Anda di halaman 1dari 60

Berita Dari Luar Negri :

• Berita Cina (Abad Ke 7)


• Catatan perjalanan Marco Polo (1292)
• Ibnu Batutah (Abad Ke 14)
Berita Dari Dalam Negri

• Makam Fatimah Binti Maimun (Tahun


1111)
• Makam Malik Al Saleh (Tahun 1297)
• Makam Maulana Malik Ibrahim (Tahun
1419)
• Komplek Makan Troloyo dan Trowulan
Jawa Timur
Para ahli Islam sepakat proses Islamisasi terjadi sekitar abad
ke 14 dan ke-15
Setiap daerah tidak bersamaan
Golongan pembawa agama Islam

• Para pedagang
• Juru Dakwah
1. Wali Songo
2. Tuan Tunggang Parangan, Dato’ri Bandang,
Tuan Di Bandang
Wali Songo :

Berjumlah Sembilan
Orang Yang menyebarkan
agama Islam di Pulau
Jawa :

1. Maulana Malik Ibrahim


2. Sunan Ampel
3. Sunan Giri
4. Sunan Bonang
5. Sunan Drajat
6. Sunan Kudus
7. Sunan Muria
8. Sunan Kalijaga
9. Sunan Gunung Jati
Golongan penerima Islam
Saluran-saluran Islamisasi

Perkawin
an

Tasawuf Perdagangan

Islam

Pendidik Keseni
an an
Kerajaan Perlak

• Merupakan kerajaan tertua


• Memiliki mata uang sendiri yang terbuat dari:
◊ emas (dirham),
◊ perak (kupang)
◊ tembaga atau kuningan
Raja-Raja Kerajaan Perlak

a. Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah


(225 – 249 H / 840 – 964 M).
b. Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin
Syah II Johan Berdaulat (622-662 H/1225-1263 M).
c. Sultan Makhdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah
Johan Berdaulat (662-692 H/1263-1292 M).
Kerajaan Samudera Pasai

 Didirikan oleh Malik As Saleh

 Terletak di sebelah utara utara Perlak di daerah Lhok Semawe sekarang (pantai timur Aceh).
Peta Kerajaan Samudera Pasai
Raja-Raja Samudera
Pasai

a. Sultan Malik Al-saleh


b. Sultan Muhammad (Sultan Malik al Tahir I)
1297-1326. kerajaan Perlak disatukan dengan
Kerajaan Samudra Pasai.
c. Sultan Malik al Tahir II (1326 - 1348 M).

Tahun 1522
Samudra Pasai diduduki oleh Portugis
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
Silsilah raja-raja Pasai
Kesultanan Malaka

Pendiri :
Muhamad Iskandar Syah (1414 – 1424)

Raja-Raja Kerajaan Malaka :

 Sultan Mansur Syah (1458-1477)


 Sultan Alaudin Syah (1477-1488)
 Sultan Mahmud Syah (1488-1511),
Kesultanan Malaka

 Wilayah Kesultanan Malaka: Pahang, Indragiri,


Kampar, Tumasik, Sumatera Utara, Aceh
 Memiliki hubungan politik dan dagang dengan
Gujarat, Cina, Benggala serta pelabuhan-pelabuhan
di Jawa. Sistem birokrasi dan feodalisme sultan,
pembesar dan golongan bangsawan melemahkan
Malaka di bidang politik dan pertahanan.

Kesultanan Malaka mengalami keruntuhan karena :


serangan Bangsa Portugsi
dibawah pimpinan Alfonso d’Alberquerqe
Struktur pemerintahan Kesultanan Malaka

Sultan

Patih/Paduka
Sultan

Bendahara Laksamana

Tumenggung Tumenggung

Tumenggung

Syahbandar Syahbandar

Syahbandar
Kerajaan Aceh

 Didirikan oleh Sultan Ibrahim

 yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528)

 Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja.

 Corak pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem: kaum bangsawan, (golongan teuku) kaum ulama (golongan tengku atau teungku).

Cap Sikeureung,
Lambang pemerintahan kerajaan
Aceh tempoe doeloe
Kerajaan Aceh

• Aceh mengalami kemajuan pesat pada masa


pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607- 1636).

• Wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh meliputi :


Johor, Pahang, Kedah, Perak di Semenanjung
Melayu dan Indragiri, Pulau Bintan, dan Nias.

