Anda di halaman 1dari 36

Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

STRUKTUR ATOM DAN


TABEL PERIODIK UNSUR

 Bab I

Struktur Atom dan Tabel


1 Periodik Unsur
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Peta Konsep
Eksperimen yang Menunjukkan
Spektrum
Adanya Elektron, Proton, Inti
Garis
Atom, dan Neutron
sebagai dasar
menghasilkan
Teori Atom
Bohr
Massa atom Relatif/
dapat menentukan
Massa Molekul Relatif

Distribusi
Elektron

untuk memperkirakan
sebagai dasar

Tabel Periodik Sifat Logam/Nonlogam, Jari-Jari Atom/Ion,


Unsur Kerapatan Massa, Kekerasan, Titik Leleh,
Titik Didih, Energi Ionisasi, Afinitas Elektron,
pengelompokan
Elektronegativitas, Kereaktifan

Sifat Keperiodikan Unsur


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

A. Struktur Atom
Teori atom Dalton (1804):

1. Suatu zat tersusun dari suatu partikel sangat kecil yang tidak
dapat dibagi lagi, yaitu atom.

2. Atom dari suatu unsur yang sama adalah identik dan memiliki
berat, ukuran, serta bentuk yang sama, tetapi berbeda dari
atom- atom unsur lain.

3. Atom suatu unsur bersifat permanen dan tidak dapat teruraikan.

4. Suatu senyawa terbentuk dari penggabungan dua atau lebih


atom unsur.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

1. Eksperimen yang Menunjukkan Adanya Elektron

Sinar katode keluar dari katode (elektrode negatif) menuju ke


anode (elektrode positif).
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Sifat-sifat sinar katode, antara lain sebagai berikut.

1. Bergerak lurus dari katode menuju anode.

2. Sinar katode merupakan partikel yang bermuatan.

3. Sinar katode merupakan partikel yang bermuatan negatif.

4. Partikel katode tidak bergantung pada bahan katode maupun


gas yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
semua atom terdapat partikel yang bermuatan negatif. Oleh
Thomson, partikel ini disebut elektron.

5. Muatan elektron = 1,6 x 10–19 coulomb, sedangkan massanya


= 9,107 x 10–28 g.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Berdasarkan penemuan elektron, J.J. Thomson (1904)


mengemukakan teori atomnya sebagai berikut.

Atom merupakan suatu bola yang bermuatan positif. Di tempat-


tempat tertentu terdapat elektron yang bermuatan negatif. Jumlah
muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Eksperimen yang Menunjukkan Adanya Proton

Jika pada percobaan sinar katode digunakan katode yang berlubang


dan dinding belakangnya dilapisi dengan ZnS, pada dinding belakang
tersebut akan terjadi perpendaran. Hal ini mengindikasikan bahwa
ada partikel dari anode yang menumbuk lapisan ZnS yang berada di
belakang lempeng katode.

Sinar yang dihasilkan


tersebut berupa partikel
positif yang juga disebut
sinar terusan atau sinar
kanal.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

 Sinar positif bergantung pada jenis gas yang digunakan.

 Untuk gas hidrogen (gas yang paling ringan), sinar positif


tersebut massanya = 1.837 x massa 1 elektron atau
1,6729 x 10–24 g (1,00758 satuan massa atom).

 Atom hidrogen merupakan atom yang paling ringan, dianggap


bahwa ion hidrogen adalah suatu partikel dasar yang
mengandung muatan positif. Partikel tersebut disebut proton.

 Muatan proton sama dengan muatan elektron, tetapi tandanya


berlawanan.

