Anda di halaman 1dari 37

DASAR-DASAR PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

N I S S A N O O R A N N A SHR , SKM , M KM
 Pemberdayaan : upaya peningkatan kemampuan
masyarakat (ekonomi rendah) untuk berpartisipasi,
bernegoisasi, mempengaruhi dan mengendalikan
kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung-
gugat demi perbaikan kehidupannya.
 Pemberdayaan : upaya untuk memberikan daya
(empowerment) atau kekuatan (strength) kepada
masyarakat.
 Pemberdayaan : upaya untuk memberikan
kesempatan dan kemampuan kepada kelompok
ekonomi rendah untuk bersuara (voice) serta
kemampuan dan hak untuk memilih (choice).
 Oleh karena itu, pemberdayaan dapat diartikan juga
sebagai proses terencana guna meningkatkan
skala/upgrade utilitas dari obyek yang diberdayakan.
 Dasar pemikiran suatu obyek atau target grup perlu
diberdayakan karena obyek tersebut mempunyai
keterbatasan, ketidakberdayaan, keterbelakangan
dan kebodohan dari berbagai aspek.
 Oleh karenanya, guna mengupayakan keseteraan
serta untuk mengurangi kesenjangan diperlukan
upaya merevitalisasi untuk mengoptimalkan utilitas
melalui penambaan nilai (mencakup bidang aspek
sosial, ekonomi, kesehatan, politik, budaya0
 Keberdayaan masyarakat : unsur0unsur yang
memungkinkan masyarakat mampu bertaan
(survive) dan (dalam pengertian yang dinamis)
mampu mengembangkan diri untuk mencapai
tujuan–tujuannya.
 Dengan pemberdayaan masyarakat  mampu
meningkatkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat.
 Dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan
merupakan proses yang dilakukan oleh masyarakat
(dengan atau tanpa campur tangan “pihak luar”)
untuk memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi,
dan aspek lainnya yang secara langsung maupun
tidak, berpengaruh terhadap kesehatan mereka.
Ruang lingkup dan obyek pemberdayaan
mencakup beberapa aspek :

 Peningkatan kepemilikan aspek (sumber daya fisik dan


finansial) serta kemampuan (secara individual dan
kelompok) untuk memanfatkan aset tersebut demi
perbaikan kehidupan mereka.
 Hubungan antar individu dan kelompoknya, kaitannya
dengan pemilikan aset dan kemampuan memanfaatkannya.
 Pemberdayaan dan reformasi kelembagaan.
 Pengembangan jejaring dan kemitraan kerja, baik di
tingkat lokal, regional, maupun global
Unsur-unsur pemberdayaan masyarakat :

 Aksesibilitas informasi : merupakan kekuasaan baru


kaitannya dengan peluang, layanan, penegakan hukum,
efektivitas negoisasi dan akuntabilitas.
 Keterlibatan atau partisipasi : menyangkut siapa yg dilibatkan
dan bagaimana mereka terlibat dlm keseluruhan proses
pembangunan
 Akuntabilitas : pertanggungjawaban publik atas segala
kegiatan yg dilakukan dgn mengatasnamakan rakyat
 Kapasitas organisasi lokal : kemampuan bekerja sama,
mengorganisir masarakat serta memobilisasi sumber daa
untuk memcahkan masalah yg mereka hadapi.
Untuk mencapai tujuan pemberdayaan masy, terdapat
3 jalur kegiatan yg harus dilaksanakan :

 Menciptakan suauan/iklim yg memungkinkan potensi masyarakat


untuk berkembang. Titi tolak  pengenalan bahwa setiap manusia
dan masyarakatnya memiliki potensi (daya)
 Pemberdayaan adalah upaya utk membangun daya itu dgn
mendorong, memotivasi, dan mngembangkan kesadaran akan
potensi yg dimiliki sert berupaya utk mengembangkannya
 Memperkuat potensi atau daa yang dimiliki masyarakat
(empowering)  dipwelukan langkah2 lwbi poaitif dan nyata,
penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kpd
berbagai peluang yg membuat masy menjadi makin berdaya
Pengembangan Kapasitas dlam Pemberdayaan
Masyarakat

