KELOMPOK 8:
1. Puspita prameswari
2. Silvia tri ramadani
3. Nabila rizka widyanto
4. Windy ayu safitri
5.Vina Ardetya Dewi
6. Cindella Apriyani
7. Tiara Puspita Azhari Kristi
Definisi permanganometri
titrasi redoks yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4). Titrasi ini melibatkan dua tahapan,
yakni:
Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indicator, jadi titrasi permanganometri ini tidak
memerlukan indikator, dan umumnya titrasi dilakukan dalam suasana asam karena karena
akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih
mudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida
dan tiosulfat . Reaksi dalam suasana netral yaitu
MnO4- + 3e → MnO42-
MnO42- + 2H2O + 2e → MnO2 + 4OH
MnO4- + 2H2O + 3e → MnO2 +4OH
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral. Karena alasan
ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumah-jumlah yang
ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim
adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan
mendiamkannya diatas penangas uap selama satu/dua jam lalu menyaring larutan itu dalam
suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus
saring dari kaca maser.
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi
ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis
untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi permanganat
berjalan lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam penggunaan
reagen ini. Sebagai contoh, permanganat adalah agen unsure pengoksida, yang cukup kuat
untuk mengoksidasi Mn(II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan
Kelebihan titrasi permanganometri adalah Titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini
tidak memerlukan indicator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah berfungsi sebagai indicator, yaitu ion MnO4-
berwarna ungu, setelah diredukdsi menjadi ion Mn- tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada: Larutan pentiter KMnO4- pada buret
Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai
menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah
larutan berwarna merah rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+.
Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah
dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul
kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.
Dalam bidang industri, metode titrasi permanganometri dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air, dimana secara
permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat
dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya.
PRINSIP REAKSI
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini, ion
MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam
suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi
dalam suatu sample.
Setetes permanganat memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada volume
larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan pereaksi.
Kalium Permanganat distandarisasikan dengan menggunakan natrium oksalat atau sebagai
arsen (III) oksida standar-standar primer. Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna
merah muda yang disebabkan kelebihan permanganat.
Zat organic dapat dioksidasi dengan KMnO4 dalam suasana asam dengan pemanasan.
Sisa KMnO4 direduksi dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi
kembali dengan KMnO4
ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I)
DASAR REAKSI yang dapat diendapkan sebagai
oksalat. Setelah endapan disaring dan
PERMANGANOMETRI dicuci, dilarutkan
H2SO4 berlebih sehingga terbentuk
dalam
Suasana Netral
MnO4 + 4H+ + 3e → MnO4 +2H2O
Suasana Basa
MnO4 + 3e → MnO42
Kekuatan sebagai oksidator juga berbeda-beda sesuai dengan reaksi yang terjadi
pada pH yang berbeda itu. Reaksi yang bermacam-macam ini disebabkan oleh
keragaman valensi mangan.
Reaksi titrasi dengan memanfaatkan ion Mn2+. Indikator yang digunakan biasanya
amilum yang dapat membentuk kompleks dengan I2 yaitu iodo-amilum berwarna
biru. Selain itu bisa juga menggunakan autoindikator. Dimana kelebihan larutan
standar yang menetes pada larutan hasil reaksi utama yang telah stoikiometris
akan menunjukkan gejala tertentu seperti perubahan warna yang menandai titrasi
harus dihentikan
Natrium Oksalat
Senyawa ini, Na2C2O4 merupakan standar primer yang baik untuk permanganat
dalam larutan asam. Senyawa ini dapat diperoleh dengan tingkat kemurnian
tinggi, stabil pada saat pengeringan, dan non higroskopis. Reaksinya dengan
permanganat agak sedikit rumit dan berjalan lambat pada suhu ruangan,
sehingga larutan biasanya dipanaskan sampai sekitar 60°C. Bahkan pada suhu
yang lebih tinggi reaksinya mulai dengan lambat, namun kecepatannya
meningkat ketika ion mangan (II) terbentuk. Mangan (II) bertindak sebagai katalis,
dan reaksinya disebut autokatalitik, karena katalisnya diproduksi di dalam reaksi itu
sendiri.
Arsen (III) Oksida
Senyawa As2O3 adalah standar primer yang sangat baik untuk larutan-larutan
permanganat. Senyawa ini stabil, nonhigroskopis, dan tersedia dengan tingkat
kemurnian yang tinggi. Oksida ini dilarutkan dalam natrium hidroksida dan larutan
kemudian diasamkan dengan asam klorida dan di titrasi dengan permanganat.
Besi
Kawat besi dengan tingkat kemurnian yang tinggi dapat dijadikan sebagai
standar primer. Unsur ini larut dalam asam klorida encer, dan semua besi (III) yang
diproduksi selama proses pelarutan direduksi menjadi besi (II). Oksidasi dari ion
klorida oleh permanganat berjalan lambat pada suhu ruangan. Namun demikian,
dengan kehadiran besi, oksidasi akan berjalan lebih cepat. Meskipun besi (II)
adalah agen pereduksi yang lebih kuat daripada ion klorida, ion yang belakangan
disebut ini teroksidasi secara bersamaan dengan besi.
Menentukan titik akhir permanganometri
Setetes permanganat memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada
volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi.
Kalium Permanganat distandarisasikan dengan menggunakan natrium oksalat
atau sebagai arsen (III) oksida standar-standar primer. Reaksi yang terjadi pada
proses pembakuan kalium permanganat menggunakan natrium oksalat adalah:
Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan
kelebihan permanganat.
Aplikasi permanganometri
Baterai alkali hampir sama dengan bateri karbon-seng. Anoda dan katodanya
samadengan baterai karbon-seng, seng sebagai anoda dan MnO2 sebagai
katoda.Perbedaannya terletak pada jenis elektrolit yang digunakan. Elektrolit
pada bateraialkali adalah KOH atau NaOH. Reaksi yang terjadi adalah:
Potensial sel yang dihasilkan baterai alkali 1,54 volt. Arus dan tegangan
padabaterai alkali lebih stabil dibanding baterai karbon-seng.
pengaratan logam
4Fe(s)+3O2(g)→2Fe2O3(s)
Dalam bidang industri, PERMANGANOMETRI dimanfaatkan dalam
pengolahan air, Dan dapat diketahui kadar suatu zat sesuai dengan sifat
oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak
diperlukan atau berbahaya.
Pasta mangan(IV) oksida (MnO2) berfungsi sebagai katoda. Amonium klorida(NH4Cl) dan seng klorida
(ZnCl2) berfungsi sebagai elektrolit. Seng pada lapisanluar berfungsi sebagai anoda.Reaksi yang
terjadi :
anoda : Zn→Zn2++ 2 e-