 Banyaknya proton dalam suatu atom khas bagi suatu atom,


misalnya atom karbon mempunyai jumlah proton 6, oksigen 8,
dan natrium 11.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

3. Eksperimen yang Menunjukkan Adanya Inti Atom


Ernest Rutherford (1909) melakukan eksperimen dengan
menembakkan partikel alfa () pada suatu lempeng logam yang
tipis. Hasil eksperimennya menunjukkan bahwa sebagian besar
partikel alfa diteruskan dan hanya sebagian kecil yang
dihamburkan dan dipantulkan.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Adanya partikel alfa yang dihamburkan menunjukkan bahwa seluruh


muatan positif dan hampir seluruh massa atom terkonsentrasi pada
pusat atom yang disebut inti atom.

Sebagian besar partikel alfa diteruskan dan hanya sebagian kecil yang
dihamburkan. Hal itu mengindikasikan bahwa sebagian besar bagian
atom merupakan tempat yang kosong.

Teori atom Rutherford

Atom terdiri atas inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif.
Hampir seluruh massa atom terpusat pada inti. Elektron mengelilingi
inti atom dalam orbit tertentu pada jarak yang relatif besar dari inti.
Karena atom bersifat netral, jumlah elektron di dalam atom sama
dengan jumlah muatan inti atom.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

4. Eksperimen yang Menunjukkan Adanya Neutron

Pada tahun 1932, Chadwick menembakkan partikel alfa pada


lempeng berilium. Ternyata, dihasilkan partikel netral yang
kemudian disebut sebagai neutron.

Diperkirakan bahwa inti atom


tersusun dari proton dan neutron.
Jumlah neutron tidak merupakan
sifat khas dari suatu unsur.

Bagan eksperimen Chadwick


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

B. Nomor Atom dan Nomor Massa


 Nomor atom menyatakan jumlah proton yang terdapat dalam
inti atom.
 Nomor atom juga menyatakan jumlah elektron yang terdapat
dalam atom (untuk atom netral).
 Nomor massa menyatakan jumlah proton dan neutron yang
terdapat dalam inti atom.

Z = lambang unsur
a = nomor atom
b
a Z = jumlah proton = jumlah elektron
b = nomor massa
= jumlah proton (p) + neutron (n)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Hitunglah jumlah proton, elektron, dan neutron untuk
A. 168 O B. 2311Na

Jawab:
16
A. 8 O : nomor atom O = 8, jumlah proton = jumlah elektron = 8,
dan nomor massa O = 16
p + n = 16
8 + n = 16
n = jumlah neutron = 16 – 8 = 8
23
B. Na : nomor atom Na = 11, jumlah proton = jumlah elektron = 11,
11
dan nomor massa Na = 23
p + n = 23
11 + n = 23
n = jumlah neutron = 23 – 11 = 12
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Isotop, Isobar, dan Isoton

Isotop adalah suatu unsur yang mempunyai nomor atom sama,


tetapi nomor massanya berbeda. Dengan kata lain, isotop adalah
suatu unsur yang jumlah protonnya sama, tetapi jumlah neutronnya
berbeda. Contohnya adalah
16 17
8 O dengan 8 O
Isobar adalah unsur-unsur yang nomor massanya sama, tetapi
nomor atomnya berbeda. Contohnya adalah
14 14
7 N dengan 6 C
Isoton adalah unsur-unsur yang berbeda, tetapi mempunyai
jumlah neutron yang sama. Contohnya adalah
23 24
11 Na dengan 12 Mg
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
37
Isotop Cl terdiri atas 35
17 Cl
dan 17 Cl. Jika terdapat 75% 35
17 Cl
37
dan 25% 17 Cl, berapa massa rata-rata atom Cl?

Jawab:

Massa rata-rata Cl = (75% x 35) + (25% x 37)


= 26,25 + 9,25
= 35,5
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

C. Teori Atom Niels Bohr


Niels Bohr mengemukakan teori atomnya yang bertitik tolak pada
anggapan berikut.
1. Elektron-elektron dalam mengelilingi inti atom berada pada tingkat
energi atau lintasan tertentu yang disebut kulit atom.

Tingkat energi yang paling rendah adalah tingkat energi yang paling
dekat dengan inti atom dan disebut tingkat energi pertama atau kulit K.

