Materi 12 KGD TRAUMA MUSKULOSKELETAL - 2014
Materi 12 KGD TRAUMA MUSKULOSKELETAL - 2014
KEGAWATDARURATAN PADA
TRAUMA
MUSKULOSKELETAL
Disampaikan pada :
Pelatihan
Emergency Nursing – Intermediate Level (ENIL)
Pokok Bahasan
• Cedera pada Muskuloskeletal
• Tipe Cedera
– Cedera Muskular (Jaringan Lunak)
• Strain
• Sprain
– Cedera Skeletal
• Fraktur
• Dislokasi
• Amputasi
• Sindrom Kompartemen
• Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
Cedera pada Muskuloskelatal
Cedera Muskuloskeletal yang memerlukan
penanganan awal, yaitu:
1. Strain
2. Sprain
3. Fraktur
4. Dislokasi
5. Amputasi
6. Sindrom Kompartemen
Tipe Cedera
• Terbuka
– Terjadi kerusakan kulit dan disertai perdarahan
• Tertutup
– Tdk terjadi kerusakan kulit ttp kemungkinan adanya
perdarahan di dalam bisa terjadi
Tindakan :
• Tindakan awal dengan RICE
– Rest : Istirahatkan bagian yang cedera
– Ice : Kompres es
– Compression : Bebat dengan verban elastis.
– Elevation : Tinggikan bagian yang cedera
• Kolaborasi dalam pemberian analgetik
Cedera Jaringan Lunak Tertutup (Lanjutan...)
B. Strain
Pereganganan pada otot dan tendon
yang berlebihan.
Tindakan :
• Tindakan awal dengan RICE
• Pembedahan jika rupture jaringan
• Penyembuhan : 4-6 minggu aktifitas
ringan
Cedera Jaringan Lunak Tertutup (Lanjutan...)
C. Dislokasi
• Sangat nyeri
• Bila terjadi pada sendi besar dpt menjadi darurat
jepitan neurovaskuler dpt menyebabkan amputasi
• Penting untuk menilai PMS
• Imobilisasi dengan pading (bantalan) dan fiksasi
ekstremitas pada posisi yang nyaman
• Tanda dan Gejala Dislokasi
a. Asimetris dari sendi
b. Nyeri
c. Bengkak
d. Kehilangan fungsi
Cedera Jaringan Lunak Tertutup, Dislokasi (Lanjutan...)
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2nd ed, Mosby, 2005
Cedera Jaringan Lunak Tertutup, Dislokasi (Lanjutan...)
Tindakan :
• Reposisi secara tertutup atau terbuka
dengan kontrol anesthesi
• Imobilisasi dengan bantalan lunak
• Terapi analgetik
Cedera Jaringan Lunak Tertutup (Lanjutan...)
1. Proteksi diri
2. Memar besar berikan kompres dingin
3. Perubahan warna kulit luas perdarahan luas.
4. Memar sekepalan tangan hilang darah 10 %
5. Memar besar di kepala, dada dan perut perdarahan
di dalam.
6. Memar di atas anggota gerak kemungkinan fraktur
Luka Terbuka
Perlu diperhatikan pada Luka terbuka
3 4
Mengontrol Perdarahan
Luka Tusuk dengan Benda
Tertancap
Penatalaksanaan
a. Amankan benda tertancap untuk cegah
pergerakan
b. Buka pakaian sekitar luka
c. Kontrol perdarahan, stabilisasi/balut
tekan sekitar luka tusuk.
d. Gunakan balut besar u/ stabilkan benda
e. Jangan cabut benda yang tertancap
Gambar : Luka tusuk karena pensil di kelopak mata Gambar : Luka tusuk di kepala
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Perawatan Luka
• Teknik showering (irigasi).
– Gunakan Cairan normal saline / NaCl 0,9%
Tidak tosik terhadap jaringan
Tidak menghambat proses penyembuhan
Tidak menyebabkan alergi
• Teknik debridement
Membantu proses penyembuhan luka
menghilangkan jaringan nekrotik
– Teknik yang digunakan surgical debridement
Fraktur
Tanda dan Gejala Fraktur
• Nyeri dan kemerahan.
• Pembengkakan.
• Deformitas.
• Krepitasi.
• Keterbatasan gerak sendi.
• Bone expose.
• Perubahan posisi.
Pengkajian
1. Primary survey (ABC)
2. Mekanisme terjadinya cedera
3. Cedera lain : kepala, servikal, spine, thorak,
abdomen, ektremitas atas dan bawah.
