JASA KONSTRUKSI
1
KEBUTUHAN PENGATURAN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI
UNTUK APA
“KONSTRUKSI” KEPENTINGN
DIATUR? PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
KEGIATAN RESIKO
EKONOMI TINGGI
KEPENTINGAN KEPENTINGAN
PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN
PEREKONOMIAN LINGKUNGAN
KONSTRUKSI
PENCIRI PERUBAH
PERADABAN EKOSISTEM
KEPENTINGAN KEPENTINGAN
PERLINDUNGAN LONG LASTING PERLINDUNGAN
PERADABAN KEBUDAYAAN
ARTEFACT
NILAI & PRINSIP PENGATURAN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI
PRODUK
BERKUALITAS,
BERMANFAAT,
P3 BERKELANJUTAN,
KONSTRUKSI
INDONESIA
KAPASITAS EFISIEN,
KOMPETENSI P1 P2 PRODUKTIF,
DAYA SAING KREATIF & INOVATIF
GOVERNANCE BERKEADILAN
PELAKU PROSES
JASA
JASA pembongkaran pengkajian
PENGKAJIAN
PEMBONGKARAN
JASA MANAJEMEN
PROYEK
PENYELENGGA-
JASA
RAAN KONSTRUKSI
PERANCANGAN
pemeliharaan perancangan
JASA SUPLAI
JASA MATERIAL
PEMELIHARAAN
JASA SUPLAI
operasi pelaksanaan TENAGA KERJA
PP NO. 28 TAHUN 2000 TENTANG PP NO. 29 TAHUN 2000 TENTANG PP NO. 30 TAHUN 2000 TENTANG
USAHA DAN PERAN MASYARAKAT PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PENYELENGGARAAN PEMBINAAN
JASA KONSTRUKSI SEBAGAIMANA SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN JASA KONSTRUKSI
TELAH DIUBAH TERAKHIR KALI PP NO 59 TAHUN 2010
DENGAN PP NO 92 TAHUN 2010
6
UU NO. 18 TAHUN 1999
TENTANG JASA KONSTRUKSI
Permen PU No. Permen PU No Permen PU No. Permen PU No. Peraturan Menteri Peraturan Menteri No. Peraturan Menteri Keputusan Menteri No.
31/PRT/M/2006 05/PRT/M/2011 45/PRT/M/2005 04/PRT/M/2011 No. 10/PRT/M/2010 No. 340/KPTS/14/2007 tanggal
Tentang Monitoring Tentang Tentang 23/PRT/M/2009 sebagaimana telah 08/PRT/M/2011 31 Juli 2007 tentang
Tentang diubah dengan Permen tentang Penetapan Standar
Committee Dalam Pedoman Pedoman tentang Pedoman
Pedoman Fasilitasi PU No 24/PRT/M/2010 Subklasifikasi dan Kompetensi Kerja Terampil
Rangka Pelaksanaan Persyaratan Pemberdayaan
Persyaratan Penyelenggaraan tentang Perubahan atas Subkualifikasi dan Tenaga Ahli di Bidang
ASEAN Mutual Pemberian Izin Penangggung Forum Jasa Permen PU No Usaha Jasa Jasa Konstruksi.
Pemberian Izin
Recognition Perwakilan Jawab Teknik Konstruksi 10/PRT/M/2010 Tata Konstruksi
Arrangement on Badan Usaha Badan Usaha Jasa Usaha Jasa Cara pemilihan Pengurus,
Engineering Services Jasa Konstruksi Konstruksi Konstruksi Masa Bakti, Tugas Pokok
Asing Kualifikasi Kecil Nasional dan Fungsi, Serta
Mekanisme Kerja LPJK
Permen PU No. Permen PU No. Permen PU No. Permen PU No. Permen PU No. Permen PU No. Permen PU No. Permen PU No.
09/PRT/M/2008 33/PRT/M/2006 34/PRT/M/2006 604/PRT/M/2005 207/PRT/M/2005
04/PRT/M/2009 06/PRT/M/2008 07/PRT/M/2011
Tentang Pedoman Tentang Pedoman Tentang Pedoman Tentang Pedoman Tentang Pedoman
Tentang Sistem Tentang Pedoman Tentang Standar
Pengawasan Pelaksanaan Sistem Pelaksanaan Sistem Pelaksanaan Pengadaan Jasa
Manajemen Mutu Sistem Manajemen dan Pedoman Pemeriksaan Pada Konstruksi
Penyelenggaraan dan Pengendalian Pengendalian
Departemen Keselamatan dan Pengadaan Manajemen Manajemen Jasa Pemilihan Penyedia Pemerintah Secara
Pelaksanaan
Pekerjaan Umum Kesehatan Kerja Pekerjaan (SISDALMEN) Pelaksanaan Jasa Pengadaan Elektronik
Pemeriksaan
(SMK3) Konstruksi Konstruksi di Konstruksi dan Penyelenggaraaan Konstruksi Barang/Jasa
Bidang Pekerjaan Lingkungan Dep. PU Jasa Konsultansi Kontrak Jasa (Pemborongan) di Pemerintah di
Umum Konsultansi di Lingkungan Dep PU Lingkungan Dep. PU
Lingkungan Dep. PU
8
KEBUTUHAN PP UNTUK PENGATURAN JASA KONSTRUKSI
KETENTUAN PERATURAN
UU JASA KONSTRUKSI MATERI MUATAN PP PERUNDANG-UNDANGAN YANG HARUS
DI INTEGRASIKAN KEDALAM PP
Bab I Ketentuan Umum PP 28 UU No. 11/67 Pertambangan
(Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi)
Bab II Asas dan Tujuan UU No. 15/85 Ketenagalistrikan
Pasal 7 Jenis Usaha, Bentuk Usaha, Bidang Usaha UU No. 1/95 Perseroan Terbatas
Bab III Usaha Jasa Konstruksi Pasal 10 Perizinan Usaha, Klasifikasi dan Kualifikasi
Usaha, Sertifikasi Keahlian dan Keterampilan UU No. 12/97 Hak Cipta
Bab IV Pengikatan Pekerjaan Pasal 34 Ketentuan mengenai Forum dan Lembaga UU No. 25/97 Ketenagakerjaan
Konstruksi Pasal 42 (3) Tatalaksana dan penerapan sanksi UU No. 23/97 Pengelolaan
Bab V Penyelenggaraan Lingkungan Hidup
Pekerjaan Konstruksi
UU No. 24/92 Penataan Ruang
Bab VI Kegagalan Bangunan PP 29
(Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi) UU No. 1/70 Keselamatan Kerja
Bab VII Peran Masyarakat UU No. 3/92 Jamsostek
Pasal 21 Tata cara pemilihan Penyedia Jasa,
UU No. 5/99 Larangan Praktek
Penyiapan Dokumen Pemilihan dan Dokumen
Bab VIII Pembinaan Monopoli & Persaingan
Penawaran, Penetapan Penyedia Jasa
Usaha Tidak Sehat
Pasal 22 (8) Kontrak Kerja Konstruksi
Bab IX Penyelesaian Sengketa UU No. 5/95 Usaha Kecil
Pasal 23 (4) Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi
UU No. 8/99 Perlindungan
Pasal 28 Kegagalan Bangunan (Jangka Waktu, Penilai
Konsumen
Bab X Sanksi Ahli, Tanggung Jawab)
Pasal 42 (3) Tatalaksana dan penerapan sanksi UU No. 22/99 Pemerintah Daerah
Bab XI Ketentuan Peralihan UU No. 1/87 Organisasi KADIN/
Asosiasi
Bab XII Ketentuan Penutup PP 30 UU No. Perasuransian
(Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi)
Pasal 35 (1) Ketentuan mengenai pembinaan
Pasal 35 (5) Tugas pembinaan oleh Pemerintah bersama
dengan masyarakat jasa konstruksi.
Pasal 35 (6) Tugas Pembinaan oleh Pemda
Pasal 42 (3) Tatalaksana dan penerapan sanksi
9
UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 1999
TENTANG JASA KONSTRUKSI
10
OUTLINE UUJK
Ketentuan
Umum
Ketentuan
Peralihan dan Azas dan
Penutup Tujuan
UUJK Pengikatan
Penyelesaian Pekerjaan
Sengketa Konstruksi
Pembinaan Penyelenggaraan
Pekerjaan
Konstruksi
Peran Kegagalan
Masyarakat Bangunan
11
PENGERTIAN
• Jasa Konstruksi adalah layanan jasa:
- Konsultasi perencanaan konstruksi
- Pelaksanaan pekerjaan konstruksi
- Konsultasi pengawasan konstruksi
12
AZAS UUJK
Kejujuran dan Keadilan
Manfaat
Keserasian
Keseimbangan
Kemandirian
Keterbukaan
Kemitraan
Keamanan dan Keselamatan
13
TUJUAN UUJK
Memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa
konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh,
andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan yang berkualitas
(hubungannya dengan usaha jasa konstruksi dan pembinaan)
Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
yang menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa
dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban, serta meningkatkan
kepatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (hubungannya dengan pengikatan pekerjaan konstruksi, kegagalan
bangunan, dan penyelesaian sengketa)
Mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang jasa
konstruksi (hubungannya dengan peran masyarakat)
14
USAHA JASA KONSTRUKSI
15
BAB V
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
- KETEKNIKAN
- KETENAGAKERJAAN
- TATA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
- SEMUA KEWAJIBAN LAINNYA YANG DIPERSYARATKAN
16
PENGIKATAN DAN PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
17
KEGAGALAN BANGUNAN
18
BAB VI
KEGAGALAN BANGUNAN
6.1. KETENTUAN UMUM
19
KEGAGALAN BANGUNAN
UUJK Pasal 1 (6) UUJK Pasal 25 (2) UUJK Ps 21 (2) , 26 (2) dan UUJK Ps 25 (3)
27
20
SISTEM PERTANGGUNGAN UNTUK
GANTI RUGI
21
PERAN MASYARAKAT
22
PEMBINAAN
23
PENYELESAIAN SENGKETA
24
SUBSTANSI PERATURAN PEMERINTAH NO 28 TAHUN 2000 TENTANG
USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI YANG TIDAK
25
Pasal 6
PP 28 Tahun 2000
• Bentuk Usaha JAKON meliputi Usaha
Orang Perseorangan dan Badan
Usaha
usaha
• BUJK asing wajib memiliki izin usaha yang diberika
pemerintah dengan persyaratan:
• Memiliki tanda registrasi BUJK oleh Lembaga
• Memiliki kantor perwakilan
• Memberikan laporan tahunan bagi perpanjangan
• Memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan peraturan
perundangan yang berlaku
29
Substansi lain yang tidak berubah
• Forum Jasa Konstruksi
• Deskripsi forum
• Unsur-unsur forum
• Fungsi forum
• Fasilitasi penyelenggaraan forum oleh Pemerintah Pusat maupun
Daerah
• Ketentuan lebih lanjut yang diatur oleh Menteri
• Ketentuan yang dikeluarkan oleh Lembaga yang menyangkut
masyarakat wajib dilaporkan kepada Menteri paling lambat
15 hari setelah dikeluarkan
• Pemerintah dapat membatalkan ketentuan yang diterbitkan
oleh Lembaga yang merugikan kepentingan umum dan/atau 30
bertentangan dengan peraturan perundangan.
PERATURAN PEMERINTAH NO 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN
ATAS PERATURAN PEMERINTAH NO 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA
DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI
31
POKOK-POKOK SUBSTANSI PERUBAHAN
DALAM PP 4 TAHUN 2010
1. Kelembagaan.
2. Kesekretariatan Lembaga
3. Pembidangan usaha
Tujuan: Agar lebih selaras dengan kebutuhan pasar dan standar Internasional
4. Sistem sertifikasi
35
SERTIFIKASI DAN REGISTRASI
Unit Sertifikasi Badan Usaha dan Tenaga Kerja
Kesekretariatan
Kesekretariatan
Lembaga Lembaga
Unit Sertifikasi
BUJK
Unit Sertifikasi Unit Sertifikasi
BUJK Tenaker
Unit Sertifikasi
Tenaker
Catatan:
Dalam hal Unit Sertifikasi Tingkat Unit Sertifikasi
Tenaker Bentukan
Provinsi tidak mendapatkan Lisensi,
Masyarakat.
sertifikasi di provinsi tsb dilaksanakan
oleh Unit Sertifikasi Tingkat Nasional
36
SERTIFIKASI DAN REGISTRASI
1. Lembaga dalam melakukan tugas sertifikasi dibantu oleh suatu Unit Sertifikasi yang bersifat independen.
2. Unit Sertifikasi dapat menjalankan fungsi sertifikasinya setelah mendapat LISENSI dari Lembaga Nasional
37
3. Pemerintah menerbitkan norma penyelenggaraan registrasi untuk dilaksanakan Lembaga
PEMBIDANGAN USAHA JASA KONSTRUKSI
a. PELAKSANA KONSTRUKSI
PP 28/2000 PP 4/2000
KLASIFIKASI KLASIFIKASI Referensi (Diatur dgn Permenpu)
Arsitektur Bangunan Gedung BG001 Jasa Pelaksana untuk Konstruksi
Bangunan Hunian Tunggal dan Kopel
Sipil BG002 Jasa Pelaksana untuk Konstruksi
Mekanikal Bangunan Multi atau Banyak Hunian
BG003 Jasa Pelaksana untuk Konstruksi
Elektrikal Bangunan Gudang dan Industri
Tata Lingkungan BG004 Jasa Pelaksana untuk Konstruksi
Bangunan Komersial
Bangunan Sipil SI001 Jasa Pelaksana untuk Konstruksi
Saluran Air, Pelabuhan, Dam, dan
Catatan : Prasarana Sumber Daya Air Lainnya
• Pengaturan sub klasifikasi dan
kualifikasi badan usaha diatur dengan SI002 Jasa Pelaksana untuk Konstruksi
Peraturan Menteri Bangunan Pengolahan Sampah,
• CPC : Central Product Classification. Bangunan Pengolahan Air Minum dan
• Standar klasifikasi yang dikeluarkan
oleh PBB. Air Limbah
• Digunakan untuk korespondensi
dalam perundingan internasional
Instalasi Mekanikal/ MK001 Jasa Pelaksana Pemasangan AC,
(WTO, ASEAN, APEC) Elektrikal Pemanas dan Ventilasi
38
EL001 Jasa Pelaksana Instalasi Pembangkit
Tenaga Listrik Semua Daya
PEMBIDANGAN USAHA JASA KONSTRUKSI
b. PERENCANA DAN PENGAWAS KONSTRUKSI
PP 28/2000 PP 4/2010
KLASIFIKASI Referensi (Diatur dgn
Klas. Perencanaan Klas. Pengawasan
Permenpu)
Arsitektur AR101 Jasa Nasihat dan
Arsitektur Arsitektur Pra Desain
Arsitektural
Sipil Sipil
Rekayasa RE101 Jasa Nasehat
Mekanikal Mekanikal dan Konsultansi
Rekayasa Teknik
Elektrikal Elektrikal
Penataan Ruang PR101 Jasa
Tata Lingk Tata Lingk Perencanaan
dan
Layanan Jasa Survai Layanan Jasa Inspeksi Perancangan
(Perlem 12a/2008) Teknis Perkotaan
Layanan Jasa Analisis Layanan Jasa Jasa KL401 Jasa Konsultansi
& Eng Lainnya Manajemen Proyek Konsultansi Lingkungan
(Perlem 12a/2008) Layanan Jasa Lainnya
Enjiniring Terpadu Catatan:
• Pengaturan sub klasifikasi dan kualifikasi usaha perencana dan
pengawas konstruksi diatur dengan Peraturan Menteri
• CPC : Central Product Classification.
39 • Standar klasifikasi yang dikeluarkan oleh PBB.
• Digunakan untuk korespondensi dalam perundingan internasional
(WTO, ASEAN, APEC)
USAHA JASA KONSTRUKSI
40
USAHA JASA KONSTRUKSI
41
PERATURAN PEMERINTAH NO 29 TAHUN 2000 TENTANG
PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
42
OUTLINE PP 29/2000
Ketentuan
Umum
Pemilihan
Sanksi Penyedia
Jasa
Penyelesaian Penyelenggaraan
Pekerjaan
Sengketa Konstruksi
Kegagalan
Bangunan
43
PEMILIHAN PENYEDIA JASA
• Dalam pelelangan umum, pelelangan terbatas, atau pemilihan langsung
penyedia jasa, pengguna jasa harus mengikutsertakan sekurang-kurangnya 1
perusahaan nasional (Pasal 3 ayat 5)
• Perencana Konstruksi dan Pengawas Konstruksi
– Pemilihan perencana konstruksi utk mendapatkan gagasan arsitektural
terbaik dan perencana konstruksi utk perencanaan sistem dapat melalui
sayembara terbuka atau terbatas (Pasal 5 ayat 1)
– Lembaga merumuskan dan menerbitkan model dokumen termasuk tata
cara mengenai sayembara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebagai
acuan pengguna jasa (Pasal 5 ayat 2)
• Pelaksana Konstruksi
– Lembaga merumuskan dan menerbitkan model dokumen untuk pemilihan
penyedia jasa sebagai acuan bagi pengguna jasa dalam melaksanakan
pemilihan jasa konstruksi (Pasal 14 ayat 1)
– Pedoman tentang tata cara pelelangan umum dan tata cara evaluasi
ditetapkan oleh Lembaga
44
PEMILIHAN PENYEDIA JASA
47
KEGAGALAN BANGUNAN
50
PENYELESAIAN SENGKETA
• Mediasi dengan bantuan mediator (Pasal 50 ayat 1) yang
ditunjuk berdasarkan kesepakatan para pihak yang bersengketa
(Pasal 50 ayat 2)
• Mediator harus mempunyai sertifikat keahlian yang ditetapkan oleh
Lembaga (Pasal 50 ayat 3)
• Apabila diperlukan mediator dapat meminta bantuan penilai ahli
(Pasal 50 ayat 3)
• Konsiliasi dengan bantuan konsiliator (Pasal 51 ayat 1) yang
ditunjuk berdasarkan kesepakatan para pihak yang bersengketa
(Pasal 51 ayat 2)
• Konsiliator harus mempunyai sertifikat keahlian yang ditetapkan
oleh Lembaga (Pasal 51 ayat 3)
• Konsiliator menyusun dan merumuskan
51
upaya penyelesaian untuk
ditawarkan kepada para pihak (Pasal 51 ayat 4)
LARANGAN PERSEKONGKOLAN
• Pengguna jasa dan penyedia jasa atau antar penyedia jasa dilarang
melakukan persekongkolan untuk mengatur dan atau menentukan
pemenang dalam pelelangan umum atau pelelangan terbatas sehingga
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat (Pasal 55
ayat 1)
• Pengguna jasa dan penyedia jasa dilarang melakukan persekongkolan
untuk menaikkan nilai pekerjaan (mark up) yang mengakibatkan kerugian
bagi masyarakat dan atau keuangan negara (Pasal 55 ayat 2)
• Pelaksana Konstruksi dan atau sub pelaksana konstruksi dan atau
pengawas konstruksi dan atau sub pengawas konstruksi dilarang
melakukan persekongkolan untuk mengatur dan menentukan pekerjaan
yang tidak sesuai dengan dengan kontrak kerja konstruksi yang
merugikan pengguna jasa dan atau masyarakat (Pasal 55 ayat 3)
52
PERATURAN PEMERINTAH NO 59 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH NO 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA
KONSTRUKSI
53
ARAH PERUBAHAN
a. Diperlukan penyesuaian dengan adanya UU nomor 11 tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
b. Diperlukan pengaturan yang jelas dalam hal terjadinya pembatalan
proses pemilihan penyedia barang/jasa.
c. Pasal-pasal yang diubah adalah :
- Pasal 1 ayat (1) dan (2)
- Pasal 4 ayat (2) dan (3)
- Pasal 6 → Menyisipkan ayat (2a) diantara ayat (2) dan (3)
- Pasal 7 ayat (3)
- Pasal 8 ayat (3)
- Pasal 9 ayat (2) dan (3)
- Pasal 10 ayat (2) dan (3)
- Pasal 11 ayat (3)
- Pasal 12 ayat (1) dan (3)
- Pasal 13 ayat (3) dan (4)
- Pasal 15 huruf k 54
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 2000
TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN
55
Bentuk dan Sasaran Pembinaan Jasa
Konstruksi
• Merupakan tugas dan tanggung jawab
Bentuk Pembinaan: Pemerintah Pusat, namun dapat di
1) Pengaturan; dekonsentrasikan atau ditugas-
2) Pemberdayaan; pembantuankan kepada Pemerintah
3) Pengawasan. Daerah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan juga dapat dilakukan bersama-
sama dengan Lembaga
• Pembiayaan:
Sasaran Pembinaan Jasa Konstruksi - yang dilakukan oleh pemerintah pusat
atau dekon/tugas pembantuan APBN
- Penyedia jasa;
- yang merupakan pelaksanaan tugas
56
Tujuan Pembinaan Jasa Konstruksi
57
Pasal 7
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2010
59
Bentuk Pembinaan Jasa Konstruksi Terhadap
Pengguna Jasa
61
PEMBIAYAAN
• Biaya yang diperlukan untuk pembinaan jasa konstruksi yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat dibebankan kepada dana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Pasal 14 ayat 1)
• Biaya yang diperlukan untuk pembinaan jasa konstruksi yang dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi diatur sebagai berikut:
a. Pembinaan yang dilakukan sebagai pelaksanan tugas dekonsentrasi dan tugas
pembantuan dibebankan kepada APBN
b. Pembinaan yang dilakukan sebagai pelaksanaan otonomi daerah dibebankan
kepada APBD (Pasal 14 ayat 2)
• Biaya yang diperlukan untuk pembinaan jasa konstruksi yang dilakukan oleh
PemKab dan PemKot diatur sebagai berikut:
a. Pembinaan yang dilakukan sebagai pelaksanan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan
dibebankan kepada APBN
b. Pembinaan yang dilakukan sebagai pelaksanaan otonomi daerah dibebankan kepada APBD
(Pasal 14 ayat 3)
• Biaya yang diperlukan untuk pembinaan jasa konstruksi yang dilakukan oelh
Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 diatur oleh Lembaga yang
bersangkutan 62
TERIMA KASIH
63