Anda di halaman 1dari 26

REFERAT

DIABETES MELITUS DAN


KOMPLIKASINYA
OLEH:
Ririn Handayani

PEMBIMBING:
dr. Dodi Kriswanto,Sp.PD
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Diabetes mellitus (DM)  salah satu penyakit tidak menular


yang kasusnya mengalami peningkatan setiap tahun.

Indonesia urutan keempat yang memiliki jumlah penderita DM


terbanyak di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat.

Sekarang ini DM tidak hanya diderita oleh orang dewasa


namun juga anak dalam usia remaja dapat menderita DM 
usia yang paling rentan yaitu usia 9-12 tahun

DM dikenal sebagai penyakit silent killer karena sering tidak


disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi
komplikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

DIABETES kelompok penyakit metabolik  karakteristik hiperglikemia


 terjadi karena:
MELITUS • kelainan sekresi insulin
(DM) • kerja insulin atau
(PERKENI, 2015) • kedua-duanya

DIABETES penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas


MELITUS tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif 
(DM) terjadi hiperglikemia
(KEMENKES RI, 2014)
EPIDEMIOLOGI

Penderita DM meningkat dari 1,1% (tahun 2007) menjadi 2,1% (tahun


2013)  masalah kesehatan global.

Tahun 2014  Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia  9,1


juta orang penduduk sebagai penderita DM.

Sebagian besar penderita DM pada anak termasuk dalam DM tipe-1

Di beberapa negara barat, DM tipe-1 terjadi 5-10% dari seluruh


jumlah penderita diabetes, dan lebih dari 90% penderita
diabetes pada anak dan remaja adalah DM tipe-1

KEMENKES RI, 2013; IDAI, 2015; PERKENI, 2015


FAKTOR RISIKO

FAKTOR YANG BISA FAKTOR YANG TIDAK FAKTOR LAIN


DIMODIFIKASI BISA DIMODIFIKASI
a. Berat badan lebih (IMT a. Ras dan etnik a. Penderita Polycystic
≥ 23 kg/m2) b. Riwayat keluarga Ovary Syndrome (PCOS)
b. Kurangnya aktivitas fisik dengan DM b. Penderita yang memiliki
c. Hipertensi (> 140/90 c. Usia > 45 tahun riwayat toleransi
mmHg) d. Riwayat melahirkan glukosa terganggu (TGT)
d. Dislipidemia (HDL < 35 bayi dengan BB lahir atau glukosa darah
mg/dl dan/atau TG > bayi > 4000 gram atau puasa terganggu
250 mg/dl) riwayat pernah (GDPT) sebelumnya.
e. Diet yang tidak sehat menderita DM c. Penderita yang memiliki
(unhealthy diet) gestasional (DMG) riwayat penyakit
e. Riwayat lahir dengan kardiovaskular.
berat badan rendah (<
2,5 kg.)

PERKENI, 2015
KLASIFIKASI
1. Diabetes Melitus Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut
Tipe 1  Autoimun
 Idiopatik
2. Diabetes Melitus Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi
Tipe 2 insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai
resistensi insulin
3. Diabetes Melitus  Defek genetik fungsi sel beta
Tipe Lain  Defek genetik kerja insulin
 Penyakit eksokrin pankreas (seperti kistik fibrosis dan pankreatitis)
 Endokrinopati
 Karena obat atau zat kimia (seperti dengan penggunaan
glukokortikoid, dalam pengobatan HIV/AIDS, atau setelah
transplantasi organ)
 Infeksi
 Sebab imunologi yang jarang
 Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
4. Diabetes Melitus Diabetes yang didiagnosis pada masa kehamilan trisemester kedua dan
Gestasional ketiga dimana sebelumnya belum pernah didiagnosis diabetes

PERKENI, 2015; ADA, 2018


Tipe Keterangan
TIPE 1 (TERGANTUNG INSULIN)
Neonatal transien Bermanifestasi segera setelah lahir dan bertahan sampai 1-3 bulan

Neonatal permanen Dapat ditemukan defek pankreatik yang lainnya


Tipe 1 klasik Glikosuria, ketonuria, hiperglikemia, antibodi GAD positif,
komponen genetik
TIPE 2 (TIDAK TERGANTUNG INSULIN)
Sekunder Fibrosis kistik, hemokromatosis, obat ( L-asparaginase, takrolimus)

Tipe dewasa (klasik) Berhubungan dengan obesitas, resistensi insulin, komponen genetik

Maturity-onset diabetes of  Autosomal dominan, awitan sebelum usia 25 tahun, tidak


berhubungan dengan obesitas atau autoimun
youth
 Mutasi gen tunggal termasuk hepatocyte nuclear factors 1β,
1, 4; glucokinase; insulin promotor factor 1

Diabetes mitokondrial Disertai denagan tuli dan defek neurologis lainnya, transmisi
maternal-mutasi titik mtDNA
LAINNYA
Diabetes gestasional Toleransi glukosa abnormal selama kehamilan, yang kembali normal
pasca melahirkan, berhubungan dengan meningkatnya risiko DM di
kemudian hari

Keterangan:
mtDNA, mitochondrial DNA

IDAI, 2015
PATOFISIOLOGI

HOST
DM Tipe I

Autoimun Terbentuknya autoantibodi terhadap insulin

Proses lipolisis ↑↑ 
kadar asam lemak
Destruksi ↓ sekresi bebas dalam plasma
sel ß insulin  ↑↑
pankreas kekurangan
INSULIN
Kadar
glukosa
dalam
darah ↑↑

Hariyanto, 2018
DM Tipe II
HOST

Resistensi Reseptor insulin sudah tidak aktif karena


insulin dianggap kadarnya masih tinggi dalam darah

desensitisasi sel ß
Hiperinsulinemia pankreas terhadap Kadar
Sehingga adanya glukosa glukosa
Sekresi insulin dalam
↓↓ darah ↑↑

Bila tidak tertangani

Destruksi
sel ß
pankreas

Hariyanto, 2018
MANIFESTASI KLINIS

KELUHAN KLASIK KELUHAN LAIN

• Poliuria. • Lemah badan.


