Anda di halaman 1dari 46

Nyeri

Definisi Nyeri
IASP (International Association for the Study of Pain)

“an unpleasant sensory and emotional


experience associated with actual
or potential tissue damage or
described in term of such damage”.

Nyeri adalah Pengalaman sensorik dan


emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan, baik aktual
maupun potensial, atau yang
digambarkan dalam bentuk kerusakan
tersebut.
Dari definisi di atas dapat ditarik
beberapa pengertian antara lain:

• Nyeri adalah perasaan inderawi yang tidak


menyenangkan
• Nyeri merupakan pengalaman emosional yang
tidak menyenangkan
• Nyeri terjadi akibat adanya kerusakan jaringan
yang nyata (pain associated with actual tissue
damage)
• Nyeri dapat juga terjadi oleh suatu rangsang yang
cukup kuat (yang berpotensi merusak jaringan.
• Nyeri dapat juga terjadi tanpa adanya kerusakan
jaringan.
Nyeri memiliki dua komponen

1. Komponen inderawi yang melibatkan


susunan saraf (fisik)
2. Komponen emosional yang melibatkan
kejiwaan (psikologis)
Klasifikasi
nyeri
• Berdasarkan etiologi / mekanisme
- nyeri fisiologik
- nyeri patologik : * nyeri inflamasi
* nyeri neuropatik
* nyeri psikogenik
• Berdasarkan waktu :
- nyeri akut
- nyeri kronik (> 3-6 bulan)
• Berdasarkan intensitas (VAS)
ringan (0-3), sedang (4-6), berat (7-10)
KLASIFIKASI NYERI

NYERI KLINIK NYERI FISIOLOGIK/


NYERI NOSISEPTIF

inflamatorik Psikoogenik Neuropatik

Somatik Viseral Periferal sentral


●Superficial
●Deep

• Acute : < 3 months, mostly inflammatoric


• Chronic : > 3 months, mostly neuropathic
DEFINISI
• NYERI FISIOLOGIK / NOSISEPTIF
– Nyeri berasal dari aktivasi nosiseptor
– Disebabkan oleh impuls noksius ringan dan sepintas, yang seringkali membaik tanpa
pengobatan.
– Contoh : cubitan, gigitan nyamuk

• INFLAMATORIK
– Nyeri akibat kerusakan jaringan (musculoskeletal, kulit atau visceral)
– contoh: nyeri akibat peradangan, nyeri akibat fraktur

• NEUROPATIK
– Nyeri yang diakibatkan lesi atau penyakit primer pada sistem saraf.
– Contoh : Nyeri neuropati diabetika, neuralgia post herpetika,

• PSIKOGENIK / FUNGSIONAL
– Nyeri yang diakibatkan oleh respon atau fungsi abnormal dari sistem sarat, tanpa
defisit neurologik atau abnormalitas serabut saraf tepi.
– Contoh : fibromyalgia, irritable bowel syndrome

1. Loeser JD, Treede RD. The Kyoto Protocol of IASP Basic Pain Terminology. Pain 2008;137:473-477.
2. Raja et al. in Wall PD, Melzack R (Eds). Textbook of pain. 4th Ed. 1999.;11-57.
3. Woolf CJ. Pain: Moving from Symptom Control toward Mechanism-Specific Pharmacologic Management.. Ann Intern Med 2004;140:441-451
PERJALANAN NYERI
• TRANSDUKSI
Pengubahan berbagai stimuli oleh reseptor
menjadi impuls listrik yang mampu timbulkan
pot.aksi
• MODULASI
Pengaturan impuls nyeri : normal, ditekan,
difasilitasi
• TRANSMISI
Penghantaran impuls nyeri
• PERSEPSI
Kesadaran akan adanya nyeri
Nyeri Akut
Nyeri Akut
• Nyeri akut adalah respon fisiologik normal
yang diramalkan terhadap rangsang kimiawi,
panas atau mekanik menyusul suatu
pembedahan, trauma, maupun penyakit akut
• Prototipe dari nyeri akut adalah nyeri
pascabedah atau trauma
Nyeri pada trauma adalah
akibat terjadinya:
 Sensitisasi perifer
 Sensitisasi sentral
Sensitisasi perifer (transduksi dan transmisi)
dapat diatasi dengan
 Anestetik lokal
 NSAIDs (Non-steroid anti inflammatory drugs )