Tingkat energi berikutnya berada lebih luar lagi atau disebut kulit L, M,
N, O, dan seterusnya.

2. Selama elektron bergerak dalam lintasannya, elektron tidak


memancarkan energinya dalam bentuk radiasi.

3. Elektron dapat pindah dari tingkat energi (lintasan) yang rendah (dekat
dengan inti atom) ke tingkat energi (lintasan) yang lebih tinggi (lebih
jauh dari inti) jika menyerap energi.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

4. Sebaliknya, elektron dapat melepaskan energi jika pindah dari tingkat


energi yang tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah

Banyaknya elektron maksimum yang ada di setiap kulit atom


dirumuskan = 2n2 , n = nomor kulit atom (nilai n = 1, 2, 3, 4, ...).
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Hubungan Distribusi Elektron dengan Sifat-Sifat Unsur

Sifat suatu unsur bergantung pada distribusi elektronnya.

 Unsur-unsur yang elektron valensinya kecil (≤ 3) bersifat


logam (umumnya keras, dapat ditempa, dapat menghantarkan
panas dan listrik, serta mudah membentuk ion positif).

 Unsur-unsur yang elektron valensinya besar (≥ 4) bersifat


nonlogam (umumnya lunak, tidak dapat ditempa, tidak dapat
menghantarkan arus listrik dan panas, serta mudah
membentuk ion negatif).
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

D. Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa Molekul


Relatif (Mr)

1. Massa Atom Relatif (Ar)

Massa atom relatif suatu unsur X (Ar X) adalah perbandingan


1
massa rata-rata satu atom unsur tersebut dengan x massa
12
satu atom 12C.

massa 1 atom X
Ar X 
1 12
massa 1 atom C
12
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Tentukan massa atom relatif unsur:
A. N; B. Na.
(Diketahui massa rata-rata 1 atom N = 14,0067 sma dan massa
rata-rata 1 atom Na = 22,99 sma.)

Jawab:
massa 1 atom N massa 1 atom Na
A. Ar N  B. Ar Na 
1 12 1
massa 1 atom C massa 1 atom 12 C
12 12

14,0067 sma 22,99 sma


 
1 sma 1 sma

 14,0067  22,99
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Massa Molekul Relatif (Mr)

Massa molekul relatif (Mr) suatu molekul Y adalah perbandingan


1
antara massa satu molekul Y dengan × massa satu atom 12C.
12

massa 1 molekul Y
Mr Y 
1
massa 1 atom 12 C
12

Massa 1 molekul Y = jumlah massa dari atom-atom penyusun


molekul Y. Massa rumus relatif (Mr) menyatakan jumlah massa
atom yang tercantum dalam rumus kimia suatu zat.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Tentukan massa molekul relatif molekul-molekul (massa atom relatif
unsur-unsur lihat pada tabel periodik unsur dan gunakan bilangan
bulat): A. Al2(SO4)3; B. Na2CO3.10H2O.
Jawab:
A. Al2(SO4)3 terdiri atas 2 atom Al, 3 atom S, dan (3 × 4) atom O.
Mr Al2(SO4)3 = 2.Ar Al + 3.Ar S + 12.Ar O
= 2(27) + 3(32) + 12(16)
= 342
B. Na2CO3.10H2O terdiri atas 2 atom Na, 1 atom C, (3 + 10) atom O,
dan (2 × 10) atom H.
Mr Na2CO3.10H2O = 2.Ar Na + 1.Ar C + 13.Ar O + 20.Ar H
= 2(23) + 1(12) + 13(16) + 20(1)
= 286
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

E. Tabel Periodik Unsur


1. Hukum Triade dari Dobereiner
Tiap-tiap tiga unsur yang mempunyai persamaan sifat disusun
dalam satu kelompok yang disebut triade. Ternyata, massa atom
unsur yang di tengah mendekati setengah jumlah massa atom
unsur pertama dan ketiga.

Setengah Jumlah Massa Atom


Triade Massa atom
pertama dan ketiga
Ca
Sr
40
87
40  137 
88,5
Ba 137 2

40  137 
Cl 35
Br 80 80
I 127 2
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Hukum Oktaf dari John Newlands


 John Newlands (1863) menyusun unsur-unsur menurut
naiknya massa atom.
 Dalam susunan unsur tersebut, unsur kedelapan mempunyai
sifat yang sama dengan unsur pertama, unsur kesembilan
sama dengan unsur kedua, dan seterusnya seperti oktaf
dalam musik.
 Beberapa unsur selanjutnya tidak menunjukkan kesamaan
sifat seperti yang diharapkan. Meskipun demikian, teori ini
merupakan pembuka jalan bagi penggolongan unsur.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

3. Tabel Periodik Unsur Mendeleyev dan Lothar Meyer


 Dmitri Ivanovich Mendeleyev (1869) menyelidiki hubungan
massa atom dengan sifat-sifat kimia.

 Bersamaan dengan itu, Lothar Meyer (1870) menyelidiki


hubungan massa atom dengan sifat-sifat fisika.

 Keduanya menghasilkan suatu daftar yang hampir sama.


Karena alasan-alasan Mendeleyev lebih kuat dan lebih dapat
dikembangkan, daftar tersebut lebih dikenal sebagai susunan
berkala Mendeleyev.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Pokok-pokok susunan unsur Mendeleyev:


1. Atom-atom disusun menurut naiknya massa atom dengan
mengutamakan sifat-sifatnya.
Setelah tercapai sejumlah unsur, sifatnya berulang kembali
(sifat-sifat unsur merupakan fungsi berkala dari massa atom).
2. Mendeleyev meramalkan adanya unsur-unsur dan sifat-sifatnya
yang belum diketahui pada saat itu.
3. Dalam susunan berkala Mendeleyev,
unsur dibagi menjadi 8 deret vertikal yang dinamakan golongan
dan diusahakan agar unsur-unsur dalam masing-masing
golongan mempunyai sifat-sifat yang sama.
4. Tempat-tempat yang kosong diramalkan Mendeleyev akan
ditempati oleh unsur-unsur yang nantinya ditemukan.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

4. Tabel Periodik Bentuk Panjang


 Tabel berkala unsur yang baru disusun berdasarkan nomor
atom.

 Sifat-sifat unsur merupakan fungsi berkala dari nomor


atomnya.

 Tabel berkala unsur ini menghasilkan baris yang disebut


periode dan kolom yang disebut golongan.

 Dalam satu golongan, unsur-unsur mempunyai kemiripan sifat.


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

a. Periode dan Golongan


1) Periode
 Periode adalah baris dengan nomor atom yang urut dari kiri ke
kanan.
 Periode juga menyatakan banyaknya kulit atom yang terisi
elektron.
 Dalam tabel periodik unsur, terdapat tujuh periode.

2) Golongan
 Golongan merupakan kolom yang berisi unsur-unsur yang
mempunyai kemiripan sifat.
 Ada dua golongan pokok, yaitu golongan A (golongan utama)
dan golongan B (golongan transisi).
 Pada golongan A, nomor golongan menunjukkan banyaknya
elektron pada kulit terluar (elektron valensi) yang sama.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

b. Menentukan Letak Periode dan Golongan Utama (A)


Suatu Unsur dalam Tabel Periodik Unsur
Untuk menentukan letak periode dan golongan utama (A) suatu
unsur dalam tabel periodik unsur, kita dapat menggunakan
pedoman sebagai berikut.

1. Menentukan distribusi elektron, yaitu susunan elektron pada


setiap kulit atom.

2. Menghitung banyaknya kulit atom yang terisi elektron. Jumlah


kulit atom yang terisi elektron menyatakan nomor periode atom
tersebut.

