Anda di halaman 1dari 27

NOR AFNI OKTAVIA,NS.,M.

KEP

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KLIEN DGN KECEMASAN
(ANSIETAS)
ANSIETAS....????????
Istilah kecemasan dalam
Bahasa Inggris yaitu
anxiety yang berasal dari
Bahasa Latin angustus
yang memiliki arti kaku,
dan ango, anci yang berarti
mencekik (Trismiati, dalam
Yuke Wahyu Widosari,
2010: 16).
Steven Schwartz, S (2000: 139)

“anxiety is a negative emotional state marked by


foreboding and somatic signs of tension, such as
racing heartt, sweating, and often, difficulty
breathing, (anxiety comes from the Latin word
anxius, which means constriction or
strangulation). Anxiety is similar to fear but with a
less specific focus. Whereas fear is usually a
response to some immediate threat, anxiety is
characterized by apprehension about
unpredictable dangers that lie in the future”.
Karakteristik Ansietas

 Mpk emosi dan bersifat subyektif.


 Sumber tdk jelas (takut ~ sumber jelas).
 Bisa ditularkan
 Terjadi akibat adanya ancaman pada harga
diri, identitas diri.
 Perlu adanya keseimbangan antara
keberanian dan kecemasan
Tingkat Ansietas

1. Ansietas ringan: pd kehidupan sehari-hari. Individu


sadar. Lahan persepsi meningkat (mendengar, melihat,
meraba lebih dari sebelumnya). Menimbulkan motivasi
belajar, pertumbuhan, dan kreativitas.

2. Ansietas sedang: dapat membuat seseorang untuk


memusatkan perhatian pada hal penting dan
mengesampingkan yang lain, sehingga mengalami
perhatian yang selektif, tetapi dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah.
Tingkat Ansietas

3. Ansietas berat: lahan persepsi sangat sempit, hanya


bisa memusatkan perhatian pd yg detail, tdk yg lain.
Semua perilaku ditujukan untuk menurunkan ansietas.
Perlu bantuan org lain untuk mengontrol keadaan.

4. Panik: hilang kontrol, hanya bisa menurut perintah.


Hilang pemikiran rasional.
Panik
 Hilang kontrol
 Tak bisa melakukan sesuatu tanpa perintah atau
arahan.
 Disorganisasi kepribadian.
 Meningkatnya aktivitas motorik
 Menurunnya kemampuan menghubung-hubungkan.
 Distrosi persepsi
 Hilangnya pikiran rasional
 Hilangnya komunikasi dan fungsi efektif.
 Bila berlangsung berkepanjangan menyebabkan
exhaustion ~ kematian
Rentang Respon Ansietas

Adaptif Maladap
tif

Antisi Ringan Sedang Berat Panik


pasi
Asuhan Keperawatan
Pengkajian

 Faktor Predisposisi
 Faktor Presipitasi
 Mekanisme Koping
 Perilaku
PENGKAJIAN
A. Batasan Karakteristik
• Perilaku (Behavior)
• Afektif
• Psikologis
• Simpatetik
• Parasimpatetik
• Kognitif
2. Faktor Predisposisi

Stuart dan Laraia (2005)


1. Faktor Biologis
2. Faktor Psikologis
3. Sosial Budaya
3. Faktor Presipitasi

 Ancaman integritas fisik: ketidakmampuan


fisiologis dan menurunnya kemampuan
melaksanakan ADL.
 Ancaman thd sistem “diri”; mengancam identitas,
harga diri, integrasi sosial. Mis: phk, kesulitan
peran baru.
 Gabungan: penyebab timbulnya ansietas
gabungan dr genetik, perkembangan, stresor
fisik, stresor psikososial.
4. Tanda gejala

 Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikiranya sendiri dan


mudah tersinggung.
 Pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut.
 Pasien mengatakan takut bila sendiri, atau pada keramaian.
 Gangguan pola tidur, nightmare
 Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
 Keluhan somatik ( sakit pada otot, tulang belakang, pendengaran,
sesak nafas, pusing, sering kencing, dll)
Diagnosis Keperawatan
Menurut NANDA:
 Ansietas
 Koping individu tidak efektif
 Takut
Contoh dx lengkap:
 Ansietas berat b.d. konflik seksual ditandai dg mencuci tangan
berulang-ulang, pikiran kotor dan adanya kuman yg sering
timbul.
 Ansietas sedang b.d. prestasi sekolah yg buruk dimanifestasikan
dg denial dan rasionalisasi yg berlebihan.
 Koping individu tak efektif b.d. kematian anak, dimanifestasikan
dg ketdkmampuan mengingat kembali peristiwa kecelakaan.
Tujuan

