urine,
IWL, dan feses
b.Membuat hemodinamik agar tetap dalam keadaan stabil
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. E
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 55 kg
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Donggala
No. Rekam Medik : 530286
Tanggal Operasi : 04 Februari 2019
1. ANAMNESIS ( Allo Anamnesa )
Keluhan Utama : Demam
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien perempuan umur 20 tahun masuk RS Anutapura atas rujukan dari RS
Kabelota dengan keluhan demam dan penurunan kesadaran, demam dirasakan
kurang lebih selama 15 hari. Demam hilang timbul, demam biasanya meningkat
saat sore dan malam hari kemudian berkurang saat pagi hari tetapi tidak mencapai
suhu normal. Sebelum masuk RS pasien juga mengeluh mual dan muntah disertai
susah saat BAB. Pasien telah mengonsumsi obat penurun panas tetapi tidak ada
perubahan pada demamnya. Pasien sempat di rawat 1 hari di RS Kabelota
Donggala. Pasien masuk dengan menggunakan kateter. Pasien ini merupakan
pasien Emergency karena sebelumnya pasien telah dijadwalkan oprasi tetapi
keluarga pasien menolak untuk melakukan operasi
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat penyakit hipertensi(-)
Riwayat penyakit asma (-)
Riwayat alergi obat dan makanan(-)
Riwayat diabetes melitus (-)
Riwayat trauma atau kecelakaan (-)

Riwayat penyakit keluarga :


- Riwayat penyakit darah tinggi : tidak ada
- Riwayat penyakit DM : tidak ada
- Riwayat penyakit alergi : tidak ada
- Riwayat penyakit asma : tidak ada

Allergies :
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi makanan dan obat-obatan.

Past Medical History :


Tidak ada riwayat anestesi sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Status generalisata Bentuk : Normocephal
Kesadaran : Somnolen
Mata : Edema palpebral (-/-),
Berat badan : 55 kg Conjungtiva: anemis (-/-)
Pernafasan : 28 x/menit Sclera : Ikterik (-/-)
Nadi : 103/menit Telinga : Otorrhea (-/-)
Suhu : 38,30C Hidung : Rhinorrhea (-), nafas
Tekanan darah : 130/80 mmHg cuping hidung (-)
Mulut : Bibir kering (+), sianosis (-)
Pemeriksaan preoperative Gusi : Perdarahan (-)
Kulit Tenggorokan : sulit dinilai
Pucat (-), turgor kulit kembali lambat
(>2 detik). Pharynx : sulit dinilai
Kelenjar : Pembesaran kelenjar
getah bening (-);kelenjar tiroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
Thorax
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris,
retraksi intercostal (+) Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V linea
midclavicula
Palpasi : Vokal fremitus (+/+) menurun,
massa(-), nyeri tekan (-) sinistra
Perkusi : Redup (+/+) Perkusi : Batas atas jantung SIC II, batas kanan
jantung SIC Vlinea parasternal dextra, batas kiri
Auskultasi : Bronchovesiculer (+/+), jantung SIC V lineaaxilla anterior
Ronkhi (+/+), Wheezing (-/-)
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular,
murmur (-) , gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Anggota gerak
 Atas : Akral hangat(+/+), edema (-/-)
Inspeksi : Permukaan kesan cembung  Bawah : Akral hangat(+/+), edema(-/-),
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan
menurun
Perkusi : Redup (+). Punggung : Tidak ada deformitas
Palpasi : Nyeri tekan (+) seluruh Otot-otot : Eutrofi, tonus otot baik
region abdomen.
Refleks : Fisiologis (+/+),
Patologis (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Anggota gerak
 Atas : Akral hangat(+/+), edema (-/-)
Inspeksi : Permukaan kesan cembung  Bawah : Akral hangat(+/+), edema(-/-),
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan
menurun
Perkusi : Redup (+). Punggung : Tidak ada deformitas
Palpasi : Nyeri tekan (+) seluruh Otot-otot : Eutrofi, tonus otot baik
region abdomen.
Refleks : Fisiologis (+/+),
Patologis (-/-)
B1 (BREATH) DAN EVALUASI JALAN NAPAS:

Airway bebas, gurgling/snoring/crowing: (-/-/-), potrusi mandibular (-),


leher pendek (-), gerak leher bebas, frekuensi pernapasan 28 kali/menit,
suara pernapasan: bronkovesikular (+/+), suara pernapasan tambahan
ronchi (+/+), wheezing (-/-), Mallampati score 2, massa (-), gigi ompong (-
), gigi palsu (-).
B2 (BLOOD):

Akral hangat,TD : 130/80 mmHg, HR : 103x/menit irama reguler, CRT > 2


detik. masalah pada sistem cardiovaskuler (-).