• Iskandar Muda menyusun undang-undang tata


pemerintahan yang disebut Adat Mahkota Alam.
Kerajaan Aceh

.
 Aceh mengalami kemunduran di bawah
pimpinan Sultan Iskandar Thani (1636- 1641).
 Dia kemudian digantikan oleh permaisurinya,
Putri Sri Alam Permaisuri (1641- 1675).
 Akhirnya, Belanda berhasil menguasai Aceh
pada tahun 1904.
Kerajaan Aceh

.
• Pada sekitar abad ke-16 dan 17 terdapat empat
orang ahli tasawuf di Aceh, yaitu Hamzah Fansuri,
Syamsuddin as-Sumtrani, Nuruddin ar-Raniri, dan
Abdurrauf dari Singkil.

• Aceh menjadi kerajaan yang kaya akan sumber


daya alam seperti beras, emas, perak dan timah
serta rempah-rempah.
Peta wilayah Kerajaan Aceh
Kerajaan Demak

• Didirikan oleh Raden Patah (1500-1518)


• bergelar Sultan Alam Akhbar al Fatah
• Kekuasaannya meliputi:
Demak, Semarang, Tegal, Jepara dan sekitarnya, dan
cukup berpengaruh di Palembang dan Jambi, serta
beberapa wilayah di Kalimantan.
• Karena memiliki bandar-bandar penting seperti
Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik,
Kerajaan Demak

Kekuasaannya meliputi:
Demak, Semarang, Tegal, Jepara
dan sekitarnya, dan cukup
berpengaruh di Palembang dan
Jambi, serta beberapa wilayah di
Kalimantan.
Peta Wilayah Kerajaan Demak
Silsilah Raja-Raja Demak
Silsilah Raja-Raja Demak

• Raja Pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah


• Raden Patah digantikan oleh Adipati Unus (1518-1521).
panglima perang yang berani.
Ia berusaha membendung pengaruh Portugis jangan
sampai meluas ke Jawa.
• Adipati Unus digantikan adiknya, Sultan Trenggono
(1521-1546), Demak mengalami masa kejayaan
Silsilah Raja-Raja Demak

 Tahun 1522, pasukan Demak pimpinan Fatahillah


menyerang Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.
 Tahun 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut. Dalam
penyerangan ke Pasuruan pada tahun 1546, Sultan
Trenggono gugur.
 Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar
Sedolepen, saudara Sultan Trenggono yang
seharusnya menjadi raja dan Sunan Prawoto, putra
sulung Sultan Trenggono. Sunan Prawoto kemudian
dikalahkan oleh Arya Penangsang, anak Pengeran
Sekar Sedolepen.
Silsilah Raja-Raja Demak

 Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar


Sedolepen, saudara Sultan Trenggono yang
seharusnya menjadi raja dan Sunan Prawoto, putra
sulung Sultan Trenggono.
 Sunan Prawoto kemudian dikalahkan oleh Arya
Penangsang, anak Pengeran Sekar Sedolepen.
 Arya Penangsang kemudian dibunuh oleh Joko
Tingkir, menantu Sultan Trenggono yang menjadi
Adipati di Pajang. Joko Tingkir bergelar Sultan
Hadiwijaya (1549-1587) memindahkan pusat
Kerajaan Demak ke Pajang.
Peninggalan Kerajaan Demak

Masjid Agung Demak


Kerajaan Pajang

 Didirikan oleh Joko Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya


(1549-1587)
 Setelah Sultan Hadiwijaya meninggal, ia digantikan
oleh putranya Sultan Benowo.
 Pada masa pemerintahannya anak Arya Panggiri
(anak Sultan Prawoto) melakukan pemberontakan
 Atas bantuan anak angkatnya Sutawijaya,
pemberontakan tersebut berhasil ditumpas
 Sutawijaya memindahkan pusat kerajaan ke Mataram
Kerajaan Mataram

 Didirikan Sutawijaya dengan gelar Panembahan Senopati Ing


Alaga Sayidin Panatagama (1586-1601)
 Setelah Senopati wafat, putranya Mas Jolang (1601-1613) naik
tahta dan bergelar Sultan Anyakrawati. Dia berhasil
menguasai Kertosono, Kediri, dan Mojoagung. Ia wafat dalam
pertempuran di daerah Krapyak kemudian dikenal dengan
Pangeran Sedo Krapyak.
Raja-Raja Mataram Islam
 Mas Jolang kemudian digantikan oleh Mas Rangsang
(1613-1645) bergelar Sultan Agung Senopati ing Alogo
Ngabdurracham atau Sultan Agung.
 Pada masa pemerintahannya, Mataram mencapai
masa keemasan. Pusat pemerintahan dipindahkan ke
Plered. Wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Tengah,
Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat.
 Sultan Agung kemudian berniat untuk merebut
Banten.
• Namun, niatnya itu terhambat karena ada VOC yang
menguasai Sunda Kelapa.
• VOC juga tidak menyukai Mataram. A
• kibatnya, Sultan Agung harus berhadapan dulu
dengan VOC.
• Sultan Agung dua kali berusaha menyerang VOC:
tahun 1628 dan 1629.

Penyerangan tersebut tidak berhasil,


tetapi dapat membendung pengaruh VOC di Jawa.
digantikan oleh Amangkurat I (1645-1677).
Raja-raja Mataram

1. Sultan Agung wafat tahun 1645


2. Amangkurat I (1645-1677).
3. Amangkurat II (1677-1703). wilayah Kerajaan
Mataram makin menyempit karena diambil oleh
Belanda.
Perjanjian Giyanti

• Terjadi Tahun 1755,


• Mataram terpecah menjadi dua :
1. Ngayogyakarta Hadiningrat
(Kesultanan Yogyakarta) yang
berpusat di Yogyakarta dengan raja
Mangkubumi yang bergelar
Hamengku Buwono I dan
2. Kesuhunan Surakarta yang berpusat
di Surakarta dengan raja Susuhunan
Pakubuwono III. Dengan demikian,
berakhirlah Kerajaan Mataram.
Perjanjian Salatiga

• Terjadi Tahun 1757


• Mataram terpecah menjadi empat yaitu :
1. Kesultanan Yogyakarta
2. Kasultanan Surakarta
3. Pakualaman
4. Mangkunegara
Peta Wilayah Kerajaan Mataram
Pemecahan wilayah Kerajaan Mataram Islam

Mataram Islam

Perjanjian
Giyanti (1755 )

Kesultanan Kesunanan
Ngayogyakarta Surakarta
Hadiningrat Hadiningrat
Perjanjian
Salatiga 1757
1813 Kesunanan
Surakarta Mangkunegaran
Hadiningrat

Kesultanan
Pakualaman Ngayogyakarta
Hadiningrat
Kesultanan Cirebon

 Didirikan oleh salah seorang anggota


Walisongo, Sunan Gunung Jati dengan gelar
Syarif Hidayatullah.
 Raja-raja Cirebon:
a. Pangeran Ratu (Panembahan Yusuf)
b. Panembahan Girilaya (1650-1662)
c. Martawijaya (Panembahan Sepuh)
d. Kartawijaya (Panembahan Anom)
• Pada tahun 1679, Cirebon
terpaksa dibagi dua, yaitu
Kasepuhan dan Kanoman.
• Kasultanan Kanoman dibagi
dua menjadi Kasultanan
Kanoman dan Kacirebonan.
Dengan demikian,
kekuasaan Cirebon terbagi
menjadi 3, yakni
Kasepuhan, Kanoman, dan
Kacirebonan.
• Cirebon berhasil dikuasai
VOC pada akhir abad ke-17
berdasarkan Perjanjian
Kartasura 1705.
Silsilah Raja-Raja Cirebon
Kesultanan Banten

Pelabuhan Banten

Pelabuban Banten Lokasi kerajaan Banten


Banten Abad Ke-18
Raja-raja Banten

Sultan Hasanudin (1522-1527)


Pengaruh Banten sampai ke
Lampung
Pangeran Yusuf (1570-1580)
Berhasil merebut Pajajaran dan
Pakuan
Maulana Muhammad
1595 menyerang Palembang dan
gugur

Abu’lmufakir

Abu’ma’ali Ahmad Rahmatullah

Sultan Ageng Titayasa


Kerajaa Banten maju pesat

Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji)


Memihak VOC
Salah Peninggalan Kerajaan Banten
Kerajaan Gowa-Tallo
(Kesultanan Makassar)

Sultan Hasanuddin
Tumenanga Ri Balla
Pangkana (1653-1669) raja
terkenal dari Kerajaan Gowa-
Tallo yang dijuluki Ayam
Jantan dari Timur (De Hantjes
van Het Oosten)

Sultan Hasanuddin lahir tahun


1631 dengan nama I
Mallombesi Muhammad Bakir
Daeng Mattawang Karaeng
Bonto Mangape dan wafat
tanggal 12 Juni 1670.
Kerajaan Gowa-Tallo

1605, Sultan Gowa- 1639, Sultan Alaudin


Tallo Memeluk Islam, wafat, dan Sultan Hasanuddin
Bergelar Sultan digantikan Sultan menjadi raja (1653-
Alaudin Awwalul Muhammad Said 1669)
Islam (1639-1653)

Perang 12 April
Belanda Sultan Hasanuddin
1668
menyerang memperluas
Sultan Hasanuddin
Makassar dan wilayah sampai ke
menyerahkan
terjadi Perjanjian Sumbawa dan
tahta kepada Amir
Bongaya 1667 Ternate
Hamzah

Perang 12 April
1668
Sultan Hasanuddin
menyerahkan
tahta kepada Amir
Hamzah
Perjanjian Bongaya
18 November 1667

Belanda boleh
Makassar harus
mendirikan
melepaskan
benteng di
jajahannya
Makassar

Belanda
Aru Palaka
mendapat
harus diakui
monopoli
sebagai Raja
dagang di
Bone
Makassar Perjanjian
Bongaya
Peta wilayah Kerajaan Gowa-Tallo
Peta kerajaan Ternate dan Tidore
Kesultanan Ternate
• Ternate berdiri abad ke-13
dengan raja Zainal Abidin (1486-
1500).
• Portugis yang masuk Maluku
pada tahun 1512
• Portugis dan Belanda bukan
hanya berdagang tetapi juga
berusaha menyebarkan ajaran
agama mereka. Penyebaran
agama ini mendapat
tantangan dari Raja Ternate,
Sultan Khairun (1550-1570).
Ketika diajak berunding oleh
Belanda di benteng Sao Paulo,
Sultan Khairun dibunuh oleh
Portugis.
• Sultan Khairun kemudian
digantikan oleh Sultan Baabullah
(1570-1583). Pada masa
pemerintahannya, Portugis
berhasil diusir dari Ternate.
Keberhasilan itu tidak terlepas
dari bantuan Sultan Tidore.
Kesultanan Tidore

 Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya dengan Sultan


Mansur sebagai raja.
 Kerajaan Tidore mengalami kemajuan pada masa
pemerintahan Sultan Nuku. Sultan Nuku berhasil
memperluas pengaruh Tidore sampai ke Halmahera,
Seram, bahkan Kai di selatan dan Misol di Irian.
 Dengan masuknya Spanyol dan Portugis ke Maluku,
kehidupan beragama dan bermasyarakat di Maluku jadi
beragam: ada Katolik, Protestan, dan Islam. Pengaruh
Islam sangat terasa di Ternate dan Tidore. Pengaruh
Protestan sangat terasa di Maluku bagian tengah dan
pengaruh Katolik sangat terasa di sekitar Maluku bagian selatan.
Kesultanan Banjar
 Didirikan oleh Pangeran Samudra
 Pada saat Islam masuk ke Kerajaan Banjar ia memakai gelar
Sultan Suryanullah atau Suryansyah.
 Pada abad ke-16 kota-kota pelabuhan Banjarmasin
mengalami perkembangan pesat sebab banyak didatangi
oleh para pedagang.

Pangeran Hidayatullah Kraton Kesultanan Banjar


Raja-Raja Kerajaan Banjar

1. Pangeran Samudra (Sultan Suriansyah, Raja pertama) - 1526 - 1545


2. Sultan Rahmatullah - 1545 – 1570
3. Sultan Hidayatullah - 1570 - 1595
4. Sultan Mustain Billah - 1595 – 1620
5. Ratu Agung bin Marhum Penembahan yang bergelar Sultan Inayatullah - 1620 - 1637
6. Ratu Anum bergelar Sultan Saidullah - 1637 – 1642
7. Adipati Halid sebagai Wali Sultan, karena Amirullah Bagus Kesuma belum dewasa -
1642 – 1660
8. Amirullah Bagus Kesuma - 1660 - 1663
9. Pangeran Adipati Anum (Pangeran Suriansyah) - 1663 – 1679
10. Sultan Tahlilullah - 1679 – 1700
11. Sultan Tahmidullah bergelar Sultan Kuning - 1700 – 1734
12. Pangeran Tamjid bin Sultan Agung, yang bergelar Sultan Tamjidillah - 1734 - 1759
13. Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah - 1759 - 1761 :
14. Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad Aliuddin - 1761 - 1801:
15. Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah - 1801 - 1825 :
16. Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman - 1825 - 1857 :
17 . Pangeran Tamjidillah - 1857 - 1859 :
18. Pangeran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin Khalifatul Mu'mina -
1859 - 1862 :
19. Sultan Muhammad Seman yang merupakan Raja terakhir dari Kerajaan Banjar - 1862
- 1905
Lokasi Kesultanan Banjar
Referensi

• Ricklefs, M.C. 1998. Sejarah Indonesia Modern.


Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
• I Wayan Badrika. Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas XI
Program IPA. Jakarta: Erlangga
• Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho
Notosusanto. 1993. Jakarta: Balai Pustaka.
• Sartono Kartodirdjo. 1993. Pengantar Sejarah Indonesia
Baru. Jilid 1-2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
• Nana Supriatna. 2007. Sejarah Untuk SMA Program
IPA. Jakarta: Grafindo Media Pratama.
Penyusun

EKA PUTRI YULIANA


JOHAN NORRYS MIRINO
YESAYA PUTRA

Anda mungkin juga menyukai