• Polidipsia. • Kesemutan.
• Polifagia. • Gatal.
• Penurunan berat badan • Mata kabur.
yang tidak dapat dijelaskan • Disfungsi ereksi pada pria.
sebabnya. • Pruritus vulva pada wanita

PERKENI, 2015
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
• Keluhan klasik dan keluhan lainnya • Pengukuran tinggi dan berat badan
• Usia dan karakteristik saat onset • Pemeriksaan lainnya yang mengarah
• Pola makan, status nutrisi, status ke komplikasi
aktifitas fisik, dan riwayat perubahan
berat badan
• Riwayat pengobatan
• Riwayat infeksi sebelumnya dan
komplikasi lainnya

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN LAINNYA


• Profil lipid, tes fungsi hati, tes fungsi
• Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa
ginjal
dan 2 jam setelah TTGO
• EKG
• Pemeriksaan kadar HbA1c
• Foto thoraks
PERKENI, 2015
KRITERIA DIAGNOSIS
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl. Puasa adalah kondisi
tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.
ATAU
Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
ATAU
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl dengan keluhan klasik.
ATAU
Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5% dengan menggunakan metode yang
terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program
(NGSP).

PERKENI, 2015
PENATALAKSANAAN

Sasaran dan Tujuan Khusus Pengelolaan DM Tipe-1 pada Anak

Sasaran Tujuan Sasaran dan


1. Bebas dari gejala 1. Tumbuh kembang optimal
tujuan tercapai
penyakit 2. Perkembangan emosional
dengan komponen
2. Dapat menikmati normal
pengelolaan:
hidup 3. Kontrol metabolik yang
3. Terhindar dari baik tanpa menimbulkan
komplikasi hipoglikemia
4. Hari absensi sekolah • pemberian insulin,
rendah dan aktif • pengaturan makan,
berpartisipasi dalam • olahraga, dan
kegiatan sekolah • edukasi, yang didukung oleh
5. Pada saatnya mampu pemantauan mandiri (home
mandiri mengelola monitoring)
penyakitnya

IDAI, 2015
4 pilar penatalaksanaan DM, yaitu:
1) Edukasi
2) Terapi nutrisi medis
3) Latihan fisik
4) Intervensi farmakologis

PERKENI, 2015
PENATALAKSANAAN....

1) EDUKASI
 meliputi:
• pemantauan glukosa mandiri,
• perawatan kaki,
• ketaatan pengunaan obat-obatan,
• berhenti merokok,
• meningkatkan aktifitas fisik, dan
• Mengurangi asupan kalori dan diet tinggi lemak.

PERKENI, 2015
PENATALAKSANAAN....

2) TERAPI NUTRISI MEDIS (TNM)


 makanan yang seimbang, sesuai dengan kebutuhan kalori
masing-masing individu, dengan memperhatikan
keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah makanan.

3) LATIHAN FISIK
 Latihan jasmani secara teratur 3-4 kali seminggu, masing-
masing selama kurang lebih 30 meni  seperti berjalan
santai, jogging, bersepeda dan berenang.

PERKENI, 2015
4) INTERVENSI FARMAKOLOGIS
TERAPI FARMAKOLOGIS
Pemicu sekresi insulin Sulfonilurea
Glinid
Peningkat sensitivitas Biguanid: metformin
insulin Tiazolidindion
OBAT HIPOGLIKEMIK
ORAL
Penghambat Biguanid: metformin
glukoneogenesis
Penghambat glukosidase Acarbose
alfa
Insulin Insulin kerja cepat
Insulin kerja pendek
Insulin kerja menengah
OBAT SUNTIKAN Insulin kerja panjang
Insulin campuran tetap
Agonis GLP-1/incretin
mimetik
PERKENI, 2015
KOMPLIKASI
• Hipoglikemia
• Ketoasidosis diabetik (KAD)
KOMPLIKASI • Sindrom HHNK (koma
hiperglikemia hiperosmoler
METABOLIK AKUT nonketotik)

Komplikasi pembuluh darah kecil


(mikrovaskuler):
• Kerusakan retina mata (retinopati)
KOMPLIKASI • Kerusakan ginjal (nefropati diabetik)
• Kerusakan saraf (neuropati diabetik)

KOMPLIKASI
METABOLIK KRONIK
Komplikasi pembuluh darah besar
(makrovaskuler):
• Penyakit jantung koroner
• Penyakit serebrovaskuler

PERKENI, 2015
PROGNOSIS

Prognosis diabetes mellitus ditentukan oleh modifikasi gaya


hidup pasien, kontrol gula darah yang baik, dan follow up
secara teratur (Rahmawati dan Hargono, 2018).
PENCEGAHAN

1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan tersier

PERKENI, 2015
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

• Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik


• Diabetes diklasifikasikan menjadi Diabetes Melitus Tipe 1,
Diabetes Melitus Tipe 2, Diabetes Melitus Gestasional, dan
Diabetes Mellitus Tipe lain.
• Penatalaksanaan DM dibagi menjadi 2 yaitu nonfarmakologi dan
farmakologi.

Anda mungkin juga menyukai