 Menurunkan tingkat
kecemasan klien.
 Mendukung dan
melindungi klien
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
Tujuan: memberi dukungan, melindungi, dan
menurunkan tingkat ansietas pada tkt sedang
atau ringan.
 Bina hubungan saling percaya dan terbuka:
dengarkan keluhan, dukung utk
menceritakan perasaan, jawab pertanyaan
scr lags, menerima tanpa pamrih, hargai
pribadi klien.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik

 Sadari dan kontrol perasaan diri perawat:


bersikap terbuka sesuai perasaan, terima
perasaan positif maupun negatif termasuk
perkembangan ansietas, menggali penyebab
ansietas, pahami perasaan diri secara
terapeutik.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
 Yakinkan klien ttg manfaat mekanisme koping yg
bersifat melindungi dan tdk memfokuskan diri pd
perilaku maladaptif: terima dan dukung klien; tdk
menentang klien; nyatakan perawat bisa
memahami rasa sakit tetapi tdk memfokuskan
pada rasa tersebut; beri umpan balik thd
perilaku, stresor, dampak stresor dan sumber
koping; dukung ide keh fisik berhub dg
kesehatan mental; batasi perilaku maladaptif dg
cara suportif.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
 Identifikasi dan mencoba menurunkan situasi yg
menimbulkan ansietas: sikap tenang; lingkungan
tenang; batasi kontak dg klien lain; identifikasi
dan modifikasi hal yg menimbulkan cemas;
terapi fisik: mandi air hangat, pijat

 Anjurkan melakukan aktivitas di luar yg menarik;


share aktivitas yg sering dilakukan; latihan fisik;
buat rencana harian; libatkan keluarga dan
support system.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
 Tingkatkan kesehatan fisik: beri obat-obatan
yg meningkatkan rasa nyaman; observasi
efek samping obat dan beri pendidikan
kesehatan yang sesuai.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Sedang
1. Bina hubungan saling percaya:
 Dengar dengan hangat dan responsif
 Beri waktu kepada klien untuk berespon
 Beri dukungan utk ekspresi diri.
2. Perawat menyadari dan mengenal ansietasnya
sendiri:
 Kenali perasaan diri
 Kenali sikap dan perilaku perawat yg berdampak negatif pd
klien
 Bersama klien menggali perilaku dan respon shg dapt belajar
dan berkembang
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Sedang
3. Bantu klien mengenal ansietasnya:
 Bantu klien mengekspresikan perasaan.
 Bantu klien menghubungkan perilaku dg perasaan klien.
 Memvalidasi kesimpulan dan asumsi.
 Pertanyaan terbuka.
4. Memperluas kesadaran berkembangnya
ansietas:
 Bantu klien menhubungkan situasi dan interaksi yg
menimbulkan ansietas.
 Bantu klien meninjau kembali penilaian klien thd stresor yg
dirasa mengancam dan menimbulkan konflik.
 Mengaitkan pengalaman saat ini dg pengalaman masa lalu
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Sedang
5. Bantu klien mempelajari koping yg baru
 Menggali pengalaman klien menghadapi ansietas sebelumnya.
 Tunjukkan akibat negatif koping yg saat ini.
 Dorong klien untuk mencoba koping adaptif yg lalu
 Memusatkan tanggung jawab perubahan pada klien
 Terima peran aktif klien. Mengaitkan hubungan sebab-akibat
keadaan ansietasnya.
 Bantu klien menyusun kembali tujuan memodifikasi perilaku
 Anjurkan penggunaan koping yg baru
 Didik klien untuk memakai ansietas ringan untuk
pertumbuhan diri.
 Dorong aktivitas fisik untuk menyalurkan energi
 Mengerahkan dukungan sosial ~ koping adaptif
diterapkan oleh klien.
TERIMAKASIH.........

Anda mungkin juga menyukai