Anda di halaman 1dari 18

ETIKA PENULISAN

TIGA PELANGGARAN KODE ETIK YANG


DISESALKAN:
• Fabrikasi data: membuat‐buat data yang
sebenarnya tidak ada; membuat data fiktif.
• Falsifikasi data: mengubah data sesuai
dengan keinginan, terutama agar sesuai
dengan kesimpulan yang ‘ingin’ diambil
dari sebuah penelitian.
• Plagiarisme: mengambil ide, kata‐kata,
kalimat, teks, atau apasaja milik orang lain
tanpa menyebutkan sumbernya.
PLAGIAT

• Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau


tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba
memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya
ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh
karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui
sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan
sumber secara tepat dan memadai.
Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada:
(1) mengacu dan/atau mengutip istilah, katakata
dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu
sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan
kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara
memadai;
(2) mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah,
kata‐kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi
dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam
catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber
secara memadai;
Plagiat meliputi, tetapi tidak terbatas pada
(lanjutan):
(3) menggunakan sumber gagasan, pendapat,
pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber
secara memadai;
(4) merumuskan dengan kata‐kata dan/atau
kalimat sendiri dari sumber kata dan/atau kalimat,
gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa
menyatakan sumber secara memadai;
(5) menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilka
dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain
sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan
sumber secara memadai.
Definisi “Sumber”:
Orang perseorangan, kelompok orang, atau anonim
penghasil satu atau lebih karya dan/atau karya ilmiah
baik yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan, atau
dimuat dalam bentuk tertulis, cetak maupun tertulis.

Pernyataan sumber dianggap memadai apabila


dilakukan sesuai dengan tata cara pengacuan dan
pengutipan dalam gaya selingkung setiap bidang ilmu,
teknologi, dan seni.
MENGHINDARI PLAGIASI
DALAM MENGACU DAN MENGUTIP (1)

• Tempatkan dalam kutipan setiap hal yang diambil


langsung dari teks aslinya, terutama jika Anda
memang mengutip.

•Kemukakan dengan kata‐kata sendiri (parafrase),


tetapi pastikan bahwa Anda tidak sekadar
menata‐ulang atau membubuhkan beberapa kata
baru.
MENGHINDARI PLAGIASI
DALAM MENGACU DAN MENGUTIP (2)

• Bacalah secermat‐cermatnya apa yang hendak


diparafrase, tutuplah teks aslinya sehingga tidak
tergoda untuk menggunakan teks itu sebagai
panduan.

• Kemudian tulislah gagasan itu dengan katakata


sendiri tanpa mengintip.
MENGHINDARI PLAGIASI
DALAM MENGACU DAN MENGUTIP (3)

• Bandingkan parafrase tersebut dengan teks


aslinya untuk memastikan tidak
menggunakan frase atau kata‐kata yang
sama, dan bahwa informasinya sudah akurat.

Catatan:
Informasi yang sudah menjadi pengetahuan
umum tidak perlu disebut sumbernya
YANG TAK PERLU DISEBUT SUMBERNYA

• Pengetahuan umum adalah fakta‐fakta yang dapat


ditemukan di banyak tempat dan sudah diketahui oleh
orang banyak.
Contoh: Suharto adalah Presiden RI kedua

• Contoh yang bukan pengetahuan umum sehingga perlu


disebut sumbernya:
Suharto menjadi Presiden RI kedua sebagai hasil kudeta
MASALAH MENDASAR PENGGUNAAN
RUJUKAN ATAU ACUAN

Ada 6 kegunaan sumber rujukan


1) Sebagai bukti bahwa penulis mengetahui sumber-
sumber yang relevan (relevant literature)
2) Sebagai pendukung gagasan atau argumentasi
3) Sebagai penjelas istilah-istilah kunci
4) Untuk merumuskan kerangka teori
5) Untuk menjelaskan posisi studi Anda di antara
studi-studi lainnya
6) Untuk menunjukkan pentingnya hasil/temuan
studi Anda
MASALAH TEKNIS
PENGACUAN/PENGGUNAAN RUJUKAN

Dalam menulis rujukan harus konsisten dalam


penggunaan suatu gaya.
Ada empat cara utama dalam mengacu pustaka yang
disebutkan dalam teks:
(1)Gaya Harvard (Author‐date),
(2)Gaya Vancouver (Author‐number),
(3)Gaya Modern Language Association (MLA),
(4)Gaya American Psychological Association (APA).

Ada gaya lain (Chicago Manual): (1) Author‐date


system, and (2) Documentary Note style
CHICAGO MANUAL STYLE

• Ciri utama menggunakan Chicago Manual Style


adalah adanya penggunaan catatan kaki dan
penggunaan istilah-istilah seperti ibid, op cit, dan
loc cit.
Ibid (singkatan dari ibidem) artinya pada tempat yang sama.
Singkatan ini dipakai bila catatan kaki yang berikut menunjuk
kepada sumber yang telah disebut pada catatan sebelumnya.
Op cit (singkatan dari Opere citato) berarti pada karya yang
telah dikutip, dipakai bila catatan kaki itu menunjuk pada
sumber yang telah disebut lebih dahulu, tetapi diselingi oleh
catatan kaki yang lain.
Loc cit (dari Loco Citato) artinya pada tempat yang telah
dikutip. Singkatan ini berfungsi sama dengan op cit, tetapi
biasanya dipakai untuk menunjuk kepada sumber dari artikel,
majalah, harian atau ensiklopedia yang telah disebut
sebelumnya.
AMERICAN PSYCHOLOGICAL ASSOCIATION

Jika mengutip langsung kurang dari 40 kata, Anda


dapat menempatkannya langsung dalam kalimat.
Kutipan langsung ditandai dengan petik ganda
(“………..”).
Contoh:
Rifai (2005) menjelaskan bahwa “dalam
menyiapkan tulisan untuk diterbitkan, penulis
terkungkung oleh seperangkat norma yang boleh
dikatakan berlaku secara universal” (hlm. 5).
KUTIPAN LEBIH DARI 40 KATA

Jika kutipan itu lebih dari 40 kata, mulailah kutipan dengan baris baru
menjorok ke dalam.
Kutipan tidak perlu ditandai dengan petik ganda.
Contoh:
Penulis harus memperhatikan kode etik ketika menulis ilmiah. Ada sejumlah
kode etik yang dikemukakan oleh Rifai (2005).
Penulis dituntut untuk menjunjung tinggi posisi terhormatnya sebagai
orang terpelajar dengan jalan menjaga kebenaran hakiki, manfaat, dan
makna informasi yang akan disebarluaskannya sehingga tidak
menyesatkan orang lain. Selain itu, penulis dengan penuh kesungguhan
mengupayakan tulisan yang disajikannya bukanlah bahan yang
menyusahkan untuk dibaca karena telah ditulisnya secara tepat, singkat,
dan jelas. (hlm. 5).
BIBLIOGRAFI ATAU PUSTAKA ACUAN

Penulisan Bibliografi atau Pustaka Acuan harus


konsisten berdasar gaya penulisan yang
digunakan.

Pada diklat kali ini akan ditunjukkan contoh


penulisan Pustaka Acuan dengan menggunakan
gaya APA.
Penyusunan Bibliografi dibuat secara alfabetis.
• Penulisan nama di daftar kepustakaan tidak perlu
dituliskan gelar kesarjanaan atau pangkatnya.
• Untuk nama Indonesia yang hanya terdiri dari satu
unsur, dituliskan sebagaimana adanya (misalnya:
Suhardjono).

Anda mungkin juga menyukai