 Penguatan kapasitas adalah proses peningkatan kemampuan individu,


kelompok, organisasi dan kelembagaan yg lain untuk memami dan
melaksanakan pembangunan dlm arti luas secara berkelanjutan.
 Dalam pengertian tersebut, terkandung peamana bahwa :
1. Kapasitas adalah kemampuan individu, kelompok, organisasi dan
kelembagaan yg lain untuk memami dan melaksanakan
pembangunan dlm arti luas secara berkelanjutan.
2. Kapasitas bukan sesuatu yg pasif, melainkan proses yg berkelanjutan.
3. Pengembangan kapasitas SDM pusat pengembangan kapasitas
4. Kelembagaan, tidak terbatas dlm arti sempit (kelompok,
perkumpulan, organisasi), tapi jg dlm arti luas, menyangkut perilaku,
nilai-nilai, dll
METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

 Kajian pemberdayaan masyarakat merupakan kesatuan proses yg


berkelanjutan, melalui kegaiatn “kaji-tindak yg partisipatif”
(participatory action research/PAR)

 PAR , bukanlah suatu proyek yg melibatkan partisipasi masyarakat,


melainkan lebih bernuansa filosofis utk memberikan kesempatan dan
kepercayaan terhdp kemampuan dan kemauan masyarakat utk
melaksanakan pembangunan di wilayanya sendiri dan bagi
kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya sendiri, sesuai
dgn kebutuhan potensi yg mereka miliki sendiri, melalui kegiatan aksi
dan refleksi yg berkelanjutan.
Kegiatan PAR

1. Pengumpulan data dasar,  menggabungkan


teknik penilaian desa secara cepat (Rapid Rural
Appraisal/RRA) yg dilakukan “orang luar” dan
survei mandiri yg dilakukan sendiri oleh
masyarakat melalui “Community Self Survei/CSS”
2. Perencanaan kegiatan yg dilakukan melalui
kegiatan penilaian partisipatif atau Participatory
Rural Appraisal (PRA)
3. Kegiatan aksi  “proses belajar” yg terus menerus
dan dilaksanakan dlm bentuk pelatihan (in door dan
out door) yang saling terkait secara berkelanjutan,
dgn menggunakan metode “pendidikan orang
dewasa” yg partisipatif (participatory training
method)
4. Refleksi  dilakukan juga oleh masyarakat dlm
bentuk pemantauan dan evaluasi kegiatan melalui
“participatory assesment for monitoring and
evaluation (PAME)”
RAPID RUSAL ASSESMENT (RRA)

 RRA (Rapid Rural Appraisal) : kegiatan “penilaian cepat” oleh pihak


luar.
 CSS (Community Self Survey) : survei mandiri oleh masyarakat
dengan difasilitasi oleh pihak luar.
 RRA dan CSS merupakan proses pengumpulan dan analisis data yg
biasanya dilakukan menurut tahapan:
1. Pengumpulan data, melalui pencatatan, pengamatan, wawancara
2. Pengelompokan dan pengukuran atas data yg telah dikumpulkan
3. Penilain dan interpretasi data
4. Penarikan kesimpulan
5. Penyampaian pendapat, rekomendasi, saran atau implikasi asil
penelitian
Keguanaan RRA dan CSS