Sensitisasi sentral (modulasi) dapat diatasi


dengan
 Opioids (morphine, pethidine, fentanyl)
 Ketamine dosis rendah
Nyeri Kronik
Nyeri kronik
Pain 
Penderita biasanya Cerebrum behavior
mengalami depresi,
insomnia, and perilaku Depression
Thalamus and 
abnormal terhadap nyeri Emotional 
limbic system
bahkan kecenderungan problems
untuk bunuh diri untuk
menghilangkan spine
penderitaan mereka.
Centralization of  pain
Klasifikasi nyeri kronik

1. Neuropathic pain
2. Non-neuropathic pain
Nyeri kronik
• Termasuk segala jenis gangguan nyeri
Penatalaksanaan nyeri kronik

• Medikasi oral
• Regional treatments
* Blok saraf konvensional
* Regional drug delivery techniques
Medikasi oral
Sodium channnel blockers
(carbamazepine, mexiletine, amitriptiline)
Modulation of descending pathway
(amitriptiline, imipramine, clonidine)
NSAIDs
(COX-1&2 or COX-2 inhibitors)
Opioids
(morphine, buprenorphine)
NMDA receptor blockers
(ketamine, lamotrigine)
GABA agonists
(barbiturates, midazolam, baclofen, gabapentin)
Mengapa nyeri kronik menjadi masalah
besar bagi kita?

1. Pengajaran tentang nyeri belum


terorganisasi dengan baik
2. Pengetahuan kita tentang mekanisme
nyeri kronik belum seluruhnya dapat
diterangkan
3. Pengelolaan nyeri kronik yang tidak
integratif dan holistik
Pengelolaan Nyeri Kronik

• Blokade saraf
• Spinal cord stimulation (populer di
negara maju)
• Encapsulated cells (teknik baru)
Nyeri Kanker
Nyeri Kanker
• Menurut WHO,
– 7 juta penduduk dunia yang didiagnosis
sebagai penderita kanker baru
– Lebih 5 juta yang meninggal setiap
tahunnya.
– Angka kematian 10% dari seluruh
kematian
• Di Indonesia
– angka kekerapan penderita kanker 100 orang untuk
setiap 100.000 penduduk.
– terdapat tidak kurang dari 200.000 penderita
kanker baru setiap tahunnya.
– tidak kurang dari 70% dari seluruh penderita kanker
akan menderita nyeri kanker di akhir hayatnya dari
200.000 penderita kanker di Indonesia,
– tidak kurang dari 140.000 penderita kanker di
Indonesia yang menderita nyeri kanker sebelum
menemui ajalnya.
NYERI TOTAL
SOMATIC SOURCE

DEPRESSION
TOTAL ANGER
PAIN

ANXIETY

Bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual
• Menurut Wisconsin, nyeri
merupakan faktor utama yang
mendorong penderita nyeri kanker
berupaya untuk bunuh diri.
Pengalaman ini pulalah yang
memicu lahirnya paham euthanasia
Cancer Pain Relief (diterbitkan oleh
WHO) yang kemudian dimodifikasi pada
tahun 1990 dengan judul Cancer Pain
Relief and Palliative Care guna
meringankan penderitaan akibat nyeri
kanker
Nyeri Kanker oleh Woodruff,
digambarkan :

Nyeri Nyeri
Nyeri
Nyeri

Spiritual Gejala Spiritual Gejala


GejalaFisik
Spiritual GejalaFisik
Fisik Spiritual Fisik

Kultur Psikologi Kultur


Kultur Psikologi
Psikologi
Kultur Psikologi

Sosial Sosial
Sosial
Sosial
Dalam Evaluasi perlu Diperhatikan

1. Penyebab Nyeri Kanker


2. Jenis Nyeri Kanker
3. Sifat Nyeri Kanker
4. Derajat Nyeri Kanker
Nyeri Akibat Kanker

70% Penderita akan mengalami nyeri


ringan sampai berat
Mekanisme:
• Infiltrasi ke tulang
• Infiltrasi ke jaringan syaraf
• Pengaruh langsung ke organ
• Pengaruh Langsung ke jaringan lunak
• Ulserasi jaringan
• Peningkatan Tekanan Intra Kranial
Nyeri yang berhubungan dengan
kanker
Mekanisme:
• Kejang otot
• Dekubitus
• Infeksi dengan jamur Kandida
• Trombosis Vena Dalam
• Sembelit
• Sembab akibat sumbatan Pembuluh Limfe
• Neuralgia Pasca Infeksi Herpes Zoster
• Emboli Paru
Nyeri Akibat Pengobatan

Mekanisme:
• Akibat proses pembedahan
• Akibat kemoterapi
• Akibat radioterapi
Hal lain yang tidak langsung
berhubungan dengan Kanker Maupun
Pengobatan Kanker

Mekanisme:
• Nyeri otot dan tulang
• Sakit Kepala atau migrain
• Arthritis
• Nyeri akibat kelainan Kardiovaskuler
• Neuropati
Adapun Faktor yang
mempengaruhi Nyeri Fisik:

• Gangguan Fisik yang lain


• Masalah Psikologis
• Masalah-masalah Sosial
• Faktor Budaya
Jenis Nyeri Kanker

1. Nyeri Nosiseptik
2. Nyeri Neurogenik
3. Nyeri Psikogenik
Sifat Nyeri Kanker

1. Akut
2. Kronik
Deskripsi Nyeri
Dengan Pendekatan “PQRST”

P : Palliative factors (what makes it better?)


Provocative factors (What makes it worse)
Q : Quality (What is like? ; like knife,
burning, shooting)
R : Radiation (Does it go anywhere else?)
S : Severity (How severe is it?)
T : Timing (Is it all the time?)
(Does it come and go)
Hal-hal yang Diperhatikan
pada saat Evaluasi

• Percayalah apa yang dikatakan pasien


• Lakukan penilaian dengan seksama
• Nilailah tiap nyeri
• Evaluasi terhadap ekstensi penyakit
pasien
• Buat penilaian terhadap faktor yang
dapat mempengaruhi nyeri
Tepat obat
• Macam analgesik :
♣ derajat nyeri
(ringan/ sedang/ berat)
♣ jenis nyeri
( nosiseptif/ neurogenik/ psikogenik )

• Tidak semua nyeri membutuhkan opioid !!


Tepat dosis

• Individual

• Efek maksimal

• Efek samping minimal


Tepat cara pemberian
• oral ( enteral / suppositoria / parenteral )

• jenjang bertingkat WHO

• tepat waktu = “by the clock”

Jangan “pro re nata“


KADAR OBAT

TOKSISITAS

ANALGESIA

NYERI

WAKTU
WAKTU
(a) (b) (b) (c)

(a) = dosis kurang adekuat


(b) = pemberian "bila perlu saja"
(c) = pemberian sesuai jadwal ('by the clock')
ANALGESIC - LADDER
DARI WHO Bebas
Bebasnyeri
nyeri
kanker
kanker
Opioid
Opioidkuat
kuat::
++ Non-opioid
Non-opioid
++ Ajuvan
Ajuvan
Nyeri
Nyeritetap
tetap
atau
ataubertambah
bertambah
Opioid
Opioidlemah
lemah::
++ non-opioid
non-opioid
++ Ajuvan
Ajuvan
Nyeri
Nyeritetap
tetap
atau
ataubertambah
bertambah
Non-opioid
Non-opioid
++ Ajuvan
Ajuvan

Nyeri
Nyeri
Skema Pengobatan Nyeri Kanker
NYERI KANKER

JASMANI KEJIWAAN

NEUROGENIK NOSISEPTIK

Cramp Like Shooting Ringan Sedang Berat

Antidepresan ANO ANO


Anti- + +
Trisiklik ANO
Konvulsan Opioid Opioid Psikofarmaka
lemah kuat Psikoterapi

PERTIMBANGKAN:
•Ajuan analgesik
•Penanggulangan ESO opioid
•Pengobatan non farmakologis
Evaluasi
ANO = Analgesik Non Opioid
ESO = Effek Samping Obat Berhasil Tidak berhasil
•Re-evaluasi
•konsultasi
• Morfin adalah obat yang paling ampuh
(golden drug).
• Menurut Bonica, terdapat 3 kesalahan
persepsi dlm menggunakan morfin :
– Pertama, dokter memberikan morfin tidak
sesuai dengan efek farmakokinetiknya.
– Kedua, morfin diberikan dalam dosis
rendah
– Ketiga, takut menggunakan dalam jangka
waktu lama
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai