Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

UPTD Puskesmas Panarukan,

Februari 2016
LANDASAN HUKUM
UUD 1945

Pasal 28 B ayat 2 : Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh &
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi
Pasal 28 H ayat 1 : Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat
tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan
UU Perlindungan Anak No.23 tahun 2002
“Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai
dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.”

UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009


• Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk
mencegah terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi
• Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan
anak

MENJADI SEHAT ADALAH “HAK ANAK”


“ANAK SEHAT” ADALAH INVESTASI
Tujuan Program MENGAPA
Imunisasi IMUNISASI?

Upaya Pencegahan Paling Cost


Effective

Menurunkan
kesakitan &
kematian akibat
Penyakit-penyakit
yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi
(PD3I)
Menggunakan vaksin produksi
dlm negeri sesuai standar
keamanan WHO
Dasar Revisi :
1. Kesepakatan mengikuti polio end game strategy
dengan mengganti vaksin tOPV menjadi bOPV dan
memberikan IPV 1 dosis. (DASAR HUKUM MULTIPLE
INJECTION)
2. Kebijakan nasional yang mengharuskan pemberian
imunisasi polio bagi pelaku perjalanan internasional
menuju ke negara endemis polio dan bagi
pendatang ke Indonesia dari Negara endemis polio
harus sudah mendapatkan imunisasi polio yang
tercatat pada International Certificate on Vaccination
(ICV).
Plan 2015 2016 2017 2018 2019
Switching tOPV April
to bOPV
IPV Juli
MR Kampanye fase Kampanye
I fase 2 & 3
JE JE Surveillance Kampanye JE
8 sentinels Di daerah beresiko tinggi
Pneumo Pilot project di Lombok dengan
Pilot project di 3 provinsi
PCV13
Pneumo whole cell
Clinical Trial (BF)
Rotavirus Clinical Trial: Rota Virus 3 (RV3) (BF, Melbourne
Uni, UGM) di Jogyakarta dan Klaten Pilot project
2020
Juli 2016

April 2016

Introduksi
Penghentian
Maret 2016 Penggantian IPV
penggunaan
tOPV Menjadi seluruh OPV
bOPV setelah semua
Pekan Imunisasi kasus polio liar
Nasional (PIN) Polio, sudah dieradikasi
target: anak usia 0-59
bulan

Penguatan Imunisasi Polio


rutin dg cakupan >95%
PEKAN IMUNISASI NASIONAL
PIN POLIO
- Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah
terjadinya penyakit menular dengan memberikan perlindungan
kepada individu dan komunitas dari penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I), salah satunya penyakit polio

- Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang terbukti sangat


cost effective biaya jangka pendek yg dikeluarkan untuk
mencapai tujuan eradikasi tidak akan seberapa dibanding
dengan keuntungan yg didapat, tidak akan ada lagi anak2 yg
menjadi cacat krn polio sehingga biaya yg diperlukan untuk
rehabilitasi penderita polio dapat dikurangi
- Pada bulan mei 2012, World Health Assembly (WHA)
mendeklarasikan bahwa bahwa eradikasi polio (ERAPO) adalah
salah satu isu kedaruratan kesehatan masyarakat dan perlu
disusun suatu strategi menuju ERAPO

- Indonesia telah berhasil menerima sertifikat bebas polio


bersama negara anggota WHO di South East Asia Region
(SEAR), pada bulan maret 2014