RRA dan CSS merupakan studi dasar untuk


mendapatkan data awal yg digunakan untuk :
1. Mengetahui “potret” keadaan desa/wilayah tertentu yg
ada skrg dan masalahnya
2. Mengkaji perkembangan/perubahan yg telah dan akan
terjadi pd waktu lampau, sekarang dan yg akan datang.
3. Menggali penyebab terjadinya kerusakan (alam, adat,
sosial masyarakat)
4. Mengkaji kebutuhan yg dirasakan masyarakat bagi
perbaikan kesejahteraan (mutu hidup) yg ingin dicapai
melalui upaya pengembangan masy tsb
5. Menggali alternatif pemecahan masalah
6. Merumuskan program pemberdayaan
masy/penyuluhan (pendidikan dan penyadaran) bagi
pengembangan masy ke ara perbaikan
kesejahteraannya, khususnya bidang keseatan
(penanggulangan faktor risiko)
Teknik RRA dan CSS

 RRA dilakukan oletim (orang luar) dengan :


1. Pengumpulan data sekunder yg dimiliki
dinas/instansi terkait serta stakeolder lain
2. Pengumpulan data primer melalui pengamatan
lapangan dan wawancara dgn beberapa “key person”
atau toko kunci
 CSS dilakukan oleh tim bekerjasama dgn masy
setempat dan stakeholder lain, dgn instrumen yg
disusun ole masy difasilitasi oleh tim
 Secara konseptual, data dasar yg berkaitan dgn
penanggulangan faktor risiko penyakit, terdiri dari :
 Keadaan umum wilayah (kabupaten, kecamatan,
desa)  sumber daya alam, SDM, sarana prasarana,
adat sitiadat
 Faktor risiko penyakit, terdiri dari : faktor genetik,
lingkungan, perilaku, layanan kesehatan
 Data yg diperlukan dalam kegiatan RRA/CSS :
1. Keadaan umum wilayah  meliputi keadaan
sumber daya alam, SDM, kelembagaan ekonomi
sosial, sarana/prasarana ekonomi dan sosial,
kedaan kesehatan, adat
istiadat/kebiasaan/keunikan/peninggalan sejarah,
serta kebijakan pengembangan masyarakat.
2. Faktor Risiko penyakit  faktor genetik,
lingkungan, perilaku, layanan kesehatan
Penyusunana instrumen

 Penyusunan instrumen baik untuk RRA maupun


CSS, disusun bersama berdasarkan pemaaman
peserta kegiatan dengan mengacu kepada instrumen
kajian tentang faktor risiko penyakit yg prnah
dilakukan
Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara
2. Pengisian daftar pertanyaan, yang diisi sendiri oleh
sumber data secara langsung di depan pengumpul data
3. Pengisian angket,atau daftar pertanyaan yang
dikirimkan, utk diisi dan dikumpulkan kembali ke
pengumpul data
4. Pengamatan langsung (observasi), misal kondisi fisik
rumah
5. Pengukurang langsung, misal berat badan, tinggi badan
Pengukuran Data

Dalam hal pengukuran, yang pertama perlu


dipahami adalah  pengertian skala pengukuran.
 Skala nominal
 Skala ordinal
 Skala interval
 Skala rasio
Ukuran Etik dan Emik
1. Ukuran Etik : ukuran yg diberikan berdasarkan
kondisi setempat. Contoh : kekayaan, sesuai dgn
lingkungan sosialnya, dpt diukur dgn jumlah/nilai
kekayaan, jenis kendaraan, dll.
2. Ukuran Emik : ukuran yg diberikan berdasarkan
teori atau kondisi obyektif yg telah disepakati.
Contoh : tingkat pendapat menggunakan standar
Bank Dunia atau UMR Regional
Analisis Data

 Penilaian umum
 Penilaian pproporsional
 Uji Beda, Uji Pengaruh
Dapat dilakukan uji signifikansi dengan
menggunakan rumus statistik (parametrik dan non
parametrik)
Penarikan Kesimpulan

 Penarikan kesimpulan dpt dinyatakan dlm bentuk :


1. Pernyataan2 kualitatif
2. Pernyataan2 yg didukung data kuantitatif
3. Pernyataan yg dilengkapi peta situasi
4. Pernyataan dalam bentuk tabel perubahan keadaan
Participatory Rural Appraisal (PRA)