3. Menghitung banyaknya elektron yang menempati kulit atom


terluar. Jumlah elektron pada kulit terluar (elektron valensi)
menunjukkan nomor golongannya.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Contoh:
Tentukan letak periode dan golongan unsur nitrogen (N) dengan
nomor atom 7 dalam tabel periodik unsur serta tentukan elektron
valensinya.
Jawab:
Langkah ke-1, menentukan distribusi elektron N, yaitu K = 2; L = 5.
Langkah ke-2, menghitung banyaknya kulit atom yang terisi elektron.
Banyaknya kulit atom N yang terisi elektron = 2, yaitu kulit K
(berisi 2 elektron) dan kulit L (berisi 5 elektron).
Berarti, unsur N terletak pada periode ke-2.
Langkah ke-3, menghitung banyaknya elektron yang menempati kulit atom
terluar (elektron valensi).
Jumlah elektron yang menempati kulit terluar (elektron valensi)
N = 5 (pada kulit L).
Jadi, N terletak pada golongan VA.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

F. Sifat Periodisitas Unsur


1. Sifat Logam dan Nonlogam
 Dalam tabel periodik unsur, sifat nonlogam bertambah dari kiri
ke kanan.
 Sebaliknya, dari kanan ke kiri sifat logamnya makin bertambah.
 Unsur yang dapat bersifat logam dan nonlogam disebut unsur
semilogam atau metaloid.

2. Jari-Jari Atom
 Jari-jari atom adalah jarak dari pusat inti sampai lintasan elektron
paling luar.
 Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari atom makin
besar.
 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom makin kecil.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

3. Rapat Jenis
 Dalam satu golongan pada tabel periodik unsur, secara umum
rapat jenis unsur-unsur dari atas ke bawah makin besar.
 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan rapat jenis unsur
bertambah besar.
4. Kekerasan
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi kohesi makin
kecil yang berarti dari atas ke bawah kekerasan logam makin
kecil (makin lunak).
5. Titik Leleh dan Titik Didih
 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, unsur-unsur logam
titik leleh dan titik didihnya makin tinggi.
 Dalam satu golongan, titik leleh dan titik didih tidak teratur
karena dipengaruhi oleh perbedaan struktur logam.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

6. Energi Ionisasi (EI)


 Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan oleh
suatu atom dalam bentuk gas untuk melepaskan elektron yang
terikat paling lemah.
 Secara umum dalam satu periode, dari kiri ke kanan energi
ionisasinya bertambah.
 Dalam satu golongan (misalnya golongan IA) energi ionisasi
unsur dari atas ke bawah makin kecil.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

7. Afinitas Elektron
 Afinitas elektron adalah banyaknya energi yang dilepaskan jika
suatu atom dalam bentuk gas menerima satu elektron.
 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan harga afinitas elektron
unsur-unsur makin besar.
 Dalam satu golongan, dari bawah ke atas harga afinitas elektron
unsur-unsur makin besar.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

8. Elektronegativitas

 Elektronegativitas adalah kecenderungan atom dalam


molekul yang stabil untuk menarik elektron.

 Dalam satu periode, dari kiri ke kanan nilai skala


elektronegativitas unsur makin besar. Hal itu disebabkan dari
kiri ke kanan muatan inti bertambah, sedangkan jari-jari atom
mengecil.

 Dalam satu golongan, dari bawah ke atas nilai skala


elektronegativitas makin besar sebab dari bawah ke atas jari-
jari atom makin kecil.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

9. Kereaktifan

Untuk membandingkan kereaktifan unsur-unsur, perlu


dikelompokkan antara logam dan nonlogam. Logam dibandingkan
dengan logam, sedangkan nonlogam dibandingkan dengan
nonlogam.

 Dalam tabel periodik unsur, kereaktifan logam bertambah dari


kanan ke kiri dan dari atas ke bawah sesuai dengan
mengecilnya harga energi ionisasi.

 Dalam tabel periodik unsur, kereaktifan nonlogam bertambah


dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas sesuai dengan
membesarnya harga elektronegativitas.

Anda mungkin juga menyukai