4. Periksa ada tidaknya ketidakstabilan dan
krepitasi, pelvis hati-hati
5. Periksa ada tidaknya nyeri pada semua sendi
6. Periksa dan catat PMS
7. Kolaborasi dokter
Pengkajian Sistem Muskuloskeletal
• Status Lokalis
Pemeriksaan dilakukan secara sistematis :
1. Inspeksi (Look)
2. Palpasi (Feel)
3. Kekuatan otot (Power)
4. Pergerakan (Move).
• Inspeksi (Look) :
– Raut muka pasien, cara berjalan/duduk/tidur.
– Lihat kulit, jar lunak, tulang dan sendi.
• Palpasi (Feel) :
– Suhu kulit panas atau dingin, denyutan arteri
teraba/tdk, adakah spasme otot.
– Nyeri tekan atau nyeri kiriman (referred pain)
• Pergerakan (Move) :
– ROM (Range of Motion)
– Pergerakan sendi : abduksi, adduksi, ekstensi, fleksi
PENGELOLAAN
• Penanganan cedera muskuloskeletal yang baik
dan benar akan mengurangi nyeri, kecacatan,
dan menghindari komplikasi
• Antisipasi syok perdarahan pada fraktur femur
dan pelvis
• Reduksi dilakukan dengan segera dengan cara
traksi (menarik) dan gentle
• Bila ada tahanan pada saat reduksi jangan
dipaksa, lakukan pembidaian pada posisi yang
nyaman menurut pasien
PENGELOLAAN (Lanjutan....)
Indikasi
◦ Patah tulang terbuka / tertutup
Tujuan
◦ Mencegah pergerakan tulang yang patah
◦ Mengurangi nyeri
◦ Mencegah cedera lebih lanjut
◦ Mengistirahatkan daerah patah tulang
◦ Mengurangi perdarahan.
Jenis dan Teknik Pembidaian
• Bidai kaku (rigit splint) : cardboard, plastik kaku,
metal, kayu, atau vacum splint.
• Bidai lunak (soft splint) : air splint, bantal sling.
• Sling dan bebat (sling and swathe) : anggota
tubuh diikat dan digantung ke anggota tubuh.
• Bidai tarik (traction splint) : alat khusu untuk fr
femur, dipakai untauk membidai sekaligus
menarik (traksi) pada kaki.
Pembidaian (Lanjutan....)
• Prinsip Pembidaian
– Pastikan ABC aman
– Kontrol perdarahan
– Pasien sadar : menginformasikan adanya nyeri
– Buka daerah yg akan dibidai
– Periksa dan catat PMS (pulse, motoric, sensoric)
sebelum dan sesudah.
Prinsip Pembidaian (Lanjutan....)
Gambar :
Pembidaian pada fraktur pergelangan tangan
Jenis dan Tehnik Pembidaian
• Bidai kaku (rigid splint) : cardboard, plastik kaku,
metal, kayu, atau vacum splint.
• Bidai lunak (soft splint) : air splint, bantal sling.
• Sling dan bebat (sling and swathe) : anggota
tubuh diikat dan digantung ke anggota tubuh.
• Bidai tarik (traction splint) : alat khusu untuk fr
femur, dipakai untauk membidai sekaligus
menarik (traksi) pada kaki.
Vacuum Splints (kiri) dan Air Splints (kanan)
Gambar: Lengan yang cedera Gambar: Sling dan swathe sering
diimobilisasi dengan Air Splint digunakan untuk membalut
cedera bahu untuk mencegah
pergerakan lengan dan bahu
Gambar: Bidai Tarik (Traction Splint)
AMPUTASI
• Amputasi lebih ke proksimal akan mengancam
jiwa karena perdarahan
• Pada umumnya perdarahan akan berhenti
dengan penekanan pada ujung stump (puntung)
• Bila perdarahan masif tidak terkontrol dengan
balut tekan dapat dipilih pemasangan tornikuet
• Tornikuet dapat dilakukan se-distal mungkin
AMPUTASI (lanjutan...)
Cara Pemasangan
a. Pilih perban yang lebarnya 4
inci dan buatlah 6 – 8 lapis.
b. Lilitkan di sekeliling anggota
gerak, di proksimal
(sebelum) luka.
c. Talikan simpul pada perban.
Kemudian tempatkan
sebuah batang kecil/pensil
diatasnya talikan batang
pensil pada perban.
d. Putar batang pensil/kayu
sampai perdarahan berhenti
kemudian kunci batang pada
posisinya.
e. Catat waktu
SINDROMA KOMPARTEMEN
• Ekstremitas bersisi jaringan otot dan
neurovaskuler dalam rongga yang tertutup
yang dibatasi oleh suatu membran yang yang
kuat dan kurang elastis