Anda di halaman 1dari 15

Akhlak terhadap makhluk

KELOMPOK 10
SATRIANI
SRI RAHAYU
SUMIATI LATUCONSINA
WA ODE MERRI MUSDALIFAH
Akhlak terhadap Manusia

Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad), antara lain:


 Mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya;
 Menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri teladan dalam hidup dan
kehidupan;
 Menjalankan apa yang diperintahkan-Nya, tidak melakukan apa yang
dilarang-Nya.
 Beliau diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia sampai hari kiamat nanti
ِ ‫ِيرا َو َٰلَ ِك ان أ َ ْكث َ َر النا‬
َ‫اس ََّل يَ ْعلَ ُمون‬ ً ‫يرا َونَذ‬ َ ‫س ْلن‬
ِ ‫َاك ِإ اَّل َكافاةً ِللنا‬
ً ‫اس بَ ِش‬ َ ‫َو َما أ َ ْر‬
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia
tiada mengetahui.(QS. Saba’ 34:28).

 Kedatangan Beliau sebagai utusan Allah SWT merupakan rahmat bagi alam semesta
َ‫َاك ِإ اَّل َر ْح َمةً ِل ْل َعالَ ِمين‬
َ ‫س ْلن‬
َ ‫َو َما أ َ ْر‬

Dan tiadalah Kami mengutus engkau(Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. Al-Anbiya 21:107).
Nabi Muhammad saw telah berjuang membawa umat manusia keluar dari kegelapan menuju
cahaya yang terang benderang. Beliaulah yang berjasa besar membebaskan manusia dari
belenggu kemusyrikan, kekufuran dan kebodohan, berbagai penderitaan beliau alami dalam
perjuangan itu. Dihina, dikatakan gila, tukang sihir, penyair, disakiti, diusir dan hendak dibunuh, tapi
semuanya itu tidak sedikitpun menyurutkan hati beliau, beliau tetap berjuang membebaskan umat
manusia.
Surah at-Taubah 9:128

‫وٌ َر ِحي ٌم‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم ِب ْال ُمؤْ ِم ِن‬


ٌ ‫ين َر ُء‬ َ ‫يص‬ َ ‫علَ ْي ِه َما‬
ٌ ‫ع ِنت ُّ ْم َح ِر‬ َ ‫سو ٌل ِم ْن أ َ ْنفُ ِس ُك ْم‬
ٌ ‫ع ِز‬
َ ‫يز‬ ُ ‫لَقَ ْد َجا َء ُك ْم َر‬

Artinya:
Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,
penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.
Akhlak terhadap Orang tua (birrul
walidain), antara lain:

 Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya.


 Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang.
 Berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, mempergunakan
kata-kata lemah lembut.
 Berbuat baik kepada ibu-bapak dengan sebaik-baiknya, dengan
mengikuti nasehat baiknya, tidak menyinggung perasaan dan menyakiti
hatinya, membuat ibu-bapak ridha
 Mendo’akan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun
seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.
Akhlak terhadap orang tua dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Israa’ ayat 23-24 sebagai berikut:

‫سانًا ۚ ِإ اما يَ ْبلُغ اَن ِع ْن َد َك ْال ِكبَ َر‬


َ ‫ض َٰى َرب َُّك أ َ اَّل ت َ ْعبُدُوا ِإ اَّل ِإيااهُ َو ِب ْال َوا ِل َدي ِْن ِإ ْح‬
َ َ‫َوق‬
ٍّ ُ ‫أ َ َح ُد ُه َما أ َ ْو ِك ََل ُه َما فَ ََل تَقُ ْل لَ ُه َما أ‬
‫ٌ َو ََّل ت َ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما قَ ْو ًَّل َك ِري ًما‬

Artinya:
23. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
‫ار َح ْم ُه َما َك َما َربايَانِي‬
ْ ‫ب‬ ‫ض لَ ُه َما َجنَا َح الذُّ ِل ِم َن ا‬
ِ ‫الر ْح َم ِة َوقُ ْل َر‬ ْ ‫َو‬
ْ ‫اخ ِف‬
‫يرا‬
ً ‫ص ِغ‬َ
24. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil”.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki
datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata;
“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti
kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian
siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa
lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?”
Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.”
Hadits no. 5971
Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata.
 ‫ ْال ِج َها ُد ِفي‬:‫ي؟ قَا َل‬
ُّ َ ‫ قُ ْلتُ ث ُ ام أ‬:‫ قَا َل‬،‫ ِب ُّر ْال َوا ِل َدي ِْن‬:‫ي؟ قَا َل‬
ُّ َ ‫ قَا َل قُ ْلتُ ث ُ ام أ‬،‫صَلَة ُ َعلَى َو ْق ِت َها‬ َ ‫ي ْال َع َم ِل أ َ ْف‬
‫ اَل ا‬:‫ضلُ؟ قَا َل‬ ُّ َ ‫سلا َم أ‬
َ ‫صلاى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫سأ َ ْلتُ َر‬
َ ِ‫سو َل هللا‬ َ
ِ‫سبِ ْي ِل هللا‬
َ
“Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling utama?’
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat awal waktunya .Aku bertanya lagi,
‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi:
‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’

 ‫س ْخ ِط ْال َوا ِل ِد‬


ُ ‫ب فِي‬
ِ ‫الر‬
‫ط ا‬ ُ ‫ َو‬،ِ‫ضا ْال َوا ِلد‬
ُ ‫س ْخ‬ َ ‫ب فِي ِر‬
ِ ‫الر‬
‫ضا ا‬َ ‫ ِر‬:‫سلا َم قَا َل‬
َ ‫صلاى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ي هللاُ َع ْن ُه َما أ َ ان َر‬
َ ِ‫س ْو َل هللا‬ َ ‫ض‬ ِ َ‫َع ْن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن َع ْم ِرو ب ِْن ْالع‬
ِ ‫اص َر‬
“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah
bergantung kepada kemurkaan orang tua”
Akhlak terhadap Diri Sendiri, antara
lain:
 Memelihara kesucian diri.
 Menutup aurat (bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, menurut hukum dan akhlak Islam).
 Jujur dalam perkataan dan berbuat Ikhlas dan rendah hati.
 Malu melakukan perbuatan jahat.
 Menjauhi dengki dan menjauhi dendam.
 Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain.
 Menjauhi segala perkataan dan perbuatan sia-sia.
 Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.
 Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak.
 Berbakti kepada ibu-bapak.
 Mendidik anak-anak dengan kasih sayang.
 Memelihara hubungan silahturrahim dan melanjutkan silaturrahmi yang dibina orang tua yang telah
meninggal dunia.
‫ض َّل ِإذَا ا ْهت َ َد ْيت ُ ْم‬ َ ُ‫علَ ْي ُك ْم أ َ ْنف‬
ُ َ‫س ُك ْم ۖ ََل ي‬
َ ‫ض ُّر ُك ْم َم ْن‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
َ ‫ين آ َمنُوا‬
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu ; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi
mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk” [Al-Ma’idah/5 : 105]

Maksud dari ayat ini adalah ; bahwa sesungguhnya Allah memerintahkan kita untuk memperbaiki
diri kita, dan agar kita menjaga keshalihan kita agar kita terjaga dari orangorang yang sesat
Berhati-hati dalam berucap

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian mendoakan atas diri-diri kalian kecuali dengan kebaikan.
Karena sesungguhnya para malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan.”(HR.Muslim)

Ada orang yang berkata : “Aku pernah mencela seseorang yang telah hilang sebagian giginya. Lalu
gigiku pun lenyap semuanya!”. (Al-Adab asy-Syar’iyyah : 1/341, Ibnu Muflih).

Ibnu Sirin berkata : “Aku pernah mengejek orang yang sedang mengalami kebangkrutan. Lalu justru aku
yang ditimpa kebangkrutan”.

Dalam riwayat lain beliau pernah mengatakan kepada seseorang : “Wahai orang yang bangkrut!”. Tak
lama setelahnya beliau dihukum penjara karena bangkrut dan tidak dapat membayar hutang" (Tarikh
Baghdad : 5/334, Al-Khatib-al Baghdadi; Siyar A'lam an-Nubala : 4/616, adz-Dzahabi; Al-Adab asy-
Syar'iyyah : 1/341, Ibnu Muflih)
Jauhkan diri dari fitnah

‫احبُهُ َكذ ِل َك‬


ِ ‫ص‬َ ‫علَ ْي ِه ِإ ْن لَ ْم يَ ُك ْن‬
َ ‫ت‬ ْ ‫ق َوَّلَ يَ ْر ِم ْي ِه ِب ْال ُك ْف ِر ِإَّلا‬
ْ ‫ارت َ اد‬ ُ ُ‫لا َ يَ ْر ِم ْي َر ُج ٌل َر ُجَلً با ِْلف‬
ِ ‫س ْو‬
“Tidaklah
seseorang melemparkan tuduhan kepada yang lain
dengan kefasikan, dan tidak pula kekafiran, melainkan hal itu
akan kembali kepadanya apabila yang dituduh ternyata tidak
demikian”. (HR. Bukhari).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai