Anda di halaman 1dari 6

FISIOLOGI

TUGAS MERANGKUM
A M A N D A R I Z K Y WA H Y U D I
18/425924/SV/15066
Bagaimana Penggolongan Darah Pada Hewan?
Ada variabilitas besar di antara darah hewan. Namun, banyak hewan, terutama primata
dan mamalia, memiliki banyak kesamaan dalam komponen yang hadir dalam darah mereka
dengan manusia. Namun demikian, arthropoda, moluska, dan beberapa invertebrata memiliki
beberapa darah jauh berbeda dari mamalia. Darah mamalia dan burung yang selalu hangat, karena
aktivitas metabolisme mereka selalu aktif, namun darah dari hewan lain yang dingin kecuali
dipanaskan sesekali.
Vertebrata memiliki tiga jenis sel darah yang dikenal sebagai eritrosit, leukosit, dan
trombosit. mereka adalah penting karena gerbong oksigen, kekebalan, dan pemeliharaan aliran
darah masing-masing. Oksigen sebagai kereta dalam darah manusia adalah hemoglobin, tetapi
bervariasi pada hewan lain. Namun, buaya tidak memiliki satupun sel darah merah atau
hemoglobin, dan eritrosit burung yang berinti. Jenis darah yang berbeda berdasarkan pada ada
atau tidaknya A, B, dan faktor Rhesus (Rh) yang hadir pada mamalia tetapi tidak pada hewan
tingkat rendah. Ini penting untuk menyatakan bahwa darah tidak selalu beredar ke seluruh tubuh
melalui sistem pembuluh tertutup, tapi haemolimp pada arthropoda adalah sistem terbuka.
Lanjutan

Pada anjing, misalnya, ia memiliki lebih dari 8 antigen yang


disebut “dog erythrocyte antigen”. Antigen yang melekat pada sel darah
merah anjing ini terdiri dari DEA 1.1, 1.2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Tipe
golongan darah ini dapat berbeda berdasarkan jenis keturunannya.
Namun, pada anjing dalmantians ditemukan tipe golongan darah yang
berbeda. Begitu pun dengan kuda yang mendapat tipe golongan darahnya
berdasarkan garis keturunannya.
Pada kuda, dari 8 jenis antigen yang dimiliki, yaitu A, C, D, K, P,
Q, U, dan T), akan membentuk kombinasi sebanyak 30 tipe golongan
darah yang berbeda. Sementara agaknya pada sapi terdapat keunikan
tersendiri, karena memiliki antigen paling banyak, hingga 60 antigen
berbeda. Hal ini justru diperoleh dari 11 kelompok golongan darah utama
yang terdiri dari A, B, C, F, J, L, M, R, S, T, dan Z.
Apa Yang Dimaksud Hemaglutinasi?
Hemaglutinasi, penggumpalan sel darah merah, memiliki aplikasi khusus dalam
kedokteran, di mana ia digunakan untuk menentukan jenis darah dan menemukan konsentrasi
menginfeksi virus atau bakteri dalam aliran darah. Bakteri asing atau virus memasuki tubuh
mengandung komponen khusus yang disebut antigen, dimana memicu respon imun dalam host.
Sel darah putih dalam tubuh memproduksi protein yang dikenal sebagai antibodi dalam
menanggapi adanya antigen. Antibodi mengikat dengan antigen melalui mekanisme struktural
mirip dengan kunci dan gembok, dan dapat juga menetralisir antigen secara langsung atau
menandainya untuk dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh.
Hemaglutinasi, bukanlah proses yang terjadi secara alami dalam tubuh, tetapi malah
digunakan untuk melakukan tes dan prosedur pengujian dalam biologi molekuler. Golongan darah
ditentukan melalui proses ini. Dalam golongan darah, antibodi spesifik ditambahkan yang
mengikat jenis tertentu dari sel darah merah. Jika antibodi berikatan dengan sel darah merah
dalam sampel, aglutinasi terjadi, dan golongan darah dapat dipastikan yang didasarkan pada
antibodi yang digunakan.
Apa Yang Dimaksud Hemolisis?
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke
dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara
lain penambahan larutan hipotonis atau hipertonis ke dalam darah, penurunan tekanan
permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan atau pendinginan, serta rapuh
karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis
(karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan) akan masuk
ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit
menggembung.
Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri,
maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya.
Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar
menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini
dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit
(plasma).
-TERIMAKASIH-

Anda mungkin juga menyukai