- Untuk mempertahankan keberhasilan tersebut dan untuk


melaksanakan strategi menuju ERAPO di dunia, Indonesia
melakukan bbrp rangkaian kegiatan yaitu :
1. Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio
2. Penggantian vaksin tOPV ke bOPV
3. Introduksi IPV
- Setelah dilaksanakan PIN Polio 3 thn
berturut2, thn 1995, 1996, 1997 --- virus polio
liar asli Indonesia sudah tidak ditemukan lagi
sejak thn 1996
- Tgl 13 maret 2005, ditemukan kasus polio
importasi pertama di kec. Cidahu Sukabumi,
Jabar
- Kasus polio tsb berkembang menjadi KLB,
menyerang 305 org dlm kurun waktu 2005
sampai awal 2006
- KLb ini tersebar di 47 kabupaten /kota di 10
propinsi
- Selain itu juga ditemukan 46 kasus Vaccine
Derived Polio Virus (VDVP) yang disebabkan
oleh virus dari vaksin, yg terjadi apabila
banyak anak yg tidak diimunisasi, dimana 45
kasus terjadi disemua kabupaten di pulau
madura dan 1 kasus di probolinggo, jatim
- Kasus Virus Polio Liar (VPL) terakhir yg
mengalami kelumpuhan ditemukan tgl 20
februari 2006 di Aceh
Berdasarkan hasil desk review tgl 20-23
oktober 2014 yg dilaksanakan oleh
Kementrian Kesehatan bersama WHO,
UNICEF dan melibatkan para pakar dan
akademisi serta organisasi pfofesi, maka
direkomendasikan untuk melakukan PIN Polio
pada anak usia 0-59 bulan untuk memberikan
perlindungan optimal bagi seluruh anak
terhadap virus polio
PIN Polio adalah pemberian imunisasi
tambahan polio kepada kelompok sasaran
imunisasi untuk imunisasi untuk
mendapatkan imunisasi polio tanpa
memandang status imunisas yg dilakukan
berdasarkan hasil evaluasi program dan kajian
epidemiologi
- Tercapainya eradikasi polio didunia pada
akhir tahun 2020

TUJUAN KHUSUS
1. Memastikan tingkat imunitas terhadap polio
di populasi (herd immunity) cukup tinggi
dengan cakupan >95%
2. Memberikan perlindungan secara optimal
dan merata pada kelompok umur 0-59 bulan
terhadap kemungkinan munculnya kasus
polio yg disebabkan oleh virus polio sabin
- PIN Polio akan dilaksanakan pada bulan 8-15
maret 2016 dengan sasaran usia 0-59 bulan
tanpa memandang status imunisasinya

TEMPAT PEMBERIAN IMUNISASI


- PIN Polio dilaksanakan di POS PIN di semua
wilayah kerja Puskesmas Panarukan dan
diatur menurut jadwal oleh korim Puskesmas
- Jadwal dibagikan ke semua bidan penanggung
jawab wilayah
1. PIN polio bersifat imunisasi tambahan
(booster), artinya tidak menggantikan
imunisasi rutin
2. PIN polio tidak memperhitungkan status
imunisasi sebelumnya
3. PIN polio tidak memperhitungkan interval
minimal dengan imunisasi polio sebelumnya
4. Sebelum pelaksanaan PIN Polio, kabupaten
kota wajib melengkapi semua sasaran
imunisasi rutin bayi dan balita yang masih
belum lengkap imunisasi dasar & lanjutan
(Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota)
•Memberi arahan, masukan, dan
•Melakukan penyuluhan dan dukungan sumber daya agar
penggerakan masyarakat PIN berjalan lancar
secara aktif •Mengkoordinasikan kegiatan
•Memberi dukungan sumber
•Memberi dukungan sumber perencanaan, pelaksanaan,
daya terutama dana, sarana
daya (tempat, termos) atau pemantauan dan penilaian
dan fasilitas
dukungan lainnya dalam kegiatan penggerakan
pelaksanaan PIN masyarakat
•Ikut memantau jalannya PIN