 PRA  kegiatan penilaian keadaan masyarakat yg


dilakukan oleh tim (orang luar0 bersama masyarakat
setempat secara partisipatif.
 Kegiatan penilaian melalui PRA menggunakan data
dasar yg telah dihasilkan dr kegiatan RRA dan CSS
 Hasil analisis PRA digunakan sbg dasar perumusan
Rencana Kegiatan pemberdayaan masy dlm
pengendalian faktor risiko penyakit
TEKNIK PRA

1. Pemetaan wilayah kaitannya dgn sebaran


penyakit/penderita
2. Penilaian keadaan masa lalu, sekarang, masa
depan yang tujuannya berkaitan dengan
pengendalian faktor ririko penyakit
Obyek yang Perubahan
diamati Penyebab
Masa lalu Sekarang Mendatang

Jumlah
penderita
Keadaan
lingkungan
Perilaku
hidup sehat
Layanan
kesehatan
Jejaring
Analisis Faktor Risiko

 Berdasarkan analisis keadaan masa lalu, sekarang


dan masa mendatang, dirumuskan faktor risiko
malaria/TBC yg dominan di wilayah yg diamati.
1. Faktor Risiko Malaria
2. Faktor risiko TBC
Analisis Masalah

 Sebelum merumuskan rekomendasi, perlu dilakukan


analisis masalah
 Secara konsep, masalah adalah adanya
“kesenjangan” antara harapan dan kenyataan
 Dalam hal ini sering tejadi kerancuan antara “gejala”
dan “masalah”, sebab yg nampak di permukaan
seringkali hanya “gejala” sedangkan “masalah”
terpendam di permukaan.
Gejala

Masalah
 Penarikan kesimpulan (sama dengan RRA dan CSS)
 Perumusan rekomendasi
Rekomendasi pada dasarnya adalah mencari
pemecahan masalah, dgn pertimbangan :
 Dapat dilaksanakan
 Memberi manfaat
 Dapat dibiayai
 Dapat diterima oleh sistem nilai/ sosial budaya
setempat
Memberdayakan Rakyat sebagai Paradigma
Pembangunan

 Menurut para pengamat dan ahli pembangunan,


lambannya model pembangunan yg berlaku di
negara berkembang utk mencapai tujuan
pemberantasan kemiskinan disebabkan karena
model pembangunan yg berlaku tdk memberikan
kesempatan kpd rakyat miskin ikut dalam proses
pengambilan keputusan menyangkut pemilihan,
perencanaan dan pelaksanaan program
pembangunan
 Paradigma pemberdayaan  memberikan
kesempatan pada kelompok miskin untuk
merencanakann dan kemudian melaksanakan
program pembangunan yg mereka pili sendiri serta
mengelola dana pembangunan baik yg berasal dari
pemerintah maupun piak lain.
 Model empowerment menciptakan pula suatu
metode pengumpulan data yg akan digunakan untuk
merencanakan program  Participation Action
Research (PAR) yg mengikutsertakan rakyat miskin
dalam pengumpulan data, menelskan sebab-sebab
yg mereka anggap sbg penyebab keterbelakangan
mas dan bagaimana cara menyelesaikannya.
 Empowerment sebagai suatu strategi pembangunan
memiliki unsur “transformatif”
 Model empowerment, mengarahkan pada
transformasi hubungan antara kekuatan sosial,
ekonomi dan politik dalam negara tsb.
 Memberdayakan rakyat adalah suatu konsep politis
yg berarti menata kembali hubungan antar negara
dan rakyat, antara kaya dan miskin dan bukan hanya
sekedar memberi kail pd rakyat.
 Pemberdayaan rakyat tidak akan berhasil jika tdk
didukung oleh adanya sistem politik dan ekonomi yg
demokratis.
 Model ini anya dapat beralan dgn baik apabila
digerakkan dan “ditulangbelakangi” oleh kelas
intelektual desa.

Anda mungkin juga menyukai