B3 (BRAIN):

Kesadaran somnolen GCS 9 (E3V2M4), Pupil: isokor Ø 3 mm/3mm, Refleks


Cahaya +/+
B4 (BLADDER):

BAK (+), melalui kateter, warna kuning jernih, Masalah pada sistem
renal/endokrin (-)

B5 (BOWEL):
Keluhan mual (+), muntah (+). Abdomen: Inspeksi tampak cembung, ,
Auskultasi peristaltik (+), kesan menurun, Palpasi nyeri tekan (+), tidak
teraba massa, Perkusi redup (+) pada seluruh lapang abdomen.

B6 BACK & BONE:


Nyeri (-), krepitasi (-) morbilitas (-), ekstremitas deformitas (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hasil Rujukan Satuan


Hemoglobin 12,7 L: 13-17, P: 11-15 g/dl
Leukosit 19,9 4.000-10.000 /mm3
Eritrosit 4,9 L: 4.5-6.5 P: 3.9-5.6 Juta/ul
Hematokrit 39,6 L: 40-54 P: 35-47 %
Trombosit 171 150.000-500.000 /mm3

Waktu pembekuan 7,30 4-12 m.det

Waktu perdarahan 2,30 1-4 m.det


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hasil Rujukan Satuan

GDS 81 80 – 199 mg/dl

Hasil Rujukan
HbsAg Non-reaktif Non-reaktif
Anti HIV Non reaktif Non reaktif
Anti Salmonella
4 / Positif <2 negatif
Typhi Ig M
DIAGNOSIS

Demam tifoid dan Perforasi usus

TINDAKAN

Laparatomi
PERSIAPAN PRE OPERASI
Di Ruangan

Surat persetujuan operasi (+), surat persetujuan tindakan anestesi (+)RL 500 cc 28 tpm

Di Kamar Operasi

Meja operasi dengan asesoris yang diperlukan

Mesin anestesi dengan sistem aliran gasnya dan cadangan volatile agent

Alat-alat resusitasi (STATICS)

Obat-obat anestesia yang diperlukan.

Obat-obat resusitasi, misalnya; adrenalin, atropine, aminofilin, natrium bikarbonat dan lain-lainnya.

Menyiapkan pasien di meja operasi, memasang alat pantau tanda vital, tiang infus, pulse oxymetri

Evaluasi ulang status present pasien:

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 107 ×/menit

Respirasi : 26 ×/menit
25
Temperatur : 38 ºC
Laporan Anestesi Durante Operatif
Tanggal Operasi : 04 Februari 2019
Anestesiologi : dr.Ajutor Donny T, Sp.An
Jenis anestesi : General anastesi
Teknik anestesi : Intubasi
ETT : 7.0
Lama anestesi : 13.50 - 19.00 (5 jam 10 menit)
Lama operasi : 14.05 – 19,00 (4 jam 55 menit)
Ahli Bedah : dr. Muh. Ikhlas, Sp.B/ dr. Zaki
Posisi anestesi : Supine
Infus : tangan kanan dan tangan kiri
LAPORAN ANESTESI PASIEN

 Ahli Bedah : dr. Abdul Faris, Sp.OG (K)


 Anestesiologi : dr. Ajutor Donny T, Sp.An
 Jensi Anestesi : Anestesi Regional
 Teknik Anestesi : Sub Arachnoid Block
 Posisi : Supinasi
 Obat : Bupivacain
 Lama anestesi : 1 – (-)
 Lama operasi : 1 – 1 (55 menit)
 Status Fisik : ASA PS II E
 Jumlah Medikasi :
- Ranitidin 50 mg - Oxitocyn 10 IU
- Emegran 1 mg - Methylergometil 0,2 mg
- Efedrin 25 mg - Asam Tranexamat 250 mg
- Ketorolac 30 mg
 Obat-obatan yang diberikan :
Obat premedikasi: Dexamethason 10 mg dan Fentanil 100 µg, Emegran 1 mg, Ranitidin 50 mg
Obat induksi : Propofol 70 mg
Maintanance : O2, Sevoflurane 1,5 vol %
Relaksasi otot : Recuronium 10 mg
 Obat durante operatif :
Efedrin 20 mg
Petidin 50 mg
Asam tranexamat 250 mg
 Obat post operasi:
Ketorolac 30 mg
TERAPI CAIRAN
BB 64 Kg
EBV 50 cc/kg BB x 65kg = 3.575 cc
Jumlah perdarahan : ± 1.000 cc
% perdarahan 1.000/3.575 x 100% = 27,9 %

Pemberian cairan

Cairan masuk Cairan keluar


Pre operatif kristaloid RL 500 cc Perdarahan :
1000 cc
Durante operatif Kristaloid RL 3.300 cc +
Urin : ± 100 cc
Koloid Gelovusin 500 cc
+ PRC 700
Total input cairan : 4.500 cc
Cont”….
Input yang diperlukan selama operasi

1. Cairan Maintanance (M) : = 50 x kg BB


50 x 55 = 2.750 ml/kg/har + 10% = 3.025
Suhu tubuh pasien 38,3’C sehingga kebutuhan meningkat 10%
Cairan maintenance per jam
3.025 : 24 = 126 ml/jam

2. Cairan defisit urin selama 5 jam = 1000 ml


3. Stress Operasi Besar : 8 cc x 55 kg = 440 ml
4. Defisit darah selama 5 jam= 1.000 ml
Untuk mengganti kehilangan darah 1.000 cc diperlukan ± 3.000 cairan kristaloid.

Total kebutuhan cairan selama 5 jam operasi : = 126 + 672 + 440 + 100 +3000 = 4.338 ml
Cont”….
Cairan masuk
Kristaloid 3.300 mL
500 mL
PRC 700 ml
Total cairan masuk : 4.500 ml

Keseimbangan Cairan:
Cairan masuk – cairan dibutuhkan = 4.540 ml – 4.338 ml = + 152 ml
PEMBAHASAN
• Teknik anastesi yang digunakan adalah spinal anastesi dengan alasan
operasi yang dilakukan pada bagian tubuh inferior, sehingga cukup
memblok bagian tubuh inferior saja.

• Untuk premedikasi pada pasien ini diberikan Dexamethason 10 mg


dan Fentanil 100 µg, Emegran 1 mg, Ranitidin 50 mg

32
PEMBAHASAN
Dari hasil pemeriksaan pra anestesi baik dari anamnesis, pemeriksaan
fisik didapatkan masalah yang timbul, baik dari segi medis, bedah
maupun anestesi.
Refleksi kasus dari aspek medikolegal beserta penjelasan evidence:
undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 5 ayat
3
Refleksi dari aspek psikologis beserta penjelasan evidence: Kesiapan
psikologis untuk menjalani operasi berpengaruh pada kesembuhan
pasien. Penelitian Uddin et all (2002) mengenai kecemasan pre operasi
mendapatkan bahwa 60% pasien pra operasi mengekspresikan
ketakutan mereka.

33
PEMBAHASAN
TERAPI CAIRAN
Berat Badan : 55 kg
Jumlah perdarahan : ±1000
EBV = BB (Kg)x 65ml/kgBB
=55x65ml/kgBB = 3.575 cc
% perdarahan = Jumlah Perdarahan : EBV x 100%
= 1000 : 3575 x 100%
= 27,9 %

34
PEMBAHASAN
𝑯𝒄𝒕 𝒑𝒂𝒔𝒊𝒆𝒏−𝑯𝒄𝒕 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓
𝑴𝑨𝑩𝑳 = 𝑬𝑩𝑽 ×
𝑯𝒄𝒕 𝒑𝒂𝒔𝒊𝒆𝒏+𝑯𝒄𝒕 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 / 𝟐
3575×(39,6−30)
=
(39,6+30)/2
3575 𝑥9,6
=
34,8
= 34320 : 34,8
= 986,20 ml

35
PEMBAHASAN
Cairan masuk :
Pre operatif : Kristaloid RL 500 cc
Durante operatif :Kristaloid RL 2500 cc
NaCl 0,9% 800cc
Gelofusin 500 cc
PRC 700
Cairan keluar :
 Perdarahan :±1000 cc
 Urin : ±100 cc

36
PEMBAHASAN
Perhitungan Cairan
Input yang diperlukan selama operasi :
Cairan Maintanance (M)
M = 50 x kg BB
50 x 55 = 2.750 ml/kg/har + 10% = 3.025
Suhu tubuh pasien 38,3’C sehingga kebutuhan meningkat 10%
Cairan maintenance per jam
3.025 : 24 = 126 ml/jam
Perkiraan defisit cairan
P = Lama puasa x Maintenance
= 16 x 126 cc
= 2.016 ml 37
PEMBAHASAN
Cairan masuk saat puasa
Cairan masuk puasa = Jumlah infus (TPM) x Lama Puasa (Menit)/20
= 28 x 960 /20
= 26.880/20
= 1.344 ml
Cairan defisit puasa – Cairan masuk puasa = 2.0168 – 1.344 ml
= 672 ml
Stress Operasi berat = 8cc/kgBB/jam x BB
= 8cc x 55kg
= 440cc/jam

38
PEMBAHASAN
Cairan defisit darah selama operasi : 1000 ml x 3
= 3000ml Kristaloid :
Total kebutuhan cairan selama 5 jam operasi  RL: 500 ml + 500 ml + 500 ml+ 500 ml
+ 500 ml= 2500 ml
Kebutuhan cairan operasi  NaCl 0,9%: 500 + 300= 800
= M + Defisit Cairan Selama Puasa + Stress Koloid : 500 ml
Operasi + Urin + deficit darah selama operasi
= 126 + 672 + 440 + 100 +3000
PRC : 700
= 4.338 ml
Total cairan masuk : 4.500 ml
Cairan masuk
Keseimbangan kebutuhan :
Kristaloid : Cairan masuk – cairan yang dibutuhkan =
 RL: 500 ml + 500 ml + 500 ml+ 500 ml + 500
4.500 ml – 4.338 ml = + 152 ml
ml= 2500 ml
 NaCl 0,9%: 500 + 300= 800
Koloid : 500 ml
PRC : 700 39
ANY QUESTIONS
?

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai