REFKA Ferahi
REFKA Ferahi
Pembimbing
dr. Ferry Lumintang, Sp. An
PENDAHULUAN
•Anestesia atau pembiusan berasal dari bahasa Yunani yaitu An – tidak
atau tanpa dan aesthesos – persepsi atau kemampuan merasa
•Demam Tifoid adalah penyakit sistemik endemik yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi. Penularan penyakit ini malalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi1 komplikasi paling sering dari penyakit ini
adalah perforasi usus. 2
•Air merupakan komponen utama dalam tubuh yakni sekitar 60% dari
berat badan pada laki-laki dewasa.
PENDAHULUAN
Alasan ketertarikan pemilihan kasus ini karena pasien ini
menderita demam tifoid dan perforasi usus dimana kita
ketahui bahwa perforasi usus menyebabkan kebutuhan cairan
meningkat karena terjadi kebocoran dari usus sehingga semua
cairan di intravaskuler masuk ke rongga peritoneum selain itu
pasien ini juga merupakan pasien emergency di karenakan
sebelumnya pasien pernah menolak untuk melakukan operasi.
Anestesi spinal atau epidural paling umum dilakukan dalam
bedah caesaria. Kedua teknik tersebut memungkinkan ibu
untuk tetap sadar pada saat kelahiran dan mendengar suara
tangisan dari bayinya, sehingga teknik anestesi tersebut
menjadi pilihan utama para ibu hamil dan dokter.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perforasi Usus
Peroferasi usus merupakan komplikasi pada 1-5% penderita yang
dirawat, biasanya terjadi pada minggu ke tiga, tetapi dapat terjadi
selama masa sakit. Perforasi menyebabkan tekanan darah menurun,
nadi bertambah cepat dan timbul nyeri hebat.3
RESUSITASI CAIRAN
Ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh,
sehingga seringkali dapat menyebabkan syok. Terapi ini
ditujukan pula untuk ekspansi cepat dari cairan intravaskuler
dan memperbaiki perfusi jaringan.
CARA MEMBERIKAN
ANESTESI
Nama : Ny. E
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 55 kg
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Donggala
No. Rekam Medik : 530286
Tanggal Operasi : 04 Februari 2019
1. ANAMNESIS ( Allo Anamnesa )
Keluhan Utama : Demam
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien perempuan umur 20 tahun masuk RS Anutapura atas rujukan dari RS
Kabelota dengan keluhan demam dan penurunan kesadaran, demam dirasakan
kurang lebih selama 15 hari. Demam hilang timbul, demam biasanya meningkat
saat sore dan malam hari kemudian berkurang saat pagi hari tetapi tidak mencapai
suhu normal. Sebelum masuk RS pasien juga mengeluh mual dan muntah disertai
susah saat BAB. Pasien telah mengonsumsi obat penurun panas tetapi tidak ada
perubahan pada demamnya. Pasien sempat di rawat 1 hari di RS Kabelota
Donggala. Pasien masuk dengan menggunakan kateter. Pasien ini merupakan
pasien Emergency karena sebelumnya pasien telah dijadwalkan oprasi tetapi
keluarga pasien menolak untuk melakukan operasi
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat penyakit hipertensi(-)
Riwayat penyakit asma (-)
Riwayat alergi obat dan makanan(-)
Riwayat diabetes melitus (-)
Riwayat trauma atau kecelakaan (-)
Allergies :
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi makanan dan obat-obatan.
B3 (BRAIN):
BAK (+), melalui kateter, warna kuning jernih, Masalah pada sistem
renal/endokrin (-)
B5 (BOWEL):
Keluhan mual (+), muntah (+). Abdomen: Inspeksi tampak cembung, ,
Auskultasi peristaltik (+), kesan menurun, Palpasi nyeri tekan (+), tidak
teraba massa, Perkusi redup (+) pada seluruh lapang abdomen.
Hasil Rujukan
HbsAg Non-reaktif Non-reaktif
Anti HIV Non reaktif Non reaktif
Anti Salmonella
4 / Positif <2 negatif
Typhi Ig M
DIAGNOSIS
TINDAKAN
Laparatomi
PERSIAPAN PRE OPERASI
Di Ruangan
Surat persetujuan operasi (+), surat persetujuan tindakan anestesi (+)RL 500 cc 28 tpm
Di Kamar Operasi
Mesin anestesi dengan sistem aliran gasnya dan cadangan volatile agent
Obat-obat resusitasi, misalnya; adrenalin, atropine, aminofilin, natrium bikarbonat dan lain-lainnya.
Menyiapkan pasien di meja operasi, memasang alat pantau tanda vital, tiang infus, pulse oxymetri
Respirasi : 26 ×/menit
25
Temperatur : 38 ºC
Laporan Anestesi Durante Operatif
Tanggal Operasi : 04 Februari 2019
Anestesiologi : dr.Ajutor Donny T, Sp.An
Jenis anestesi : General anastesi
Teknik anestesi : Intubasi
ETT : 7.0
Lama anestesi : 13.50 - 19.00 (5 jam 10 menit)
Lama operasi : 14.05 – 19,00 (4 jam 55 menit)
Ahli Bedah : dr. Muh. Ikhlas, Sp.B/ dr. Zaki
Posisi anestesi : Supine
Infus : tangan kanan dan tangan kiri
LAPORAN ANESTESI PASIEN
Pemberian cairan
Total kebutuhan cairan selama 5 jam operasi : = 126 + 672 + 440 + 100 +3000 = 4.338 ml
Cont”….
Cairan masuk
Kristaloid 3.300 mL
500 mL
PRC 700 ml
Total cairan masuk : 4.500 ml
Keseimbangan Cairan:
Cairan masuk – cairan dibutuhkan = 4.540 ml – 4.338 ml = + 152 ml
PEMBAHASAN
• Teknik anastesi yang digunakan adalah spinal anastesi dengan alasan
operasi yang dilakukan pada bagian tubuh inferior, sehingga cukup
memblok bagian tubuh inferior saja.
32
PEMBAHASAN
Dari hasil pemeriksaan pra anestesi baik dari anamnesis, pemeriksaan
fisik didapatkan masalah yang timbul, baik dari segi medis, bedah
maupun anestesi.
Refleksi kasus dari aspek medikolegal beserta penjelasan evidence:
undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 5 ayat
3
Refleksi dari aspek psikologis beserta penjelasan evidence: Kesiapan
psikologis untuk menjalani operasi berpengaruh pada kesembuhan
pasien. Penelitian Uddin et all (2002) mengenai kecemasan pre operasi
mendapatkan bahwa 60% pasien pra operasi mengekspresikan
ketakutan mereka.
33
PEMBAHASAN
TERAPI CAIRAN
Berat Badan : 55 kg
Jumlah perdarahan : ±1000
EBV = BB (Kg)x 65ml/kgBB
=55x65ml/kgBB = 3.575 cc
% perdarahan = Jumlah Perdarahan : EBV x 100%
= 1000 : 3575 x 100%
= 27,9 %
34
PEMBAHASAN
𝑯𝒄𝒕 𝒑𝒂𝒔𝒊𝒆𝒏−𝑯𝒄𝒕 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓
𝑴𝑨𝑩𝑳 = 𝑬𝑩𝑽 ×
𝑯𝒄𝒕 𝒑𝒂𝒔𝒊𝒆𝒏+𝑯𝒄𝒕 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 / 𝟐
3575×(39,6−30)
=
(39,6+30)/2
3575 𝑥9,6
=
34,8
= 34320 : 34,8
= 986,20 ml
35
PEMBAHASAN
Cairan masuk :
Pre operatif : Kristaloid RL 500 cc
Durante operatif :Kristaloid RL 2500 cc
NaCl 0,9% 800cc
Gelofusin 500 cc
PRC 700
Cairan keluar :
Perdarahan :±1000 cc
Urin : ±100 cc
36
PEMBAHASAN
Perhitungan Cairan
Input yang diperlukan selama operasi :
Cairan Maintanance (M)
M = 50 x kg BB
50 x 55 = 2.750 ml/kg/har + 10% = 3.025
Suhu tubuh pasien 38,3’C sehingga kebutuhan meningkat 10%
Cairan maintenance per jam
3.025 : 24 = 126 ml/jam
Perkiraan defisit cairan
P = Lama puasa x Maintenance
= 16 x 126 cc
= 2.016 ml 37
PEMBAHASAN
Cairan masuk saat puasa
Cairan masuk puasa = Jumlah infus (TPM) x Lama Puasa (Menit)/20
= 28 x 960 /20
= 26.880/20
= 1.344 ml
Cairan defisit puasa – Cairan masuk puasa = 2.0168 – 1.344 ml
= 672 ml
Stress Operasi berat = 8cc/kgBB/jam x BB
= 8cc x 55kg
= 440cc/jam
38
PEMBAHASAN
Cairan defisit darah selama operasi : 1000 ml x 3
= 3000ml Kristaloid :
Total kebutuhan cairan selama 5 jam operasi RL: 500 ml + 500 ml + 500 ml+ 500 ml
+ 500 ml= 2500 ml
Kebutuhan cairan operasi NaCl 0,9%: 500 + 300= 800
= M + Defisit Cairan Selama Puasa + Stress Koloid : 500 ml
Operasi + Urin + deficit darah selama operasi
= 126 + 672 + 440 + 100 +3000
PRC : 700
= 4.338 ml
Total cairan masuk : 4.500 ml
Cairan masuk
Keseimbangan kebutuhan :
Kristaloid : Cairan masuk – cairan yang dibutuhkan =
RL: 500 ml + 500 ml + 500 ml+ 500 ml + 500
4.500 ml – 4.338 ml = + 152 ml
ml= 2500 ml
NaCl 0,9%: 500 + 300= 800
Koloid : 500 ml
PRC : 700 39
ANY QUESTIONS
?
TERIMA KASIH