Anda di halaman 1dari 36

MOMENTUM LINEAR

dan
TUMBUKAN
Momentum Linear :
p x  mv x

(9-1) p  mv p y  mv y (9-2)

p z  mv z
Laju perubahan momentum
dp
Hukum Newton II : F (9-3)
dt
Bagaimanakah momentum benda yang terisolasi, yaitu tidak ada
gaya yang bekerja pada benda tersebut ?

(9-4) dp  Fdt
Impuls
tf
(9-5) p  p f  p i  t i
Fdt
Impuls :
tf Impuls suatu gaya F sama dengan
(9-6) I t i
Fdt  p perubahan momentum benda.
Teorema Impuls-Momentum
F

Gaya rata-rata :
1 t
F   Fdt
f

(9-7)
t t
t
i

ti tf
I  p  Ft (9-8)

Untuk F konstan :
I  p  Ft (9-9)
KEKEKALAN MOMENTUM LINIER
UNTUK SISTEM DUA PARTIKEL
p1 = m1v1 Hukum Newton III
dp dp
F12  1 F21  2 F12   F21
dt dt
F12  F21  0
m1
dp1 dp 2 d
F12  0 ( p1  p 2 )  0
dt dt dt
F21
P  p1  p 2  konstan (9-10)

m2 Pix  Pfx Piy  Pfy Piz  Pfz


p2 = m2v2
Momentum partikel di dalam
p1 suatu sistem tertutup selalu tetap
P  p1  p 2
Hukum kekekalan momentum

p2 m1v1i  m2 v 2i  m1v1 f  m2 v 2 f (9-11)

p1i  p 2i  p1 f  p 2 f (9-12)
TUMBUKAN
Interaksi antar partikel yang berlangsung
dalam selang waktu yang sangat singkat Gaya impulsiv

Diasumsikan jauh lebih besar


Kontak langsung
F12 F21 dari gaya luar yang ada
m1 m2
Hukum Newton III dp
F (9-3)
F12 F12   F21
dt
p
Proses hamburan p1  tt12F12 dt
+

++ p1   p 2
p 2  tt12F21dt
He4 F21 p1  p 2  0
F  ( p1  p 2 )  0 P  p1  p 2  konstan

F12 Pada setiap tumbukan jumlah momentum sistem


sesaat sebelum tumbukan adalah sama dengan
t
jumlah momentumnya sesaat setelah tumbukan
F21
Hukum kekekalan momentum berlaku pada setiap tumbukan
Klasifikasi Tumbukan
Tumbukan Lenting Sempurna Berlaku hukum kekekalan momentum
dan kekekalan energi

Tumbukan Lenting Sebagian Energi mekanik berkurang


(tak berlaku hukum kekekalan energi mekanik)

Tumbukan Tak Lenting sama sekali Setelah tumbukan kedua partikel menyatu

Untuk tumbukan tak lenting sama sekali dalam satu dimensi

Sebelum tumbukan Setelah tumbukan

v2i v1i vf
m2 m1
m1 + m2

Hukum kekekalan momentum : m1v1i  m2 v2i  ( m1  m2 )v f (9-13)


m1v1i  m2 v2i
vf  (9-14)
m1  m2
Untuk tumbukan lenting sempurna dalam satu dimensi
Sebelum tumbukan Setelah tumbukan
v2i v1i
v2f v1f
m2 m1
m2 m1

Hukum kekekalan momentum :


 m  m2   2m2 
v1 f   1 v1i    (9-20)
m1v1i  m2 v2i  m1v1 f  m2 v2 f (9-15) m
 1  m2 m
 1  m2
1 m v2  12 m2 v22i  12 m1v12f  12 m2 v22 f
2 1 1i (9-16)  2m1   m  m1 
v2 f   v1i   2  (9-21)
m1 ( v12i  v12f )  m2 ( v22 f  v22i )  m1  m2   m1  m2 
m1 ( v1i  v1 f )(v1i  v1 f )  m2 ( v2 f  v2i )(v2 f  v2i ) (9-17)
m1 ( v1i  v1 f )  m2 ( v2 f  v2i ) (9-18)
v1i  v1 f  v2 f  v2i
v1i  v2i  ( v1 f  v2 f ) (9-19)
TUMBUKAN DALAM DUA DIMENSI
v1f sin 
v1f

Sebelum tumbukan Setelah tumbukan v1f cos 


m1

v1i 
m1 

m2 v2f cos 
m2

-v2f sin  v2f

Komponen ke arah x : m1v1i  m1v1 f cos  m2 v2 f cos (9-24a)


0  m1v1 f sin   m2 v2 f sin  (9-24b)

Jika tumbukan lenting sempurna : 1 m v2  12 m1v12f  12 m2 v22 f


2 1 1i (9-24a)
Y Pusat Massa Sistem Partikel
m2
m1 y1  m2 y2
y2  yc 
m1  m2
m1
yc
y1
X

Bagaimana jika massanya lebih dari dua ?


n n
m1 y1  m2 y2      mn yn  mi yi  mi yi
yc   i 1n  i 1
m1  m2      mn M
 mi
i 1

Bagaimana jika massanya tersebar di dalam ruang ?


n
 mi yi
yc  i 1
M
n
 mi xi
xc  i 1 rc  xc ˆi  yc ˆj  zc kˆ
M
n  mi xi ˆi   mi yi ˆj   mi zi kˆ
 mi zi rc 
M
zc  i 1
M
 mi ( xi ˆi  yi ˆj  zi kˆ )
rc 
M
 mi ri ri  xi ˆi  yi ˆj  zi kˆ
rc 
M

Bagaimana untuk benda pejal (sistem partikel kontinyu) ?


Z
rc 
 ri mi
M
mi  ri mi
 rc  lim
PM mi 0 M
ri
rc 1
rc   rdm
M
X
1
Y xc   xdm
M
1
yc   ydm
M
1
zc   zdm
M
Gerak Sistem Partikel

  mi i   i i
drc 1 dr mv
Kecepatan : v c 
dt M dt M

Momentum : Mv c   mi vi   p = P

dv c 1 dv 1
Percepatan : ac    mi i   miai
dt M dt M
dP
Mac   miai   Fi 
dt
dP P  Mv c  konstan
 Fi  0 0
dt
v v+v

( M  m) v  M ( v  v)  m( v  v e )

Mv  v e m

Untuk interval waktu yang sangat pendek :

Mdv  ve dm Massa bahan bakar


M+m M yang terbakar
dm  dM
Pengurangan
ve Mdv   v e dM massa roket
pi  ( M  m) v
vf Mf dM
Kecepatan bahan bakar
v - ve v i
dv   v e M i M
relatip terhadap roket m  Mi 
v f  v i  v e ln 
M f 
 
Problem 1. Sepatu luncur

Mula-mula, dua pemain sepatu


luncur saling mendiring satu
smaa lain. Di atas es halus
(gesekan diabaikan). Seorang
wanita (m = 54 kg) dan seorang
pria (m = 88 kg). wanita tersebut
bergerak menjauh dengan
kecepatan V = 2,5 m/s. Tentukan
kecepatan mundur pria tersebut.

15
Problem 2.
Tumbukan satu dimensi
Sebuah bola bermassa m1 = 0,25
kg bergerak dengan kecepatan V1
= 5 m/s bertumbukan dengan
bola lain yang bermassa m2 = 0,8
kg yang awalnya diam (V2 = 0
m/s). tidak ada gaya luar yang
bekerja pada bola. Jika tumbukan
elastic, berapa kecepatan bola
setelah bertumbukan?

16
Problem 3.
Ayunan balistik
Ayunan balistik yang tersusun dari
balok kayu (m = 2,5 kg)
ditangguhkan oleh kawat yang
massanya diabaikan. Sebuah
peluru (m = 0,01 kg) ditembakkan
dengan kecepatan V1. Setelah
bertumbukan, balok kayu
memiliki kecepatan Vf dan
kemudian berayun ke ketinggian
maksimum 0,65 m di atas posisi
awal. Tentukan kecepatan V1
peluru dengan asumsi gaya gesek
udara diabaikan. 17
Problem 4.
Roket
Sebuah pesawat angkasa luar, terdiri atas dua bagian, yaitu
bagian yang membawa penumpang (kapsul) massanya 50 kg dan
pesawat pendorong massanya 30 kg. Ketika berada di ruang
hampa, kecepatannya 3600 km/jam. Kemudian pesawat
pendorong dilepas dalam waktu 0,5 detik, dengan kecepatan
relatif 300 km/jam.

Tentukan:
a.Percepatan rata-ratanya;
b.Kecepatan akhirnya.

18
PENYELESAIAN

19
Problem 1.Sepatu Luncur

Mula-mula, dua pemain sepatu


luncur saling mendiring satu
smaa lain. Di atas es halus
(gesekan diabaikan). Seorang
wanita (m = 54 kg) dan seorang
pria (m = 88 kg). wanita tersebut
bergerak menjauh dengan
kecepatan V = 2,5 m/s. Tentukan
kecepatan mundur pria tersebut.

20
Untuk dua keadaan sistem pemain sluncur es tersebut, apa saja
gayanya?
Dalam arah horisontal

Gaya internal
F12 F21 Sistem diambil secara bersamaan =
0

Tanpa gaya eksternal


Sistem terisolasi
Konsevasi momentum

21
m1vf1 + m2vf2 = 0

after pushing before pushing

 m1v f 1  (54kg )(2.5m / s )


vf 2    1.5m / s
m2 88kg

Setelah mendorong sebelum mendorong


penting untuk menyadari bahwa momentum total
linier dapat dilestarikan bahkan ketika energi kinetik
dari masing-masing bagian suatu sistem berubah.
22
Problem 2.
Tumbukan dalam Satu Dimensi
Bola bermassa m1 = 0,25kg
dan kecepatan v01 = 5m / s
bertabrakan dengan bola
bermassa m2 = 0,8 kg yang
awalnya diam (v02 = 0m /
s). Tidak ada kekuatan
eksternal yang bekerja pada
bola. Jika tumbukan elastis,
berapakah kecepatan bola
setelah tumbukan? 23
m1v f 1  m2 v f 2  m1v01  0 (1)

Total momentum Total momentum b


after collision efore collision

1 2 1 2 1 2
(2) m1v f 1  m2 v f 2  m1v01  0
2 2 2
Total kinetic energy Total kinetic energy
after collision before collision

m1v01  m2 v f 2
v f1  (3)
m1
24
Substitute in (2)
2
1  m1v01  m2 v f 2  1 1
m1    m2 v f 2  m1v021
2

2  m1  2 2

1 m v  m v  2m1m2 v01 v f 2 1 m2 m v
2 2 2 2 2
1 01 2 f2 1 f2 1
  m1v01
2

2 m1 2 m1 2

m12 v021 m1v021  m22  m1m2  2 2m1m2 v01 v f 2


   v f 2  0
2m1 2  2m1  2m1
25
m2 2m1m2
 m1  m2  v f 2 
2
v01 v f 2
2m1 2m1

 m2  m1  v f 2
2
 2m1v01 v f 2

2m1
v f2  v01
m1  m2
26
Substitute in (1)

m1v f1  m1v01  m2 v f 2
2m1
 m1v01  m2 v01
m1  m2

 2m2 
 m1 1  v01
 m1  m2 
27
 m1  m2  2m2 
m1v f1  m1   v01
 m1  m2 

 m1  m2 
v f1    v01
 m1  m2 

28
m1=0.25, m2=0.8

v01 =5 m/s, v02= 0

 0.25  0.8 
v f1   5  2.62m / s
 0.25  0.8 

2  0.25
v f2   5  2.38m / s
0.25  0.8

29
Problem 3.
Pendulum balistik
Pendulum balistik terdiri dari satu
balok kayu (massa M2=2,5 kg)
ditangguhkan oleh kawat massa
diabaikan . peluru (massa = 0,01
kg) ditembakkan dengan
kecepatan V01. Setelah tabrakan ,
blok memiliki kecepatan Vf dan
kemudian berayun ke ketinggian
maximum0,65 m diatas posisi
awal. Temukan kecepatan V01
dari peluru, dengan asumsi
hambatan udara dapat diabaikan
30
Just before Just after
collision collision Is conservation of energy valid?

No (completely inelastic)

Is conservation of momentum valid?

m1+m2 Yes (no external forces )


vf

31
(m1  m2 )v f  m1v01
Total momentum Total momentum be
after collision fore collision

m1  m2
v01  vf
m1

32
hf=0.65 m

vf
Applying conservation of energy

1 2
(m1  m2 ) gh f  (m1  m2 )v f
2
Total mechanical energy at top Total mechanical energy at bot
of swing, all potential tom of swing, all kinetic
33
 896m / s

34
Problem 4.
Roket
Sebuah pesawat angkasa luar, terdiri atas dua bagian, yaitu
bagian yang membawa penumpang (kapsul) massanya 50 kg dan
pesawat pendorong massanya 30 kg. Ketika berada di ruang
hampa, kecepatannya 3600 km/jam. Kemudian pesawat
pendorong dilepas dalam waktu 0,5 detik, dengan kecepatan
relatif 300 km/jam.

Tentukan:
a.Percepatan rata-ratanya;
b.Kecepatan akhirnya.

35
Jawab:
Di ruang hampa udara g = 0

a.a = (vr/m) . (m/t)

vr = 300 km/j = 83,33 m/dt2


m = 50 + 30 = 80 kg.
m = 30 kg
t = 0,5 dt
Percepatan rata-ratanya
a = (83,88 . 30) / (80 . 0,5) = 62,5 m/dt2

b. v = vo + vr ln (m0/m)

v0 = 3600 km/j = 1000 m/dt


vr = 83,33 m/dt
m0 = 80 kg
m = 50 kg

Kecepatan akhirnya 36

v = 1000 + 83,33 . Ln (80/50) = 1039, 16 m/dt.

Anda mungkin juga menyukai