Multi Sektor
dalam PIN 2016
•Memberi masukan kebijakan
dan dukungan terhadap
jalannya PIN
•Menyebarluaskan informasi •Melakukan pendataan •Menyebarluaskan informasi
tentang PIN •Melakukan penyuluhan dan tentang PIN
•Meliput pelaksanaan PIN penggerakan masyarakat •Berperan aktif dalam
secara aktif pelaksanaan PIN sesuai
•Ikut membantu jalannya PIN keadaan, masalah dan potensi
yang ada
•Ikut membantu pelaksanaan
•Ikut memantau jalannya PIN
PIN pada hari H
Penggantian vaksin
tOPV ke Bopv
 Melakukan penarikan tOPV dan introduksi bOPV pada April
2016
 Mengoptimalkan penggunaan tOPV sebelum pelaksanaan
penggantian ke bOPV dengan memastikan setiap bayi
mendapatkan imunisasi
 Memastikan ketersediaan vaksin tOPV sebelum penggantian
dan bOPV sesudah penggantian sesuai dengan jumlah
sasaran
 Memastikan bahwa tidak ada lagi tOPV yang disimpan di
dalam cold chain dan digunakan sesudah penggantian
 Memastikan bahwa vaksin tOPV yang tersisa diinventarisasi
dan disimpan secara terpisah sebelum dimusnahkan
 Memastikan bahwa seluruh tOPV sudah dimusnahkan
TIMELINE
JANUARI-JULI AGUST-SEPT OKT 2015-
2015
4 APRIL 2016 5-30 APRIL 2016 MEI 2016
2015 MARET 2016

HARI
PENG PENARIKAN
PERENCAN PERENCA VALIDASI
PERSIAP GANTIA DAN
AAN TK. NAAN TK.
NASIONAL
AN N PEMUSNAHA
DAERAH
NASION N tOPV
AL
INTRODUKSI ipv
(inactivated POLIO VACCINE)
• Pertemuan Sosialisasi Introduksi IPV dilakukan tahun 2015
• Pelaksanaan Introduksi IPV dilaksanakan pada bulan Juli
2016
• Jadwal pemberian : 1 dosis, diberikan pada usia 4 bulan
bersamaan dengan DPT-HB-Hib dan OPV
• Vaksin IPV kemasan 5 dosis per vial (PT. Biofarma: vaksin
akan tersedia pada Juli 2016)
• Vaksin IPV tidak menggantikan vaksin OPV, namun
menambah
PELAYANAN DALAM GEDUNG PELAYANAN LUAR GEDUNG

UMUR UMUR
ANTIGEN ANTIGEN
(BULAN) (BULAN)
0 Hep B 0, BCG, OPV1 0 Hep B 0
1 BCG, OPV1
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2 2 DPT/HepB/Hib1, OPV2
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3 3 DPT/HepB/Hib2, OPV3
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, 4 DPT/HepB/Hib3, OPV4,
IPV IPV
2016 2017 2018

Surviving infants*)
IPV Coverage Target (%) 50% 95% 95%

*) Pusat Data Dan Informasi, Kemenkes


 Suntikan, intramuskular
(IM), 0.5 ml
 Bersamaan dengan
pemberian DPT-HB-Hib dan
OPV
 IPV : paha kiri
 Pentavalent (DPT-HB-Hib) :
paha kanan
 Hanya berlaku untuk pelayanan statis (dalam gedung)  vaksin
IPV yang sudah dibuka masih dapat digunakan selama 4 minggu
dengan syarat sbb:
 Vaksin tersimpan dalam suhu +20C - +80C
 VVM masih A atau B
 Tertulis tanggal vaksin dibuka pada vial vaksin
 Tidak melewati masa kadaluarsa
 Vial vaksin tidak terendam air atau beku
 Semua dosis diambil secara aseptis
 Untuk pelayanan dinamis (posyandu)  vaksin
yang telah dibuka harus dibuang setelah
pelayanan imunisasi
 Buku KIA sudah diperbaharui  a kolom
untuk pencatatan imunisasi IPV sudah
ditambahkan
 Format kohort/register imunisasi sudah
diperbaharui
 Jumlah dosis dan vial vaksin IPV yang
digunakan harus dicatat
 Susun SK, baik di tingkat nasional, provinsi
maupun kabupaten/kota
 Dibagi menjadi 5 bidang:
 Bidang perencanaan
 Bidang logistik
 Bidang pelaksanaan
 Bidang komunikasi
 Bidang monitoring dan evaluasi
 Lingkup kerja POKJA meliputi kegiatan IRI, PIN
Polio, penggantian tOPV-bOPV, introduksi
IPV, serta mempertahankan status eradikasi
Pokja ini beranggotakan perwakilan dari LP dan LS terkait
serta organisasi profesi yang dibagi ke dalam lima bidang
yaitu bidang perencanaan, logistik, pelaksanaan, komunikasi
serta monitoring dan evaluasi.

Pihak-pihak yang memiliki wewenang dalam bidang


pembiayaan, pengadaan, peraturan, dan hukum di luar Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota harus dilibatkan dalam tim ini
mengingat vaksin merupakan Barang Milik Negara
BIDANG PERENCANAAN
Melakukan analisis situasi meliputi sasaran, tenaga, sarana-prasarana
yang dibutuhkan dan kondisi geografis
Menyusun rencana anggaran pelaksanaan PIN Polio, penggantian tOPV
menjadi bOPV dan introduksi IPV
Menyusun rencana dan jadwal kegiatan pelaksanaan PIN Polio,
penggantian tOPV menjadi bOPV dan introduksi IPV
Melakukan identifikasi dan penilaian terhadap seluruh peralatan rantai
vaksin sesuai WILAYAH ADMINISTRASI dan fasilitas pelayanan
imunisasi baik pemerintah maupun swasta
Melakukan koordinasi dalam mengidentifikasi kapasitas manajemen
pengelolaan limbah medis
Memberikan informasi terkait perencanaan
Melakukan bimbingan teknis dan koordinasi perencanaan di tingkat
ADMINISTRASI DI bawahnya
BIDANG LOGISTIK
Melakukan koordinasi DGN LEVEL ATASNYA TERKAIT
ketersediaan bOPV dan IPV
Memantau proses inventarisasi stok tOPV baik di fasilitas
kesehatan pemerintah maupun swasta dan usulan
permintaan Bopv
Memantau proses distribusi bOPV dan IPV
Memberikan informasi berkala terkait logistik
Melakukan bimbingan teknis dan koordinasi bidang
logistik di tingkat bawahnya
BIDANG PELAKSANAAN
Melaksanakan kegiatan advokasi dan sosialisasi pelaksanaan
IRI, PIN Polio, penggantian tOPV menjadi bOPV dan introduksi
IPV
Melaksanakan kegiatan pelatihan pelaksanaan PIN Polio,
penggantian tOPV menjadi bOPV dan introduksi IPV
Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lintas program
dan lintas sektor
Melakukan pemantauan proses persiapan pelaksanaan PIN
Polio, penggantian tOPV menjadi bOPV dan introduksi IPV
Memberikan informasi berkala terkait pelaksanaan
Melakukan bimbingan teknis dan koordinasi pelaksanaan di
tingkat bawahnya
BIDANG KOMUNIKASI

Menyusun dan mengkaji materi Komunikasi Informasi


dan Edukasi (KIE) IRI (IDL DAN Imunisasi lanjutan batita),
PIN Polio dan introduksi IPV
Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan media
dalam rangka publikasi kegiatan IRI (IDL DAN Imunisasi
lanjutan batita), PIN Polio dan introduksi IPV
Melakukan dokumentasi kegiatan
Melakukan bimbingan teknis dan koordinasi dengan
bidang komunikasi di tingkat bawahnya
BIDANG MONITORING DAN
EVALUASI
Melakukan pemantauan proses penggantian tOPV
menjadi bOPV dari mulai perencanaan sampai
pelaksanaan
Memantau proses penarikan dan pemusnahan tOPV serta
memastikan tidak ada lagi tOPV yang disimpan di dalam
cold chain dan digunakan dalam pelayanan imunisasi
sesudah “hari penggantian”
Mengumpulkan data hasil kegiatan PIN Polio,
penggantian tOPV menjadi bOPV dan introduksi IPV
Melakukan penilaian cepat hasil pelaksanaan PIN Polio,
penggantian tOPV menjadi bOPV dan introduksi IPV
Memberikan informasi terkait kegiatan monitoring dan
evaluasi
Melakukan bimbingan teknis dan koordinasi dengan bidang monitoring
dan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai